Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala akibat trauma sering kita jumpai di lapangan. Di
500.000 kasus. Dari jumlah di atas, 10% penderita meninggal sebelum tiba
produktif antara 1544 tahun dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki
adalah akibat kecelakaan lalu lintas, disusul dengan jatuh (terutama pada
B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Kepala
2. Tujuan Umum
1
b. Mengetahui klasifikasi cidera kepala
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KOSEP DASAR
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3
Cedera kepala dapat diklasifikasikan dalam berbagai aspek
(IKABI, 2004).
dibagi menjadi :
a) Fraktur linier
Fraktur linier merupakan fraktur dengan bentuk
4
menyebabkan tulang kepala bending dan tidak
intrakranial.
b) Fraktur diastasis
Fraktur diastasis adalah jenis fraktur yang terjadi
epidural.
c) Fraktur kominutif
Fraktur kominutif adalah jenis fraktur tulang
area fraktur.
d) Fraktur impresi
Fraktur impresi tulang kepala terjadi akibat
(meningitis).
3) Cedera kepala di area intracranial
Menurut (Tobing, 2011) yang diklasifikasikan menjadi
cedera otak fokal dan cedera otak difus Cedera otak fokal
yang meliputi :
a) Perdarahan epidural atau epidural hematoma (EDH)
spinal).
4) Kejang
c. Cedera kepala berat dengan nilai GCS sama atau kurang
dari 8.
1) Penurunan kesadaran sacara progresif
2) Tanda neorologis fokal
3) Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium (
3. Etiologi
Cedera kepala disebabkan oleh :
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Jatuh
c. Trauma benda tumpul
d. Kecelakaan kerja
e. Kecelakaan rumah tangga
f. Kecelakaan olahraga
g. Trauma tembak dan pecahan bom (Ginsberg, 2007)
8
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri yang menetap atau setempat.
b. Bengkak pada sekitar fraktur sampai pada fraktur kubah cranial.
c. Fraktur dasar tengkorak: hemorasi dari hidung, faring atau telinga
volume intravaskuler
g. Peningkatan TIK
h. Dilatasi dan fiksasi pupil atau paralysis edkstremita.
i. Peningkatan TD, penurunan frek. Nadi, peningkatan pernafasan
5. Patofisiologi
Menurut Tarwoto (2007) adanya cedera kepala dapat
primer adalah kerusakan yang terjadi pada masa akut, yaitu terjadi
9
pada ruang antara durameter dengan sub arakhnoit dan intra cerebal
6. Pathway
(TERLAMPIR)
pada tengkorak.
c. MRI (Magnetic Resonan Imaging) Gunanya sebagai penginderaan
elektrolit.
8. Komplikasi
a. Koma
Penderita tidak sadar dan tidak memberikan respon disebut
menjadi epilepsy.
c. Infeksi
Fraktur tulang tengkorak atau luka terbuka dapat
10
Berfikir, akal sehat, penyelesaian masalah, proses informasi
11
B. KONSEP PROSES KEPERAWATAN
1. Penkajian
2. Diagnosa Keperawatan Utama
12
3. Intervensi Keperawatan
13
4. Implementasi
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko,
5. Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan mencapai
tidak berhasil.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cidera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisan otak dari
tembus.
Cidera kepala dibagi menjadi tiga yaitu cidera kepala ringan, sedang
dan berat.
Cidera kepala ringan adalah trauma kepala dengan skala Glasgow
pusing dan nyeri kepala dapat terjadi abrasi, lacerasi, haematoma kepala
dimana pasien tidak dapat mengikuti perintah, coma (GSC < 8) dan tidak
itu dalam melakukan tindakan hendaknya lebih cermat dan teliti baik
dilihat dari segi pasien ataupun dari segi tempat untuk melakukan
tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
15
Oni Ashadi, (2006). Syok Hipovolemik. (online). Http:// www. Medicastore.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8, Vol.3). EGC, Jakarta.
Price, A, Sylvia & Lorraine M. Willson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
16