E. Studi Empiris
1) Australia
a. Barton
Baron berpendapat bahwa jika perusahaan melaporkan informasi yang
berguna bagi para investor dalam menilai saham dan keputusan
investasi mereka, maka current cost financial report nyata-nyata
unggul dari pada historical cost reports.
b. Ferguson dan Wines
Melakukan survey berapa banyak perusahaan yang menggunakan
SAP 1 current cost data dalam menyiapkan laporan keuangannya.
Mengirimkan kuesioner ke sampel 200 perusahaan yang terdaftar
di Pasar saham Sydney selama tahun 1984. Hasilnya hanya 3,7 %
perusahaan yang menggunakan current cost accounting.
Kesimpulannya bahwa SAP I current cost accounting tidak
dipakai oleh komunitas bisnis
2) Amerika Serikat
a. Tim peneliti University of Texas
Menggunakan model simulasi komputer untuk memeriksa perbedaan
historical cost profit dan current value profit. Hasil simulasi :
Pengukuran dengan current value lebih baik dari pada historical
cost profit dalam hal memprediksi kas flow dari operasi pada tahun
yang akan datang.
Companies with increasing cost combined with declining sales
volume are particulary prone to pay dividends out of capital rather
than profit
Across abroad range of inflationary conditions, the failure of
historical cost accounting to adjust for inflation causes dramatic
differences between historical cost and current value performance
trends
b. Dickerson
Menyelidiki penerapan prosedur current cost accounting pada produser
kecil. Kesimpulan : penggunaan computer akan mengurangi waktu dan
biaya.
3) New Zealand
a. Duncan dan Moores
Menguji asersi direktur New Zealand Company yang menyatakan
bahwa current cost information tidak bermanfaat bagi investor dalam
membuat keputusan. Menyimpulkan bahwa current cost accounting
memberikan informasi yang lebih relevan dan handal dari pada
ihistorical cost statements.
4) United Kingdom
a. Peasnell, Skerratt dan Ward
Menyelidiki pengaruh the impact of the experimental current cost
standard (SSAP 16) onshare returns pada pasar saham London.
Kesimpulannya :
Investor menggunakan current cost information dalam their
short-term portofolio decision.
Share return in the long term berkaitan erat dengan historical
cost data dari pada dengan current cost financial data.
b. Thompson dan Watson
Menguji onformasi dalam current cost data dengan cara menganalisa
keputusan manajemen mengenai deviden. Kesimpulan : historical
cost profits pada umumnya memberikan penjelasan terbaik dalam
perubahan devidens.
CHAPTER 8
EXIT PRICE ACCOUNTING
7) Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak
objektif.Namun, beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar
relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang percaya. Parker melakukan
studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk exit price
dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai
konsensus di antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah
konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker
menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, exit price
mengungkapkan dispersi yang sedikit dari jumlah tercatat.
Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah
dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga
menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan kontruksi jalan berukuran
sedang, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang
digunakan untuk menentukan exit price adalah objektivitas lebih (diverifikasi)
daripada metode berdasarkan Financial Accounting Standard. Dalam studi
lain, McKoewn dibandingkan empat model (exit price, current replacement,
Historical cost in specific level, Historical cost in general level)yang diusulkan
dengan metode GAAP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan
menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling
8) Ukuran risiko
Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko
keuangan pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset
dengan exit price yang berbeda secara signifikan dari entry price, maka aset
tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa
pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana
nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika exit price
meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus
dioperasikan dengan lebih efisien. Untuk memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja dalam mengelola risiko
keuangan yang signifikan dengan rancangan standar akan membutuhkan:
deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan
perusahaan serta kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi
keuangan (neraca) dan laporan kinerja keuangan.
Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk
memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.