a)
Heating-Cooling
Dionisius Andy Kristanto
a)
Jurusan Teknik Fisika, Program S1, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan Teknik Fisika ITS
Abstrak
Air Conditioner (AC) adalah alat yang umum digunakan untuk tujuan pengkondisian lingkungan. Banyak proses yang terjadi
sebelum tujuan akhir tercapai. Proses tersebut meliputi perpindahan panas, reaksi kimia, perpindahan massa, perpindahan
energi dan sebagainya. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis kesetimbangan massa dan energi pada proses
termodinamika di dalam volume atur. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk menentukan laju kalor yang dilepaskan
oleh heating coil pada duct AC unit beserta efisiensinya.
I. PENDAHULUAN
Sistem pada volume atur Combined-Heating-Cooling A. Psikrometrik untuk Proses Air Conditioning
telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi bangunan-
bangunan besar seperti gedung perkantoran, hotel, rumah, Psikometrik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat
apartemen, auditorium, supermarket, industri, dan dll, termodinamika dari udara basah. Secara umum digunakan
terutama di wilayah yang memiliki musim panas. Sistem untuk mengilustrasikan dan menganalisis perubahan sifat
pengkondisian udara meliputi penghangatan atau termal dan karakteristik dari proses dan siklus sistem
pendinginan, pengaturan kelembaban dan kualitas udara. penyegaran udara (air conditioning). Diagram psikometrik
Sistem pengkondisian udara pada suatu ruangan adalah gambaran dari sifat-sifat termodinamika dari udara
merupakan salah satu fasilitas yang sering digunakan basah dan variasi proses sistem penyegaran udara dan siklus
untuk mendukung fungsi ruangan itu sendiri, sebagai sistem penyegaran udara. Dari diagram psikometrik akan
pelindung dari kondisi lingkungan seperti panas, angin, membantu dalam perhitungan dan menganalis kerja dan
debu, dan kondisi lain yang tidak dikehendaki. perpindahan energi dari proses dan siklus sistem penyegaran
Kebanyakan unit pengkondisian udara digunakan untuk udara
kenyamanan, yaitu untuk menciptakan kondisi yang
nyaman bagi orang yang berada didalamnya.Perhitungan
beban pendingin perlu dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum dilakukan perencanaan sistem pengkondisian
udara di suatu ruangan. Hal ini diperlukan karena
besarnya beban pendiginan sangat berpengaruh terhadap
pemilihan mesin pengkondisian udara (AC) sehingga
kenyamanan dapat diperoleh. Beban pendiginan di
pengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam
ruangan (internal heat gains) yang meliputi orang-orang,
lampu, dan peralatan elektronik yang menghasilkan kalor.
Kemudian faktor dari luar ruangan (external heat gains)
yang meliputi konduksi melalui dinding, atap, plafon, Gambar 2.1 Diagram Psikrometrik
lantai, dan radiasi dari matahari yang melewati kaca.Oleh
karena itu penting untuk menghitung beban pendingin Proses yang terjadi pada udara dapat diganbarkan dalam
yang ada didalam ruang bagi mahasiswa, sehingga dapat bagan psikrometrik guna menjelaskan perubahan sifat-sifat
diupayakan pemilihan mesin pengkondisian udara yang udara yang penting seperti suhu, asio kelembaban dan entalpi
tepat guna memberikan kenyamanan bagi orang yang dalm proses-proses tersebut. Persamaan dasar untuk proses
berada didalam ruang tersebut. pencampuran ini adalah persamaan kesetimbangan energi dan
keseimbangan massa. Persamaan keseimbangan energi adalah:
Tabel 4.1 Data Temperatur Dry Bulb dan Wet Bulb Kecepatan h3
Daya T3db T3wb
Blower (kJ/kg)
Day Putara T1 T1 T2 T2 T3 T3 25 16 21.2 61.93
a n fan Db Wb Db Wb Db Wb 0.5 30 18 22.6 67
26. 25. 26. 17. 22. 35 20 23.4 70.13
25 16 29
5 8 2 5 3 25 23 25 76.58
26. 26. 1 30 25 26.4 82.63
0.5 30 16.5 29 29 19 24
9 3 35 22 27 85.52
29. 25. 26.
35 17 29 21 25 25 25 26 80.83
5 8 3
1.5 30 25 27 85.37
26. 29. 20.
25 17 29 39 26 35 26 27.2 86.26
8 4 3
29. 30.
1 30 18 27 44 24 28 Dengan menggunakan rumus:
8 6
30. 28.
35 20 30 27 43 26
2 1
27. 46. 31. 23.
25 20 30 27 Dimana: = laju aliran massa
1 5 6 5
27. 46. 31. = kerapatan massa udara (1.183 kg/m3)
1.5 30 20 30 26 28 Q = debit
1 5 4
30. 27. 30.
35 20 44 27 28 Tabel 5. Hasil perhitungan Laju Aliran Massa
1 2 6
b. Pembahasan
I. KESIMPULAN
Apabila laju kalor pada sebuah proses menentukan suhu
udara yang akan dikeluarkan. Gabungan dua sistem (heating
dan cooling) menyebabkan perubahan suhu yang terjadi
semakin cepat, tetapi kerja kompreseor semakin besar. Proses
gabungan Heating-Cooling ini menyebabkan ireversibilitas.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA