Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan walaupun masih dijumpai kekurangan-
kekurangan. Penelitian ini membahas tentang bagaimana fungsi pengendalian
persediaan bahan baku dilakukan pada pr. Karya Mumi perkasa Medan. peneliti
menyadari bahwa masih banyak kelemahan dalam penelitian ini, oleh karena
itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca untuk perbaikan
di
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, peneriti mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian penelitian ini, yaitu
.
MedarL
Peneliti,
Halaman
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar I
Daftar Isi ii
Daftar Tabel dan Gambar....... iv
Ringkasan
I. PENDAHULUAN ........... I
1.1. LatarBe1akang..................... I
L2. IdentifikasiMasalah 2
1,3. Hipotesis 2
1.4. Tuj uan Penelirian ..,.................,........ 3
1.5. Kontribusi Penelitian
3
4. 1. Hasil 27
4.1.1. Jenis Persediaan Bahan Baku dan pemakaian Bahan Baku ......
27
4.1.2. Metode dan Teknik pengendalian Bahan Baku ....,........,........._. .
3l
4.1.3. Proses Produksi pada perusahaan ............... 32
4.2. Pembahasan ............,.......... JI
4.2.1. Perbandingan Pemakaian Bahan Baku Dengan produksi
Hasil Jadi Hotmix .............
4.2.2. Perhitungan Dengan Regresi Linier Sederhana 39
4.2.3. Penggunaan Rumus EOQ 5l
59
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 59
DAFTARTABEL DANGAMBAR
Daftar Tabel
Tabel Teks I lalaman
f'f )
4.
Data Pembelian Bahan Baku tahun 200i
36
Daftsr Gambar
lv
RINGKASAN
1. 1. Latar Belakang
menghadapi resiko bahwa perusahaan tersebut pada suatu saat tidak dapat memenuhi
Demikian juga dengan perusahaan PT. Karya Murni Perkasa Medan, saat ini
menjamin kelancaran produksi. Oleh karena itu, maka perlu diusahakan pemakaian
dana untuk penyediaan bahan baku yatrg tepat sehingga dapat tercapai efisiensi dan
Apabila persediaan bahan baku kurang, maka perusahaan tidak dapat beke{a
dan tenaga kerja langsung. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya biaya produksi
yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
Pada sisi lain, jika perusahaan mengadakan persediaan bahan baku yang
terlalu besar dibandingkaa dengan kebutuhannya, maka hal ini akan mengakibatkan
besarnya biaya penyimpanan di gudang, terjadi kerugian karena kerusakan, turunnya
kualitas barang serta hilangnya penggunaan dana kepada hal-hal lain karena dana
terlalu lama terikat dalam persediaan bahan baku. Hal ini dapat mengakibatkan
proses produksi. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut guna memperoleh gambaran tentang pengendalian persediaan bahan baku
1. 2. ldentifikssi Masalah
baku selalu lebih besar daripada output ( hotmix ) yang dihasilkan tahun 200 t sampai
1. 3. Hipotesis
pengendalian persediaan yang tepat yang dapat menekan biaya dalam jumlah
persediaan bahan baku pada PT. Karya Murni perkasa Medan selama tahun
produksi.
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang berminat pada bidang
pengendalian persediaan bahan baku.
IL TINJAUAN PUSTAKA
sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik penxahaan dengan malsud
untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang.barang yang
Sumber daya organisasi dapat meliputi bahan mentah, barang dalam proses,
barang jadi atau produk akhir, bahan pembantu atau pelengkap dan komponen*
ko'rponen lain yang menjadi bagian dari keluaran produk perusahaan. Jenis
perusahaan ini sering disebut dengan istilah "keluaran pkok" ( product output ),
dimana hampir semua orang mengidentifikasikan secara cepat persediaan.
Akan
Telapi pengertian persediaan tidak terbatas hanya di situ saja, banyak
organisasi
menyimpan persediaan lain, seperti uang, ruangan (bangunan pabrik), peralatan
barang yang tersedia untuk digunakan sewaklu-wak:tu di masa yang akan datang.
Pendapat lain yang juga merlelaskan tentang arti dari persediaan yaitu kekayaan
lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah
(bahan baku I raw material ), barang setengah jadi (work in process), dan barang jadi
bahan dalarn proses yarg terdapat dalam perusahaan urtuk proses produksi, serta
dengan adanya sistem pengadaan persediaan mulai dari bahan baku sampai barang
jadi, yaitu :
2 Menghilangkan resiko dari materiar yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikernbalikan.
produksi.
karena persediaan fisik perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos
produk yang dike{akan harus didukung oleh beberapa kegiatan yang penting, yang
satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa
yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlalr, kualitas maupun
biayanya.
Oleh karena itu penting bagi semua jenis perusahaan untuk mengadakan pengawasan
atas persediaan, karena kegiatan itu penting bagi semua jenis perusahaan untuk
mengadakan pengawasan atas persediaan, karena kegiatan ini dapat membantu agar
efektif adalah :
memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan bahan yang dibutuhkan baik
dari suatu perusahaan antara lain ditentukan oleh be{alan tidaknya fungsi
pengendalian persediaan tersebut.
Tujuan pengendalian persediaan adalah
untuk menyeimbangkan manfi*
memiliki persediaan dengan kerugian yang ditimbulkan
persediaan, sehingp
kebutuhan produksi dan pelanggan dapat
dipenuhi dengan memadai, tetapi dengan
resiko dan biaya minimum bagi perusahaan.
weber (lgg9) mengemukakan bahwa
pesan dari pengendalian persediaan
adalah untuk meminimisasi biaya persediaen
total.
proses produksi suatu perusahaan, terdapat beberapa faklor yang akan mempengaruhi
mempengaruhi jumlah persediaan bahan baku yang ada dalam perusahaan tersebut.
direncanakan.
pengawasan persediaan dapat berjalan dengan baik, sistem dan teknik pengendalian
l. Persediaan diciptakan dari pembelian (a) bahan dan suku cadang dan (b)
tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengolah bahan menjadi barang
jadi.
J. Prakiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal yang
keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya
inventori.
3. Laporan tentarg kasus atau hal-hal penyimpangan lainnya seperti antara lain:
- Kehabisan persediaan
fungsi keuangan.
- Service level
10
2, 3. Jenivjenis Persedia*n
bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan
keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah
lain seperti wmg, ruangan (bangunan pabrik), peralatan dan tenaga kerja, untuk
dalam suatu perusahaan. Dari sekian banyak persediaan yang digunakan dalam suatu
perusahaan, dapat digolongkan atas beberapa jenis, tergantung dari jenis perusahaan
tersebut. Misalnya kulit dapat dikatakan dengan barang jadi perusahaan dagang yang
bergerak dalam jual beli kulit, tetapi bagi perusahaan industri penghasil tas, sepatu
11
memasarkannya kepada konsumen. Merchandise inventoryadalah persediaan
barang yang selalu dalarn perputaren, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak
suatu barang lain yang lebih tinggi tingkat kegunaannya dan lebih bermutu,
digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber-
sumber alam atuu dibli dari para supplier dan/atau dibuat sendiri oleh
t2
diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk.
barang yang merupakan keruaran dari tiaptiap bagian daram proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses rebih
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
Kelima jenis persediaan ini saring berhubungan satu dengan lainnya daram
siklus proses produksi normal. Bahan mentah merupakan sarah satu faktor yang
utama yang sangat penting dalam proses produksi, karena tanpa tersedianya
bahan
3 bentuk, yaitu :
a. Batch stock atzu lot size inventory adalah persediaan yang diadakan karena
lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini
barang-barang diperoleh lebih banyak dan cepat dari pada penggunaan atau
l4
sewa gudang, biaya investasi, resiko penyimpanan dan sebagainya. Jadi
keuntungan yang akan diperoleh dari adanya batch stock ini antara lain :
permintaan konsumen yahg tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan
tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu. Jadi
apabila terdapat fluktuasi pemintaan yang sa gat besar, maka persediaan ini
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan
15
2, 4. Biaya-biaya Penediaan
Dari pembahasan sebelumnya dapat dipahami bahwa salah satu tujuan dari
persediaan yang terlalu besar yang dapat menimbulkan tingginya biaya-biaya yang
kecil yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan akibat kekwangan yang
maka perlu diketahui jenis-jenis biaya yang timbul dengan adanya persediaan.
dipesan.
l6
Yang dimaksud dengan biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
biaya pemeriksaan. Secara normal biaya pemesanan (d.i luar biaya bahan dan
potongan kuantitas) tidak naik bila kuantitas pesanan bertambah, tetapi semakin
Yang dimaksud dengan inventury carrying cosl adalah biaya yang diperlukan
biaya ini bervariasi terganhmg besar kecilnya persediaan yang ada, Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas barang yang
' Biaya pergudangan atav storage cosr, biaya ini tidak ada apabila tidak ada
persediaan. Biaya ini terdiri dari biaya sewa gudang upah dan gaji tenaga
t7
- Bunga atas modal diinvestasikan
Yang dimaksud dengan biaya kekurangan persediaan adalah biaya yang timbur
akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlah yang diperlukan
dalarn
- Kehilangan langganan
Biaya ini paling surit diperkirakan dalam praktek, terutama karena kenyataan
bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang surit diperkirakan secara
objektif.
l8
2. 5. Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku
berdasarkan jumlah produksi yang dijual pada periode-periode yang lalu, sehingga
dengan demikian dapat ditentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan pada proses
produksi.
baku perlu ditentukan bagaimana cara pemesananny4 berapa j umlah dipesan dan
besarnya jumlah persediaan pada suatu titik tertentu untuk kemudian mengadakan
19
a. Metode perhifungan regresi linear sederhana
perencanaan produksi dapat diperkirakan dengan rnelihat pada waltu sebelumnya dan
pada saat sekarang ini dimana kebutuhan jumlah bahan baku masa mendatang dapat
diperkirakan jumlahnya.
Menurut Handoko (1999), bentuk dari persamaan regresi linear sederhana dari
kebutuhan bahan baku yang ditetapkan oleh tingkat produksi adalah sebagai berikut :
Y: a + b.X.......
dimana :
a = konstanta
b: koefisien regesi
X = wakru (bulan)
IY
n
Syv
" Tr.,2
L'\
20
b. Economic Order Quantity (EOQ
maka bahan yang akan dipakai harus dipesan kembali untuk dapat rnenjaga
Quanrity (EoQ) yang merupakan penentuan jumlah pesanan persediaan kembari oleh
economic order quantity itu menurut Riyanto ( 1996) adalah jumlah kwantitas
barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan
2l
N = Jumlah pemesanan yang ekonomis
per tahun adalah : A/N x P., dwr carrying cosl adalah (Assauri, 1993)
:
AR
j-x0,5xO=0,5RCN
. /N
Rumus-rumus yang dapat dipergunakan adalah untuk memecahkan j umlah
optimum unit per order, jumlah optimum order per tahun dan jumlah optimum
han
Dalam hal ini N menyatakan jumlah optimum unit per order, yang dapat
ditentukan bila total ordefing cosr per tahun sama dengan carryingcost per
tahua.
A.rNxP =0,5RCN
zAP =N2Rc
nt * 2AP
RC
6 tp
N = -/-'^'
YRC
22
Cara perhitungan lain adalah dengan memperkirakan biaya pemilikan per unit
biaya per unit dari persediaan, dan bukan sebagai persentase rata-rata investasi
pemilikan per unit yang disajikan secara langsung, bukan dalam bentuk biaya
bahan per unit dikali persentase biaya pemilikan (Usry dan Lau,rence, 1995).
Dalam hal ini N menunjukkan jumlah optimum order per tahun, yang dapat
ditentukan bila total ordering cott Wr tahun sama dengan carrying corl per tahun.
NxP=4x0.5xC
P
NP -AC
2N
2N2P = Ac
N2 =AC
2P
AC
JD
23
Itr. Mf,TODOLOGI PtrNELITIAN
Lokasi pene litian ditetapkan secaru purposive (sengaja) yaitu P'l'. Karya Murni
Perkasa Medan yang berpusat di Jalan Jalan Sei Musi No. 12 Medan dan lokasi Base Camp
berada di KM. t 8 Tanjung Morawa. Psrusahaan ini bergerak di bidang usaha jasa
konstnrksi jembatan, irigasi dan jalan raya. Adapun aktivitas-aktivitas yang dike{akan
perusahaan meliputi pembangunan gedung sekolah, jalan raya, saluran parit dan lainlain.
Yang menjadi objek penelitian adalah unit pengendalian persediaan bahan baku pada
departemen produksi.
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang langsung diperoleh dari objek
adalah data yang berhubungan dengan :jenis persediaan bahan baku, penggunaan bahan
Berhubung karena banyak dan luasnya bidang produksi perusahaan, se(a untuk
penelitian. Adapun cakupan dan luas penelitian yang dilakukan hanya menyangkut bidang
pengendalian bahan baku saja yang digunakan unruk memproduksi aspal hotmix.
24
3. 4, Metode Analisis
gambaran yang jelas tentang masalah yang diperoleh. Sedangkan metocle deduktif
dilalokan untuk menarik kesimpulan berdasarkan teori-teori yang diterma sebagai sualu
kenyataan dan teori, sehingga dikbtahui penyimpangan yang ada untuk sampai pada
Metode ini digunakan untuk mengetahui trend besamya kebutuhan bahan baku yang
sesuai dengan proses produksi beberapa tahun ke depan berdasarkan data pengamatan
tahun-tahun sebelumnya.
Y= a+ bX
II
n
"
h
Ixr
= ..-l
Zx'
dimana :
2s
a: intersp
b= koefisien regresi
X: waktu (bulan )
Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah pemesanan yang ekonomis yang
N: -E-
linc' a,,u N:
dimana :
4, 1. HASIL
a. Aspal Cair
bahan pencair dari minyak bumi, misalnya bensin, minyak tanah dan minyak
solar. Jenis aspal cair ditentukan oleh jenis bahan pencair yang dipakai.
temperatur.
Aspal cair dibagi atas 3 jenis, tergantung dari cepat lambatnya bahan
1) Rapid curing cutback atau RC, dengan bahan pencair yang sangat encer
2) Medium curing cutback atau MC, dengan bahan pencair yang lebih kental
3) Slow curing cutback atau SC, dengan bahan pencair yang paling kental
27
rl
I
1l
Untuk keperluan lapis resep pengikat (prime cost), pnggunaan aspal cair
sangat dibutuhkan, yang mana tidak ada bahan lain yang dapat beke{a sebaik
aspal cair.
b. Abu Batu
dari bahan - bahan tersebut dalam keadaan kering. Abu batu memenuhi
1) Nilai sand equvalen (AAS HTO.T-76), dari abu batu minimum 50%
3) Dari pemeriksaan Atterberg (pB 0109-i6), abu batu bersifat non prastis.
c- Pasir
bersih dari kotoran * kotoraa atau bahan - bahan lain yang tidak dikehendaki.
a. Splect
b. Minyak Lampu
28
Digunakan sebagai bahan pencampur dalam pembuatan Medium Caring
Cutback atau MC
c. Batu Kerikil
Data pembelian bahan baku selama tahun 2001 s/d tahun 2003 disajikan pada
Tabel 1 berikut :
Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang dilakukan oleh pT. Karya
Mumi Perkasa Medan terhadap bahan baku seperti aspal cair, abu bahr, pasir, minyak
lampu, batu kerikil dan splect selama tahun 2001 sampai dengan
tahun 2003 adalah
sebagai berikut:
Biaya Pemesanan :
29
Biaya Penyimpanan :
sedangkan data pemakaian bahan baku selama tahun 2001 s/d tahun 2003
30
4. 1. 2. Metode dan Teknik Pengendalian Bahan Baku
dapat tercapai dalam periode tertntu. Dalam hal ini pengendalian persediaan bahan
baku dilakukan agar tercapai suatu tingkat persediaan bahan baku yang dapat
menjamin kontinuitas proses produksi, artinya terdapat persediaan bahan baku yang
PT. Karya Mumi Perkasa dalarn memenuhi seluruh kebutuhan bahan baku
berupa abu batu, pasir batu kerikil, minyak lampu dan splect dengan cara membeli
dari leveransir yang datang keperusahaan yang berasal dari Tanjung Morawa, Binjai
Bahan baku yang dipesan dari leveransir tidak langsung diproses, tetapi
benh*nya seprti panglong yang dikenal dengan sebutan base camp. Apabila pT.
Karya Murni Perkasa mengerjakan suatu proyek maka bahan baku tersebut diangkut
dan diproses di PT. Karya Murni Perkasa yang terletak di Jalan sei Musi. setelah
Metode dan teknik pengendalian bahan baku yang standar yang digirnakan
oleh PT. Karya Mumi Perkasa Medan belum ada, tetapi pemesanan bahan baku yang
digunakan cenderung kepada fixed order intemal. perusahaan memesan bahan baku
31
semata - mata berdasarkan kepada jumlah kebutuhan bahan baku pada suatu periode
Secara garis besar proses produksi pada pT. Karya Murni perkasa medan
perbandingan bahan baku yang akan digunakan. Dalam hal ini dinvatakan dalam
32
2. Pencampuran bahan baku
Mencampw dan menyediakan bahan aspal dibuat pada salah satu pusat
instalasi. Setelah djbuat job mix formula untuk adukan yang direncanakan, maka
bahan * bahan boleh diolah dalam satu alat pencarrlpur bahan yaitu mesin AMp
(Asphalt Mixing plants). Dalam AMP (Asphalt Mixing Plants), keenam bahan baku
Agregat kasar dan halus, terlebih dahulu dikeringkan pada suatu alat
pengering. Yang dimaksud derigan agregat adalah pasir bersih. Lalu agregat ini
disaring menurut ukuran butimya dan dimasukkan kedalam bims pemanas untuk di
panaskan dan dari bims ini diteruskan ketempat pencsmpuran asal, sehingga akhimya
akan diperoleh suatu adukan aspal beton. Temperatur pada saat pencampuran adalah
mempunyai suhu yang benar -benar tepat. Kerusakan akibat suhu yang tidak tepat
dilakukannya pengerasan.
a. Penghamparan
33
Pekeijaan penghamparan dapat dimulai setelah finisher distel /
diatur sedemikian
rupa, dengan tujuan agar didapatkan tebal aspal seperti yang dikehendaki,
lapangair dalam keadaan utuh / tidak basah. Jadi dump truck pengangkat
b, Pemadatan
34
tyred roller) yang beratnya berkisar antara (10,12) ton dengan kecepatan (15_
l0) km/jam.
3' Pemadatan akhir (finishing rolring) dilakukan dengan randem roller (8-r0)
ton. Sesudah pemadatan antara selesai dilakukan sampai alur _ alur roda
c. Sambungan - Sambungan
35
Lapisan aspal beton dapat dibuka untuk lalu rintas dengan kecepatan rendah.
setelah selesai pemadatan akhir pada temperatur yang sudah dibawah titik lembab
aspal (biasanya + 2 jam setelah pemadatan akhir). Setelah 4 jam kemudian, jalan
Data produksi hotmix selama tahun 2001 vd tahun 2003 disajikan pada Tabel
3 berikut :
Tabel 3. Data produksi Hasil Jadi Hounix Tahun 2001 _ Tahun 2003
36
Data tentang perbandingan pemakaian bahan baku dengan hasil produksi disajikan
Tabel 4. Perbandingan Total Pemakaian Bahan Baku Dengan Total Ftasil produksi
Pada PT. Karya Mumi Perkasa Medan Tahun 2001 -. Tahun 2003
dalam Ton
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pemakaian bahan baku lebih banyak
4.2. PEMBAHASAN
produksi hasil jadi hotmix untuk mengetahui seberapa besar selisih pemakaian
bahan
baku dengan produksi hasil jadi hotmix sesuai dengan proses procluksi yang terus
-
menerus digunakan. Dalam hal ini peneliti menggunakan data pemakaian
bahan baku
dan produksi hasil jadi hotmix dari tahun 2001 sampai dengan tahun 200i yang
JI
Tabel 5. Perbandingan Pemakaian Bahan Baku Dengan Hasil produksi pada
Murni Perkasa Medan Tahun 2001 - Tahun 2003
38
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa pemakaian bahan baku lebih banyak
dibandingkan dengan produk hasil jadi hotmix yang di hasilkan, meskipun pada bulan
tertentu seperti bulan Agustus dan Desember pada tahun 2001, bulan Mei dan
Desember pada tahun 2003 selisih pemakaian bahan baku adalah nol yang berarti
pada pada bulan - bulan tersebut tidak tcrdapat pemborosan pemakaian bahan baku,
namun secara keseluruhan seperti yang ada pada Tabel 5 bahwa pemakaian bahan
menyebabkan terjadinya pembbrosan pemakaian bahan baku yaitu sebesar 681 ton
atau 0,125 7o. Dimana hal ini akan mengakibatkan pemborosan dana sebesar :
jadi hotrnix ini terlilrat bahwa dalam tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 perusahaan
masih belum menggunakan pemakaian persediaan bahan baku dengan baik. I{al im
dapat di lihat dari besamya selisih yang terjadi. Dalam hal ini sering terjadi bahwa
kebutuhan bahan baku yang di tentukan terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga
penefltuan kebutuhan bahan baku, sehingga selisih yang te{iadi tidak terlalu besar.
bakunya.
39
4.2.2. Perhitungan dengan Regresi Linier Sederhana
produksi hasil jadi hotmix untuk beberapa tahun kedepan penulis menggunakan regrsi
besarnya kebutuhan bahan baku dan produksi hasil jadi hotmix, penulis
menggunakan dua variabel yaitu tingkat pemakaian bahan baku / produksi hasil
-iadi
Pada Tabel 6 disajikan data yang digurakan untuk mengetahui nilai a dan b
dari persamaan regresi linier sederhana. Dalam hal ini peneliti menganalisis
berdasarkan pemakaian bahan baku utama dalam produksi hotmix. Berikut ini adalah
40
Tabel 6. Analisis Pemakaian Bahan-Baku Pada PT. Karya Mumi perkasa Medan
Tahun 2001 - Tahun 2003
4t
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat hal-hal sebagai bedkut :
fr = 546.802
l.rz : -as.:rz
lx':ts.s+2
Berdasarkan data yang diperoleh diatas dapat dihitung nilalnilai variabel a
dan variabel b serta besamya pemakaian bahan baku untuk beberapa tahun yang akan
datang.
Maka:
*'rii!uo' : rs.188,e
^-
= 15.189 ( pembulatan )
r= -.8-8=112:-s,z
15.540
Persamasn regresi linier sederhana bagi pemakaian bahan baku untuk tahun
42
Tabel 7. Analisis Produksi Hasil Jadi Hotmix pada pr. Karya Murni perkasa Medan
Tahun 2001 - Tahun 2003
.* , ,:P1e.iffii,: :
43
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat hal-hal sebagai berikut :
lr =s+o.rzt
. lxr: -8e.eze
!x, - rs.s+o
Dari data yang di peroleh maka dapat di hitung nilai-nilai variabel a dan
variabel b serta besamya produksi hasi jadi hornix untuk beberapa tahun yang akan
datang.
Maka:
546.t21
36
.b= -89.979
'- '=-5,8
1s.540
Persamaan regresi linier sederhala bagi produksi hasil jadi hotmix untuk
tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 adalah y : 15.170 _ 5,g.X.
Dari analisis pemakaian bahan baku dan anarisis produksi hasil jadi
hotonix
44
Gambar 1. Grafik Regresi pemakaian Bahan Baku dan Barang Jadi Hotmix
15.190
15.189
15. I 80
15.170
15.000
ll 24 36
36 irallu
rr'altu ( bulan )
baku lebih besar dari produksi hasil jadi hotmix. Hasir perhitungan
dapat dijadikan
perusahaan menjadi pedoman untuk memprediksi pemakaian
bahan baku dan
produksi hasil jadi hotmix untuk beberapa tahun kedepan
45
Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 di atas, maka hubungan
pemakaian bahan
baku dan tingkat produksi hotmix pada pr. Karya Murni perkasa Medan selama
tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 adalah sebagai
berikut :
Y : s46.802
x : 546.121
Yt : 8.306.170.292
X2 = 8.286.421.M1
x.Y : 8.295.760 009
Berdasarkan data yang <liperoleh diatas
maka dapat dihitung nilai-nilai
variabel a dan variabel b serta besarnya pemakaian
bahan baku yang seharusnya.
selisih antara pemakaian bahan baku seharusnya
dengan bahan baku dipakai adarah
merupakan penghematan atau pemborosan.
Maka:
_ 543.284.000.000
63.039.700
= 8.618,12 (pembulatan)
= 8.618
46
r 36 (8 295.760 009) - (546. l2 I ) (546.502\
-
36(8.286.42r.841)_ (546.r2D2
_ 27.305.300
63.039.700
= 0.43314451
Persamaan regresi linier sederhana bagi pemakaian bahan baku untuk tahun
47
Tahun 2002 Januari 8618 + 0.43314451 (15.248) = 15.222,6 ton
Pebruari 86r8 + 0.433144s1 (15.306) = 15.247,7 ton
Maret 8618 + 0.4331445t (15.224) = 15.212,2 ton
April 8618 + 0.433144s 1 (15.161) = 15.184,5 ton
Msi 8618 + 0.43314451 (15.296) = 15.243,4 ton
Juni 8618 + 0.43314451 (1J.238) = 15.218,3 ton
Juli 8618 + 0.4331445 t (15.246) = 15 .221,7 ton
Agustus 8618 + 0.43314451 (15.266) = 15.230,4 ton
September 8618 + 0.433144s1 ( 15.288) = l5-239,9 ton
Oktober 8618 + 0.43314451 (15.317) : 15.252,5 ton
Nopember 8618 + 0.43314451 (15.256) = L5.226 ton
Desernber 8618 + 0.43314451 (15.275) = 15.234,3 ton
Tahun 2003 Januari 8618 + 0.43314451 (I J.06S) : 15.144,6 ton
Pebruari 86r8 + 0.43314451 (r5.963) = 15.099,1 ton
Mara 8618 + 0.43314451 (15.98S) = 15.109,9 ton
Apnl 8618 + 0.4331,+451 (15.979) = 15.106,1 ton
Mei 8618 + 0.433 1,t451 (15.966) = 15.100,4 ton
Juni 8618 + 0.43314451 (15.95t) = 15.093,9 ton
Juli 8618 + 0.433144s t (15.971) = 15.102,6 ton
Agustus 8618 + 0.43314451 (15.940) = 15.089,2 ton
September 8618 + 0.43314451 (15.952) = 15.094,4 ton
Oktober 8618 + 0.43314451 (15.950) : | 5.093,5 ton
Nopernber 8618 + 6.43314451 (15.961) = l5.098,3 ton
Desember 86r8 + 0.433t445 | (15.977) = 15.105,2 ton
48
Tabel 8Jnalis;is Pemakaian Bahan Baku Tahun 2001
- Tahun 2003 dalam ton)
Tahu{ ' 'i ilB$lat I ' ':.:::
)otossn
2001 Januari s.278 r s.399 -1) t
Pebnrari 15.231,7 1s.255 -233
Maret 15.242,5 15.306 -63,5
April 15.238,6 t5.302 -63,4
Mei t5.232,5 15.27 t -38,5
Juni 15.226 15.266 -40
Juli 15.735 15.292 -)l
Agustus 15.221 15.306 -85
September t5.226,5 15.299 -1' \
Oktober ts.225,6 t5.276 -50,4
Noponber 15.230,4 15.26t -30,6
Desember ls.237,7 1s.283 -45,3
50
mengendalikan persediaan bahan bakunya. perusahaan perlu menempkan persediaan
EoQ pada analisis ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah pesanan bahan
baku
yang ekonomis agar target produksi dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
1. EOQunruktahun200l:
Berdasarkan persamaan EOe dapat dirumuskan:
N=
2AP
RC
; atau *:-@
\ C /ton
dimana:
Dari penelitian yang dilakukan pada pT. Karya Murni perkasa Medan
51
- Jumlah kebutuhan bahan baku (A) pada tahun 200r adalah sebesar 1g3.516 ton.
27 .929.1s2.490.000
= 1G6oi?6sr7j
: 23.665,9ton
_ 183.516
23.666
:7,75kati
: I kali (pembulatan)
TC : TOC+TIC
roc :4!N
23.666
52
: Rp.590.072.330,-
TIC _ NCff
2
(3 t 1.666,7\0
- J9I23.666)
: Rp.590.072.329,8,-
= Rp.590.072.330,_ (pembulatan)
TC =Toc+TIC
= Rp.590.072.330 * Rp.590.072.330
: Rp.1.180.144.660,-
2, EOQ untuktahun2002
53
Tahun2oo2 *-- @1214
I 4p.58.066.56
:,t4er.ntsw
: 22.202,9
183 440
22.2A3
= 8,26 kali
= 8 kali (pembulatan)
TC=TOC+TIC
AP
22.203
: Rp.644.625,915,6,-
= Rp.644.625.915,8,-
: Rp.644.625.916,- (pembulatan)
TC =TOC+TIC
= Rp.644.625.916 + Rp.644.625.916
- Rp.1.289.251.832,-
bahan baku sebanyak 22.20i ton setiap kari pesan, dimana dari
data tersebut
menuljukkan bahwa kebutuhan bahan baku sebanyak rg3.440 ton selama
satu tahun
3. EOQuntuktahun2003
- Jumlah kebutuhan bahan baku (A) pada tahun 2003 adalah sebesar
129.g46 ton
55
Tahun2003 /@
": \ Rp.6s.267,58
27 570.341.440.000
6s 267,58
= ,,1422.42a.$7,8
:20.552,8 ron
179.846
20.553
:8,75 kali
= 9 kali (pembulatan)
TC = TOC+TIC
l{
* (t7 e.846NRp.7 6.649.860)
20.553
=Fip.670.722.286,4,-
RCt/
- 2
56
: Rp.670.722,285,9,-
TC :TOC+TIC
: Rp.670.722286 + Rp.670.122.286
: Rp.1.341.444.572,-
ekonomis ialah pembelian bahan sebanyak 20.553 ton setiap kali pesan, ini berarti
bahwa kebutuhan bahan baku sebanyak 179.846 selama satu tahun akan dipenuhi
dengan 9 kali pesanan sebanyak 20.553 ton sekali pesan, sebab pada jumrah pesanan
ini masih memiliki biaya yang paling minimal bila dibanding dengan cara pemesanan
yang dilakukan oleh perusahaan yaitu l l-12 kali pesanan selama satu tahun.
untuk tahun 2001 dengan total biaya sebesar Rp.2.430.240.000,- sedangkan untuk
Rp.2 502.340.000,' dan 11 kali untuk tahun 2003 dengan biaya Rp.2.349.840.000,-
2003 pemesanan dilakukan sebanyak 9 kali dengan totar biaya ]Rp.r .34r.444.572,-
dimana pemesanan dilakukan setiap 40 hari.
57
Dari hasil analisis yang dilakukan, yaitu pada tahun 2001 sampai dengan 2003
selalu lebih besar dari output (hotmix) yang dihasilkan. Dimana hal ini menyebabkan
perusahaan akan mengalami pemborosan dalam hal pemakaian bahan baku yang
berarti juga pemborosan dalam hal pengeluaraan biaya. Hal ini dapat dilihat, dimana
pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 selisih penggunaan bahan baku
cenderung selalu lebih besar dari output (hotmix) yang dihasiikan yang disebabkan
karena belum diterapkannya metode pengendalian persediaan yang tepat yang dapat
menekan biaya dalam jumlah pemesanan yang ekonomis. Hal ini dapat ditihat dari
bahan baku cenderung selalu lebih besar dari output (hotmix) yang dihasirkan.
58
V. IGSIMPULAN DAN SARAN
5. l. Kesimpulan
persediaan yang tepat yang dapat menekan biaya dalam jumlah pemesanan
yang
ekonomis.
2. Dalam menetapkan kebutuhan bahan baku, pr. Karya Mumi perkasa Medan
belum mempunyai dasar perhitungan teftentu sehingga sering terjadi selisih yang
4. PT. Karya Murni perkasa belum dapat menekan biaya persediaan mengingat
5.2. Saran
59
L Dalam rangka pengendalian kebuhrhan bahan
baku sebaiknya perusahaan
aman.
Handoko, T. Hani, 1999, Dasar - Dasar Manajamen Produksi dan Operasi, Edisi
Pertama, Cetakan Keduabelas, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Pardede, Pontas, 2003, Manajemen Produksi dan Operasi Teorl, Model dnn
Kasus, Edisi Keenam, Cetakan Kedelapan, Penerbit Fakultas tskonomi
Universitas HKBP Nomensen, Medan.
Sumayang, Lalu, 2003, Dasar - Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Weber, Jean E, 1999, Analisa Matematiks Penernpan Bisnis dan Ekonomi, Edisi
Keempat, Jilid Satu, Cetakan Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.