Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA KAWASAN PESISIR


KOTA MAKASSAR

Wiwik Wahidah Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana


Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar, 90245
Telp./Fax: (0411) 586265/(0411) 587707
e-mail: w_wahidahosman@yahoo.com

Abstract
Kota Makassar merupakan wilayah pesisir yang berdasarkan sejarah merupakan titik tumbuh
Kota Makassar yang memiliki berbagai kegiatan dan fungsi ruang yang beragam. Penelitian
ini mengidentifikasi karakteristik ruang kawasan pesisir sehingga dihasilkan suatu gambaran
pola atau bentuk ruang pesisir Kota Makassar. Variabel yang dibahas adalah karakteristik
fisik lingkungan, karakteristik permukiman, karakteristik jalan, sempadan pantai, dan jenis
vegetasi. Penelitian dilakukan di sepanjang pesisir Kota Makassar dibagi dalam 5 (lima) sub
kawasan yaitu: Delta Sungai Jeneberang, Pantai Losari, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan
Paotere, dan Muara Sungai Tallo. Variabel dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui
karakteristik pola ruang dan pengaruh laut terhadap pola ruang sehingga hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pola ruang ditentukan oleh jenis aktivitas,
peruntukan lahan fisik lingkungan, pola permukiman, pola jalan yang dapat di tunjukkan
dengan skema pola ruang kawasan. Untuk Kawasan pesisir kota Makassar pola ruangan
dapat dibedakan yakni kawasan fungsi lindung (pada Delta Sungai Jeneberang dan Muara
Sungai Tallo) dan kawasan budidaya (Pantai Losari, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan
Paotere).

Kata Kunci: pola ruang, kawasan pesisir, kota makassar

PENDAHULUAN

Kota Makassar merupakan wilayah pesisir yang merupakan titik tumbuh kota Makassar, memiliki areal seluas
175,77 kilometer persegi dengan panjang pesisir mencapai 35,52 km (Perda Makassar 2005-2015), wilayah
pesisir kota Makassar menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang
mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Hal tersebut mempunyai
konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar dalam mengelola berbagai potensi yang ada khususnya wilayah
pesisir serta mengatasi kendala dan tantangan yang dihadapi.

Kendala di wilayah pesisir antara lain munculnya permukiman kumuh dan penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan rencana yang ada, tantangan yang dihadapi selanjutnya di masa yang akan datang agar dapat menjadikan
wilayah pesisir kota Makassar lebih tertata dengan pengelolaan lingkungan dalam wilayah pesisir sesuai dengan
konsep yang terencana, rasional, bertanggungjawab dengan kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan
kawasan pesisir bagi pembangunan yang berkelanjutan (Sugandhy, 2001).

Lokasi penelitian sepanjang kawasan pesisir dibagi 5 (lima) zona, setiap zona memiliki karakteristik yang
berbeda, yaitu pada zona delta Sungai Jeneberang merupakan daerah pariwisata dan komersil yang kepadatan
penduduk saat ini masih rendah, zona Pantai Losari merupakan daerah perdagangan/jasa dan ruang terbuka
publik, zona Pelabuhan Makassar merupakan daerah pelabuhan dan perdagangan, zona Pelabuhan Paotere
merupakan daerah pelabuhan dan permukiman, zona Sungai Tallo sebagai daerah konservasi dan permukiman.

Pola Ruang

Adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6


TA6 - 1
Pola Penggunaan Lahan pada Wiwik W. Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Pola Penggunaan Lahan

Adalah model atau bentuk penggunaan lahan seperti: perladangan, tegalan, hutan penghijauan, perkampungan
dan lain-lain. Secara umum lahan memiliki karakteristik yang membedakan dengan sumberdaya alam yang lain
(Kaiser, Godschalk, and Chapin, 1995) yaitu;
a. Lahan mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan sumberdaya yang lain, meliputi:
- lahan merupakan aset ekonomis, harganya tidak terpengaruh oleh penurunan nilai & waktu.
- jumlah lahan terbatas dan tidak dapat bertambah, kecuali melalui reklamasi.
- lahan secara fisik tidak dapat dipindahkan, sehingga lahan yang luas di suatu daerah merupakan keuntungan
bagi daerah tersebut yang tidak dapat dialihkan dan dimiliki oleh daerah lain.
b. Lahan mempunyai nilai dan harga.
c. Hak atas lahan dapat dimiliki dengan aturan tertentu.

Pengertian Tata Guna Lahan

Tata guna (land use) adalah pengaturan penggunaan tanah yang meliputi penggunaan permukaan bumi di daratan
dan penggunaan permukaan bumi di lautan (Jayadinata, 1999). Tata guna lahan kota adalah cermin tata kegiatan
kota, guna lahan memiliki kemungkinan yang besar untuk berubah-ubah baik luas ruang atau fungsi jalan dan
kegiatan seiring dengan sarana dan prasarana penggunaan aktivitas (Warpani, 1990 dalam Noorwahyuni, 2006).
Tanah dalam pengertian lahan adalah tanah yang sudah ada peruntukannya dan umumnya ada pemiliknya
perorangan maupun lembaga (Jayadinata, 1999).

Pengertian Kawasan Tepian Air/ Wilayah Pesisir

Menurut UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir &Pulau-pulau Kecil, Wilayah Pesisir adalah
daerah peralihan antara ekosistem darat & laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat & laut. Belum ada
kesepakatan dunia tentang berapa jarak batas wilayah pantai ke laut maupun ke darat, namun setiap negara
memberikan batasan wilayah pesisir sesuai tujuan pengelolaannya. Batas wilayah pantai yang digunakan adalah
batas administrasi daerah, batas wilayah politik negara, bentuk fisik pantai, unit-unit ekologi (arbitrary). Dalam
kesepakatan nasional, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara darat dan laut, mencakup
daerah yang masih terkena percikan air laut/pasang surut, ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Dalam
proyek perencanaan dan evaluasi sumberdaya kelautan, batas wilayah pantai ke arah laut sesuai dengan peta
Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) yang diterbitkan oleh Bakorsurtanal, sedang ke arah darat meliputi batas
administrasi seluruh desa pantai berdasarkan Departemen Dalam Negeri (Dahuri 2000).

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan
Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan
laut yang saling berinteraksi, ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan sepertiga dari wilayah laut
(kewenangan propinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.

Elemen yang menjadi satu kesatuan yang membentuk keseluruhan dari kawasan pantai, antara lain:
1. Pesisir (beach), adalah pantai yang tersusun oleh endapan pasir atau kerikil.
2. Tepian (shore), adalah mintakat diposisi muka air terendah dan posisi muka air tertinggi yang dapat dicapai.
3. Garis Tepi (shore line), adalah garis yang diperoleh dari hasil rata-rata pengukuran pasang surut, garis tepi
merupakan titik ikat nol terhadap ketinggian (altitude) di daratan.
4. Belakang Tepian (back shore), adalah bagian yang tidak dipengaruhi oleh air laut atau terletak antara tebing
pasir (dune) atau tebing laut (sea cliff) dengan muka tepian.
5. Lepas Pantai (off shore), adalah mintakat terhitung mulai dari posisi air surut terendah hingga laut lepas.

Hunt (1998) menerangkan penentuan batasan wilayah pesisir, yaitu:


1. Batas wilayah pesisir ke arah darat adalah jarak arbiter dari rata-rata pasang tinggi (mean high tide), dan batas
ke arah laut umumnya adalah sesuai dengan batas yurisdiksi provinsi.
2. Untuk kepentingan pengelolaan, batas ke arah darat dari suatu wilayah pesisir dapat diterapkan yaitu: batas
untuk wilayah perencanaan (planning zone) dan batas untuk wilayah pengaturan (regulation zone) atau
pengelolaan keseharian (day-to-day management). Wilayah perencanaan meliputi seluruh daerah daratan
(hulu) apabila terdapat kegiatan manusia (pembangunan) yang dapat menimbulkan dampak secara nyata
(significant) terhadap lingkungan dan sumberdaya di pesisir. Oleh karena itu, untuk kepentingan perencanaan
(planning zone) dapat sangat jauh ke arah hulu.
3. Batas wilayah pesisir ke arah darat dari suatu wilayah pesisir dapat berubah sesuai isu pengelolaannya.

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 7 : Desember 2013


TA6 - 2
PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian sepanjang kawasan pesisir Kota Makassar mulai dari muara Sungai Jenebarang sampai muara
Sungai Tallo dengan panjang pesisir 35,52 km (Perda Makassar 2005-2015). Kawasan penelitian di bagi 5 (lima)
zona yaitu: 1). Zona delta Sungai Jeneberang; 2). Zona Pantai Losari; 3). Zona Pelabuhan Makassar; 4). Zona
Pelabuhan Paotere; 5). Zona Muara Sungai Tallo.

Metode penelitian adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan pola ruang tepian air Kota Makassar.
Penelitian ini membahas: 1). Karakteristik fisik lingkungan berupa: topografi kawasan; 2). Karakteristik
permukiman berupa: pola permukiman, orientasi bangunan, koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien lantai
bangunan (KLB), dan jenis bangunan; 3) Prasarana jalan berupa: pola jalan dan kondisi jalan; 4). Sempadan
pantai; 5). Jenis Vegetasi yang ada pada kawasan penelitian; 6). Pengaruh eksistensi laut/pesisir terhadap pola
ruang di sekitar kawasan pesisir Kota Makassar berupa: pola permukiman dan pola Land use.

Teknik analisis yang digunakan: 1). Analisis deskriptif-kualitatif; 2). Analisis standar tentang peraturan
pembangunan wilayah pesisir; 3). Analisis Kuantitatif; 4). Analisis Figure Ground.

Gambar 1. Peta Pembagian Zona Penelitian


(Sumber: Citra Satelit)

HASIL DAN BAHASAN

Gambaran Umum Kawasan Penelitian

1. Zona Delta Sungai Jeneberang


Terletak di kawasan pesisir pantai bagian selatan Kota Makassar, terbentuk dari hasil sedimentasi Sungai
Jeneberang. Kawasan ini tercakup dalam wilayah kecamatan Tamalate yaitu Kelurahan Tanjung Bunga. Kawasan
delta Sungai Jeneberang seluas 349 ha. Ketinggian permukaan 0-10m di atas permukaan laut, kemiringan 0% -
2%, di sekitar aliran sungai terdapat daerah cekungan, sehingga mengalami penggenangan air selama musim
hujan. Di selatan delta Sungai Jeneberang terdapat jembatan menghubungkan Kota Makassar dengan Kabupaten
Takalar. Kondisi jalan utama terdiri dari 2 ruas jalan, di tengah terdapat drainase lebar 6 m (gambar 2).

2. Zona Pantai Losari


Pantai Losari berada tepat di jantung Kota Makassar, yaitu di Jalan Penghibur, terletak di sebelah barat Kota
Makassar & merupakan icon Kota Makassar. Teletak pada wilayah kelurahan Maloku & Kelurahan Losari
Kecamatan Ujung Pandang, fungsi utama sebagai pusat jasa pelayanan, perdagangan & permukiman. Letak
Pantai Losari sangat strategis mudah diakses. Dari pelabuhan Sukarno Hatta dapat ditempuh sekitar 15 menit
dengan mobil/motor. Jika dari Bandara Udara Hasanuddin dapat ditempuh sekitar 45 menit menggunakan
mobil/motor. Pesisir Pantai Losari terdapat anjungan sebagai sarana rekreasi menikmati panorama laut & tempat
memancing (Gambar 3).

3. Zona Pelabuhan Makassar


Pelabuhan ini terletak di Kecamatan Wajo, pesisir barat Kota Makassar. Pelabuhan Makassar merupakan
pelabuhan Nasional dan pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia juga sebagai pelabuhan ekspor.

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6


TA6 - 3
Pola Penggunaan Lahan pada Wiwik W. Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Pelabuhan Makassar mempunyai panjang dermaga 2.500 m dengan kedalaman 18 m, dilengkapi fasilitas seperti
gedung perkantoran luas 2.171 m2.. Ruang tunggu penumpang, pergudangan luas 4000 m2 berkapasitas 1.600
orang. Pelabuhan Makassar dapat dicapai melalui jalan utama yakni jalan Nusantara yang dibedakan atas dua
yaitu jalan Nusantara lebar 8 m dan Jalan Nusantara Baru dengan lebar 12 m terdiri dari 2 ruas jalan (Gambar 4).

Gambar 2. Peta Kondisi Eksisting Delta Sungai Jeneberang


(Sumber: Analisis Penulis, 2013)

Gambar 3. Peta Kondisi Eksisting Pantai Losari


(Sumber: Analisis Penulis, 2013)

4. Zona Pelabuhan Paotere


Kawasan pelabuhan Paotere terletak di sebelah utara kota Makassar berjarak 5 km ( 30 menit) dari pusat Kota
Makassar & merupakan bagian dari sejarah kota Makassar. Pelabuhan Paotere terletak di Kec Ujung Tanah yaitu
di Kelurahan Gusung & Kelurahan Cambaya, berfungsi sebagai kawasan permukiman & pelabuhan terpadu. Luas
dataran kawasan pelabuhan 38 ha, merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih
bertahan & merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Fungsi kawasan sebagai pusat pelelangan ikan
Paotere, pelabuhan tradisional dan pemukiman nelayan (Gambar 5).

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 7 : Desember 2013


TA6 - 4
PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Gambar 4. Peta Kondisi Eksisting Pelabuhan Makassar


(Sumber: Analisis Penulis, 2013)

Gambar 5. Kondisi Eksisting Pelabuhan Paotere


(Sumber: Analisis Penulis, 2013)

5. Zona Muara Sungai Tallo


Sungai Tallo adalah sungai yang membelah Kota Makassar terletak di Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo. Pada
kawasan ini terdapat makam kuno yang di dalamnya terdapat 778 makam dengan berbagai bentuk (susun timbun,
papan batu, maupun kubah batu) & terdiri dari berbagai jenis bahan bangunan. Terletak di bagian utara Kelurahan
Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, tepatnya dalam lingkungan bekas kerajaan Tallo. Termasuk wilayah
muara Sungai Tallo dalam area perencanaan, khususnya dari aspek konservasi (Gambar 6).

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6


TA6 - 5
Pola Penggunaan Lahan pada Wiwik W. Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Gambar 6. Kondisi Eksisting Sungai Tallo


(Sumber: Analisis Penulis, 2013)

Karakteristik Penggunaan Lahan Pada Kawasan Pesisir Kota Makassar

Gambar 7. Transek Zona Delta Sungai Jeneberang


(Sumber: Hasil Analisis 2013)

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 7 : Desember 2013


TA6 - 6
PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Gambar 8. Transek Zona Pantai Losari


(Sumber: Hasil Analisis 2013)

Gambar 9. Transek Zona Pelabuhan Makassar


(Sumber: Hasil Analisis 2013)

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6


TA6 - 7
Pola Penggunaan Lahan pada Wiwik W. Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Gambar 10. Transek Zona Muara Sungai Tallo


(Sumber: Hasil Analisis 2013)

Tabel 1. Karakteristik Pola Ruang Kawasan Pesisir Kota Makassar

Kawasan Muara
Pantai Pelabuhan Pelabuhan Muara
Delta Sungai
Pola Losari Makassar Paotere Sungai Tallo
Jeneberang

Gambar

Ketinggian Ketinggian Ketinggian Ketinggian


Relatif datar
permukaan 0-10 m permukaan 0-10 m permukaan 0-10m permukaan 0-10 m
Topografi ketinggian kurang
dpl, kemiringan 0- dpl, & kemiringan dpl, & kemiringan dpl, kemiringan
dari 2 meter dpl
2% 0-2% 0-2%. 0-2%.
Ribbon, tidak Terpusat, tidak
Terpencar, tidak Linear, teratur di teratur teratur
Permukiman Terpusat, teratur.
teratur kiri-kanan jalan. (permukiman di (permukiman di
atas air) atas air)
Orientasi Laut dan jalan Laut dan jalan Laut dan Jalan Laut dan jalan Laut dan jalan
Heterogen Heterogen
Heterogen
(panggung (panggung non
Jenis Homogen (tingkat Homogen (tingkat (panggung semi
permanen & non permanen, tingkat
Bangunan permanen) permanen) permanen dan non
permanen, tingkat semi permanen, dan
permanen)
permanen) tingkat permanen)
Permukiman KDB di sekitar
KDB KDB= 40-60%, pelabuhan= 90-
- KDB= 90-100% - KDB= 90- 100% - KDB= 90-100%
dan perdagangan 100% dan KDB
- KLB= 3 7,2 - KLB= 2- 4 - KLB= 2
KLB KDB= 80% dalam area
KLB= 0,6- 2,4 pelabuhan= 40%
Pola Jalan Linear (natural) Grid Grid Tidak teratur Tidak teratur
Ruang terbuka
Ruang terbuka Pelabuhan dan Pelabuhan dan konservasi dan
Sempadan publik, perdagangan
Publik gudang. permukiman permukiman
dan jasa

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 7 : Desember 2013


TA6 - 8
PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Kawasan Muara
Pantai Pelabuhan Pelabuhan Muara
Delta Sungai
Pola Losari Makassar Paotere Sungai Tallo
Jeneberang
Bambu, ketapang
Kelapa, pisang, Palem, kelapa, Beringin dan
Jenis Vegetasi gelondongan, mangrove
palem tanaman hias rumput
palem

Peta Land Use dan Pola Permukiman Sub Kawasan Delta Sungai Jeneberang

Peta Land Use dan Pola Permukiman Sub Kawasan Pantai Losari

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6


TA6 - 9
Pola Penggunaan Lahan pada Wiwik W. Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Peta Land Use dan Pola Permukiman Sub Kawasan Pelabuhan Makassar

Peta Land Use Sub Kawasan Sungai Tallo

Peta Land Use Sub Kawasan Pelabuhan Paotere

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 7 : Desember 2013


TA6 - 10
PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

SIMPULAN
Pola ruang merupakan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
a. Peruntukan ruang di Kawasan Delta Sungai Jeneberang difungsikan sebagai kawasan budidaya dan kawasan
lindung. Untuk fungsi budidaya berada di pesisir pantai berupa ruang terbuka publik & permukiman. Untuk
fungsi lindung pada Benteng Sombaopu berupa kawasan bersejarah. Pola permukiman terpencar & tidak
teratur, KDB 90%-100%, KLB 0,6-3, pola jalan linear, sempadan pantai untuk ruang terbuka publik.
b. Peruntukan ruang di Kawasan Pantai Losari difungsikan sebagai kawasan budidaya. Pada pesisir pantai untuk
ruang terbuka publik berupa anjungan dan perdagangan/jasa berupa rumah makan, hotel, salon, ruko, dll. Pola
permukiman linear mengikuti pantai dan jalan, KDB 90%-100%, pola jalan grid.
c. Peruntukan ruang di Kawasan Pelabuhan Makassar difungsikan sebagai kawasan budidaya. Terdapat dermaga
yang dilengkapi ruang terbuka berupa tempat parkir, perdagangan/jasa berupa ruko, travel, penginapan/hotel,
rumah makan, dll. Pola permukiman terpusat teratur, orientasi bangunan ke jalan, KDB 90%-100%, pola jalan
grid, sempadan pantai difungsikan untuk dermaga.
d. Peruntukan ruang di Kawasan Pelabuhan Paotere difungsikan kawasan budidaya. Terdapat dermaga
dilengkapi ruang terbuka berupa tempat parkir, permukiman nelayan, perdagangan/jasa berupa ruko,
pelelangan ikan, penginapan/hotel, rumah makan, dll. Pola permukiman linear terpusat, pola permukiman di
atas air tidak teratur, orientasi ke laut, KDB 100%, kepadatan penduduk tinggi, pola jalan tidak teratur.
e. Peruntukan ruang di Kawasan muara Sungai Tallo difungsikan sbg kawasan budidaya dan kawasan lindung.
Fungsi lindung di muara Sungai Tallo berupa kawasan konservasi hutan mangrove, dan kawasan bersejarah
berupa makan Raja Tallo. Fungsi budidaya berupa permukiman & perindustrian. Pola permukiman terpusat
tidak teratur, KDB 90%-100%, pola jalan tidak teratur, sempadan pantai untuk permukiman.

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2005. Pembangunan Ekonomi Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Djayadinata, J.T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah, Edisi Ketiga.
ITB Bandung.
Hadi Sabari Yunus, 1999. Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Harwijaya, M. & P.B Triton, 2007. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Penelitian, Teguh Publisher.
Sevilla,Consuelo G et. al .1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia, Jakarta.
Hasni, 2008. Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah dalam konteks UUPA-UUPR-UUPLH Jakarta.
Dahuri Rokhiman. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita.
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Kawasan Pesisir.

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Arsitektur ISBN : 978-979-127255-0-6


TA6 - 11
Pola Penggunaan Lahan pada Wiwik W. Osman, Samsuddin Amin & Musdaliana
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Arsitektur Volume 7 : Desember 2013


TA6 - 12

Anda mungkin juga menyukai