BRONKOPNEUMONIA
Pembimbing :
dr. Primo Parmati, SpA.
Oleh :
Atika Febriani
Doddy Ario Siswanto P
Fathia Rissa
Nublah Nur Amalina S
Riadhus Machfud Alfian
Zulfa ilma
B. ANAMNESIS
(Alloanamnesis)
Tanggal : 16 November 2016
Keluhan Utama :
Sesak nafas
Demam dirasakan sejak 4 hari yang lalu, terus menerus dan demam
dirasakan tinggi pada malam hari. tidak ada kejang dan tidak pernah kejang
sebelumnya
Tidak ada timbul ruam,BAB dan BAK dirasakan seperti biasanya. Menurut
pengakuan ibunya nafsu makan anaknya berkurang dan minum lancar seperti
biasanya
1
Riwayat Penyakit Keluarga :
tidak ada riwayat batuk terus menerus di keluarga dan juga tidak ada yang
memiliki riwayat asma
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum berobat ke dokter,ibu pasien hanya memberikan paracetamol
Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Ibu os rutin ANC ke bidan,selama hamil tidak pernah ada keluhan dan
sakit,os lahir normal,spontan,cukup bulan, BB lahir : 2800gr PB lahir : 45cm
Riwayat Alergi :
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi
Riwayat Psikososial:
Ibu pasien mengatakan rumahnya sempit dengan total penghuni 7 orang dan
dengan ventilasi yang kurang,ayah dan kakak pasien terkadang merokok di
rumah.ibu pasien mengakui membersihkan rumah 2 kali/hari
riwayat imunisasi :
Imunisasi lengkap sesuai usia
Tumbuh Kembang :
Kesan : sesuai Usia tidak ada gangguan tumbuh kembang
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Antropometri
o Berat Badan : 9 kg
o Tinggi Badan : 53 cm
Status gizi
o BB/U : antara -1SD sampai 0 normal
o TB/U : antara -2SD sampai-1 SD (Perawakan Normal)
2
o BB/TB : 1 SD(normal)
o Kesan gizi : baik
Tanda Vital
a. Tekanan darah : Tidak diperiksa
b. Pernapasan : 42 x/menit, dyspneu
c. Nadi : 100x/menit,regular,kuat angkat
d. Suhu : 38oC
Abdomen :
Inspeksi : abdomen datar
Palpasi : tidak ada hepatomegali dan splenomegali
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 5 kali/menit
Ekstremitas : teraba akral hangat, CRT<2dtk
3
LABORATORIUM
Hemoglobin 11,5
Leukosit 15,1
Trombosit 323
MCV 79,2
MCH 26,2
PDW 15,3
D. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Bronkopneumonia
Asma Bronchial
Faringitis
Terapi ruangan
4
An. Perempuan,1 tahun, datang bersama ibunya ke rumah sakit dengan
keluhan sesak napas sejak 1 hari SMRS, semakin berat, 5 hari SMRS batuk,
batuk berdahak terus menerus, semakin berat dalam 4 hari terakhir, tidak dapat
mengeluarkan dahaknya,. Orang tua os juga mengatakan demam sejak 4 hari
SMRS, terus menerus dan perlahan - lahan semakin tinggi dalam 2 hari
terakhir.
Pernapasan cuping hidung (+),Faring hiperemis (+),Pilek dengan sekret
hidung berwarna kehijauan dan terlihat kental. Nafsu makan anak turun
semenjak sakit. Pada pemeriksaan fisik,terdapat retraksi dada, ronkhi (+/+),
wheezing (-)),akral hangat(+), CRT < 2dtk. Di keluarga os tidak ada yang
mengalami sakit yang sama,riwayat asma disangkal
OS belum berobat ke dokter,ibu OS memberikan paracetamol
Pemeriksaan fisik
Tanda Vital
a. Tekanan darah : Tidak diperiksa
b. Pernapasan : 42 x/menit
c. Nadi : 100x/menit
d. Suhu : 38oC
Pemeriksaan Fisik Umum
5
Kepala : pernafasan cuping hidung (+),faring hiperemis (+) air mata kering
(+)
Pulmo: vesikuler (+/+),ronkhi (+/+)
retraksi (+) (subcostal-intercostal)
Abdomen : BU (+),supel,datar
Ekstremitas : akral hangat (+), CRT<2dtk
BAB II
BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI
6
terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
dan benda-benda asing (Muttaqin, 2008). Bronkopeneumonia merupakan peradangan
pada perekim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing yang
ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnu, napas cepat dan dangkal,
muntah serta batuk kering dan produktif (Hidayat, 2006). Bronkopneumonia adalah
Peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus,
atau streptokokus), atau virus (respiratory syncytial virus) (Speer, 2007).
Bronkopneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Ngastiyah, 2005).
Bronkopneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru yang disebabkan
oleh berbagai agens seperti virus, mikoplasma, dan aspirasi substansi asing (Betz, 2002).
EPIDEMIOLOGI
Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kematian pada Balita (berdasarkan Survei
Kematian Balita tahun 2005) sebagian besar disebabkan karena pneumonia 23,6%.
ETIOLOGI
7
menahun, gizi kurang/malnutrisi energi protein (MEP), faktor patrogenik seperti trauma
pada paru, anestesia, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna merupakan
faktor yang mempengaruhi terjadinya bronkhopneumonia. Menurut WHO diberbagai
negara berkembang Streptococus pneumonia dan Hemophylus influenza merupakan
bakteri yang selalu ditemukanpada dua pertiga dari hasil isolasi, yaitu 73,9% aspirat
paru dan 69,1% hasil isolasi dari spesimen darah. Dari seluruh etiologi pneumonia,
Streptococcus pneumonia adalah merupakan etiologi tersering dari pneumonia bakteri
dan yang paling banyak diselidiki patogenesisnya. Jenis keparahan penyakit ini di
pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur, jenis kelamin, musim dalam tahun
tersebut, dan kepadatan penduduk. Anak laki laki lebih sering terkena pneumonia dari
pada anak perempuan. penyebab dari Bronkopneumonia adalah :
1. Bakteri
Pneumokokus
Streptokokus
Stafilokokus
Haemophilus Influenzae
Pseudomonas aeruginosa
2. Virus
Virus Influenza
Adenovirus
Sitomegalovirus
Rhinovirus
3. Fungi
Aspergillus
Koksidiomikosis
Histoplasma
4. Aspirasi
8
Cairan amnion
Makanan
Cairan lambung
Benda asing
MANIFESTASI KLINIK
9
Penurunan nafsu makan
Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare.
PATOFISIOLOGI
10
kiri jantung. Percampuran darah yang teroksigenasi dan tidak teroksigenasi ini akhirnya
mengakibatkan hipoksemia arterial (Smeltzer, 2002).
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak nafas. Pada
bayi, gejalanya tidak khas, sering sekali tanpa demam dan batuk. Anak yang lebih besar
kadang mengeluh sakit kepala, nyeri abdomen disertai muntah.
Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda- beda berdasarkan kelompok umur tertentu.
Pada neonatus sering dijumpai takipneu, reaksi dinding dada, grunting, dan sianosis.
Pada bayi-bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting. Gejala yang sering terlihat
adalah tapikneu, retraksi, sianosis, batuk, panas, dan iritabel.
Pada pra-sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk (non produktif /
produktif), tapikneu, dan dispneu yang ditandai reaksi dinding dada. Pada kelompok
anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas, batuk (non produktif / produktif), nyeri
dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. Pada semua kelompok umur, akan dijumpai
adanya napas cuping hidung. Pada auskultasi, dapat terdengar pernapasan menurun.
Fine crackles (ronkhi basah halus) yang khas pada anak besar, bisa juga ditemukan pada
bayi. Gejala lain pada anak besar adalah dull (redup) pada perkusi, vokal fremitus
menurun, suara nafas menurun, dan terdengar fine crackles (ronkhi basah halus)
didaerah yang terkena. Iritasi pleura akan mengakibatkan nyeri dada, bila berat dada
menurun waktu inspirasi, anak berbaring kearah yang sakit dengan kaki fleksi. Rasa
sakit dapat menjalar ke leher, bahu dan perut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
11
Foto rontgen thoraks proyeksi posterior - anterior merupakan dasar diagnosis
utama pneumonia. Foto lateral dibuat bila diperlukan informasi tambahan,
Misalnya efusi pleura. Pada bayi dan anak yang kecil gambaran radiologi sering kali
tidak sesuai dengan gambaran klinis. Tidak jarang secara klinis tidak ditemukan apa
apa tetapi gambaran foto thoraks menunjukkan pneumonia berat. Foto thoraks tidak
dapat membedakan antara pneumonia bakteri dari pneumonia virus. Gambaran
radiologis yang klasik dapat dibedakan menjadi tiga macam:
Konsolidasi lobar atau segmental disertai adanya air bronchogram, biasanya
disebabkan infeksi akibat pneumococcus atau bakteri lain.
Pneumonia intersitisial biasanya karena virus atau Mycoplasma, gambaran
berupa corakan bronchovaskular bertambah, peribronchal cuffing dan
overaeriation; bila berat terjadi pachyconsolidation karena atelektasis.
Gambaran pneumonia karena S aureus dan bakteri lain biasanya menunjukkan
gambaran bilateral yang diffus, corakan peribronchial yang bertambah, dan
tampak infiltrat halus sampai ke perifer.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Pneumonia Pada Balita.
a). Umur
Pada anak di bawah usia 2 tahun umumnya pneumonia disebabkan oleh respiratory
syncytial virus (RSV), adenovirus, virus influenza dan parainfluenza. Chlamydia
trachomatis Infeksi dapat ditularkan kepada bayi dari saluran kelamin ibu selama
kelahiran mengakibatkan pneumonia. Pneumonia merupakan penyebab penting dari
morbiditas dan mortalitas pada semua kelompok umur. Secara global diperkirakan
bahwa 5 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal akibat pneumonia setiap tahun (95%
di negara-negara berkembang).
12
laki lebih dominan sekitar 65 %. Anak laki laki lebih sering terkena pneumonia dari
pada anak perempuan.
13
digunakannya kombinasi vaksin-vaksin, di mana beberapa vaksin digabung menjadi satu
suntikan.
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus
tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan
aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG
(Bacillus Calmette-Guerin). Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB
(penyakit TB terus menerus ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara
dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium
tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang
terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain:
berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam
dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata
berlangsung antara 8-12 minggu. Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu
dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya flek, tes Mantoux untuk mendeteksi
peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan
laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui,
apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita
TB. Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB
yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa
diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang tidur.
Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak
berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah
satunya melalui pemberian imunisasi BCG.
Tatalaksana
16
I. Klasifikasi & Tindakan untuk Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas Umur 2
bulan - <5 tahun.
- Merah : PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT
Berarti : RUJUK SEGERA KE RUMAH SAKIT
- Kuning : PNEUMONIA
Berarti : BERI ANTIBIOTIK DENGAN PERAWATAN DI RUMAH
- Hijau : BATUK BUKAN PNEUMONIA
Berarti : BERI PERAWATAN DI RUMAH
17
(TDDK).
- Adanya napas cepat:
50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan
40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun
Klasifikasi Pneumonia
Tindakan - Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah.
- Beri antibiotik selama 3 hari.
- Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat
bila keadaan anak memburuk.
- Obati demam, jika ada.
- Obati wheezing, jika ada.
II. Klasifikasi & Tindakan untuk Bayi Batuk dan atau Sukar Bernapas Umur <2
Bulan
18
Berarti : BERI PERAWATAN DI RUMAH
19
- Tidak ada napas cepat, frekuensi napas: kurang dari
60x/menit
Klasifikasi Batuk bukan pneumonia
Tindakan - Nasihati ibu untuk tindakan perawatan di
rumah/menjaga bayi tetap hangat
- Memberi ASI lebih sering
- Membersihkan lubang hidung jika mengganggu
pemberian ASI
- Anjurkan ibu untuk kembali kontrol jika:
Pernapasan menjadi cepat atau sukar
Kesulitan minum ASI
Sakitnya bertambah parah
PENATALAKSANAAN
20
2-<4 bulan 1/4 1 2,5 ml (0,5 1/4 5 ml (1 sendok takar)
4-<6 kg sendok takar)
4-<12 1/2 2 5 ml (1 1/2 10 ml (2 sendok takar)
bulan sendok takar)
6-<10 kg
1-<3 tahun 3/4 2,5 7,5 ml (1,5 2/3 12,5 ml (2,5 sendok
10-<16 kg sendok takar) takar)
3-<5 tahun 1 3 10 ml (2 3/4 15 ml (3 sendok takar)
16-<19 kg sendok takar)
Pastikan bahwa sediaan antibiotik yang diberikan cukup untuk 3 hari
Pengobatan antibiotik 3 hari tidak direkomendasikan di daerah dengan resiko HIV tinggi
PENGOBATAN DEMAM
DEMAM TIDAK TINGGI (<38,5C)
- Nasihati ibu agar memberi cairan lebih banyak
Demam itu sendiri bukan indikasi untuk pemberian antibiotik, kecuali pada bayi kurang
dari 2 bulan. Pada bayi kurang dari 2 bulan kalau ada demam harus dirujuk ; jangan
berikan parasetamol untuk demamnya.
BERI PARASETAMOL UNTUK DEMAM TINGGI (>38,5C)
DIBERIKAN TIAP 6 JAM SAMPAI DEMAM REDA
Umur atau berat Tablet 500 mg Tablet 100 mg Sirup 120 mg/5 ml
badan
2-< 6 bulan 1/8 1/2 2,5 ml
4- < 7 kg sendok takar
6 bulan- < 3 1/4 1 5 ml
tahun 1 sendok takar
7- < 14 kg
3 tahun 5 tahun 1/2 2 7,5 ml
21
14 19 kg 1 sendok takar
Pada bayi berumur <2 bulan: wheezing merupakan tanda bahaya dan harus dirujuk
segera.
Pada kelompok umur 2 bulan - <5 tahun: penatalaksanaan wheezing dengan
bronkhodilator tergantung dari apakah wheezing itu merupakan episode pertama atau
berulang.
22
BRONKHODILATOR
Bronkhodilator adalah obat yang membantu pernapasan anak dengan jalan melebarkan
saluran udara dan melonggarkan spasme (penyempitan) bronkhus. Berikut ini adalah
uraian tentang bronkhodilator kerja cepat dan bronkhodilator oral.
A. SALBUTAMOL NEBULISASI
Alat nebulisasi harus dapat mengantarkan minimal 6-9 liter/menit. Metode yang
direkomendasikan adalah kompresor udara atau silinder oksigen. Jika keduanya tidak
tersedia, gunakan foot-pump yang mudah digunakan dan mempunyai masa pakai,
walaupun alat ini kurang efektif. Letakkan larutan bronkodilator dan 2-4 ml larutan
NaCL steril ke dalam bagian nebuliser dan berikan pada anak saat timbul uap sampai
larutan hampir habis. Dosis salbutamol adalah 2,5 mg (misalnya: 0,5 ml dari salbutamol
5 mg/ml larutan nebuliser) bisa diberikan setiap 4 jam, kemudian dikurangi sampai
setiap 6-8 jam bila kondisi anak membaik. Bila diperlukan yaitu pada kasus yang berat,
bisa diberikan setiap jam untuk waktu singkat.
Salbutamol nebulisasi 5 mg/ml dosis pemberian 0.5 ml Salbutamol + 2.0 ml NaCl
BRONKHODILATOR ORAL
SALBUTAMOL TABLET 2 & 4 MILIGRAM
Ketika anak jelas membaik untuk bisa dipulangkan bila tidak tersedia atau tidak mampu
membeli salbutamol hirup berikan salbutamol oral (dalam sirup atau tablet).
SALBUTAMOL ORAL 3 KALI SEHARI SELAMA 3 HARI
Umur atau Berat badan Tablet 2 mg Tablet 4 mg
2 bulan 12 bulan 1/4
(<10 kg)
1 tahun- < 5 tahun 1 1/2
10-19 kg
Pemberian O2
Bayi muda berumur <2 bulan dengan pneumonia lebih mudah meninggal dibanding bayi
yang lebih tua sehingga pemberian oksigen secara tepat merupakan hal penting. Jagalah
sungguh-sungguh pada bayi prematur untuk menghindari pemberian oksigen terlalu
banyak karena dapat mengakibatkan kebutaan.
24
< 2 bulan 0,5 L
> 2 bulan 1L
PENCEGAHAN
1. Bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau
mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya
bronkopneumonia.
2. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan
tubuh kaita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti : cara hidup sehat, makan
makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, dll.
3. Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi
antara lain:
Vaksinasi Pneumokokus
Vaksinasi H. Influenza
25
Daftar Pustaka
Raharjoe. N.N dkk, 2008, Buku ajar Respirologi Anak (1 st edition). Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
26