Nopia. Bab I-V Benar
Nopia. Bab I-V Benar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat.
Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur
seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami
masalah tidur sebesar 47%. Di negara Australia didapatkan hasil 32% ibu
melaporkan terdapat kejadian berulang masalah tidur pada anak mereka. Hasil
yang dialami bayi dan kejadian tersebut bisa menetap ataupun terulang kembali
Salah satu penyebab masalah tidur nyatanya merupakan kesalahan orang tua
yaitu sekitar 48,7% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di
1
2
malam hari. Namun lebih dari 82% orang tua menganggap gangguan tidur pada
bayi bukan suatu masalah atau hanya masalah kecil. Bayi yang dipijat akan dapat
tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan
lebih penuh. Peningkatan kuantitas atau lama tidur bayi yang dilakukan
Tidur memegang peran yang sangat besar bagi perkembangan bayi. Pada
saat tidur perbaikan sel-sel otak dan kurang lebih 75% hormon tubuh diproduksi.
Tahapan tidur pada bayi dan anak dapat dikelompokkan menjadi tidur aktif atau
REM (Rapid Eye Movement) dan tidur tenang atau non- REM. Pada bayi normal,
anak dan orang dewasa mempunyai periode REM dan non REM yang berubah-
ubah beberapa kali selama tidur malam hari. Pada tahun pertama, sebagian besar
bayi terbangun pada malam hari, dan ini tidak diketahui oleh orang tuanya karena
biasanya tidak menangis (Zulfa Hersis, 2012). Semakin bertambahnya usia, tidur
bayi semakin berkembang. Pada usia 4-6 bulan, bayi sudah mulai belajar telentang,
bahkan belajar melangkah. Pada masa bayi terjadi beberapa perubahan pola siklus
tidur-bangun. Pola tidur bayi biasanya muncul pada usia 4 sampai 6 bulan,
3
dimana biasanya bayi akan lebih terpengaruh oleh lingkungan sekitar daripada
disekitarnya mudah terbangun dan akan tetap terjaga jika sedang menangis,
marah dan kelelahan. Selain itu pada usia 4-6 bulan, bayi menyadari
kemampuannya sehingga bayi mungkin terlalu gembira untuk jatuh tertidur atau
biasa suka terbangun di tengah malam hanya karena ingin berlatih. Bayi yang
tidak bisa menenangkan dirinya untuk kembali tidur cenderung akan rewel
satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kuantitas tidur
dari awal kehidupan manusia di dunia yang berhubungan erat dengan kehamilan
dan proses kelahiran manusia. Pijat pertama yang dialami setiap manusia terjadi
saat berada dalam rahim ibu, didekap oleh rahim ibu dan dibelai oler air ketuban
(Roesli, 2013).
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan
orang tua, namun pijat bayi lebih baik dilakukan pada umur bayi lebih dari 4
bulan karena umur dibawah 4 bulan kondisi fisik bayi masih sangat rentan, dapat
dilakukan pijatan dengan hanya dielus-elus saja. Tujuan diberikannya pijat bayi
4
salah satunya adalah untuk meningkatkan kuantitas tidur bayi dan meningkatkan
pertumbuhan bayi.
Manfaat pijat bayi sangat banyak, diantaranya pijat dapat merangsang
juga meningkatkan kuantitas tidur bayi. Pijat bayi diyakini merupakan salah satu
kembang bayi dan berat badan bayi. Pijat bayi dapat membuat tubuh bayi
menjadi relax sehingga meningkatkan kuantitas tidur bayi dimana pijat bayi
melatih respon saraf karena pijat menyebabkan stres pada bayi akibat adanya
tekanan-tekanan pada tubuh. Tetapi adanya suara, sentuhan dan aroma tubuh
orang tua akan membuat tubuh bayi relaks. Kedua kondisi berbeda yang saling
menyeimbangkan itu ideal untuk melatih repon saraf bayi. Selain itu pijat bayi
bayi yang ada di kota Bengkulu pada tahun 2013 berjumlah 6.426 orang, pada
tahun 2014 berjumlah 6.713 orang dan pada tahun 2015 berjumlah 6.924 orang.
Data dari keseluruhan puskesmas yang ada di kota Bengkulu jumlah bayi yang
tertinggi berada di puskesmas Jembatan Kecil yaitu 720 bayi (Dinas Kesehatan
di wilayah kerja puskesmas Jembatan Kecil di ketahui jumlah bayi umur 4-6
bulan pada tahun 2013 sebanyak 245 orang, tahun 2014 sebanyak 310 orang dan
5
pada tahun 2015 jumlah bayi sebanyak 215 orang dimana terbagi dari 3
dan kelurahan Dusun Besar 70 bayi. Hasil observasi dan wawancara pada ibu-ibu
yang datang ke puskesmas Jembatan Kecil diperoleh data bahwa dari 10 orang
ibu bayi yang dilakukan wawancara 3 orang mengatakan mengatakan tahu dan
pernah melakukan teknik memijat yang benar, 7 orang mengatakan bayi nya belum
pernah di lakukan pijat bayi oleh ibu nya sendiri maupun oleh tenaga kesehatan.
Selain itu hasil wawancara akan pola tidur bayi, 6 orang ibu mengatakan bahwa
kuantitas tidur bayi nya kurang dimana sering terbangun ketika tidur dimalam hari,
menangis ketika terbangun dan sebagainya dan 4 orang ibu mengatakan bayinya
mendapat kuantitas tidur yang baik sesuai dengan usia nya (12-14 jam/hari).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi umur 4-6 bulan di wilayah kerja
kuantitas tidur bayi umur 4-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Jembatan Kecil
Kota Bengkulu
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pijat bayi
terhadap kuantitas tidur bayi usia 4-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Jembatan
Diketahuinya pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 4-6
masukan bagi ibu untuk dapat melakukan pijat pada bayi minimal 2 kali sehari
yaitu pagi dan siang hari untuk meningkatkan kuantitas tidur Bayi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi (Puskesmas)
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan materi pembelajaran
pijat bayi.
F. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti belum ada yang melakukan penelitian dengan judul
yang sama. Tetapi terdapat beberapa penelitian yang menjadi pendukung yaitu :
1. Ns. Ni Made Aries Minarti, S.Kep.M. Ng (2012) dengan judul Pengaruh Pijat
Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Wilayah Kerja
penelitian yaitu berbeda pada variabel dependen, tempat, waktu dan sampel.
2. Lilik Mardiana (2014) dengan judul pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas
jam/hari).
3. Deni Nuryanti (2012), dengan judul Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi
adanya hubungan signifikan antara pijat bayi dengan frekuensi tidur bayi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pijat Bayi
1. Pengertian
Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan pada bayi
Para pakar telah dapat membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh
yang dapat di ukur secara ilmiah. Pengukuran secara ilmiah ini antara lain
dengan cara mengukur kadar cortisol ludah, kadar cortisol plasma secara
oksitosin, yang menurunkan kadar stres dalam otaknya. Dengan kata lain,
membantunya tidur. Selain itu, salah satu keuntungan lain untuk pijat bayi
sembelit.
c. Meningkatkan hormon pertumbuhan manusia/Human Growth Hormaon
(HGH)
Selain membantu sistem penting dalam tubuh si anak, memijat bayi
aroma tubuh orang tua akan membuat tubuh bayi relaks. Kedua kondisi
berbeda yang saling menyeimbangkan itu ideal untuk melatih repon saraf
bayi.
f. Memperbaiki kualitas tidur
Meningkatkan kualitas tidur, bayi tidur lebih lama dan lebih nyenyak
setelah dipijat.
g. Merangsang saraf vagus
Saraf vagus memiliki banyak sekali fungsi di antaranya
kaya akan unsur bonding seperti kontak mata, kontak kulit, aroma tubuh
dan suara.
i. Meningkatkan kesadaran bayi atas tubuhnya
Selagi memijat, namai bagian tubuh bayi untuk mengenalkan
dan lain-lain.
j. Memperkuat sistem imun
Pijat secara signifikan meningkatkan jumlah sel pembunuh alami
putih yang bisa membunuh berbagai tipe sel yang terinfeksi virus.
k. Peningkatan berat badan
Di beberapa rumah sakit bahkan sudah mendorong para orangtua
untuk sering mengelus dan menyentuh bayi yang lahir prematur. Studi
pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa
bayi merasa rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama
saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori mekanisme pemijatan
12
penyerapan.
Penelitian Field dan Scanberg (2013) menunjukkan bahwa pada bayi
yang dipijat akan terjadi peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-
Tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotinin,
atau hormon stres lain. Hal ini akan meningkatkan daya tahan tubuh,
serta tetha. Gelombang otak seperti ini akan membuat bayi tidur lelap dan
saat terbanguan nanti akan berada dalam keadaan siaga. Gambaran otak
keinginan orang tua. Jika pemijatan dilakukan setiap hari sejak kelahiran
sampai bayi berusia 6-7 bulan. Pemijatan dapat dilakukan pada pagi hari
pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan malam hari
sebelum tidur, ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
(Roesli, 2013).
Sebelum melakukan peminjatan perhatikanlah hal-hal berikut, antara
lain:
1) Tangan harus bersih dan hangat.
2) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada
kulit bayi.
3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
4) Bayi tidak selesai makan atau sedang tidak lapar.
5) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum
6) Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang, baringkan bayi diatas
popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil/ lotion), serta mintalah izin
berlangsung.
2) Awal pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan kemudian secara
apabila sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan
dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila
Tanggapan pada isyarat yang diberikan oleh bayi, jika bayi menangis
pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah terlumuri
minyak bayi. Namun, kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi
cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi (Roesli,
2013).
3) Dalam pemijatan pada bayi tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal
berikut ini:
a) Memijat bayi langsung setelah selesai minum seharusnya diberi jarak
bagian perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai dengan
bentuk bulan sabit), diikuti oleh tanagn kiri yang selalu membuat
atas perut bayi ke kiri atas, kemudian ke kiri atas kemudian kiri atas
kiri bawah.
You
Bentuklah huruf U terbalik, dimulai dari kanan bawah (daerah usus
bawah.
3) Dada
a) Satu tangan diletakkan di dada
b) Tangan yang lain membuat gerakkan dengan tekanan lembut dari
berbeda
4) Tangan
a) Perahan Idia
1) Peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari
sampai di pantat.
Buatlah lingkaran-lingkaran kecil di sisi tulang belakang.
Pada dasarnya pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan,
sesuai keinginan orang tua, namun pijat bayi lebih baik dilakukan pada umur
bayi lebih dari 3 bulan karena umur dibawah 3 bulan kondisi fisik bayi masih
sangat rentan, dapat dilakukan pijatan dengan hanya dielus-elus saja. Tujuan
Pola tidur bayi biasanya muncul pada usia 4 sampai 6 bulan, biasanya
bayi akan lebih terpengaruh oleh lingkungan sekitar daripada sebelumnya dan
akan tetap terjaga jika sedang menangis, marah dan kelelahan. Bayi mulai
memasuki tahap perkembangan utama pada usia enam bulan, termasuk duduk,
gembira untuk jatuh tertidur atau biasa suka terbangun di tengah malam hanya
6. Lama Pemijatan
Pemijatan dapat dilakukan pada bayi usia 0-12 bulan. Untuk bayi yang
berusia dibawah 7 bulan, pemijatan dapat dilakukan setiap hari dengan waktu
pemijatan sebanyak 2x sehari pagi dan malam menjelang tidur. Total waktu
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi
(bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan
pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Pada tiga bulan pertama, anak
perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha
mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan
kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan
menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu
Perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Tidur adalah
sebagai suatu dimana keadaan sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan
(Guyton, 2013).
2. Fisiologi Tidur
Hipotalamus mempunyai pusat-pusat pengendalian untuk jenis kegiatan
tidak sadar dari badan. Yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan
jangka waktu yang luar biasa panjang dan lama. Saat individu tidur sistem
retikular mendapat hanya sedikit rangsangan dari korteks serebral (kulit otak)
serta permukaan luar tubuh. Keadaan bangun terjadi apabila sistem retikular
menyimpan energi selama tidur, otot skelet bereaksasi secara progresif dan
tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler.
Kualitas tidur mengandung arti kemampuan individu untuk tetap tidur dari
bangun dengan jumlah tidur REM dan NREM yang cukup, sedangkan yang
dimaksud dengan kuantitas tidur adalah total waktu tidur individu (Kozier,
2010).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tidur menurut kozier
2008, adalah faktor usia, lingkungan, kelelahan, gaya hidup dan sakit. Usia
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebutuhan tidur dan
berkurang.
5. Tahapan Tidur
Sejak adanya alat EEG (Elecktro Encephalo Graph), maka aktivitas-
aktivitas di dalam otak dapat direkam dalam suatu grafik. Alat ini juga dapat
Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi, karena pada saat inilah terjadi
repair neuro-brain dan kurang lebih 75% hormon pertumbuhan diproduksi. Oleh
karenanya, kualitas dan kuantitas tidur bayi perlu dijaga. Kualitas dan kuantitas
tidur buah hati dapat dilihat dari cara tidurnya, kenyamanan tidur dan pola tidur.
Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan umur dan maturitas otak, maka
jumlah total tidur yang diperlukan berkurang akan diikuti dengan penurunan
Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Bayi
usia 0-5 bulan akan menjalani hidup barunya dengan 80-90% tidur. Sesaat
setelah bayi lahir, ia biasanya tidur selama 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi
4-5 periode. Memasuki usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam
dibanding siang. Seorang bayi yang baru lahir sampai kira-kira usia 3 bulan, akan
menghabiskan waktu tidurnya sekitar 15-17 jam, dengan pembagian waktu 8 jam
untuk tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam. Semakin usia bayi bertambah,
jam tidurnya juga semakin berkurang. Pada usia 3-6 bulan jumlah tidur siang
semakin berkurang, kira-kira 3 kali dan terus berkurang. Total jumlah waktu tidur
berkisar antara 13-15 jam/hari. Pada bayi usia 6 bulan pola tidurnya mulai
Hasil penelitin ini sejalan dengan penelitian Ni Made Aries Minarti, (2012)
dengan judul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan
memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan pijatan. Bayi yang dipijat akan
dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya
akan lebih penuh (Roesli, 2013). Peningkatan kuantitas atau lama tidur bayi yang
yang dihasilkan pada saat pemijatan (Roesli, 2013). Serotonin merupakan zat
Pendapat Masud (2011) menyatakan serotonin yang disintesis dari asam amino
Melatonin mempunyai peran dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap
pada saat malam hari (Pierpoli dan Regerson, 2009). Hal ini disebabkan karena
melatonin lebih banyak diproduksi pada keadaan gelap saat cahaya yang masuk
Amerika yang menunjukkan bahwa anak-anak yang dipijat selama 2x15 menit
setiap minggunya dalam jangka waktu 5 minggu, tidurnya menjadi lebih nyenyak
sehingga pada waktu bangun konsentrasinya lebih baik dari pada sebelum diberi
pemijatan.
pada saat pemijatan. Serotonin merupakan zat transmitter utama yang menyertai
maupun aktivitas otak lainnya. Serotonin yang disintesis dari asam amino
N-asetil serotonin yang pada akhirnya berubah menjadi melatonin. Melatonin ini
mempunyai peran dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada saat
malam hari. Hal ini disebabkan karena melatonin lebih banyak diproduksi pada
E. Kerangka Konsep
Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa kerangka konsep penelitian adalah
hubungan atau kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dari
berikut :
F. Hipotesis Penelitian
H1 : Ada pengaruh kuantitas tidur sebelum dilakukan pijatan bayi pada bayi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment, dengan desain eksperimen yang
digunakan adalah one group before after atau pre-test and post test group design
(Notoadmojo, 2010). Rancangan ini terdiri dari satu kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan berupa penerapan model. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
O1 (Pre test) X1 O2 (Post Test
Keterangan
B. Kerangka Penelitian
C. Definisi Operasional
Tabel 1
29
Definisi Operasional
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau himpunan yang memiliki ciri
yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berada pada
wilayah kerja puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu pada tahun 2015
Sampel adalah himpunan bagian atau bagian dari suatu populasi atau
2013). Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 10 bayi dimana
Tabel 2.
Jumlah sampel
berdasarkan kunjungan ibu yang memiliki bayi umur 4-6 bulan ke puskesmas
jembatan kecil sedangkan tahap kedua yaitu pengambilan data primer dimana
a. Editing
Dilakukan untuk meneliti kembali data yang terkumpul apakah telah sesuai
b. Coding
Pada tahap ini dilakukan pemberian kode terhadap data yang terkumpul
c. Processing
d. Cleaning
ada kesalahan atau tidak pada masing-masing variabel yang sudah diproses
e. Tabulating
Penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
F
P x100%
n
Keterangan :
2010) :
2. Analisis Bivariat
Yaitu metode statistik yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui
ini bertujuan untuk mengetahui satu hubungan atau perbedaan anatara satu
pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur digunakan uji statistik uji t
dependen dengan tingkat keyakinan 95% atau 0,05 dan bila 0,05
berarti terdapat pengaruh sedangkan bila > 0,05 yang berarti tidak
terdapat pengaruh.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap
di puskesmas Jembatan Kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah balita usia 4-6
Data diperoleh dari observasi tentang penerapan terapi pijat bayi dan pengukuran
kuantitas tidur bayi. Setelah melakukan olah data kemudian dilakukan analisa
secara analisis univariat dan bivariat menggunakan uji t-test yaitu Paired sample
t-test dimana uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
1. Rerata Kuantitas Tidur Bayi Umur 4-6 Bulan Sebelum Dilakukan Pijat
Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu
Tahun 2016
Tabel 2.
Kuantitas Tidur Bayi Sebelum Pijat Bayi
Pre Test
Pagi Siang Malam Total
(Jam) (Jam) (Jam) (Jam)
2 1 8 11
2 1 8 11
1,5 2 7,5 11
1,5 1,5 7 10
1 1 7 9
2 1 7 10
2 2 7 11
2 2 7 11
1 1 7 9
1,5 1 7,5 10
33
jam tidur setelah dilakukan pijat bayi yaitu 12-14 jam perhari.
3. Rata-rata Kuantitas Tidur Bayi Umur 4-6 Bulan Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Pijat Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota
Bengkulu Tahun 2016
Tabel 4.
Distribusi Kuantitas Tidur Bayi Umur 4-6 Bulan Sebelum dan Sesudah
Pijat Bayi
Mean Min Max Standar Deviasi
Pre Test 10,30 9 11 0,823
Pos Test 13,00 12 14 0,816
terapi pijat bayi adalah 10,30 jam dan setelah terapi pijat bayi kuantitas
Tabel 5
Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi
Kuantitas Mean SD SE P Value Thitung Ttabel
Tidur Bayi
Pretest 10,30 0,823 0,260 0,000 -6,821 2,093
Posttest 13,00 0,816 0,258
p = 0,000, berarti < 0,05 yang artinya ada pengaruh terapi pijat bayi terhadap
B. Pembahasan
bayi, peneliti mengukur kuantitas tidur bayi dimana diperoleh 10 bayi yang
ini mengalami gangguan tidur, hal ini dapat dilihat dari jumlah jam tidur
kurang dari 12-14 jam/hari untuk bayi umur 4-6 bulan. Rerata kuantitas tidur
faktor yaitu kelelahan dimana pada usia 4-6 bulan, bayi mulai belajar
dan aktivitas lainnya. Bayi sudah mulai susah diajak berdiam diri sehingga
35
lingkungan yang ramai dan berisik dekat wilayah pasar dan padat rumah
Lingkungan didalam rumah yang juga berisik dimana suara televisi yang
bervolume cukup tinggi ketika menonton pada saat responden tidur dan
yang bejudul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi, karena pada saat inilah
diproduksi. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas tidur bayi perlu dijaga.
Kualitas dan kuantitas tidur buah hati dapat dilihat dari cara tidurnya,
36
kenyamanan tidur dan pola tidur. Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan
umur dan maturitas otak, maka jumlah total tidur yang diperlukan berkurang
akan diikuti dengan penurunan proporsi Rapid Eyes Movement (REM) dan
nonREM. Kebutuhan tidur pada masa bayi terutama umur 4-6 bulan harus
perkembangannya.
penelitian ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Rini (2010)
kuantitas tidur bayi. Faktor tersebut mencakup faktor internal dan faktor
yang ramai dan tidak kondusif akan mempengaruhi kuantitas tidur bayi
sebelum tidur juga akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas tidur
kesadaran, persepsi dan rasa sakit juga akan berpengaruh terhadap pola tidur.
sebelum dilakukan pijat bayi, peneliti melakukan pijat bayi sesuai dengan
standar operasi prosedur pijat bayi selama 15 menit pagi dan siang. Pada
penelitian ini, sebelum dilakukan pijat bayi peneliti membersihkan tangan dan
mengecek keadaan kuku apakah panjang atau tidak, melepas perhiasan yang
dipakai. Setelah itu peneliti menyiapkan ruangan pijat dalam kondisi hangat
dan tidak pengap. Kemudian memastikan bahwa bayi dalam kondisi baik
tidak lapar dan tidak kekenyangan. Setelelah semua persiapan telah selesai
bayi.
Sesudah dilakukan pemijatan pada bayi, diketahui bahwa seluruh
pemijatan pada bayi memberikan efek yang positif, salah satunya yakni dapat
dilakukan pijat bayi diperoleh bayi mengalami peningkatan jam tidur diatas
12-14 jam/hari dengan rerata peningkatan 2,30 jam. Hasil penelitian ini
menunjukkan efek positif terhadap kuantitas tidur bayi dimana dengan pijat
bayi, bayi memperoleh tidur yang nyenyak dan sesuai kebutuhan umurnya 4-6
menjadi lebih nyenyak sehingga pada waktu bangun konsentrasinya lebih baik
Pijat bayi adalah teknik menekan dengan jari, mengurut bagian tubuh
untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar dan pijat dapat
(Iskandar Ali, 2010). Pijatan bayi bisa membantu bayi menjadi relaks,
mengalami gangguan tidur. Selain itu, salah satu keuntungan lain untuk pijat
dan sembelit.
pada saat pemijatan, disamping itu pada pemijatan juga terdapat perubahan
gelombang beta serta theta yang dapat dilihat melalui penggunaan EEG
(2011), serotonin yang disintesis dari asam amino tripthophan akan diubah
dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada saat malam hari.
Hal ini disebabkan karena melatonin lebih banyak diproduksi pada keadaan
kuantitas tidur bayi kurang dari 12-14 jam/ hari dengan rata-rata 10,30
dengan kuantitas tidur hanya 9 jam/hari. Pada penelitian ini terdapat beberapa
bising sehingga responden susah untuk tidur dan menjadi mudah terbangun.
tindakan pijat bayi, kuantitas tidur bayi meningkat dan memenuhi standar
kebutuhan tidur untuk anak seusia mereka yaitu 4-6 bulan dengan kebutuhan
tidur 12-14 jam/ hari. Setelah dilakukan pemijatan terhadap bayi terjadi
peningkatan jam tidur rata-rata sebanyak + 2-3 jam/hari. Pada penelitian ini
hal ini terjadi dikarenakan bayi benar-benar merasakan manfaat dari pijat bayi
dimana setelah dilakukan pijat bayi, badan bayi menjadi relax, rasa lelah
akibat terlalu banyak bermain menjadi berkurang sehingga bayi tidak rewel
keadaan sekitar bising dan ramai. Berdasarkan data pendukung dari hasil
dilakukan pemijatan, bayi mereka tidurnya lebih tenang, bayi tidak rewel
ketika bangun tidur, buang air besar lancar dan nafsu makannya juga
tidur bayi yaitu sebelum diberikan perlakuan (mean= 10,30) dan sesudah
diberikan perlakuan (mean= 13,00). Mean t-hitung <-t tabel yaitu -6,821 < -1,
943 dan signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000) sehingga H0 ditolak. Dari
sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat bayi Sehingga kesimpulan yang
dapat diambil bahwa terdapat efek terapi pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi.
Sehingga kesimpulan yang dapat diambil bahwa terdapat efek terapi pijat bayi
terhadap kuantitas tidur bayi bayi sebelum dan setelah dilakukan pijat bayi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan Deni Nuryanti (2012), yang
antara pijat bayi dengan frekuensi tidur bayi (0-6 bulan) di kecamatan
Kertasura.
melatonin yang berperan dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap
pada malam hari. Seperti yang telah dijelaskan di atas, serotonin juga akan
penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress) sehingga bayi yang diberi
perlakuan pemijatan akan tampak lebih tenang dan tidak rewel. Pemijatan
keluarnya hormon tidur melatonin, dimana dengan hormon tersebut bayi dapat
memiliki pola tidur yang teratur. Pemijatan juga akan merangsang peredaran
darah dan menambah energi karena oksigen lebih banyak dikirim ke otak dan
ke seluruh tubuh. Peningkatan kualitas tidur pada bayi yang diberi pemijatan
dihasilkan pada saat pemijatan. Melalui pijat bayi, dimana ibu memberikan
melalui jaringan saraf yang berada di medula spinalis. Proses tersebut dapat
proses tidur adalah beberapa area dalam saraf otonom parasimpatis nuclei rafe
dan nukleus tractus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan
pons yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui
(Roesli, 2013).
adanya peningkatan kuantitas tidur bayi sebelum dan sesudah pijat bayi.
43
BAB V
A Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang pengaruh terapi pijat
bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 4-6 bulan di puskesmas Jembatan Kecil,
1 Kuantitas tidur bayi sebelum terapi pijat bayi rata-rata 10,30 jam/hari
2 Kuantitas tidur bayi sesudah terapi pijat bayi rata-rata 13,00 jam/hari
3 Ada pengaruh yang signifikan terapi pijat bayi terhadap peningkatan kuantitas
pentingnya pijat bayi dalam mengatasi gangguan tidur pada bayi dan