Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dalam hal ini sering terlihat permasalahan antara hak dan kewajiban, terutama dalam
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara.
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan . Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa
pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap warga negara sebagai
salah satu tanda adanya perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang
dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan
yang layak. Penghidupan yang layak dapat diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi
dengan kewajiban. Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh
pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluarganya, tidak mengobati penyakit
yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak
melihat penderitaan yang dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga
orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi
mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela
negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara sebrang, mereka tidak mau tahu dikala
hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan
mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.

1
Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpa negeri ini. Hal ini terjadi
karena masyarakat kurang paham tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Atau
mereka paham tetapi hawa nafsu telah menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup
kebaikan di dalam jiwa mereka.
Oleh karena itu, disusunlah makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara ini. Selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, penulisan makalah ini juga agar
pembaca dapat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Ada pun tujuan penulisan makalah , sebagai
berikut :
a. Memahami pengertian akan hak, kewajiban dan warga negara.
b. Memahami hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia.
c. Memahami hak dan kewajiban mahasiswa sebagai warga negara Indonesia.
d. Memahami konsep Hak dan Kewajiban Warga dan Negara di Indonesia
e. Mengetahui tentang hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945.
f. Memahami Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan hubungan dengan warga negara.
g. Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945.
h. Mengetahui asas-asas kewarganegaraan
i. Mampu membedakan antara konsep kewarganegaraan dan pewarganegaraan
j. Mampu memahami kedudukan dan peran warga dalam negara.
k. Mampu memahami dan menjelaskan problem status kewarganegaraan sehingga mampu
menemukan solusi atas problem tersebut.

1.3 Landasan Teori


Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat (2), Pasal 28 A, Pasal 28 B Ayat (1), Pasal 28
B Ayat (2), Pasal 28 C Ayat (1), Pasal 28 C Ayat (2), Pasal 28 D Ayat (1), Pasal 28F, Pasal
28 I Ayat (1).

BAB II
POKOK-POKOK PERMASALAHAN

2
Pokok-pokok permasalahan pada makalah ini ditujukan untuk meluruskan permasalahan
yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun pokok-pokok permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah , sebagai berikut :
2.1. Apa itu hak, kewajiban dan warga negara ?
2.2. Apakah hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia ?
2.3. Bagaimana Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara di Indonesia?
2.4. Bagaimana bunyi hak dan kewajiban menurut UUD 1945 ?
2.5. Bunyi Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan hubungan dengan warga negara ?
2.6. Bagaimana pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 ?
2.7. Apa yang dimaksud dengan Asas Kewarganegaraan?
2.8. Apa yang dimaksud dengan Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan?
2.9. Bagaimana Kedudukan dan Peran Warga Negara dalam Negara?
2.10. Apa saja Problem Status Kewarganegaraan?

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak warga

3
negara yang tercantum dalam UUD 1945 meliputi hak hidup, hak memperoleh pendidikan, hak
untuk melanjutkan keturunan, dan masih banyak lagi.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia ;
a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
d. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
e. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
f. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
g. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk
dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas
untuk didapat dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi
kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia ;
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri.
Pengertian Warga Negara menurut beberapa tokoh:

4
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili)
dalam wilayah negara tersebut.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya,
yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu.
Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara. Sedangkan di dalam pasal 26 ayat 2 berbunyi, Syarat-
syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang
yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang
berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan
dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga
suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap orang
berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :
a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium.
1. Kriterium kelahiran

5
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam
asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas
kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan salah
satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan
menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di
atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelsel ini kita bedakan dalam:
a. Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
b. Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang
dengan syarat-syarat tertentu mempunyai hak kewarganeraan negara lain

3.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat dipisahkan.
Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada kewajiban, Untuk itu dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, antara hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan imbang,
karena kalau tidak dijalankan dengan imbang maka akan menimbulkan pertentangan.
Hak kita sebagai warga negara yaitu mendapatkan sesuatu yang sama dari negara tanpa
membeda-bedakanya dengan warga negara lainnya. Sedangkan kewajiban kita sebagai warga
negara Indonesia yaitu memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan
bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik dan rela berkorban demi tumpah darah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

6
Hak dan kewajiban Negara terhadap warga Negara pada dasarnya merupakan kewajiban
dan hak warga Negara terhadap Negara. Contoh :
a. Hak Menimbulkan Kewajiban
1. Hak warga Negara untuk mendapatkan pengajaran menimbulkan kewajiban bagi Negara
dalam menyediakan sarana untuk proses pembelajaran.
2. Hak Negara untuk dibela menimbulkan kewajiban bagi warga Negara untuk melakukan
pembelaan Negara.
b. Kewajiban yang menimbulkan hak
1. Kewajiban warga Negara untuk menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya menimbulkan hak bagi Negara agar hukum dan pemerintahnnya dijunjung
tinggi oleh warga Negara.
2. Kewajiban Negara untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak menimbulkan hak bagi warga Negara untuk memperoleh
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.

3.3 Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara


Konsep hak dan kewajiban warga negara dan negara merupakan hubungan antara warga
negara dengan negara. Thomas Hobbes, tokoh yang mencetuskan istilah terkenal homo homini
lupus (manusia adalah srigala bagi manusia lainya/manusia pemangsa sesamanya), mengatakan
fungsi negara adalah menertibkan kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Meskipun negara
adalah bentukan masyarakat, kedudUkan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam
masyarakat agar tidak terjadi konflik.
Persoalan mendasar dalam hubungan antara negara dan warga negara adalah masalah hak
dan kewajiban. Negara dan warga negara sama-sama memiliki hak dan kewajiban masing-
masing.
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir
bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang
sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena
telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan,
keharusan atau sesuatu hal yang harus dilaksanakan.

7
Jika dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara, konsep hak warga negara adalah
sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang warga negara akibat hubungannya dengan negara. Hak
tersebut mutlak harus dipenuhi oleh negara. Sementara itu, konsep kewajiban warga negara
merupakan suatu hal yang harus dilakukan sebagai akibat dari hubungan dengan negara,
kewajiban ini mutlak dipenuhi warga negara.
Kesimpulan dari penjabaran ini: hak dan kewajiban negara warga negara memiliki
hubungan yang timbal balik dengan hak dan kewajiban negara. Hal yang dimiliki oleh warga
negara berakibat pada kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara. Sebaliknya, hak negara
berakibat pada kewajiban yang mutlak dipenuhi oleh warga negara.

3.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Hak dan kewajiban manusia sebagai warga negara tercantum dalam
Undang-Udang dasar 1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan pasal 34 sebagai berikut :
a. Hak Warga Negara Indonesia
1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dalam
kehidupannya (pasal 28A).
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B ayat 2).
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1).
6. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya (pasal 28C ayat 2).

8
7. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28D ayat 1).
8. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2)
9. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan
(pasal 28D ayat 3).
10. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya (pasal 28D ayat 4).
11. Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali (pasal 28E
ayat 1)
12. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (pasal 28E ayat 2).
13. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
(pasal 28E ayat 3).
14. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F)
15. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi (Pasal 28G ayat 1).
16. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain (Pasal
28G ayat 2).
17. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
(Pasal 28H ayat 1).

9
18. Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H
ayat 2).
19. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H ayat 3).
20. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H ayat 4).
21. Seiap orang berhak hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama,
tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut (pasal 28 I ayat 1)
22. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu
(Pasal 28I ayat 2).
23. Idetitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban (pasal 28 I ayat 3)
24. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 28J ayat 1).
25. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara (pasal
30 ayat 1).
26. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (pasal 31 ayat 1).

b. Kewajiban Warga Negara Indonesia


1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27
ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat 1).
3. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

10
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 28J ayat 2).
4. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara (pasal
30 ayat 1).
5. Untuk pertahanan dan keamanan Negara melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (pasal 30 ayat 2)
6. Mengikuti pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2)

c. Kewajiban Negara Indonesia


1. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia ( pembukaan UUD 1945 alinea lV)
2. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab Negara, terutama pemerintah (pasal 28i ayat 4)
3. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan itu (pasal 29 ayat 2)
4. Untuk pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai keamanan utaman, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
(pasal 30 ayat 2)
5. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan Negara (pasal 30 ayat 3)
6. Kepolisian Negara Republik Indoesia sebagai alat Negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum (pasal 30 ayat 4)
7. Membiayai pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2)
8. Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (pasal 31 ayat 3)
9. Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaranpendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional (pasal 31 ayat
4)

11
10. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahtraan umat manusia (pasal
31 ayat 5)
11. Memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia degan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memeihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
(pasal 32 ayat 1)
12. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional (pasal 32
ayat2)
13. Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat (pasal 33 ayat 2)
14. Memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (pasal 34 ayat 1)
15. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan matabat kemanusiaan (pasal 34
ayat 2)
16. Bertanggung jawab atas penyedian fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak (pasal 34 ayat 3)

3.5 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan
yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak
diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang,
pangan dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi
dengan kewajiban. Disisi lain, masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut dengan
kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya ketimpangan
antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan kewajiban yang
tak kunjung dilaksanakan.
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban, pada umumnya
disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan.

12
Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih
produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang layak, sedangkan
kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimis yang menyebabkan individu
tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang lebih layak
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan, pada
umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun swasta atas
upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.
Hal tersebut dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak
dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja.
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan .

3.6 Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah
dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya
tingkat pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang kurang layak.
Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, terutama tingkat pendidikan dan
kemampuan. Hal tersebut merupakan pemicu terbesar dari tingginya tingkat pengangguran.
Tingginya angka tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya ketidakefisienan terhadap
kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat kehidupan yang layak bagi
warga negara.
Disisi lain, tingkat kehidupan yang kurang layak dapat disebabkan oleh sifat malas dari
warga negara tersebut yang tidak ingin mencoba merubah tingkat kehidupannya ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya. Pada umumnya, warga negara demikian terfokus untuk menunggu
uluran tangan dari individu lain maupun pemerintah, tanpa melakukan suatu usaha sebagai
kewajiban untuk memenuhi hak penghidupan yang layak.

3.7 Asas-asas Kewarganegaraan

13
Pada umumnya penentuan kewarganegaraan dilihat dari segi kelahiran seseorang. Ada 2
(dua) macam asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran yaitu ius soli dan ius sanguinis.
Kedua istilah ini berasal dari bahasa Latin. Ius berarti hukum, dalil, atau pedoman. Sedangkan
soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah, atau daerah. Dengan demikian, ius soli
berarti pedoman yang berdasarkan tempat atau daerah. Dan sanguinis berasal dari kata sanguis
yang berarti darah. Dengan demikian, ius sanguinis berarti pedoman yang berdasarkan darah
atau keturunan.
Penegasan Asas Kewarganegaraan dalam UU No. 12 Tahun 2006
Dalam Penjelasan Umum UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, dijelaskan bahwa Indonesia menganut 4 (empat) asas umum, yaitu: asas ius sanguinis
(law of the blood), asas ius soli (law of the soil ), asas kewarganegaraan tunggal, dan asas
kewarganegaraan ganda terbatas.
Asas ius sanguinis tercermin dari ketentuan Pasal 4 yang menyatakan bahwa: anak yang
lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia (huruf e),
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu
warga negara asing (huruf c), anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia (huruf d), dan seterusnya. UU No. 12
Tahun 2006 juga mengakomodir asas ius sanguinis terhadap anak yang lahir dari perkawinan
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tapi ayahnya tidak memiliki
kewarganegaraan (stateless) atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut (vide Pasal 4 huruf d).
Selanjutnya terkait dengan asas ius soli terbatas, UU No. 12 Tahun 2006 juga
mengakomodir setiap anak yang lahir di Indonesia dapat dikategorikan sebagai Warga Negara
Indonesia. Namun, dengan catatan (batasan) bahwa anak yang lahir di wilayah negara Indonesia
tersebut merupakan hasil dari perkawinan yang ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan (stateless) atau tidak diketahui keberadaannya. Kemudian, asas
kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan ganda terbatas. Kedua asas ini memiliki
korelasi, dimana pada prinsip nya UU No. 12 Tahun 2006 hanya menentukan asas
kewarganegaraan tunggal bagi setiap orang, yaitu Warga Negara Indonesia, baik itu diperoleh
berdasarkan asas ius sanguinis ataupun asas ius soli. Namun, bagi anak yang lahir dari
perkawinan campuran (kewarganegaraan) orang tuanya, yang kemudian mengakibatkan si anak

14
tersebut berkewarganegaraan ganda, maka setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
menikah, maka anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya (vide
Pasal 6).
Selain asas kewarganegaraan di atas, masih ada satu lagi cara untuk menentukan
kewarganegaraan seseorang, yaitu unsur pewarganegaraan (naturalisasi), di mana
kewarganegaraan seseorang dapat diminta / dimohonkan kepada negara yang diinginkan.
Artinya, jika ada orang asing yang ingin menjadi warga negara di suatu negara, maka ia harus
melakukan permohonan kepada negara yang bersangkutan untuk dijadikan sebagai warga negara
dan melepas kewarganegaraan asalnya.
Di Indonesia, bagi orang asing yang ingin menjadi WNI melalui proses naturalisasi diatur
dalam pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI. Dalam pasal 9 tersebut
dinyatakan bahwa: permohonan perwaganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
b. Pada waktu mengajukan Replubik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut turut
atau paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut turut
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara pancasila dan Undang Undang
Dasar Negara Replubik Indinesia
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Replubik Indonesia, tidak menjadi
Kewarganegaraan ganda.
g. Mempunyai pekerjaan dan / atau berpenghasilan tetap, dan
h. Membayar uang perwaganegaraan ke kas negara.
Di samping itu, seseorang warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraan
jika terdapat hal-hal berikut:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
b. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh Presiden atas permohonannya sendiri.
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden.
e. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut.

15
f. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara
asing.
g. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya.
h. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun berturut-
turut bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka
waktu lima tahun tiu berakhir dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan
RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan
RI tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan.
i. Perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga asing kehilangan
kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri
mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.
j. Laki-laki warga negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga asing kehilangan
kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal istrinya, kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut. Atau jika ingin tetap
menjadi warga negara RI dapat mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya
kepada pejabat atau perwakilan RI yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan
atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda. Surat pernyataan dapat diajukan oleh perempuan setelah tiga tahun sejak tanggal
perkawinannya berlangsung.
k. Setiap orang yang memperoleh kewarga negaraan RI berdasarkan keterangan yang
kemudian hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan
mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang, dinyatakan batal kewarganegaraannya

3.8 Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan


Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukan hubungan atau
ikatan antara negara dengan warga negara. Kewarganegaraan diartikan dengan segala jenis
hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk
melindungi orang yang bersangkutan.

16
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis.
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara yang mengakibatkan ketundukan warga negara terhadap negara, ditandai
dengan adanya akta kelahiran, surat pernyataan dan lain sebagainya. Kewarganegaraan dalam
arti sosiologis tidak ditandai oleh adanya ikatan hukum tapi ikatan emosional, perasaan, ikatan
keturunan, ikatan tanh air, dan lain-lain.
2. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materiil
Kewarganegaraan dalam arti formil di mana warga kewarganegaraan seseorang
mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang
bersangkutan. Kewaraganegaraan dalam arti materil, di mana orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kewenangan negara lain.
Sementara itu sekaitan dengan pewarganegaraan, Pasal 1 ayat 3 UU No. 12 Tahun 2006
menyatakan, bahwa Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Secara singkat dapat dikatakan,
bahwa pewarganegaraan adalah cara memperoleh kewarganegaraan, yang selanjutnya disebut
dengan naturalisasi.

3.9 Kedudukan dan Peran Warga Negara dalam Negara


Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting statusnya terkait dengan
hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara. Perbedaan status / kedudukan sebagai
warga negara sangat berpengaruh terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki baik yang
mencangkup bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun hankam. Berikut dijabarkan
mengenai kedudukan warga negara dalam negara :
1. Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang akan memiliki
hubungan dengan negara. Hubungan itu berwujud status sebagai warga negara, peran
sebagai warga negara, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Sebagai warga negara, maka ia memiliki hubungan timbal balik yang
sederajat dengan negaranya.
3. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan
positif.
4. Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif, dan
positif (Cholisin, 2000).

17
Berkaitan dengan peran (role) warga negara, dapat dijelaskan bahwa peran warga negara
adalah sebagai berikut:
1. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap semua peraturan perundang
undangan yang berlaku.
2. Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpatisipasi serta ambil
bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.
3. Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi.

3.10 Problem Status Kewarganegaraan


Akibatnya adanya kewarganegaraan, khususnya asas kewarganegaraan yang dilihat dari
sisi kelahiran berupa asas ius soli dan ius sanguinis, menyebabkan munculnya problem status
kewarganegaraan yang disebut dengan apatride dan bipatride. Problem status kewarganegaraan
ini terjadi dikarenakan perbedaan asas kewarganegaraan yang digunakan oleh negara negara di
dunia. Berikut penjelasan menngenai apatride dan bipatride:
1. Apatride istilah untuk seseorang yang tidak mempunyai status kewarganegaraan.
2. Bipatride istilah untuk seseorang yang mempunyai status kewarganegaraan ganda (dua
kewarganegaraan).
Pada hakikatnya, seseorang tidak bisa berada dalam kondisi apatride (tidak memiliki
kewarganegaraan) dan juga tidak boleh berada dalam kondisi bipatride (memiliki
kewarganegaraan ganda). Jika hal ini terjadi , maka akan berimbas pada hak dan kewajiban yang
bersangkutan dalam hubungan dengan negara. Orang yang berada dalam kondisi apatirde tidak
akan diakui sebagai warga negara di negara manapun sehingga dia tidak bisa melakukan
hubungan dengan negara, dalam artian tidak bisa menuntut hak terhadap negara dan tidak ada
jaminan oleh negara terhadap apapun yang menimpanya. Sementara bagi orang yang berada
dalam kondisi bipartide, ia akan memiliki peran ganda serta memiliki hak dan kewajiban ganda
pula dari dua negara yang mengakuinya sebagai warga negara. Hal ini akan menimbulkan
kesulitan bagi orang yang bersangkutan dalam melaksanakan kewajibannya, seperti kewajiban
bela negara (negara mana yang akan dibela) hingga kewajiban untuk membayar pajak (karena ia
akan membayar pajak pada dua negara sekaligus).

18
Orang Amerika serikat negara penganut asas tempat lahir / ius sanguinis dan melahirkan
anak di China. Sang anak tidak diakui sebagai warga negara Amerika serikat karena tidak
dilahirkan di AS yang menganut asas tempat lahir. Sebaliknya sang anak tidak juga diakui
sebagai warga negara china yang menganut asas keturunan karena orang tuanya bukan orang
China. Artinya, sang anak menjadi bipartide (memiliki kedua kewarganegaraan).
Untuk mengatasi problem status kewarganegaraan ini, jika anak dalam kondisi apartide,
maka orang tua sang anak harus segera memohon, mengurus, dan meminta kewarganegaraan
dari negara yang diinginkan untuk sang anak. Jika anak berada dalam kondisi biparide, maka
yang bersangkutan boleh memiliki kewarganegaraan ganda sampai berusia 17 tahun atau belum
menikah, setelah itu yang bersangkutan mutlak harus melepaskan salah satu kewarganegaraan
yang dia miliki. Untuk itu dia memilki dua hak, yaitu hak opsi dan hak repudiasi. Hak opsi
adalah hak untuk memilih salah satu kewarganegaraan dan hak repudiasi adalah hak untuk
menolak satu kewarganegaraan lainnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas sesuatu dan yang
harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara. Setiap negara mempunyai kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Hak dan kewajiban Warga Negara
Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29,
pasal 30, dan pasal 31.
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga pelaksanaan
hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi permasalahan yang akan
menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan .
Sebagai agent of change mahasiswa berperan besar membawa perubahan dalam diri
bangsa Indonesia, untuk itu diperlukan generasi mahasiswa yang bertanggung jawab serta
memiliki kesadaran dan bisa mengimplementasikan hak dan kewajiban sebagai warga negara
Indonesia

19
.

4.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara
Indonesia ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa yang seharusnya kita
dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita
dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga
negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara.
Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan
sejahtera.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

http://birokrasi.kompasiana.com/2014/06/01/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia-

661840.html

http://www.smansax1-edu.com/2015/01/jenis-hak-warga-negara-dalam-uud-ri-1945.html

Juliardi, Budi. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.

Hilipito, Indy. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia. 2014.

(https://www.academia.edu/9770354/Pengertian_Hak_and_Kewajiban_Warga_Negara diakses

pada 26 Mei 2015, pukul 13:40)

jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan
kepada negaramu Jhon F. Kenedy

21

Anda mungkin juga menyukai