Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MESIN FLUIDA

Mesin Press Extruder

Disusun Oleh :

MUH AZIZUL HAKIM

(161212019250556)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah
tentang mesin fluida yang merupakan tugas kami di semester ganjil ini.

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Mesin Fluida serta mempelajari materi yang dibahas pada makalah ini. Pada makalah ini akan
dibahas materi tentang Mesin Press Extruder.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kebaikan makalah ini
dari semua pihak, khususnya dosen serta teman-teman mahasiswa guna penyempurnaan
makalah ini pada tahap berikutnya. Semoga makalah ini dapat menjadi sarana belajar dan
bermanfaat untuk para pembaca.

Malang, 2 November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3


2.1 Fluida ...................................................................................................................3
2.2 Mesin Fluida.........................................................................................................4
2.2.1 Prinsip Kerja Pompa.................................................................................. 5
2.2.2 Klasifikasi Pompa...................................................................................... 6
2.3 Ekstrusi.................................................................................................................12
2.3.1 Jenis Ekstrusi..............................................................................................12
2.3.2 Beberapa Jenis Cacat (Defect) dalam Produk Ekstrusi..............................15
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Proses Extrusion............................................ 16

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................17


3.1 Mesin Press Extruder...........................................................................................17
3.2 Cara Kerja Mesin Press Extruder........................................................................ 18
3.3 Sistem Kerja Fluida pada Mesin Press Extruder................................................. 20

BAB IV PENUTUP............................................................................................................21
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 21
4.2 Saran.....................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekstrusi merupakan proses pembentukan dengan penekanan material kerja sehingga

mengalir melalui cetakan yang terbuka untuk menghasilkan bentuk pada bagian melintang

sesuai dengan yang diinginkan. Untuk melakukan proses ini dibutuhkan mesin khusus yaitu

Mesin Press Extruder. Mesin Press Extruder adalah salah satu jenis mesin fluida yang

menggunakan fluida cair yang dirubah menjadi gaya mekanis yaitu gaya tekan.

Mesin ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum dikarenakan kegunaan yang

khusus yaitu untuk proses ekstrusi logam seperti alumunium dan timah. Maka dari itu penulis

menyusun makalah ini untuk lebih mengetahui tentang apa itu Mesin Press Extruder serta

bagaimana sistem kerjanya sebagai pembelajaran tentang mesin fluida.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulisan makalah ini mempunyai rumusan masalah

sebagai beriku :

1. Apakah Mesin Press Extruder itu?

2. Bagaimana cara kerja dari Mesin Press Extruder?

3. Bagaimana sistem kerja fluida yang digunakan di Mesin Press Extruder?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulisan makalah ini disusun dengan tujuan

sebagai berikut :

1. Mengetahui tentang Mesin Press Extruder.

2. Mengetahui cara kerja dari Mesin Press Extruder.

3. Mengetahui sistem kerja fluida yang digunakan di Mesin Press Extruder.

1
1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk pembaca agar lebih mengetahui tentang

Mesin Press Extruder sebagai satu jenis mesin fluida yang ada di industri dan juga pembaca

juga bisa mengetahui sistem kerja fluida yangdigunakan pada mesin ini.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat cair dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Oli pelumas dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu
satu tempat ke tempat lain. Gas oksigen merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau
bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam
pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Contoh pada kehidupan sehari-hari, sering digunakan air sebagai contoh. Cairan yang
berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir.
Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari
bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini
tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke
bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang

3
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak
kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).

2.2 Mesin Fluida

Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi utuk merubah energi mekanik menjadi energi
potensial dan sebaliknya, merubah energi mekanik dalam bentuk fluida, dimana fluida yang
dimaksud adalah air, uap, dan gas. Berdasarkan pengertian diatas maka secara umum mesin-
mesin fluida dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu :

1. Golongan mesin mesin kerja , yaitu berfungsi untuk merubah energi mekanis
menjadi energi fluida, contohnya : pompa, blower, compressor, dan lain lain.

2. Golongan mesin mesin tenaga yang berfungsi untuk merubah energi fluida menjadi
energi mekanis seperti : turbin air, turbin uap, kincir angin, dan lain lain.

Pada pompa lingkup penggunaan pompa sangat luas dengan berbagai kebutuhan terhadap
kapasitas dan tinggi kenaikan yang berbeda beda, kadang-kadang pompa harus dibuat secara
khusus sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan terhadap kapasitas pompa yang diperlukan,
tinggi kenaikan, dan bahan ( fluida ) yang akan dipompa, serta terdapat juga persyaratan khusus
dari mana pompa tersebut akan dipasang, dari kemugkinan pemilihan mesin penggerak pompa
dan dari masalah perawatan pompa tersebut.

Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair
dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau
minyak pelumas, serta fluida lainnya yang tak mampu mampat. Industri-industri banyak
menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi.
Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air
umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan di boiler.

Pada industri, pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak pelumas
atau pendingin mesin-mesin industri. Pompa juga dipakai pada motor bakar yaitu sebagai
pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa sangat penting untuk kehidupan
manusia secara langsung yang dipakai di rumah tangga atau tidak langsung seperti pada
pemakaian pompa di industri.

4
Gambar 2.1 Instalasi Pompa *)
*)sumber: Sunyoto, Teknik Mesin Industri, hal 53

2.2.1 Prinsip Kerja Pompa


Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler yang berfungsi sebagai tempat terjadi proses
konversi energi dari energi mekanik putaran mejadi energi fluida head. Impeler dipasang pada
poros pompa yang berhubungan dengan motor penggerak, biasanya motor listrik atau motor
bakar dan turbin uap. Poros pompa akan berputar apabila penggeraknya berputar. Karena
poros pompa berputar impeler dengan sudu-sudu impeler berputar, zat cair yang ada di
dalamnya akan ikut berputar sehingga tekanan dan kecepatanya naik dan terlempar dari
tengah pompa ke saluran yang berbentuk volut atau spiral kemudian ke luar melalui diffuser .

Gambar 2.2 Proses Pemompaan *)


*)sumber: Sunyoto, Teknik Mesin Industri, hal 98

5
Jadi fungsi impeler pompa adalah mengubah energi mekanik yaitu putaran impeler
menjadi energi fluida (zat cair). Dengan kata lain, zat cair yang masuk pompa akan
mengalami pertambahan energi. Pertambahan energi pada zat cair mengakibatkan
pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head
tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga dapat didefinisikan sebagai selisih head
total (energi persatuan berat) pada sisi hisap pompa dengan sisi ke luar pompa.

Pada gambar 2.3 aliran air di dalam pompa akan ikut berputar karena gaya sentrifugal
dari impeler yang berputar.

Gambar 2.3 Perubahan Energi Zat Cair pada Pompa *)

*)sumber: Sunyoto, Teknik Mesin Industri, hal 99


2.2.2 Klasifikasi Pompa

1. Bila ditinjau berdasarkan kelasnya, pompa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

A. Pompa sentrifugal

Pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang dilengkapi
dengan sudu-sudu pada poros yang dipasangkan pada poros yang berputar dan diselubungi
dengan casing berbentuk volut.

B. Pompa rotary

Pompa rotary adalah unit perpindahan positif yang mana, pemompaannya yang utama
disebabkan oleh pergerakan yang relatif diantara gerakan memutar dan tetap dari komponen
pompa. Biasanya terdiri dari rumah pompa yang diam yang mempunyai roda gigi, baling-
baling, piston, cam, segmen, sekrup dan lain-lain, yang beroperasi dalam ruang bebas yang
sempit.

6
C. Pompa reciprocating

Pompa reciprocating adalah unit perpindahan positif yang mana mengeluarkan cairan
dalam jumlah yang terbatas pada pergerakan piston atau plunyer sepanjang langkahnya.

Gambar 2.4 Klasifikasi Pompa Berdasarkan Kelasnya*)


*)sumber: Hicks & Edward, Teknologi Pemakaian Pompa, hal. 3

2. Bila ditinjau dari segi tekanan yang menimbulkan energi fluida maka pompa dapat
diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu :

A. Pompa Tekanan Statis

Pompa ini disebut juga positive displacement dimana head yang terjadi akibat
tekanan yang diberikan terhadap fluida dengan cara energi yang diberikan pada bagian utama
peralatan pompa menekan langsung fluida yang di pompakan. Jenis pompa yang termasuk
dalam golongan statis adalah :

1) Pompa putar ( Rotary Pump )

a) Pompa rotor tunggal ( Single rotor pump )

7
b) Pompa rotor ganda ( Multiple rotor pump )

2) Pompa bolak balik ( Reciprocating Pump )


a) Pompa torak
b) Pompa diafragma

(a) (b) (c)

Gambar 2.5 (a) Pompa putar 2 cuping, (b) pompa putar 3 cuping,
(c) pompa putar 4cuping.*)
*)sumber: Hicks & Edward, Teknologi Pemakaian Pompa, hal. 27

Gambar 2.6 Pompa bolak balik ( Reciprocating Pump ).*)


*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016
B. Pompa Tekanan Dinamis

Pompa ini disebut juga dengan Non Positive Displacement Pump , pompa tekanan
dinamis terdiri dari poros, sudu sudu impeller, rumah volut, dan saluran keluar. Energi
mekanis dari luar diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller. Akibat putaran dari
impeler menyebabkan head dari fluida menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan.
Ditinjau dari arah aliran yang mengalir melalui sudu sudu gerak, maka pompa tekanan
dinamis digolongkan atas tiga bagian, yaitu :

1) Pompa Aliran Radial

8
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran radial terletak pada bidang yang tegak
lurus terhadap poros dan head yang timbul akibat dari gaya sentrifugal itu sendiri. Pompa
aliran radial mempunyai head yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pompa jenis lain.

2) Pompa Aliran Aksial

Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran aksial terletak pada bidang yang
sejajar dengan sumbu poros dan head yang timbul akibat dari besarnya gaya angkat dari
sudut-sudut geraknya. Pompa aliran aksial mempunyai head yang lebih rendah tetapi
kapasitasnya lebih besar.

3) Pompa Aliran Campuran

Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu poros dan keluar sudu dengan
arah miring (merupakan perpaduan dari pompa aliran radial dan pompa aliran aksial). Pompa
ini mempunyai head yang lebih rendah namun mempunyai kapasitas lebih besar.

Gambar 2.7 (a) Pompa aliran radial, (b) Pompa aliran aksial
*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016

9
Gambar 2.8 Pompa Airan Campuran. *)
*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016
Jadi prinsip kerja dari pompa tekanan dinamis adalah dengan mengubah energi mekanis
dari poros menjadi energi fluida, dan energi inilah yang menyebabkan pertambahan head
tekanan, head kecepatan, dan head potensial pada fluida yang mengalir secara kontinu. Pada
pompa tekanan dinamis terjadinya aliran fluida adalah akibat dari kenaikan tekanan di dalam
fluida bukan akibat pergeseran volume impeller pemindahannya seperti yang terjadi pada
pompa tekanan statis. Pada pompa tekanan dinamis dijumpai poros putar dengan kurungan
sudu disekelilingnya, dan melalui sudu sudu inilah fluida mengalir secara kontiniu.

3. Bila ditinjau dari segi jumlah tingkat

Jika pompa hanya mempunyai satu buah impeller disebut pompa satu tingkat yang
lainnya dua tingkat, tiga dan seterusnya dinamakan pompa banyak Tingkat. Pompa satu
tingkat hanya mempunyai satu buah impeller dengan head yang relatif rendah. Untuk yang
banyak tingkat mempunyai impeller sejumlah tingkatnya. Head total adalah jumlah dari setiap
tingkat sehingga untuk pompa ini mempunyai head yang relatif tinggi.

Gambar 2.9 Pompa Satu Tingkat*)


*)Sumber : Sunyoto,Teknik Mesin Industri, hal. 101

10
Konstruksi impeller biasanya menghadap satu arah tetapi untuk menghindari gaya
aksial yang timbul dibuat saling membelakangi. Pada rumah pompa banyak tingkat, dapat
dipasang diffuser, tetapi ada juga yang menggunakan volut. Pemasangan diffuser pada rumah
pompa banyak tingkat lebih menguntungkan daripada dengan rumah volut, karena aliran dari
satu tingkat ketingkat berikutnya lebih mudah dilakukan.

Gambar 2.10. Pompa Multistage (Bertingkat Banyak)

*)Sumber : Sunyoto,Teknik Mesin Industri, hal. 102

Bila tinggi-tekan (head) yang dihasilkan oleh sebuah pompa terlalu besar untuk
dihasilkan oleh pompa satu tingkat, pompa bertingkat banyak dapat digunakan. Pompa
bertingkat banyak ini dapat dipakai juga bila keperluannya tidak semata-mata oleh
pertimbangan-pertimbangan tinggi-tekan tetapi adalah enghasilkan prestasi atau desain yang
lebih baik. Dengan memvariasikan besanya tinggi-tekan per tingkat akan diperoleh suatu
kecepatan spesifik yang menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Bila tinggi-tekan per
tingkat dikecilkan maka kebocoran yang terjadi akan semakin kecil. Pemakaian impeller
impeller yang berdiameter kecil-kecil akan mengurangi gesekan cakra karena gesekan adalah
sebanding dengan diameter pangkat tiga sedangkan tinggi-tekan adalah sebanding dengan
kuadrat diameter. Ukuran impeller yang lebih kecil akan menghasilkan tegangan sentrifugal
yang yang lebih kecil. Memang ada kerugian-kerugian tambahan akibat gesekan dan
turbulensi dalam memindahkan fluida dari satu tingkat ke tingkat lainnya, dan sering
meniadakan keuntungan-keuntungan yang dijelaskan sebelumnya.

Biasanya semua impeller pompa bertingkat banyak mempunyai ukuran diameter yang
sama, sehingga masing-masing tingkat akan menghasilkan tinggi tekan yang sama pula.

11
Dengan demikian tinggi-tekan total pompa adalah perkalian tinggi-tekan pertingkat dengan
jumlah tingkatnya. Prosedur pendesainan untuk masing-masing tingkat adalah sama dengan
prosedur yang telah dijelaskan untuk pompa satu tingkat.

2.3 Ekstrusi

Ekstrusi adalah proses pembentukan dengan penekanan logam kerja sehingga mengalir
melalui cetakan yang terbuka untuk menghasilkan bentuk pada bagian melintang sesuai
dengan yang diinginkan. Pada logambahan baku dipanaskan terlebih dahulu agar menjadi
lunak. Setelah itu dimasukkan dalam container. Sebuah ram (stempel) menekan bahan
tersebut melalui sebuah die (cetakan). Akibatnya bahan menjadi mulur dan terbentuk sesuai
dengan penampang die. Pada Plastik Khusus untuk ekstrusi plastik proses pemanasan dan
pelunakan bahan baku terjadi di dalam barrel akibat adaya pemanas dan gesekan antar
material akibat putaran screw.

Gambar 2.11 Proses Ektrusi*)


*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016
2.3.1 Jenis Ekstrusi

1. Berdasarkan Perlakuan Pada Suhu

a. Ekstrusi Panas

Hot ekstrusi adalah suatu proses kerja panas , yang berarti hal itu dilakukan pada suhu
rekristalisasi material tersebut, hal ini dilakukan untuk menjaga material dari pengerasan saat
kerja dilakukan dan untuk membuatnya lebih mudah mendorong material. Kebanyakan
ekstrusi panas dilakukan pada tekanan hidrolik horizontal yang berkisar dari 230 hingga
11.000 metrik ton (250 sampai 12.000 ton). Tekanan berkisar 3-70 MPa (4.400 hingga
100.000 psi), sehingga pelumasan diperlukan, dapat dihasilkan minyak atau grafit untuk

12
ekstrusi suhu yang lebih rendah, atau serbuk kaca untuk ekstrusi suhu tinggi. Kerugian
terbesar dari proses ini adalah biaya untuk mesin dan pemeliharaannya.

Proses ekstrusi umumnya ekonomis, ketika memproduksi antara beberapa kilogram (kg)
hingga beberapa ton, tergantung pada materi yang sedang diekstrusi. Ada titik crossover
dimana roll forming menjadi lebih ekonomis. Misalnya, beberapa baja menjadi lebih
ekonomis jika diproduksi lebih dari 20.000 kg (50.000 lb).

b. Ekstrusi Dingin

Ekstrusi dingin dilakukan pada suhu kamar. Keuntungannya jika dibandingkan dengan
ekstrusi panas adalah kurangnya oksidasi, kekuatan yang lebih tinggi karena pengerjaan
dilakukan pada suhu dingin , permukaan akhir yang dihasilkan baik, dan kecepatan ekstrusi
cepat jika bahan dikenakan tekanan panas (hot shortness).

Bahan yang umumnya digunakan pada ekstrusi dingin meliputi: timbal, timah,
aluminium, tembaga, zirkonium, titanium, molybdenum, berilium, vanadium, niobium, dan
baja. Contoh produk yang dihasilkan oleh proses ini adalah: alat pada proses pemadaman
kebakaran, shock absorber silinder, dan piston otomotif.

Gambar 2.12 Ekstrusi Dingin*)


*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016
c) Ekstrusi Hangat

Ekstrusi Hangat dilakukan di atas suhu kamar, tetapi di bawah suhu rekristalisasi dari
bahan, rentang suhu 800-1800 F (424-975 C). Hal ini biasanya digunakan untuk mencapai
keseimbangan kekuatan yang diperlukan, daktilitas dan sifat ekstrusi final.

2. Berdasarkan Teknologi Alat :

a. Ekstrusi Impak

Dilakukan dengan kecepatan yang lebih tinggi dan gerakan yang lebih pendek
dibandingkan dengan ekstrusi konvensional. Ekstrusi impak/tumbuk digunakan untuk

13
membuat komponen secara tersendiri. Tumbukan dapat dilakukan dengan ekstrusi ke depan
(forward), ekstrusi ke belakang (backward), atau kombinasi dari keduanya. Beberapa contoh
ditunjukkan dalam Ekstrusi impak untuk berbagai macam logam pada umumnya dilakukan
dalam keadaan dingin. Ekstrusi impak ke belakang lebih banyak digunakan. Produk yang
dibuat dengan proses ini antara lain tabung pasta gigi dan rumah bateri. Seperti ditunjukkan
dalam contoh, dinding yang sangat tipis dapat dibuat dengan proses ini. Dengan kecepatan
tinggi dapat dihasilkan reduksi yang besar dan kecepatan produksi yang tinggi, sehingga cara
ini merupakan proses komersial yang penting.

Gambar 2.13 Beberapa Contoh Ekstrusi Impak*)


*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016
b. Ekstrusi hidrostatik (hydrostatic extrusion)

Salah satu masalah yang dihadapi dalam ekstrusi langsung adalah gesekan antara billet
dengan dinding kontainer. Untuk mengatasi masalah ini digunakan fluida yang ditempatkan
di sekeliling billet di dalam kontainer. Fluida ditekan dengan menggerakkan ram ke depan,
sehingga fluida menekan seluruh permukaan billet (gambar 2.4), mengakibatkan logam
mengalir melalui die terbuka.

Gambar 2.14 Ekstrusi Hidrostatik*)


*)sumber: www.google.com Diakses tanggal 31 Oktober 2016

14
3. Berdasarkan proses pembentukan :

a. Proses Ekstrusi Kontinu


Sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai proses yang betul-betul kontinue karena
panjang bilet yang dapat dipasang pada kontainer terbatas, sehingga produk yang dihasilkan
panjangnya juga terbatas. Proses ini lebih tepat dikatakan sebagai operasi semi kontinue.
Tetapi walaupun demikian dalam satu siklus ekstrusi selalu dilakukan pemotongan terhadap
produk yang dihasilkan dengan panjang yang lebih pendek.

b. Proses Ekstrusi Tidak Kontinu (Discrete).


Dalam setiap siklus ekstrusi hanya dihasilkan produk tunggal. Salah satu contoh proses
ini adalah ekstrusi impak (impact extrusion).

2.3.2 Beberapa Jenis Cacat (Defect) dalam Produk Ekstrusi

Cacat dalam produk ekstrusi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa katagori berikut

1. Centerburst retak yang terjadi pada bagian dalam produk ekstrusi yang terbentuk akibat
adanya tegangan tarik sepanjang garis tengah (center line) bendakerja selama proses ekstrusi.

2. Piping cacat yang terjadi pada proses ekstrusi langsung, dimana pada ujung akhir billet
terdapat lubang. Untuk menghindari terbentuknya cacat ini dapat dilakukan dengan
menggunakan blok dummy dengan diameter sedikit lebih kecil daripada diameter billet.
Nama lain dari cacat ini adalah tailpipe dan fishtailing.

3. Retak permukaan (surface cracking) cacat yang terjadi pada permukaan hasil ekstrusi.

Hal ini terjadi karena :


1. Gerakan ram terlalu cepat,
2. Gesekan antara billet dengan dinding kontaine
3. Adanya efek cil pada billet panas.
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Proses Extrusion

1. Kelebihan Ekstrusi
a. Dapat menghasilkan bentuk melintang yang bervariasi, tetapi harus seragam,
b. Struktur butir dan sifat kekuatannya bertambah dalam pengerjaan dingin dan hangat,
c. Khusus untuk pengerjaan dingin, dapat dihasilkan toleransi yang ketat (presisi),

15
d. Pada beberapa jenis ekstrusi, sisa material yang terbuang kecil atau tidak ada sama
sekali.
2. Kekurangan Extrusi
a. Permukaan retak Bila permukaan ekstrusi pecah, hal ini sering disebabkan oleh
gesekan suhu ekstrusi, atau kecepatan terlalu tinggi. Hal ini juga bisa terjadi pada suhu yang
lebih rendah jika produk yang diekstrusi hanya sementara.

b. Pipa Sebuah pola aliran yang menarik oksida dari permukaan dan kotoran ke pusat
produk. Pola seperti ini sering disebabkan oleh gesekan yang tinggi atau pendinginan pada
daerah luar billet tersebut.

c. Bagian internal yang pecah Bila titik ekstrusi menghasilkan keretakkan atau void.
Retak ini yang dikaitkan dengan keadaan tegangan tarik hidrostatik di tengah zona deformasi
die. (Situasi yang sama dengan necked region dalam spesimen tegangan tarik)

d. Garis Permukaan Bila ada garis yang terlihat pada permukaan profil materi yang
diekstrusi. Hal ini sangat bergantung pada kualitas die production dan seberapa baik die
dipertahankan, karena beberapa residu bahan diekstrusi dapat menempel ke permukaan die
dan menghasilkan garis timbul.

Aluminium, tembaga, kuningan, baja dan plastik adalah contoh bahan yang paling
banyak diproses dengan ekstrusi. Contoh barang dari baja yang dibuat dengan proses ekstrusi
adalah rel kereta api. Teknologi ekstrusi memungkinkan kita untuk melakukan serangkaian
proses pengolahan seperti mencampur, menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan
dan mencetak dalam satu rangkaian proses saja.

16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mesin Press Extruder

Mesin Press Extruder adalah mesin yang digunakan untuk proses ekstrusi logam seperti
alumunium dan timah dengan menggunakan gaya tekan dari piston hidrolik. Di PT. Pindad
(Persero) mesin ini digunakan untuk persiapan bahan baku timah yang selanjutnya dibuat
menjadi pelor/proyektil peluru.

3
1 2

4
5

Gambar 3.1 Mesin Press Extruder

Mesin Press Extruder terdiri dari bagian utama yaitu :

1. Piston Hidrolik
2. Pemanas dan Cetakan
3. Control Panel
4. Motor dan Pompa
5. Tangki Oli Hidrolik

17
Gambar 3.2 Motor dan Pompa

Gambar 3.3 Control Panel

3.2 Cara Kerja Mesin Press Extruder

Cara kerja alat ini yaitu bahan baku awal yaitu timah berbentuk profil bulat dangan
diameter 70 mm atau biasa disebut billet di letakkan diantara piston dan cetakan bentuk. Tapi
sebelumnya panaskan pemanas sesuai suhu rekristalisasi dari bahan yang akan dikerjakan.
Setting mesin agar menghasilkan tekanan piston dan suhu kerja yang efektif. Proses ekstrusi
siap dilakukan menggunakan gaya tekan dari piston hidrolis bahan di-press ke cetakan karena
bahan dipanaskan maka timah terdeformasi menjadi sesuai bentuk cetakan. Untuk waktu
proses ekstrusi 1 buah billet yaitu kurang lebih 10-15 menit.

18
Gambar 3.4 Billet

Gambar 3.4 Proses Kerja Mesin Press Extruder

Setelah bahan keluar dari pemanas bahan didinginkan menggunakan bantuan kipas
angin agar bahan keras kembali. Hasil yang didapat ada berubah gulungan kawat timah
dengan diameter menyesuaikan cetakan dan proses ekstrusi telah selesai.

Gambar 3.5 Kawat Timah Hasil Mesin Press Extruder

19
3.3 Sistem Kerja Fluida pada Mesin Press Extruder

Kerja fluida pada mesin ini sangat terlihat pada saat proses press billet menjadi kawat.
Yaitu oli dari tangki disalurkan oleh pompa dengan bantuan motor listrik menuju ke dalam
piston. Fungsi dari motor listrik sendiri yaitu untuk memutar pompaagar menghasilkan
tekanan yang cukup untuk proses ekstrusi. Proses ekstrusi yang dilakukan adalah secara
kontinu jadi tekanan pada piston harus tetap bertambah secara stabil.

Gambar 3.6 Kerja Fluida pada Mesin Press Hidrolik

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :


1. Mesin Press Extruder adalah mesin yang digunakan untuk proses ekstrusi logam seperti
alumunium dan timah dengan menggunakan gaya tekan dari piston hidrolik. Bagian
Utama dari Mesin Press Extruder terdiri dari :
a. Piston Hidrolik
b. Pemanas dan Cetakan
c. Control Panel
d. Motor dan Pompa
e. Tangki Oli Hidrolik
2. Cara kerja alat ini yaitu bahan baku awal yaitu timah berbentuk profil bulat dangan
diameter 70 mm atau biasa disebut billet di letakkan diantara piston dan cetakan bentuk.
Setting mesin agar menghasilkan tekanan piston dan suhu kerja yang efektif. Proses
ekstrusi siap dilakukan menggunakan gaya tekan dari piston hidrolis bahan di-press ke
cetakan karena bahan dipanaskan maka timah terdeformasi menjadi sesuai bentuk
cetakan.
3. Kerja fluida pada mesin ini sangat terlihat pada saat proses press billet menjadi kawat.
Yaitu oli dari tangki disalurkan oleh pompa dengan bantuan motor listrik menuju ke
dalam piston. Fungsi dari motor listrik sendiri yaitu untuk memutar pompaagar
menghasilkan tekanan yang cukup untuk proses ekstrusi.

4.2 Saran

1. Untuk proses penggulungan kawat dari mesin masih manual menggunakan tangan
sebaiknya melakukan modifikasi dengan menambah mesin penggulung kawat agar lebih
efektif dan mengurangi resiko kecelakaan kerja.

2. Selalu cek kondisi oli sebelum mengoperasikan mesin cek apakah saluran oli tidak ada
yang bocor karena kebocoran oli dapat mengurangi gaya tekan dari piston.

21
DAFTAR PUSTAKA

G. Hicks,Tyler dan Edwards,T.W. 1996. Teknologi Pemakaian Pompa. Jakarta : Erlangga

Sunyoto, Karnowo dan Respati, S. M Bondan. 2008. Tekni Mesin Industri Jilid III. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
https://galihangga.wordpress.com diakses 31 Oktober 2016.

22

Anda mungkin juga menyukai