Modul Fisdas 2016-1 PDF
Modul Fisdas 2016-1 PDF
FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA
JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
Revisi 2016
Panduan Umum Keselamatan Penggunaan
Peralatan Laboratorium
a) Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit breaker) dan
cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan
bahaya, laporkan pada asisten/penanggung jawab praktikum.
b) Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/
strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
c) Keringkan bagian tubuh yang basah karena keringat atau sisa air wudhu.
d) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau
orang lain.
e) Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.
f) Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang
praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum. Jangan melakukan sesuatu yang
dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebihan.
g) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada
diri sendiri atau orang lain.
h) Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum.
i) Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila
tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
j) Hindari daerah,benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai.
k) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain.
l) Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin,kalung, gelang, dll.
m)Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum dan sekitar area
ruang praktikum.
n) Dilarang merokok di dalam ruang praktikum.
o) Simpan tas dan barang-barang yang tidak diperlukan dalam kegiatan praktikum di tempat
yang sudah disediakan.
p) Menggunakan jas laboratorium dalam setiap melakukan praktikum.
q) Menggunakan sepatu tertutup (bagi perempuan dilarang memakai sepatu hak tinggi dan
terbuka) dan tidak menggunakan perhiasan berlebih.
r) Menggunakan masker dan sarung tangan pada pelaksanaan praktikum dengan modul judul
tertentu apabila menggunakan bahan yang berbahaya.
s) Jagalah selalu kebersihan, kerapihan dan kenyamanan lingkungan praktikum
PEDOMAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
a) Dosen pengampu mata kuliah praktikum menyerahkan data calon peserta praktikum ke
laboratorium selambat-lambatnya minggu ke-2 jadwal perkuliahan pada semester yang
bersangkutan.
b) Mahasiswa calon peserta praktikum berhak memperoleh petunjuk praktikum dengan
penggantian administrasi yang ditentukan kemudian.
c) Laboratorium mengumumkan peserta praktikum terdaftar dan dilengkapi dengan
pembagian kelompok, asisten, acara dan jadwal praktikum pada minggu ke-2 jadwal
perkuliahan pada semester yang bersangkutan.
d) Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 80% dari jumlah total praktikum yang
diberikan.
e) Ketidakhadiran karena sakit harus disertai surat keterangan resmi yang diserahkan kepada
Petugas Lab.Fisika paling lambat dua minggu sejak ketidak-hadirannya. Jika tidak maka
yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum susulan sehingga nilai modul
yang bersangkutan NOL.
f) Keterlambatan tidak boleh > 15 menit dari jadwal yang telah ditetapkan, apabila terlambat
tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum dan diberikan kesempatan satu (1) kali
melakukan praktikum susulan dengan jadwal yang ditentukan kemudian.
g) Acara praktikum meliputi pre-test, praktikum inti, pelaporan, dan persentasi akhir kegiatan
praktikum.
h) Peserta praktikum wajib mengerjakan Tugas Pendahuluan dan membuat skema tabel
pengambilan data modul yang bersangkutan. Peserta praktikum yang nilai Tugas
Pendahuluan < 50 tidak boleh tidak dapat mengikuti kegiatan praktikum dan diberikan
kesempatan satu (1) kali melakukan praktikum susulan dengan jadwal yang ditentukan
kemudian.
i) Peserta praktikum wajib mengikuti pelaksanaan Test Awal 10 menit sebelum pelaksanaan
praktikum. Hasil Test Awal akan menjadi bahan evaluasi keikutan sertaan dalam kegiatan
praktikum sesuai yang nilai acuannya ditentukan oleh asisten praktikum.
j) Peserta praktikum yang nilai Test Awal dibawah acuan kelayakan akan dibatalkan
keikutsertaannya dalam praktikum tersebut dan diberikan kesempatan satu (1) kali
melakukan praktikum susulan dengan jadwal yang ditentukan kemudian.
k) Asisten praktikum mengevaluasi hasil Test Awal dan melaporkannya kepada pembimbing
praktikum sebelum diumumkan.
l) Setiap materi praktikum dalam praktikum inti dapat dipandu oleh satu (1) atau beberapa
orang asisten praktikum untuk setiap kelompok dengan jumlah 2-5 peserta praktikum.
m) Setelah menyelesaikan materi dalam praktikum inti, peserta praktikum wajib menyusun
draf laporan secara individu, mengikuti sistematika dalam petunjuk praktikum.
n) Laporan praktikum terdiri dari tujuan, alat dan bahan, teori dasar, prosedur, data dan
pengolahan data, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka
o) Peserta praktikum mendapat bimbingan mengenai materi untuk laporan dari asisten
praktikum.
p) Laporan praktikum yang sudah dijilid dikumpulkan kepada asisten praktikum sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan (maksimal 7 hari seteleh pelaksanaan praktikum).
q) Peserta praktikum wajib mengikuti persentasi akhir sesuai jadwal. Bagi peserta praktikum
yang belum mengumpulkan laporan praktikum, tidak boleh mengikuti presentasi akhir.
r) Presentasi akhir dilakukan oleh pembimbing praktikum dengan dibantu oleh asisten
praktikum.
s) Nilai praktikum ditentutan dari nilai Tugas Pendahuluan, Tes Awal, Aktivitas, Laporan.
t) Nilai akhir praktikum dihitung dari rata-rata nilai praktikum, presentasi akhir dan Ujian
(UTS, UAS atau Quis bila ada).
u) Untuk mengikuti praktikum susulan harus menghubungi petugas laboratorium 2 minggu
sebelum jadwal yang ditetapkan dan mengisi kelengkapan administrasi yang bersangkutan.
v) Peserta praktikum yang telah dua (2) kali tidak mengikuti acara praktikum dinyatakan
GUGUR dan harus mengulang pada semester berikutnya, kecuali ada keterangan dari
ketua jurusan/kepala laboratorium atau surat dari dokter.
w) Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1) hari, tetap
diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari satu (1) hari, diberikan
nilai 0%.
x) Plagiat dan kecurangan sejenisnya selama kegiatan praktikum maupun penyusunan
laporan praktikum, Nilai akan dibagi sesuai dengan banyak pelaku kecurangan.
y) Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan peralatan
praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang dimaksud, dengan
kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan kepala laboratorium. Prosentase
pengantian alat yang hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat
kerusakan dari alat.
z) Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan tidak bisa
mengganti alat tersebut, maka peserta praktikum TIDAK BOLEH mengikuti ujian akhir
semester (UAS); dan apabila peserta praktikum tidak sanggup mengganti alat yang hilang,
rusak atau pecah dikarenakan harga alat mahal atau alat tidak ada dipasaran, maka nilai
penggantian ditetapkan atas kesepakatan antara ketua jurusan, pembimbing praktikum dan
peserta praktikum (atau peminjam).
Percobaan 1
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
dan Metode Grafik
1.1 Sumber Ketidakpastian
Pada percobaan sika dasar dan juga pengambilan data pada praktikum maupun penelitian,hasil
yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung diterima karena harus dipertanggung
jawabkankeberhasilan dan kebenarannya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manusia
yangterbatas dan ketelitian alat-alat yang dipergunakan mempunyai batas kemampuan
tertentu.Dengan kata lain peralatan dan sarana (termasuk waktu) yang tersedia bagi kita
membatasitujuan dan hasil yang dapat dicapai. Hasil percobaan baru dapat diterima apabila
hargabesaran yang diukur dilengkapi dengan batas-batas penyimpangan dan hasil tersebut,
yangdisebut sesatan (ketidakpastian). Jika dari hasil tersebut diketahui penyimpangan terlalu
besar,maka bila diperlukan, percobaan harus diulang kembali dengan berbagai cara,
misalnyadengan mengulang pengukuran beberapa kali yang lebih teliti atau mengganti alat-alat
percobaandengan alat yang lebih baik ketelitiannya. Jadi jelaslah untuk keperluan ini
mutlakdiperlukan teori sesaat (ketidakpastian).
Penyebab Ketidakpastian
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpastian, yaitu:
1. Adanya nilai skala terkecil (NST) yang ditimbulkan oleh keterbatasan dari alat ukur.
2. Adanya ketidakpastian bersistem:
a) Kesalahan kalibrasi.
b) Kesalahan titik nol.
c) Kesalahan pegas.
d) Gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak.
e) Paralaks (arah pandang) dalam hal membaca skala.
3. Adanya ketidakpastian acak:
1. Gerak Brown molekul udara.
2. Fluktasi tegangan jaringan listrik.
3. Bising elektronik.
4. Keterbatasan keterampilan pengamat.
yang mana m dan V menyatakan massa dan volume benda (keduanya dapat diukur
secaralangsung). Karena pengukuran m dan V menghasilkan ketidakpastianm danV, maka juga
mengandung ketidakpastian. Permasalahannya bagaimana hubunganm danVdengan?
Misalkan besaran sis Z (yang tidak dapat diukur secara langsung) merupakanfungsi dari besaran X
dan Y (yang dapat diukur secara langsung). Secara matematishubungan Z dengan X dan Y
dinyatakan sebagai:
(, ) = (0 , 0 ) (1.5)
dengan menggunakan deret Taylor di sekitar(X0, Y0) dapat diperoleh:
= || + || (1.6)
Ketelitian dan Ketepatan
Suatu percobaan dikatakan memiliki ketelitian tinggi jika kesalahan percobaan(X) kecil.Dan suatu
percobaan dikatakan memiliki ketepatan tinggi jika kesalahan sistematik percobaan tersebut kecil.
Secara matematis ketelitian dan ketepatan suatu percobaan dapat ditulissebagai:
= [1
] 100% (1.7)
= [1 |
|] 100% (1.8)
Percobaan yang baik harus sama-sama memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam eksperimen sika
yangmenggunakan metode grak dengan pendekatan kuadrat terkecil (linier):
1. Menentukan besaran-besaran yang berperan sebagai variabel bebas (variabel yang
nilainyadivariasi) dan besaran-besaran yang berperan sebagai variabel tak bebas
(variabelyang nilainya berubah karena adanya variasi dari variabel bebas).
2. Mengubah persamaan sika yang terkait dengan tema eksperimen ke dalam
bentukpersamaan linear sedemikian rupa sehingga hubungan antara variabel bebas (x)
danvariabel tak bebasnya(y) membentuk persamaan linier
= + (1.9)
dengan b adalah gradien grak dan a adalah titik potong grak terhadap sumbu y.
3. Membuat tabel yang diperlukan untuk mengubah nilai variabel-variabel terkait beserta
ketidakpastiannya menjadi variabel-variabel yang siap diplot ke dalam grak.
4. Membuat grak.
5. Menganalisa nilai besaran atau konstanta yang akan dicari dari grak.
6. Membahas dan menyimpulkan hasil yang didapatkan.
Besaran atau konstanta yang akan dicari dari grak biasanya berasal dari gradien(b) grakatau titik
potong grak terhadap sumbu y(a). Penentuan b dan a dapat dilakukan secaramanual setelah grak
dibuat. Namun dapat pula ditentukan dengan menggunakan regresilinear, sebagai berikut:
= (1.10)
2 ( )2
2
= (1.11)
2 ( )2
2 ( )2
()2 = (2)
2 2
(1.13)
( )
Secara numerik dapat diperoleh secara langsung dengan menggunakan Microsoft Excel
ataukalkulator saintik.
Percobaan 2
DasarPengukuran
2.1 Tujuan
1. Dapat melakukan pengukuran dengan jangka sorong, mikrometer sekrup, gelas ukurdan
neraca.
2. Dapat membandingkan hasil pengukuran dengan jangka sorong dan milimeter sekrup.
3. Dapat menganalisis ketidakpastian pengukuran pada masing-masing alat ukur
yangdigunakan.
4. Dapat menghitung massa jenis benda.
Anda dapat mempelajari hukum tersebut di atas pada percobaan kereta dinamika maupunpada
percobaan pesawat Atwood. Percobaan kereta dinamika dapat dijelaskan sebagai berikut
Pada percobaan dalam Gambar 3.1, kereta dinamika berada di atas landasan (rel) yangdiberi
kemiringan dan dilepaskan tanpa kecepatan awal. Gaya berat kereta dinamika
tersebutmenyebabkansistemkeretadinamikabergerak. Padasaatkeretdilepaskan, power supply
yangdihidupkan akan menyalakan ticker timer. Pola berupa titik-titik jejak ketikan yang dihasilkan
oleh ticker timer pada pita kertas yang ditarik oleh kereta dinamika ini menggambarkan
gerakkereta dinamika secara kualitatif. Dalam percobaan ini kereta dinamika bergerak lurus dengan
kecepatan yang bertambah, karena itu gerak kereta dinamika adalah gerak berubah beraturanyang
dipercepat. Dengan demikian, jarak antara dua titik yang berturutan pada kertas pitaakan semakin
besar. Dalam percobaan kereta dinamika ini anda dapat memvariasikan sudutkemiringan dan massa
kereta dinamika. Percobaan dengan pesawat Atwood ditunjukkanseperti pada Gambar 3.2.
Bila massa silinder M1 dan beban tambahan(M1+m) lebih besar daripada massa silinderM2, maka
silinderM1 dan beban tambahanm akan bergerak dipercepat ke bawah sedangkansilinderM2,
akanbergerakkeatasdenganpercepatanyangsamabesarnya. Halituakanmembuat katrol bersumbu
tetap yang menghubungkan keduanya berotasi pada sumbu tetapnya.Pada tiap silinder berlaku
hukum II Newton:
= (3.2)
Sedangkan untuk katrol berlaku
= (3.3)
Dengan menjabarkan Persamaan (3.2) dan (3.3) di atas, kita dapat menurunkan persamaan
untuk menghitung percepatan silinder, yaitu:
(1 +2 )
= . (3.4)
(1 ++2 + 2 )
Pesawat Atwood
3. Buatlah grak SAB terhadap tAB, dan grak SBC terhadap tBC (untuk beban tambahanm1+m2)!
4. Berdasarkan grak yang anda buat, perkirakanlah gerak pada lintasanAB danBC!
Percobaan 4
Bandul Matematis dan Osilasi Harmonik
4.1. Tujuan
1. Menentukan periode bandul matematis.
2. Mengamati gerak osilasi bandul matematis.
3. Menentukan nilai pecepatan gravitasi bumi.
4. Menentukan besar konstanta pegas dari gerak osilasi harmonik sederhana.
5. Menentukan percepatan gravitasi dari hukum Hooke.
Apabila tidak ada puntiran maupun gesekan, persamaan gayanya diberikan oleh
2
2 =
(4.3)
Harga l dan T dapat diukur pada pelaksanaan percobaan dengan bola logam yang cukupberat
digantungkan dengan kwat yang sangat ringan. Menentukan g dengan cara ini cukupteliti jika
terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tali lebih ringan dibandingkan bolanya.
2. Simpangan harus lebih kecil (sudut lebih kecil dari 15).
3. Gesekan dengan udara harus sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
4. Gaya puntiran (torsi) tidak ada (kawat penggantung tidak boleh terpuntir).
Gambar 4.1: Bandul matematis.
4.2.2. Osilasi Harmonik
Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan bergetar dengan cara yang unik dan
sederhana yang disebut dengan gerak harmonik sederhana. Setiap sistem yang melengkung
terpuntir atau mengalami perubahan bentuk yang elastis dikatakan memenuhi hukum Hooke.
Besar gaya pemulihF ternyata berbanding lurus dengan negatif simpanganx dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis ditulis:
= (4.5)
yang mana k merupakan konstanta pegas danx adalah perubahan panjang pegas.
Jika pegas disusun vertikal dengan beban maka gaya pada pegas berasal dari berat beban,
sehinggajikadiketahuibesartetapanpegas, kitadapatmenentukanbesarpercepatangravitasi
sebagai
= (4.6)
Ketika pegas yang telah diberi beban tersebut diberi simpangan awal dan dilepaskan maka
akan terjadi gerak harmonik sederhana, berdasarkan hukum Newton II dan hukum Hooke
diperoleh periode osilasi T sebagai
= 2 (4.7)
Contoh sederhana tersebut memberikan gambaran bahwa untuk menggerakkan benda darikeadaan
diam diperlukan gaya minimum. Ketika gaya yang anda berikan pada meja lebih kecildaripada
suatu nilai, meja akan tetap diam. Akan tetapi, ketika gaya yang anda kerahkandiperbesar, suatu
saat meja tersebut dapat bergerak. Selain itu, anda juga akan mendapatkanbahwa ketika gaya
dorong anda pada meja dilepaskan, meja akan segera berhenti. Mengapa dapat terjadi demikian?
Pertanyaan tersebut dapat anda terangkan dengan menggunakanhukum-hukum Newton tentang
gerak. Untuk itu, perhatikan Gambar 5.1.
Misalkan, gaya yang anda kerahkan pada meja besarnyaF dengan arah sejajar lantai. Jikameja tetap
dalam keadaan diam, sesuai dengan Hukum Pertama Newton, berarti resultangaya pada meja sama
dengan nol. Hal Ini menunjukkan bahwa ada gaya lain yang besarnyasama dan berlawanan arah
dengan gayaF yang anda berikan. Gaya ini tidak lain adalahgaya gesekan yang terjadi antara meja
dan lantai. Gaya gesekan pulalah yang menyebabkanmeja menjadi berhenti sesaat setelah anda
melepaskan gaya dorong anda terhadap meja yangsudah bergerak.
Hubungan antara gaya gesekanfges dan gayaF yang sejajar bidang pada sebuah bendaditunjukkan
pada Gambar 5.2. Grak tersebut memperlihatkan bahwa saat benda belumdiberi gaya atauF =0,
gaya gesekan belum bekerja ataufges=0. Ketika besar gayaFdinaikkan secara perlahan-lahan, benda
tetap diam hingga dicapai keadaan di mana bendatepat akan bergerak. Pada keadaan ini, gaya
gesekan selalu sama dengan gaya yang diberikanatau secara matematisfges=F. Gaya gesekan yang
bekerja saat benda dalam keadaan diamdisebut gaya gesekan statis.
Gambar 5.2: Grak hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan.
Pada keadaan benda tepat akan bergerak, besar gaya F tepat sama dengan gaya gesekanstatis
maksimum. Besar gaya gesekan statis maksimum sebanding dengan gaya normal antarabenda dan
bidang. Konstanta kesebandingan antara besar gaya gesekan statis maksimum dangaya normal
disebut koesien gesekan statis. Dengan demikian, secara matematis besar gayagesekan statis
maksimum memenuhi persamaan
, = (5.1)
yang mana s adalah koesien gesek statis dan N adalah gaya normal.
Perhatikan bahwa Persamaan (5.1) hanya berlaku ketika benda tepat akan bergerak. Persamaanini
juga menunjukkan bahwa selama gaya F yang diberikan pada benda lebih kecildaripada atau sama
dengan gaya gesekan statis( , ), benda tetap dalam keadaandiam. Pada keadaan ini
berlaku
, (5.2)
Selanjutnya, ketika gaya F yang diberikan lebih besar daripada besar gaya gesekan
statismaksimum,( > , ), benda akan bergerak. Pada keadaan bergerak ini, gaya gesekan
yang bekerja disebut gaya gesekan kinetik. Gaya gesekan ini besarnya konstan dan
memenuhipersamaan
= = (5.3)
Persamaan (5.3) juga memperlihatkan bahwa gaya gesekan kinetik besarnya lebih kecildaripada
gaya gesekan statis maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa koesien gesekan kinetikselalu lebih
kecil daripada koesien gesekan statis k s. Itulah sebabnya mengapaanda perlu mengerahkan
gaya yang lebih besar saat mendorong benda dari keadaan diamdibandingkan dengan ketika benda
sudah bergerak. Selain itu, besarnya gaya yang harusanda kerahkan bergantung pada keadaan dua
permukaan bidang yang bergesekan. Hal inidisebabkan besarnya koesien gesekan bergantung
pada sifat alamiah kedua benda yang bergesekan,di antaranya kering atau basahnya dan kasar atau
halusnya permukaan benda yangbergesekan.
Gambar 5.3: Analisis gaya yang bekerja pada benda pada bidang miring.
Hasil analisa dari gaya-gaya yang bekerja pada benda yang berada pada bidang miringseperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.3, menunjukkan bahwa besarnya koesien gesekantara bidang dan
benda sebagai
= tan (5.4)
yang mana c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak.
1 lenting sempurna
= {0 < < 1 lenting sebagian `
0 tidak lenting sama sekali
yang mana h adalah ketinggian bola setelah memantul sedangkan h adalah ketinggian saatbola
dijatuhkan.
Gambar 6.1: Gerak bola yang dijatuhkan
sumbu pusat batang, sehingga tali akan terinklinasi sebesar (dihitung dari sumbu vertikal).
Karena kedua sudut itu ( dan ) kecil, maka berlaku:
1
= 2 (6.4)
dengan l dan d masing-masing adalah panjang tali dan jarak antar tali.
Besar komponen gaya tegang tali yang menyebabkan gaya pulih di titik Q dan R adalah:
1 1
2
sin = 2 = 4
(6.5.)
Kedua komponen gaya tegang tali ini akan menyebabkan torsi pada titik pusat batang sebesar
4
, sehingga batang itu berosilasi mengikuti persamaan:
2 2
= 4 + 4 = 0 (6.6)
dengan F = mg adalah tegangan tali, M massa beban, dan g percepatan gravitasi bumi,dan adalah
massa persatuan panjang tali.
Jika frekuensi dan panjang gelombang diketahui, maka cepat rambat gelombang dengan mudah
dapat dihitung. Ketiga variabel ini memenuhi persamaan:
= (7.2)
yang mana f adalah frekuensi gelombang dan adalah panjang gelombang.
= 1 , = 1, 2, 3, (7.6)
Pada rangka kawat tembaga ABC dan DEF terpasang benang yang saling berhubunganseperti pada
Gambar 12.1. Kerangka kawat yang sudah tercelup dalam cairan sabun akanmenghasilkan lm di
bidang ACDF. Dan tali ACDF akan melengkung seperti pada Gambar12.1.Tinjaulah sisi vertikal
CD dari tali benang yang melengkung dengan jari-jarir, dan terdapattegangan tali t pada bagian PQ
dengan panjang dl (Gambar 12.2). Bila t adalahtegangan permukaan, maka kesetimbangan gaya
horisontal sepanjang dl , F (dikarenakantegangan permukaan oleh dua selaput ) akan sama
dengan2tsin atau dapat ditulis sebagaiberikut
= 2 sin (8.1)
= 2 (8.4)
Gambar 8.2: Diagram Gaya pada Rangka Kawat
Untuk menentukan kesetimbangan lm di bagian GH. Tinjaulah GH dan sistem gayavertikal pada
Gambar 12.1. Jika kita uraikan, maka gaya-gaya yang bekerja dalam sistemadalah
1. Gaya ke atas karena tegangan permukaan sepanjang 2b, yaitu 2T2b.
2. Gaya tegangan ke atas t pada benang di titik G dan H, sehingga total gayanya adalah 2t.
3. Gaya berat mg, pada kawat DEF.
Sesuai dengan prinsip hukum Newton I, karena GH berada dalam kesetimbangan maka kita
akan dapat buktikan bahwa
= 4(+) (8.5)
untuk menghitung tegangan permukaan T seperti di atas, kita akan dapat mencarinya jikajari-jari
lengkung tali r diketahui. Berdasarkan geometri Gambar 12.2 kita akan mendapatkanhubungan
= (2 ) (8.6)
sehingga jika kita turunkan lebih lanjut maka akan dapat dibuktikan bahwa nilai jari-jari r
2 +()2
= (8.7)
2()
Gambar 9.1: Gaya yang bekerja pada benda pada saat kecepatan terminal dicapai.
Persamaan (9.1) ini dikenal sebagai hukum Stokes dan dalam penerapannya memerlukan
beberapa syarat sebagai berikut:
1. Ruang tempat uida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar dari pada ukuran bola).
2. Tidak terjadi aliran turbulensi di dalam uida.
3. Kecepatan v tidak besar, sehingga aliran uida masih bersifat laminar.
Jika sebuah bola padat yang rapat massanya dan berjari-jari r dilepaskan tanpa kecepatanawal di
dalam zat cair kental yang rapat massanya 0 dengan >0, bola mula-mula akanmendapat
percepatan karena gaya berat dari bola, dan percepatan ini akan memperbesarkecepatan bola.
Bertambah besar kecepatan bola, menyebabkan gaya Stokes bertambah besar juga. Sehingga pada
suatu saat akan terjadi keseimbangan diantara gaya-gaya yangbekerja pada bola. Kesetimbangan
gaya-gaya ini menyebabkan bola bergerak lurus beraturan,yaitu bergerak dengan kecepatan yang
tetap. Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatanakhir atau kecepatan terminal dari bola. Setelah
gaya-gaya pada bola setimbang, kecepatanterminal v dari bola dapat diturunkan sebagai berikut:
2 2 (0 )
= (9.2)
9
Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energy yang mengalir atau berpindah karena adanya
perbedaantemperature atau suhu. Secara umum dapat dikatakan bahwa satu kalor adalah
banyaknyakalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar dari 1 gram air.
Kalor Jenis
Suatu zat menerima kalor maka zat akan mengalami kenaikan suhu. Besar kenaikan suhu ini:
1. Sebanding dengan banyaknya kalor yang diterima.
2. Berbanding terbalik dengan massa zat.
3. Berbanding terbalik dengan kalor jenis zat.
Hubungan diatas dapat digambarkan dalam rumus berikut:
= (10.1)
dengan Q adalah banyaknya kalor yang diterima, m adalah massa zat,adalah besarnyaperubahan
suhu dan c adalah kalor jenis benda. Dari Persamaan (16.1) di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untukmenaikkan suhu 1 kg
zat tersebut sebesar 1 0C.
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan
suhusebesar 10C. Hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda
terhadapkapasitas kalor benda dan kenaikkan suhu benda dapat ditulis sebagai:
= (10.2)
dengan Q adalah banyaknya kalor yang diperlukan, adalah besarnya perubahan suhu danC ad-
lah kapasitas kalor jenis benda. Kapasitas kalor jenis air dapat dianggap sama dengan1 kal/g 0C.
Tabel 10.1: Kalor jenis zat pada suhu 250C tekanan 1 atm
Kalor Jenis c
Jenis zat
J/kg 0C kal/g 0C
Zat padat
Aluminium 900 0.215
Berylium 1830 0.436
Cadmium 230 0.055
Tembaga 387 0.0924
Germanium 322 0.077
Emas 129 0.0308
Besi 448 0.107
Timah 128 0.0305
Silikon 703 0.168
Perak 234 0.056
Kuningan 380 0.092
Kaca 837 0.200
Es (-50C) 2090 0.50
Marmer 860 0.21
Kayu 1700 0.41
Zat cair
Alkohol (etil) 2400 0.58
Raksa 140 0.033
Air (150C) 4186 1.00
Gas
Uap (1000C) 2010 0.48
yang disebut hukum Ohm. Dengan konstanta kesebandingan R, merupakan karakteristik internal
hambatan penghantar yang tidak dipengaruhi oleh tegangan dan arus yang diberikan yang mana:
V : Beda potensial kedua ujung penghantar (Volt).
R : Besar hambatan ().
I : Kuat arus yang mengalir (Ampere).
1. Pasanglah rangkaian listriknya seperti Gambar 1.1 di atas dan beritahukan kepada asisten
lebih dahulu untuk diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber
tegangan.
2. Setelah diperiksa, aturlah saklar dalam posisi terhubung (ON).
3. Atur ujung voltmeter pada hambatan geser dengan nilai tertentu dan catatlah besarnya arus
dan tegangan.
4. Ulangi hingga 10 variasi nilai hambatan geser, catatlah besarnya arus dan tegangan.
5. Ulangi langkah 2-4 dengan variasi hambatan seri dan pararel.
Ayunan Magnetik
12.1 TUJUAN
Menentukan besar gaya magnet yang timbul pada kumparan berarus yang ditempatkan pada
medan magnet.
Berdasarkan Gambar 3.1, maka besarnya gaya magnet yang bekerja pada kumparan adalah:
= tan (3.2)
sehingga
tan = (3.3)
yang mana m merupakan massa kawat dan g adalah percepatan gravitasi bumi.
Percobaan 1
1. Rangkai alat-alat percobaan seperti pada Gambar 3.2.
2. Ukur massa dan panjang kumparan, perhatikan skala nol alat ukur sebelum digunakan dan
posisi pengamatan untuk mendapatkan data yang baik.
3. Pasang magnet di tengah tiang penyangga, sehingga magnet mengikuti huruf U yang
berotasi 900.
4. Pasang kumparan pada tiang penyangga, sehingga kumparan melewati bagian dalam
magnet.
5. Amati apa yang terjadi pada kumparan dan amperemeter. Catat sudut simpangan terjauh
yang dbentuk oleh kumparan dan kuat arus listrik terbesar yang ditunjukan oleh
amperemeter.
6. Ulangi langkah 3-5 untuk hambatan yang berbeda.
7. Buatlah grafik antara tan terhadap arus i, dan tentukan besarnya medan magnet B dan
gaya magnet F.
Percobaan 2
1. Ukur massa dan panjang kumparan, perhatikan skala nol alat ukur sebelum digunakan dan
posisi pengamatan untuk mendapatkan data yang baik.
2. Pasang magnet ditengah tiiang penyangga, sehingga magnet mengikuti huruf U yang
berotasi 900.
3. Pasang kumparan pada tiang penyangga, sehingga kumparan melewati bagian dalam
magnet.
4. Hubungkan kabel dengan hambatan 1 , catat kuat arus yang ditunjukan oleh amperemeter.
5. Catat sudut simpangan terjauh yang dibentuk oleh kumparan.
6. Ulangi langkah 3-5 untuk kumparan yang berbeda.
7. Buatlah grafik antara tan terhadap panjang kumparan l dan tentukan besarnya medan
magnet B dan gaya magnet F.
Sumber-sumber difraksi tersebut akan saling berinterferensi satu sama lain sehingga
menimbulkan pola interferensi pada layar seperti pada Gambar 13.2. Pola interferensi akan
mengikuti persamaan berikut:
sin = (13.2)
dalam percobaan kita ambil n = 1. Dari persamaan tersebut kita dapat
menghitung panjang gelombang sumber cahaya jika sudut dan d diketahui.
Gambar 13.4: Pembiasan pada prisma menyebabkan cahaya terdeviasi dengan sudut deviasi
Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan berkas cahaya dating dan berkas
cahaya yang keluar dari prisma seperti terlihat pada Gambar 13.4. Sudut deviasi minimum, adalah
sudut deviasi terkecil yang bias dihasilkan oleh prisma. Saat terjadi deviasi minimum berlaku
persamaan:
+
1 sin ( 2
) = 2 sin ( 2 ) (13.3)
yang mana n1 merupakan indeks bias medium, n2 indeks bias prisma, sudut deviasi minimum
dan adalah sudut pembias prisma. Jika n1 udara maka diperoleh persamaan:
+
sin( )
= 2
(13.4)
sin( )
2
Maka dengan mengukur deviasi minimum indeks bias prisma dapat dihitung.