Hal 2-12 Vol 25 No.1 2001 Hemosistein C - Isi
Hal 2-12 Vol 25 No.1 2001 Hemosistein C - Isi
ABSTRACT
Coronary disease is heart disease that caused by nerrowing coronaria arterial due
to aterosklerosis proces or vascular spasm, or both. There are some risk factors, 25% to
30% cases never found risk factors, while Homosistein level was increased.
Plasma homosistein level was be regulated by enzymes, cofactors and special
cosubtracts that role playing in metabolism. Increase homosistein level in blood to upper
normal limit as hiperhomosisteinemia, there is express disturbance at metabolism
pathway, so that homosistein release in blood, excessively.
Measure plasma or serum homosistein was be used to diagnostic or monitoring
folat or cobalamin deficiencies or congenital anomaly that cause homositinuria. There
are some test to detect homosistein, example cianida test or nitroprusid silver.
Gambar 2 : Siklus metionin dan Jalur hati, namun Mc Keever seperti di kutip
metabolisme homosistein.(2) Ueland menyatakan bahwa reaksi ini juga
terjadi di ginjal.(12) proses daur ulang serta
tetrahidrofolat sebagai kosubtrat. Dapat di penyimpangan homosistein akan menjamin
lihat pada gambar 2. penyediaan metionin yang cukup.(2)
Pada keadaan kelebihan metionin,
DMG : dimeltoglisin, dimanfaatkan jalur transsulfurasi dengan
MTHF : metilentetrahidrofolat meningkatkan regulasi sistasioninsintase
NADP : nikotinamid adenin dinukleotin fosfat dan mengurangi regulasi jalur remetilasi,
NADPH: nikotinamid adenin dinukleotid fosfat sedangkan bila terdapat defisiensi metionin
hidrogenase.
dimanfaatkan menjadi jalur remetilasi.(2,8,10 ,
11)
Metil tetrahidrofolat di bentuk dari Dalam kadaan normal kadar
tetrahidrofolat oleh pengaruh enzim homosistein darah puasa relatif sangat
metiltetrahidrofolat reduktase (MTHFR). sedikit, kadarnya antara 5 15 umol/L.
Reaksi ini terjadi di semua jaringan. Jalur Besarnya kadar homosistein ini di
kedua dikatalisir oleh enzim betain- kompartemen ekstrasel ditentukan oleh
homosistein metil transferase.(2,8,10,12) Reaksi beberapa hal yaitu pembentukanya di dalam
dengan betain ini terutama terbatas dalam sel, metabolisme dan akskresinya. Bila
produksi homosistein intrasel melebihi
klasik adalah defisiensi sistasionin -sintase koroner. Belum ditemukan alasan yang jelas
yang di tandai oleh kadar homosistein total terjadinya peningkatan kadar homosistein
plasma puasa yang relatif sangat tinggi plasma sesuai dengan perubahan usia. Ini
hingga mencapai kadar 400 umol/L. kemungkinan dapat dikaitkan dengan
prevalensi kelainan ini dalam masyarakat beberapa faktor seperti asupan nutrien yang
sekitar 1 : 200.000-1 : 350.000 kelahiran. (2,8) tidak cukup atau penurunan aktivitas enzim
Penderita yang mengalami kelainan ini yang terlibat dalam metabolisme
(20)
memperlihatkan sidroma homosistunuria homosistein.
dengan karakteristik berupa retardasi
mental, lensa ektopik, skeletal yang PATOFISIOLOGI
abnormal, penyakit veskuler dini dan Penelitian secara klinik dan
trombo emboli. Komplikasi trombo emboli eksperimen menunjukan bahwa kadar
biasanya terjadi pada usia muda dan homosistein yang tinggi cenderung untuk
berakibat fatal. Dari penelitian yang memberikan respon aterogenik yang
dilakukan Mudd seperti yang di kutip oleh menimbulkan terjadinya trombisis.
Welch ternyata 50% penderita Mekanisme dari keadaan ini belum
homosistinuria yang tidak mendapat sepenuhnya dapat di ketahui, namun
pengobatan akan mengalami beberapa mekanisme yang mungkin
trombeombolin sebelum usia 30 tahun berperan telah dapat di identifikasi.(2,5,10)
dengan angaka kematian sekitar 20%.(8)
Faktor-faktor lain yang dapat Efek terhadap endotel
menyebabkan hiper homosisteinemia antara In vitro
lain pertambahan usia, jenis kelamin di Beberapa peneliti telah menguji
mana pria mempunyai kadar homosistein pengaruh homosistein terhadap
yang lebih tinggi, masa monopouse, pertumbuhan sel-sel endotel pada jaringan
keganasan, penurunan fungsi ginjal dan yang di kultur. Hasil dari penelitian tersebut
berbagai jenis obat. Terdapat korelasi membuktikan bahwa homosistein dapat
positif antara homosistein plasma puasa memeberikan efek sitotoksis langsung
dengan kreatinin serum, namun terhadap endotel sehingga terjadi kerusakan
mekanismenya tidak jelas. Hal ini mungkin dan gangguan terhadap endoltel.(5) Dari
di pengaruhi oleh arteriosclerosis penelitian secara in vitro tampak bahwa
renovaskuler atau faktor-faktor per-renal. untuk terjadinya kerusakan endotel oleh
Pada gagal ginjal kronik kadar homosistein homosistein diperlukan adanya copper dan
plasma dapat meningkat hingga 2 4 kali oksigen.(10) Menurut Starkebaum dan
nilai normal dengan penurunan sementar Harlan, copper dapat menyebabkan
setelah dilakukan dialisis. Pada gagal ginjal, terjadinya oksidasi homosistein yang
peningkatan kadar homosistein lebih selanjutnya akan menghasilkan hydrogen
disebabakan oleh ke gagalan metabolisme peroksida. Hydrogen peroksida
dari pada kegagalan ekskresi.(2) menyebabkan trauma langsung sel endotel
Anak mempunyai kadar homosistein serta mengurangi pelepasan nitrik oksida
plasma 30% lebih rendah dari orang yang merupakan mediator utama
dewasa. Robinson dalam penelitiannya vasodilatasi pembuluh darah.(22) Sehingga
mendapatkan hubungan positif antara dengan adanya copper, sel-sel endotel yang
penderita hiper homosisteinemia usia tua terpapar dengan homosistein akan
dengan resiko terjadinya penyakit jantung mengalami lisis. Ini menunjukan bahwa
terhadap ikatan disulfide homosistein Keburukan lain metode ini selain harga
sehingga dihasilkan homositein bebas. yang cukup mahal, juga belum
Reduktan yang digunakan tergantung pada menggunakan cara otomatisasi penuh.(12)
system pemisahan dan system deteksi yang Precolumn derivatization, HPLC dan
pilih.(2,12) diteksi fluoresensi
Beberapa metode yang digunakan Metode ini pertama kali
untuk pemeriksaan homosistein antara lain dikembangkan oleh Araki dan Sako, yang
Radioenzymayic asssy, Gas melakukan derivatisasi homosistein dengan
chromatographyMass Spectrometry, menggunakan ammonium-7 fluoro 2,3,-
Precolumn derivatisazin dengan benzoksadiazol4 sulfonat (SBDF).
HPLC(High Performance Liquid Selanjutnya metode ini di modifikasi untuk
Chromatography) dan deteksi fluoresensi, mempersingkat waktu pemeriksaan.
HPLC dengan deteksi lektrokimia serta Pemeriksan dengan cara ini menggunakan
amino acid analyzer dengan pastcolmn reduktan natrium borohidrat (Na BH4)
derivatization.(12) konsentrasi tinggi untuk mendapatkan hasil
fluoresensi yang maksimal dan untuk
Radioenzymatic assay derivatisasi digunakan monobromobiman
Penentuan homosistein plasma total (mBrB). Metode yang didasarkan atas SBD-
manusia pertama kali ditentukan secara F ini cukup sensitif dan spesifik.
radioenzikmatic yang didasarkan atas Kekurangan metode ini antara lain
perubahan homosistein menjadi rendahnya reaktivitas SBD-F dan
S-adenosil homosistein dengan bantuan memerlukan waktu pemeriksaan yang lama
adenosin yang di label C dan enzim serta suhu yang tinggi (600C).
S-adenosilhomosistein hidrolase. Sebagai
reduktan di gunakan di oeritritol, kemudian HPLC dan diteksi elektrokimia
radioaktivitas S-adenosilhomosistein di nilai Prinsip ini didasarkan atas
dengan HPLC. Cara REA ini cukup penetesan mercury polarograph, di mana
sensitive dan spesifik dan dapat digunakan potensial oksidasi dan reduksi ditentukan
untuk mengukur homosistein dalam urin. oleh sepasang lektrode untuk menghasilkan
Kekurangan cara ini adalah diperlukan difusi. Pada penggunaan metode ini
beberapa proses manual seperti inkubasi digunakan Na BH4 sebagai reduktan dan
enzim, presipitasi protein, pemusingan dll. sampel tidak perlu di derivatisasi.
Homosistein yang di deteksi dengan gold
Gas Chromatography- Mass mercury elektroda yang memberikan
Spectrometry (GC MS) sensifikasi yang tinggi terhadap komponen
Metode ini dikembangkan oleh Stabler komponen sulfhidril. Hal yang menarik
dan akhirakhir telah mengalami modifikasi dari pemeriksaan elektrokimia ini antara
menjadi metode yang sangat sederhana lain penanganan sampel yang sederhana,
dibandingkan sebelumnya, namun metode spesifik, waktu pemeriksaan yang singkat,
ini memerlukan alat alat yang mahal. Pada kapasitas cukup besar dan digunakan untuk
metode ini reduktan yang di pakai menentukan thiol-thiol lain seperti sistein.
ditiotreitol dan untuk derivatisasi digunakan Keburukan utama adalah terjadinya
N-metil-N trifluoroasetamid. Metode ini kontaminasi dengan sel sel lain yang ada
cukup sensitif dan spesifik dan dapat dan buruknya elektroda. Stabilitas metoda
digunakan untuk mengukur sampel urin.
ini sangat tergantung dari pemeliharaan menahan molekul sampel, penahanan ini
system detektor yang baik.(12) tergantung interaksi komponen sampel
Amino acid analyzer, dengan fase bergerak dan fase diam. Proses
Post column derivation penahan ini juga berlangsung secara
Penentuan homosistein total dengan selektif, sehingga jumlah yang tertahan
asam amino konvesional ini memerlukan akan berbeda untuk tiap molekul sampel.
konversi bentuk di sulfida yang tereduksi. Detector fluoresen merupakan tipe detector
Sebagai reduktan digunakan 2 yang sering di gunakan pada HPLC untuk
merkaptoetanol dan ditiotreitol. Metode ini senyawa - senyawa yang mempunyai
mempunyai posisi yang cukup tinggi. kemampuan berfluoresensi atau yang dapat
Baru baru ini Shipchandler di buat berfluoresensi melalui derivatisasi.
mengembangkan suatu metoda pemeriksaan Detektor ini akan lebih spesifik dan selektif
FPIA (Fluorescnce Polarization dari semua detektor optik yang ada.(15)
Immunoassay) yaitu suatu metoda yang Fiskerstrand melakukan pemeriksaan
tepat dan sensitif yang biasanya digunakan homosistein dan thiol thiol lain dalam
untuk mengukur molekul molekul yang plasma dan urin yang menggunakan metode
kecil. Dalam mengukur homosistein secara HPCL dengan Fully automated column
langsung dengan FPIA, harus digunakan switching. Dasar pemeriksan ini adalah
antibody yang dapat membedakan pemisahan dengan menggunakan single
homosistein dari asam amino yang serupa column. Pemisahan dikerjakan dengan
seperti L siten dan L metionin. Selain itu menggunakan pH fase bergerak sampai 3,65
juga terdapat pemeriksaan alternatif, yaitu (untuk pmeriksaan plasma) atau 3,50 (untuk
pemeriksan secara tidak langsung plasma yang di presipitasi dengan asam dan
didasarkan atas dasar konversi enzimatik urin ). Darah di ambil dengan melakukan
yang sangat selektif dari homosistein vena fungsi, kemudian dimasukan ke dalam
menjadi S-adenosil homosistein. Sadenosil vakuteiner yang mengandung EDTA.
homosistein hidrolase mengkatalisir Segera tempatkan pada es dan plasma harus
perubahan homosistein menjadi S adenosil dipidahkan dari komponen komponen
homosistein dengan penambahan adenosiln. darah dalam waktu 2 3 jam setelah
Di sini tahap reduksi dan enzimatik pengambilan darah. untuk mendapatkan
digabungkan untuk mempersingkat waktu plasma dilakukan pemusingan darah pada
pemeriksaan. Selanjutnya antibody 2000 g selama 5 menit pada suhu 02 0C.
monoklonal spesifik dan fluoresensi S- selanjutnya plasma di simpan pada 700C
adenosil homosistein di periksa dengan sampai dilakukan analisa pemeriksaan.
system FPIA.(14) Pemeriksaan dilakukan dengan
Metode HPLC menggunakan modifikasi komposisi reagen
Alat yang digunakan merupakan yang di pakai dalam proses reduksi dan
suatu alat fully automated yang derivatisasi. Derivitisasi dilakukan dengan
menggunakan komposisi buffer dan kondisi mencampurkan sampel dengan NaBH4
spesifik yang di rancang untuk memisahkan dalam NaOH dan dimetilsulfoksida
homosistein dari thiol thiol lainya. Pada (DMSO), EDTA, ditioeritol (dTE). Oktanol
metode ini suatu tekanan untuk dan asam klorida ( HCL). Reduksi dengan
menggerakan fase bergerak. Fase bergerak menambahkan buffer etil morfolin, H2O
membawa molekul molekul sampai dan mBrB. Lalu sampel disuntikkan ke
melewati fase diam. Di sini fase diam akan dalam column. Setelah mengalami proses di
6. Genest J, Mc Namaria J, salem DN, Wilson 15. Yost RW, Ettre Ls, Conlon RD. Practical
PF, Schaefer EJ, Malinow MR, Plasma Liquid chromatography. Amerika Perkin
homocysteine levels in men with premature Elmers Co 1988.
coronary artery diseae J Am Coll Cardiol
1990;16(5):1114-8. 16. Fiskerstrand T Refsum H, Kvalheim G,
Ueland P. Homocysteine and other thiois in
7. Stampfer MJ, Malinow MR, Willett WC, plasma and urine. Automated determination
Newcomer LM et al. A porspective study of and sample stability. Clin Chem 1993.;
plasma homocysteine and risk of 39(2):263-71
myocardial infraction in US Physicians.
JAMA 1992;268(7):877-81. 17. Silvermen LM, Christenson RH. Amino
acids protein. In Tietz Texbook of Clinical
8. Welch GN, Loscado JL. Homocysteine and Chemistry. 2 nd ed. Philadelphia. WB
altherothrombosis. N Engl J Med Saunders Co 1994. 625-734.
1998;338:15.
18. Sphichandler MT. Moore EG. Rapid fully
9. Loscaldo J. The oxidan stress of automated measurement of plasma
hyperhomocysteinemie. J Clin Invest homocysteine with the Abbott Imx analyzer.
1996;98-1:5-7(1042-50). Clin Chem1995; 41(7) : 991-4.
10. Cattaneo M. Hyperhomocysteinemia and 19. Kang SS, Wong PWK, Norusis M.
trombosits. Educational program book. Homocysteine due to folate deficiency.
Combined Haematology Congress 27 th Metabolism 1987; 35(5):458-62.
Congress of internasional Society of
hematology, 3 th Congress of the European 20. Robinson K, Mayer EL, Miller DP, Green R
Heamatology association. Amsterdam et al. Hyperhomocysteinemia and low
1998;145-9. pyridoxalphosphate common and
indenpendet reversible risk factors for
11. D`Angelo A, selhub J, Homocysteine and coronary artery desease. Circulation
thrombotic disease Blood 1997;98(1):1-11. 1995;92(10):2825-30.
12. Ueland PM, refsumH, Stabler SP, Malinow 21. Harker LA. Homocysteine induced
MR, nderson A, allen RH. Total arteriosclerosis: The role of endothelial cell
homocysteine in plasma or serum methods injury and platelet response. J Clin Invest
and clinical application Clin Chem 1976;58:731.
1993;39(9):1764-78.
22. Starkebaum G, Harlan JM, Endothelial cell
13. Rodgers GM, Conn MT. Homocysteine an injury due to Copper-catalized hydrogen
aterogenetic stimulus reduces protein C peroxide generation from homocysteine. J
activation by arterial and venous Clin Invest 1986;77:1370 -6
endhothelial sells. Blood 1990;75(4):895-
901.