Demam Dengue
Masa inkubasi 4 6 hari
Gejala awal tidak spesifik : sakit kepala, malaise, sakit punggung.
Peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba disertai mengigil, sakit
kepala yang hebat, kemerahan pada wajah, nyeri retroorbital.
- Demam : Suhu tubuh biasanya mencapai 39 0 C
400C.
- Ruam Kulit : Kemerahan/bercak-bercak merah
menyebar pada wajah, leher, dada pada awal
demam.
Muncul pada akhir periode demam (fase
defersens) di daerah punggung kaki, tungkai,
lengan serta tangan
- Perdarahan Kulit : RL (+) atau petekie
Hasil Lab :
- Lekosit biasanya normal saat permulaan demam,
kemudian lekopeni terjadi dan terus berlangsung sampai periode
demam berakhir.
- Trombosit bisa normal atau menurun
- Enzim hati mungkin meningkat.
Demam Berdarah Dengue / DHF
Dx : Berdasarkan 4 gejala klinis dan 2 kriteria lab (WHO 1989)
Laboratorium : - Trombositopenia
- Hemokonsentrasi / Hematokrit meningkat > 20%
Dianosis Banding
1. Demam Infeksi bakteri / virus seperti bronkopneumoni, kolesistitis,
pielonefritis, demam tifoid, malaria, demam chikungunya.
2. Ruam akut morbili / campak
3. Hepatomegali hepatitis akut, leptospirosis
4. Perdarahan kulit ITP, leukemia stadium lanjut, anemia aplastik
5. Syok sepsis
6. Renjatan endotoksik.
Management
- Tirah baring
- Antipiretik atau kompres
Harus dilakukan untuk menjaga suhu tubuh tetap di bawah 40 0C.
Jangan beri aspirin karena dapat menyebabkan gatritis, perdarahan,
asidosis.
- Diet lunak
- Terapi elektrolit dan cairan secara oral : 50 ml / kgBB 4-6 hari
Volume yang dibutuhkan : Volume untuk mempertahankan
ditambah kekurangan 5-8%
Pada DSS : larutan ringer asetat atau D5% dalam NS 10-20
ml/kgBB/jam.
IVFD maintenance : 80 100 cc / kg / hari
Perhitungan Kebutuhan cairan infus untuk maintenance :
BB Volume cairan (ML/kgBB/hr)
< 10 100 / KgBB
10 20 1000 + 50 / KgBB (setiap kelipatan 10)
> 20 1500 + 20 / KgBB (setiap kelipatan 20)
Komplikasi :
- Electrolite imbalance : 1. Na
2. Ca
- Fluid Overload
* RDS, dyspena, takipneu
* Asites
* Nadi cepat
* TD
* Ronchi
* Gangguan perfusi jaringan
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
- Lekopenia pada tahap awal (dominasi neutrofil)
- Trombositopenia
- Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20%)
- Masa pembekuan normal
- Masa perdarahan memanjang (PT, TPT, TT)
- Penurunan Faktor II, III, V, VII, VIII, IX, X
- Hipoproteinemia, hiponatremia, hipocloremia
- SGOT meningkat sedikit
- Ureum dan pH darah meningkat.
2. Urin
- Albuminuria ringan
3. Tinja
- Sering ditemukan darah dalam tinja
4. Sumsum Tulang
- Pada awal : hiposelular jadi hiperselular hari ke 5 dengan
gangguan maturasi pada hari ke-10 sudah normal lagi.
5. Uji Serologi
- Pakai serum ganda, diambil pada masa akut dan konvalesen : Uji
pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT), uji dengue blot
dicari kenaikan antibody antidengue minimal 4 kali.
- Pakai serum tunggal
Uji dengue blot, mengukur antibody antidengue tanpa pandang kelas
antibodinya
dicari ada tidaknya / titer tertentu antibody antidengue.
6. Isolasi Virus
yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringanemia
Penyebab Kematian :
- Prolongad shock
- Fluid overload
- Massive bleeding
- Unusual manifestation
Patogenesis
- Infeksi I Imun spesifik relatif
- Infeksi II / > oleh virus dengan tipe lain
- Aktivasi C3 & C5
- Pelepasan C3a & C5a (anafilatoxin)
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
DEMAM TIFOID
Patogenesis :
Kuman masuk melalui mulut lambung sebagian kuman mati oleh asam
lambung, sebagian kuman diteruskan ke usus halus masuk ke plak payeri
ileum terminalis kuman mengeluarkan endotoksin terjadi reaksi dinding
/ inflamasi demam.
Bila kuman menembus lapisan lamina propia perdarahan dan perforasi
- Gejala Lain :
1. Demam 3 minggu :
1) Minggu I : - Suhu meningkat bertahap tiap hari
- Pagi menurun, sore / malam meningkat
2) Minggu II : - Terus demam (39-40 0C)
3) Minggu III - Suhu menurun bertahap
- Normal akhir minggu III
2. Gangguan saluran pencernaan
- Lidah beslag : Dibagian tengah lidah kotor, dengan bagian tepi
berwarna merah disertai dengan tremor
- Anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi
- Hepatomegali, splenomegali
3. Gangguan kesadaran
4. Bradikardi relatif
5. Epistaksis, roseola
Diagnosis Banding :
- Infeksi virus
- Dengue
- Malaria
- GE
Komplikasi :
1. Komplikasi Intestinal :
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
- Peritonitis
2. Komplikasi. Ekstraintestinal :
- Kardiovaskuler : gagal sirkulasi perifer (syok, sepsis), dehidrasi
miokarditis, tromboflebitis.
- Darah : anemia hemolitik, trombositopenia, sindrom
uremia hemolitik.
- Hepar : hepatitis, kolesistitis
- Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis
- Tulang : osteomielistis, spondilitis, artritis
- Neurologi : delirium, meningitis
Pengobatan :
1. Bed rest
2. Diet : - Cukup cairan, kalori, tinggi protein
- Tidak banyak serat
- Tidak merangsang
3. Obat : Drug of choice : Kloramfenikol 4 x 500 mg/hari (7 hari)
Alternatif :
1. Tiamfenikol 4 x 500 mg /hari (7 hari)
2. Kotrimoksasol 2x2 tab (400 mg sulfametoksazol 80 mg trimetropin (2
minggu).
3. Ampisilin / amoxicilin 50 150 mg / kgBB (2 minggu)
4. Sefalosporin Gen. III :
- Seftriakson 3-4 gr/hr (3 hr)
- Sefotaxim 2-3 x 1 gr (3-5 hr)
- Sefoperazon 2 x 1 gr (3-5 hr)
5. Fluorokuinolon
- Siprofloksasin 2 x 500 mg / hr (6 hari)
- Norfloksasin 2 x 400 mg/hr (14 hr)
Definisi : Penyakit zoonis yang disebabkan oleh spiroketa patogen dari famili
leptospiraceae.
Etiologi : Resovoar
Leptospira interogans L. Icterohaemorhagie : Tikus
L. Canicola : anjing
L. Pomona : Sapi dan babi
Diagnosis :
- Riwayat pekerjaan pasien : berpergian ke hutan, rawa, sungai, petani
- Anamnesis : demam tinggi, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, mual,
muntah, diare.
- Px Fisik : Ikterik, injeksi konjungtiva, fotofobia, hepatomegali,
splenomegali, nyeri otot (terutama gastronemeus), bradikardi, ruam pada
kulit, penurunan kesadaran.
- Lab : Lekositosis, normal, menurun disertai gambaran neutrofilia
dan LED meningkat.
Peningkatan amilase, lipase dan CK, gangguan fungsi hati,
gangguan fungsi ginjal, serologi leptospira positif (fiter > 1/100
atau terdapat peningkatan > 4 kali pada titer ulangan) urin :
proteinuria, leukosituria dan sedimen sel torak.
Diagnosis Banding :
- Hepatitis tifosa
- Ikterus obstruktif
- Malaria
- Kolangitis
- Hepatitis Fulminan
- FUD (Fever of Unknown Origin)
Terapi :
- Bed rest
- Simtomatis
- Antimikroba : drug of choice : Penisilin G 4 x 1,5 juta U (5 7 hr)
alternatif : tetrasklin, eritromisin, doksisiklin, sefalosporin
generasi III, fluorokuinolon.
MALARIA
Siklus Eritrositer
Merozoid dari skizon hari pecah masuk peredaran darah
menginfeksi eritrosit dalam eritrosit, parasit berkembang, stadium
tropozoid skizon merozoid menginfeksi sel darah merah lainnya.
Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoid membentuk
stadium seksual (gametosit & )
Falciparum
Skizon skizon
Merozoid Ookista
Trofozoid
Skizon
Merozoid
Makrogametosit Makrogamet
Zigot => Ookinet
Mikrogametosit Mikrogamet
Kasus malaria yang di diagosa hanya berdasarkan gejala dan tanda klinik
disebut : tersangka malaria / malaria klinis.
Anamnesis :
- Keluhan utama : demam, menggigil, dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot / pegal-pegal.
- Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke
daerah endemik.
- Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
- Riwayat sakit malaria
- Riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir
- Riwayat mendapat transfusi darah
- Gejala klinis pada anak dapat tidak khas.
Pemeriksaan Fisik
- Demam (37,5 40C)
- Pucat pada konjungtiva atau telapak tangan
- Splenomegali
- Hepatomegali
Laboratorium
1. Tetes tebal (semi kuantitatif)
(-) : Sediaan darah (SD/negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100
LPB)
(+) : SD positif 1 (ditemukan 1 10 parasit / 100 LPB)
(++) : SD positif 2 (ditemukan 11 100 parasit / 100 LPB)
(+++) : SD positif 3 (ditemukan 1 10 parasit / 1 LPB)
(++++) : SD positif 4 (ditemukan 11 100 parasit / 1 LPB)
2. Kuantitatif
Tetes tebal : kepadatan parasit per 200 lekosit
Tetes Titip : Kepadatan parasit per 1000 eritrosit
parasit / ul
* Bila tidak ada hasil lekosit, dapat diasumsikan 8.000-10.000/mm 3
* Malaria berat bila hitung parasit > 250.000 / UL
Beberapa keadaan lain yang juga digolongkan sebagai malaria berat sesuai
dengan gambaran klinis daerah setempat.
1. Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15)
2. Kelemahan otot (tidak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan neurologik
3. Hiperparasitemia > 5%
4. Ikterus (kadar blilirubin darah > 3 mg%)
5. Hiperpireksia (temperature rektal > 40 0 C pada dws, > 41 0 C pada anak.
Pengobatan :
- Malaria Falciparum (buat dewasa) tanpa komplikasi
Lini pertama : Artesunat + amodiaquine + primakuin (oral)
Bila penderita sudah dapat minum obat atau kesadaran membaik atau
KU membaik ganti oral.
Kina tidak boleh diberikan secara bolus IV, karena toksik bagi
jantung dan dapat menimbulkan kematian.
Respiratory
GIT
Organ system
Urinary
Hidung, mata,
Akut < 14 hari
Malaria Eritrosit
Non organ
Demam
Berdarah Trombosit
Leukosit
Diff. Count :
Eos / Bas / Stab / Segmen / Limfosit / Monosit