Oleh :
Kelompok 2
Nama : Rifka Ayu Dinar 123020217
Diana Wangsih 123020250
M. Radipta 123020345
Kelas D
seperti buah dan sayur dalam bentuk produk beku, kering atau kalengan. Bentuk
nutrisi, sehingga dibutuhkan suatu proses pemanasan awal yang dikenal dengan
biasanya dilakukan pada sayuran atau buah segar sebelum mengalami proses
merupakan cara yang efektif untuk mengendurkan kulit dari bahan makanan
2
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lama blanching?
1.3 Tujuan
pengolahan pangan.
3
BAB II
ISI
pada suhu kurang dari 100 C selama beberapa menit, dengan menggunakan air
panas atau uap yang biasanya dilakukan terhadap buah dan sayur untuk
menginaktifkan enzim alami yang terdapat dalam bahan tersebut antara lain enzim
sebagian dari mikroba yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim
ini paling tahan terhadap panas. Blanching biasanya dilakukan terhadap sayur-
proses oksidasi dapat dicegah, memperbaiki warna dan aroma bahan serta
berikut.
4
1. Inaktivasi enzim
pangan (Winarno, 2002). Enzim alami yang terdapat dalam bahan tersebut antara
lain enzim katalase dan peroksidase yang paling tahan terhadap panas.
Kebanyakan enzim dalam buah dan sayuran menjadi inaktif karena panas. Untuk
inaktivasi enzim sebagian penting untuk produk untuk meminimalkan efek yang
merugikan dari aktivitas enzim, misalnya perubahan warna, flavor, dan tekstur.
Buah dan sayuran mentah mengandung udara interseluler dan gas-gas lain
yang akan dilepaskan selama sterilisasi atau pasteurisasi jika tidak dihilangkan
selama blanching. Oksigen dalam udara dilepaskan melalui head space dapat
menyebabkan produk teroksidasi dan korosi internal oksidatif pada kaleng. Gas-
gas akan mengurangi vakum head space yang mengakibatkan masalah tekanan
juga berguna untuk menghilangkan gas dalam bahan sehingga proses oksidasi
dapat dicegah, memperbaiki warna dan aroma bahan serta melunakkan dinding sel
5
Blanching mengurangi tingkat kontaminan mikrobia, pestisida dan
digunakan, suhu dan waktu. Blanching air panas dapat menghasilkan pengurangan
Hal ini harus dicatat bahwa spora shockthermal panas yang dapat
blanching dilakukan untuk beberapa waktu utamanya untuk proses termal lebih
dan pertumbuhan dari organisme tersebut. Pembersihan dan disinfeksi yang cukup
karena leaching dari komponen cairnya, sedangkan yang lain misalnya kentang
menyerap air. Jadi, selama akhir proses termal, perubahan kadar air dari produk
dapat membuat kontrol dari berat kering akhir menjadi sulit. Variasi kelembaban
6
menit pada 100oC. Peroksida dari oksidasi asam lemak dapat menyebabkan
dengan blanching.
1. Water Blanching
dilakukan selama 1,5 12 menit, pada suhu 88C - 99C. Caranya dapat dilakukan
merupakan metode yang paling sederhana dan murah serta paling banyak
metode ini adalah kehilangan komponen bahan pangan larut air seperti vitamin,
termodurik tidak bisa dikurangi. Keuntungannya, pada proses blanching ini dapat
2. Steam Blanching
membutuhkan waktu 1,5 kali lebih lama dibandingkan water blanching. Metode
7
ini menggunakan uap air jenuh pada tekanan atmosfer sekitar 150 kN/m2 atau
pada tekanan lebih rendah. Keuntungan metode ini adalah kehilangan komponen
larut air dapat ditekan, Produksi limbah lebih rendah lebih (biaya pembuangan
limbah lebih murah) dan lebih mudah untuk dibersihkan. Sedangkan kerugian
metode ini antara lain : proses pencucian dan pembersihan secara terbatas,
memerlukan modal yang lebih tinggi, mungkin terjadi terjadi proses blanching
yang proses tidak merata jika jumlah produk yang produk diblansir besar, dan
3. Microwave Blanching
dan warna bahan makanan, juga tidak lebih menghemat waktu atau energi
dibanding kedua metode lainnya. Kelebihan dari cara ini adalah dapat
menurunkan kandungan mikroba dan sedikit kehilangan nutrisi, tetapi cara ini
industri untuk menggunakan metode ini. Hal ini disebabkan mereka harus
lainnya.
8
4. Hot Gas Blanching
gas pada medium pemanas digunakan untuk memanaskan bahan pangan, sehingga
panci dan pemutaaran yang perlahan akan dimulai dan tekanan menurun sekita 10
kPA. Vacuum akan hancur dengan uap jenuh dan tekanan atmorfer dari tempatnya
dengan proses kondensasi yang terjadi pada pengukusan serta disebabkan juga
oleh pelepasan anaas yang tertahan oleh kondensasi pada jaringan tumbuhan.
Karena panas yang tinggi dan waktu blancing yang cepat, makan tektur dari
sayuran menjadi lebih kuat. Metode ini biasanya digunakan secara komersial
adalah steam blanching dan water blanching. Perbandingan antara kedua metode
9
Tabel 1. Perbandingan Steam Blanching Dan Water Blanching
Steam
Blanching Air
Atmosfer Di Bawah Tekanan
1. Berat Bahan
Penyusutan sangat besar kehilangan berat sampai 19%. Pada Suhu 5055 C
menyebabkan membran sitoplasma yang melindungi bagian dalam sel rusak dan
kehilangan tekanan turgor. Sehingga terjadi kehilangan cairan dari dalam sel.
Setelah dilakukan proses ini terjadi pengurangan berat dari bahan, hal ini terjadi
karena adanya kadar air yang hilang dari bahan. Semakin lama waktu yang
digunakan untuk proses tersebut maka semakin banyak kadar air yang hilang dari
10
bahan. Semakin lama waktu yang digunakan maka kadar air semakin menurun
2. Tekstur
tekstur bahan menjadi lunak. Sehingga bahan yang lunak akan mempermudah
tahap selanjutnya, yaitu tahap pengisian. Proses Hot Water Blanching akan lebih
melunakan bahan jika dibandingkan dengan steam blanching. Hal ini dikarenakan
sebagaian besar air masuk kedalam bahan yang akan menyebabkan ikatan antar
partikel bahan menjadi semakin renggang sehingga daya tarik partikel akan lemah
dan mengakibatkan tekstur menjadi lunak. Oleh karena itu dalam melakukan
blancing dapat ditentukan dari ukuran dan bentuk bahan, tekstur, dan
konduktivitas panas
3. Warna
warna. Bahan menjadi terlihat seperti lebih menarik dan segar, tetapi jika waktu
yang digunakan berlebihan warna pada bahan akan pudar. Perubahan warna akan
semakin pudar karena pigmen yang terkandung dalam bahan akan rusak.
dan klorofil. Antosianin yang larut dalam air dapat didegradasi oleh oksidasi
11
warna yang signifikan. Pada sayuran hijau, peroksida dari oksidasi asam lemak
4. Flavor
misalnya brokoli, dengan cara melepas bitter acid yang ada pada bahan makanan
tersebut
5. Kandungan Gizi
pada suhu yang tinggi namun waktu operasi yang pendek. Metode perebusan
menyebabkan kehilangan terbesar yaitu 40 % vitamin dan mineral, 35% gula, dan
dianalisis.
12
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Buncis Kalengan
Pencucian
Trimming
terpakai.
Sortasi
13
Proses sortasi berfungsi utuk mengelompokan buncis berdasarkan
Size reduction
yang seragam dan memudahkan buncis ketika akan dimasukan kedalam kaleng.
Blanching
enzim yang terkndung dalam buncis, menyeragamkan warna hijau buncis dan
Spray cooling
Canning
bahan di masukan ke dalam kaleng, bahan tidak boleh terlalu penuh atau diberikan
head space.
Brining
14
Brining merupakan proses pengisian bahan dengan larutan garam. Tujuan
proses ini yaitu selain untuk meningkatkan cita rasa buncis kalengan juga untuk
Seaming
Sterilisasi
dengan air panas. Sterilisasi berfungsi untuk membunuh sel bakteri beserta
sporanya.
Labeling
perusahaan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan pada Bab II, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Blanching merupakan suatu cara pemanasan pendahuluan yang dilakukan
pada suhu kurang dari 100 C selama beberapa menit.
2. Tujuan dilakukanya blanching adalah menginaktivasi enzim,
mengeluarkan gas-gas seluler dari jaringan, mengurangi kandungan
mikroba dan kontaminasi kimia, mempertahankan maupun memperbaiki
warna dan kenampakan, dan memperlunak jaringan sehingga
mempermudah proses berikutnya.
3. Ada berbagai metode blanching yang dapat digunakan antara lain: Metode
Water Blanching, Steam Blanching, Microwave Blanching, Hot Gas
Blanching, dan Vaccum Steam Blanching.
4. Lama blanching dipengaruhi oleh jenis dan varietas, tingkat kematangan,
metoda penanganan, medium blansir, lama dan suhu blanching, rasio
medium blansir/bahan, ukuran dan jumlah bahan yang di-blanching, dan
metode blanching.
5. Adapun pengaruh blanching terhadap bahan pangan antara lain sebagai
berikut.
a. Berat Bahan, penyusutan berat bahan terjadi karena adanya kadar air
yang hilang dari bahan. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
proses tersebut maka semakin banyak kadar air yang hilang dari
bahan.
b. Tekstur, semakin lama waktu yang dibutuhkan maka tekstur bahan
menjadi lunak. Sehingga bahan yang lunak akan mempermudah tahap
selanjutnya.
16
c. Warna, blancing dapat memperbaiki warna maupun mempertahankan
warna. Bahan menjadi terlihat seperti lebih menarik dan segar, tetapi
jika waktu yang digunakan berlebihan warna pada bahan akan pudar.
Perubahan warna akan semakin pudar karena pigmen yang terkandung
dalam bahan akan rusak.
d. Flavor, blanching dapat meningkatkan kualitas flavor pada beberapa
sayuran, misalnya brokoli, dengan cara melepas bitter acid yang ada
pada bahan makanan tersebut.
Kandungan Gizi, beberapa vitamin hilang karena degradasi termal dan
3.2 Saran
Pada saat melakukan proses blanching harus tahu metode apa yang cocok
17
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, SM. 2008. Aspek Blanching dan Exhausting pada Pengalengan Buah
dan Sayur http://sudarmantosastro.wordpress.com/2008/03/30/aspek-
blanching-dan-exhausting-pada-pengalengan-buah-dan-sayur diakses pada 1
Maret 2014
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
18