Etiologi: stenosis aorta sering disebabkan oleh adanya perubahan kalsifikasi
degeneratif pada katup, biasa disebut senile stenosis aorta. Perubahan kalsifikaasi pada SA dapat juga ditemukan pada pasien dengan kelainan kongenital katup aorta (skitar 1-2 persen dari populasi hidup dengan katup bikuspid yang abnormal). Banyak pasien AS ditemukan setelah umur 65 tahun, sedangkan pasien yang lebih muda biasanya memiliki kalsifikasi katup bikuspid secara kongenita. SA juga dapat berasal dari penyakit jantung rematik, meskipunprevalensinya menurun secara signifikan pada dekade saat ini di amerika. Sekitar 95 persen pasien yang memiliki SA rematik memiliki kemungkinan mendapatkan katup mitral rematik. Patologi: patologi dari SA tergantung etiologinya. Pada kasus yang berhubungan dengan usia, penemuan klasik bahwa pergerakan katup wear and tear secara bertahun-tahun menyebabkan kerusakan endotel dan fibrosa, menyebabkan terjadinya kalsidikasi pada katup. Walaupu terdapat kejadian dengan etiologi tersering yaitu penyakit vaskular ateroskelerotik. Studi menunjukkan bahwa pada atherosklerosis, jaringan pada katup menunjukkADANYA proliferasi seluler, inflamasi, akumulasi lipid dan peningkatan jumlah makrofag dan limposit t. Pada kasus kelainan katup kongenital, adanya aliran turbulen secara bertahun- tahun melewati katup menyebakan endotel dan matriks kolagen menghasilkan deposit kalsium yang meningkat. Pada SA reumatik, inflamasi endokardial menyebabkan terbentuknya fibrosis pada katup, dan penyatuan commisura dan pembentukan massa kalsifikasi dalam kuspis katup aorta Pathophysiology; di amerika, aliran darah melewati katup aorta terjadi ketika sistol. Ketika lubang katup dikurangan lebih dari 50% dari ukuran normal,peningkatan signifikan pada tekanan ventrikel kiri dibutuhkan untuk membawa darah ke aorta. Karena SA berkembang menjadi kronik, ventrikel kiri mampu mengkompensasi dengan menyebabkan respon hipertrofi pada tekanan sistolik yang meningkat. Karena hipertrofi mengurangi stress dinding ventrikel, bagaimanapun, juga dapat mengurangi komplians ventrikel. Hasilnya berupa peningkatan diastolik tekanan ventikel kiri yang juga menyebabkan hipertrofi atrium kiri sehingga mengisi ventrikel kiri yang kaku. Karena atrium kiri memiliki stroke volume yang cukup sedikit pada individu normal, hal ini menyediakan sekitar >35% stroke volume pada pasien SA. Sehingga, hipertrofi atrium kiri bermanfaat dan kehilangan kontraksi atrium yang dpat menyebabkan deteriorasi klinis. Terdapat 3 manifestasi major dari pasien SA: 1. Angina, 2. Sinkop exersional dan 3. Penyakit jantung kongestif, semuanya ini dpat dijelaskan atas dasar pada patofisiologinya. Setiap manifestasi ini memiliki prognosis seperti pada tabel. SA dapat mencetus angina, karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan substasi antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium. Kebutuhan oksigen miokard meninngkat demgam 2 jalan. Pertama, otot hipertrofi dari ventrikel kiri meningkat sehingga membutuhkan perfusi lebih besar dari normalnya. Kedua, stress dinding meningkat karena elevasi tekanan sistolik ventrikel. Oleh karena itu, SA mengurangi suplai oksigen miokard karena elevasi tekanan diastolik ventrikel mengurangi tekanan perfusi koroner antara aorta dan miokard. SA juga dapat menyebabkan sinkop selama latihan. Mskipun hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan tekanan tinggi pada atrium, ventrikel tidak dapat secara signifikan meningkatkan cardiac outputnya selama latihan karena adanya stenosis lubang katup aorta. Oleh karena nya. Latihan menyebabkan vasodilatasi perifer, sehingga kombinasi antara vasodilatasi perifer dan ketidakadekuatan cardiac output menyebabkan penuruban tekanan perrfusi serebral dan berpotensial penurunan kesadaran saat latihan Oleh karenanya, SA dapat menyebabkan gejala gagal jantung. Pada SA awal, tekanan atrium kiri yang meningkat terjadi pada akhir diastol, ketika atrium kiri berkontraksi ke ventrikel kiri yang telah hipertrofi, sebagai hasilnya, dengan terjadinya stenosis yang progresif, ventrikel kiri mengalami disfungsi kontraksi karena peningkatan afterload menyebabkan peningkatan tekanan dan volume end diatolikk. Adanya peningkatan tekan atrium kiri dan peningkatan vena pulmoner menyebabkan kognesti alveolat dan gejala gagal jantung. Ukuran normal diameter katup aorta yaitu 3-4 cm. Ketika katup menjadi kurang dari 2 cm, tekanan meningkat antara ventrikel kiri dan aorta muncul (SA ringan). SA moderate ditandai dengan diameter katup yaitu 1-1.5 cm, jika kurang dari 1 cm, obstruksi katup yang berat dapat terjadi. Manifestasi klinis dan evaluasi Manifestasi: angina, sinkop, gagal jantung kongestif dapat terlihat setelah beberapa tahun. Ketika gejala ini berkembang, mereka dapat menurunkan survival ketika koreksi bedah belum dijalankan. Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik sering mengharuskan deteksi dan estimasi akurat pada keparahan AS.tanda penting pada SA termasuk 1. Ejeksi sistolik murmur late, 2. Parvus (lemah) dan tertunda (tardus) pada pulsasi arteri karotis yang disebabkan adanya obstruksi aliran vntrikel kiri. Penemuan lainnya pada pemeriksaan jantung yaitu terdapatnya bunyi S4 (karena kontrasi atrial ke ventrikel kiri yang kaku) menurunkan intensitas atau hilang pada S2. Pada EKG, hipertrofi ventrikel kiri ditemukan sering, tetapi ekokardiografi lebih sensitif untuk mnilai ketebalan dinding ventrikel kiri. Tekanan transvalvular yang meningkat dan area katup aorta dapat dinilai dengan ekokardiografi doppler. Kateterisasi jantung kadang digunakan untuk mengkonfirmasi keparahan SA dan menemukan anatomi koroner, karena bypass arteri koroner sering dibutuhkan pada penggantian katup pasien SA dengan penyakit koroner. Perjalanan alami penyakit dan terapi Perjalanan penyakit berat, simptomatik pada pasien yang tidak terkoreksi sangat jelek. Data dari mayoclinic mengindikasikan survival rate 1 tahun yaitu 57% dengan penyakit yang berkembang. Terapi efektif yaitu membutuhkan penggantian katup. Penggantian katup aorta diindikasikan ketika pasien dengan gejala SA berat, atau terdapat kejadian disfungsi progresif dari ventrikel kiri. Fraksi ejeksi ventrikel kiri hampir selalu meningkat stelah penggantian katup, bajkan ketika pasien dengan gangguan fungsiventrikel preoperasi . dampak penggantian katup yaitu memiliki survival rate 10 tahun meningkat sekitar 60%. Meskipun tidak begitu berperan dalam stenosis mitral, valvuloplasti perkutaneus tidak memberikan efek yang baik pada pasien SA dewasa. Meskipun dilatasi balok pada orificium katup oarta yang mengalami penyatuan dapat memberikandampak sedikit pada aliran, kurang dari 50% pasien kembali mengalami re-stenosis dalam 6 bulan. Valvuloplasti merupakan opsi yang tepat pada pasien dengan koreksi bedah yang kurang atau kondisi pasien sangat tidak baik. Valvuloplasti kadang efektif pada pasien muda dengan kelainan kongenital katup bikuspid. Pada SA ringan yang asimptomatik, memiliki progresi lebih 20 tahun periode, hanya 30% yang akan meningkat menjadi penyakit berat atau simptmatik. Terapi yang tepat untuk SA asimptomatk termasuk kewaspadaan penggunaan medikasi yang dapat menyebabkan hipotensi (seperti vasodilator, diuretik dan nitrogliserin). Tidak terdapat terapi efektif saat ini untuk menutunkan progresi dari stenosis aorta. Memberikan faktor risiko yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan kalsifikasi stenosis aorta, masih dalam penelitian berjalan yaitu pemberian terapi statin pada pasien dengan SA ringan yang dapat memburuk kapan saja