Anda di halaman 1dari 26

Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam.

Proses
pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya
dan kondisi lahan.

Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan
buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk
memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga
merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.

Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari
varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa mencapai
hingga 20 ton per hektar.

Panduan umum budidaya cabe merah


Disusun oleh Redaksi

Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-saat
tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga tak berharga.
Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan
hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya cabe bisa dikatakan
cukup tinggi.

Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang harus
dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L. Tanaman ini
berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini menyebar ke
berbagai belahan bumi lainnya.

Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar penuh.
Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl.
Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak maksimal.

Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius. Pada suhu
yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan terganggu. Cabe bisa
tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang cukup. Curah hujan yang
dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.

Pemilihan benih cabe merah


Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe merah keriting.
Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya. Untuk mengetahui
lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis cabe.

Dari dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga hibrida.
Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih jenis mana yang
akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabe
masing-masing.

Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko benih
atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih terpercaya
yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih cabe lokal bisa didapatkan
dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil panen terdahulu.

Penyemaian dan pembibitan


Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya menggunakan polybag (baik dari plastik
atau daun-daunan). Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida harganya
sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh
berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.

Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan
2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan
1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih detail, silahkan baca
cara membuat media persemaian.

Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air
hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring
pelindung hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam naungan
tersebut.

Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang
mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan
kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup
permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran
tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.

Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk
dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan
10% dari kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan sekitar 14000 bibit
cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk tindakan penyulaman tanaman.

Pengolahan tanah
Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah yang gembur dan memiliki
porosotas yang baik. Sebelum cabe merah ditanam cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40
cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman. Apabila terlalu banyak gulma
dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida.

Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm.
Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan
panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik karena tanaman cabe
merah tidak tahan terhadap genangan air.

Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7.
Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat pucat dan
mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang. Untuk
menetralisirnya bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian
kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.

Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap bedengan
secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabe merah adalah 20 ton per
hektar. Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.
Untuk budidaya cabe intensif sebaiknya, bedengan ditutup dengan mulsa plastik perak hitam.
Penggunaan mulsa plastik mempunyai konsekuensi biaya namun mendatangkan sejumlah
manfaat. Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan erosi,
mengendalikan gulma dan menjaga kebersihan kebun.

Buat lubang tanam sebanyak dua baris dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70 cm.
Sebaiknya lubang tanam dibuat zig zag, tidak sejajar. Hal ini berguna untuk mengatur
sirkulasi angin dan penetrasi sinar matahari. Diameter dan kedalaman lubang tanam kurang
lebih 10 cm, atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai.

Penanaman bibit cabe merah


Pemindahan bibit cabe merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit sekitar 3
minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress. Usahakan penanaman dilakukan serentak
dalam satu hari.

Cara menanamnya adalah dengan membuka atau menyobek polybag semai. Kemudian
masukkan bibit cabe merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam. Jaga agar media
semai jangan sampai terpecah. Kemudian siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan
kelembaban.
Pemeliharaan dan perawatan
Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau dengan
penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman belum terlalu kuat.
Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.

Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman
tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan
ganti dengan bibit yang baru.

Pada budidaya cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman
berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal batang. Pemasangan ajir
sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar
dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan
akan mudah terserang penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman
tumbuh tinggi atau berumur diatas satu bulan.

Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk budidaya cabe di
dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada ketiak daun
dengan tangan yang bersih. Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk cabang utama,
ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.

Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali hingga panen
terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap lubang tanam.
Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan pupuk organik cair. Siramkan
100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman. Bisa juga ditambahkan
NPK pada campuran tersebut.
Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja. Pengendalian hama dan penyakit dalam
budidaya cabe cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena serangan hama dan
penyakit. Untuk lebih detail, silahkan baca pengendalihan hama dan penyakit tanaman cabe.

Pemanenan budidaya cabe


Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam. Proses
pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya
dan kondisi lahan.

Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan
buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk
memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga
merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.

Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari
varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa mencapai
hingga 20 ton per hektar.

Cara menanam cabe dalam polybag


Disusun oleh Syahroni

Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat berfluktuasi. Apalagi
menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe pasti melonjak tinggi. Hal ini yang
memancing orang untuk menanam cabe, baik untuk dijual maupun sekadar untuk persediaan
sendiri. Sayangnya bagi yang tinggal diperkotaan ketersedian lahan untuk bercocok tanam
sangat terbatas. Namun hal ini bisa disiasati dengan menanam cabe dalam pot atau polybag.

Cara menanam cabe dalam pot atau polybag cukup mudah dilakukan. Menanam cabe bisa
dilakukan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara umum menanam cabe bisa
dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut. Suhu optimal bagi tanaman
cabe ada pada kisaran 24-27oC, namun masih bisa tahan terhadap suhu yang lebih dari itu.
Sifat tersebut tergantung dari jenis varietas cabe.

Salah satu jenis cabe yang cocok untuk ditanam di pekarangan adalah cabe kerting. Jenis ini
relatif lebih tahan terhadap iklim tropis dan rasanya pedas banyak disukai di pasaran. Berikut
ini kami paparkan tentang cara menanam cabe keriting dalam polybag.

Pemilihan benih
Di pasaran banyak macam varietas cabe keriting, mulai dari hibrida hingga varietas lokal.
Cara menanam cabe lokal dan hibrida tidak mempunyai perbedaan yang berarti. Hanya saja
beberapa cabe hibrida dianjurkan dirawat dengan produk-produk obat-obatan tertentu.
Varietas hibrida banyak didatangkan dari Taiwan dan Thailand, sedangkan varietas lokal
banyak ditanam di Rembang, Kudus, hingga Tanah Karo, Sumatera Utara.

Saat ini terdapat varietas lokal hasil seleksi, produktivitasnya pun lebih baik daripada varietas
lokal tanpa seleksi. Benihnya dijual dalam kemasan kaleng seperti tampar yang diproduksi
Sang Hyang Sri. Dari segi teknis, cara menanam cabe keriting lokal lebih sederhana dan anti
ribet dibanding cara menanam cabe hibrida. Cabe lokal lebih adaptif dengan kondidi
lingkungan dibanding cabe hibrida. Hanya saja produktivitasnya masih kalah dari hibrida.

Penyemaian benih
Cara menanam cabe dalam polybag sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih atau biji.
Pertama-tama benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu. Proses penyemaian ini gunanya
untuk menyeleksi pertumbuhan benih, memisahkan benih yang tumbuhnya kerdil, cacat atau
berpenyakit. Selain itu juga untuk menunggu kesiapan bibit sampai cukup tahan ditanam di
tempat yang lebih besar.

Tempat persemaian bisa berupa polybag ukuran kecil (89 cm), daun pisang, baki (tray)
persemaian, atau petakan tanah. Untuk melihat lebih detail silahkan baca cara membuat
media persemaian. Cara yang paling ekonomis adalah dengan menyiapkan petakan tanah
untuk media persemaian.

Buat petakan tanah dengan ukuran secukupnya, campurkan kompos dengan tanah lalu aduk
hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin agar perakaran bisa menembusnya dengan
mudah. Buat ketebalan petakan tersebut 5-10 cm, diatasnya buat larikan dengan jarak 10 cm.

Masukkan benih cabe dalam larikan dengan jarak 7,5 cm kemudian siram untuk membasahi
tanah dan tutup dengan abu atau tanah. Setelah itu tutup dengan karung goni basah selama 3-
4 hari, pertahankan agar karung goni tetap basah. Pada hari ke-4 akan muncul bibit dari
permukaan tanah, kemudian buka karung goni. Sebaiknya petakan ditudungi dengan plastik
transparan untuk melindungi bibit cabe yang masih kecil dari panas berlebih dan siraman air
hujan langsung. Tanaman cabe siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3-4
minggu, atau tanaman telah mempunyai 3-4 helai daun.

Penyiapan media tanam


Pilih polybag yang berukuran diatas 30 cm, agar media tanam cukup kuat menopang
pertumbuhan tanaman cabe yang rimbun. Selain polybag, bisa juga digunakan pot dari jenis
plastik, semen, tanah, atau keramik. Atau bisa juga menggunakan wadah-wadah bekas yang
tidak terpakai lagi, beri lubang pada dasar wadah untuk saluran drainase.

Cara menanam cabe dalam polybag bisa menggunakan media tanam dari campuran tanah,
kompos, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan lain-lainnya. Silahkan baca cara
membuat media tanam polybag untuk penjelasan lebih detail.

Beberapa contoh komposisi media tanam diantaranya adalah (1) Campuran tanah dengan
kompos dengan komposisi 2:1, (2) Campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam
dengan komposisi 1:1:1, atau (3) Campuran tanah dan pupuk kandang dengan komposisi 2:1.
Apabila menggunakan pupuk kandang, sebaiknya pilih pupuk yang telah matang. Lihat jenis
dan karakteristik pupuk kandang.

Buat media tanam sehalus mungkin dengan cara mengayaknya. Campurkan sekitar 3 sendok
NPK dalam setiap polybag. Aduk hingga campuran tersebut benar-benar rata. Lapisi bagian
dalam polybag dengan sabut kelapa, pecahan genteng, atau pecahan styrofoam. Gunanya agar
air tidak menggenangi daerah perakaran tanaman.

Pemindahan bibit
Setelah bibit tanaman dan media tanam siap, pindahkan bibit tanaman cabe dari tempat
persemaian kedalam polybag. Lakukan pekerjaan ini saat pagi hari atau sore hari, dimana
matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stres pada tanaman.

Lakukan pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada perakaran
tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5-7 cm. Apabila persemaian dilakukan di
atas polybag atau daun pisang, copot polybag dan daun pisang lalu masukan seluruh tanah
dalam tempat persemaian kedalam lubang tanam. Apabila persemaian dilakukan di atas petak
tanah atau tray, pindahkan dengan tanah yang menempel pada perakaran dan masukkan
kedalam lubang tanam.

Pemeliharaan dan perawatan


Pemupukan, berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu sendok makan NPK per
polybag setiap bulannya. Atau apabila ingin menanam cabe secara organik, sebagai
gantinya semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan
pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal kompos atau pupuk kandang kambing pada
saat tanaman mau berbuah.

Penyiraman, tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali.


Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.

Pengajiran, setelah tanaman cabe tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir bambu. Ajir ini
berguna untuk menopang tanaman agar berdiri tegak.

Perompesan, tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya dihilangkan


(dirompes). Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah tanam, perompesan biasanya
dilakukan tiga kali hingga terbentuknya cabang. Gunanya agar tanaman tidak tumbuh
kesamping ketika batang belum terlalu kuat menopang.

Hama dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan apabila


tanaman terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada hama putih semprot
dengan pestida, bila terlihat ada bakal ulat semprot dengan insektisida secukupnya,
kalau terlihat jamur gunakan fungisida. Untuk bercocok tanam cabe organik gunakan
pestisida alami, silahkan lihat di cara membuat pestisida organik.
Pemanenan
Umur cabe dari mulai tanam hingga panen bervariasi tergantung jenis varietas dan
lingkungan. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih
ada garis hijaunya. Buah seperti ini sudah masuk bobot yang optimal dan buah cabe masih
bisa tahan 2-3 hari sebelum terjual oleh pedagang di pasar. Waktu panen sebaiknya dilakukan
pada pagi hari setelah embun kering. Hindari waktu panen pada malam dan siang hari.

Tutorial cara menanam cabe ini cocok diterapkan pada pertanian sekala kecil atau lahan
pekarangan. Bisa diterapkan juga untuk pertanian vertikultur atau urban farming. Semoga
bermanfaat.

Baca juga artikel ini:

Mengenal jenis-jenis cabe budidaya

Panduan umum budidaya cabe merah

Hama dan penyakit tanaman cabe

Kiat sukses budidaya cabe rawit

Facebook
Twitter
Google+
Kiat sukses budidaya cabe rawit
Disusun oleh Redaksi

Cabe rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman dari benua Amerika. Tanaman ini
cocok dikembangkan di daerah tropis terutama sekitar khatulistiwa. Tanaman ini paling
cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 meter dpl. Meskipun begitu, cabe
rawit bisa tumbuh baik hingga ketinggian 1000 meter dpl. Untuk tempat yang terlalu tinggi,
produktivitas tanaman akan berkurang.

Di dataran tinggi, tanaman cabe rawit masih bisa berbuah. Hanya saja periode panennya lebih
sedikit dibanding dataran rendah. Selain itu, produksi biji pada buah cabe rawit lebih sedikit.
Ini bisa dianggap keunggulan atau kelemahan. Karena tentu saja konsumen menyukainya
namun bobot buah menjadi ringan.

Cabe rawit yang dibudidayakan di Indonesia sangat beragam. Secara umum, masyarakat
mengenal cabe rawit putih dan cabe rawit hijau. Padahal setiap tempat memiliki macam cabe
rawit yang berbeda-beda.

Budidaya cabe rawit relatif lebih rendah resikonya dibanding cabe besar. Tanaman ini lebih
tahan serangan hama, meskipun hama yang menyerang cabe besar bisa juga menyerang cabe
rawit. Kali ini alamtani menguraikan kiat-kiat usaha budidaya cabe rawit, mulai dari
pemilihan benih hingga penanganan panen.

Pemilihan benih cabe rawit


Dewasa ini telah banyak tersedia benih cabe rawit hibrida dengan keunggulannya masing-
masing. Pilihlah benih yang sifatnya sesuai dengan kondisi lahan masing-masing. Bila sulit
didapatkan atau harganya mahal, kita bisa menyeleksi benih cabe rawit sendiri.

Benih cabe rawit bisa didapatkan dari hasil panen sebelumnya. Gunakan buah dari hasil
panen ke-4 hingga ke-6. Buah yang dihasilkan pada periode panen ini biasanya memiliki biji
yang optimal. Pada hasil panen pertama hingga ketiga, biji dalam buah cabe rawit biasanya
masih sedikit. Sedangkan menjelang periode akhir panen jumlah biji banyak tapi ukurannya
kecil-kecil.

Untuk memilih benih cabe rawit yang baik, pilih beberapa tanaman yang sehat dan terlihat
kuat. Dari tanaman tersebut pilih buah yang bentuknya sempurna, bebas dari serangan
penyakit dan hama. Kemudian biarkan buah tersebut menua pada pohon. Kalau
memungkinkan biarkan buah hingga mengering di pohon.

Setelah buah dipetik, potong secara membujur kulit buahnya. Buang biji yang terdapat pada
bagian pangkal dan ujung buah, ambil biji pada bagian tengah. Biji pada bagian tengah
biasanya yang paling berkualitas.

Kemudian rendam biji cabe rawit tersebut dalam air bersih. Buang biji yang mengambang,
biji yang cocok jadi benih adalah yang berisi dan tenggelam dalam air. Kemudian jemur biji
tersebut hingga kering, kira-kira selama 3 hari.

Kecuali untuk benih organik, kita bisa memberikan fungisida untuk menghindari serangan
jamur. Kemudian simpan benih ditempat yang kering dan masih memiliki sirkulasi udara.
Bila penyimpanannya benar, benih cabe rawit bisa bertahan hingga dua tahun.

Benih yang baik mempunyai daya tumbuh hingga 80 persen. Semakin lama benih disimpan,
daya tumbuhnya akan terus berkurang. Bila daya tumbuhnya kurang dari 50 persen,
sebaiknya jangan gunakan benih tersebut.

Penyemaian benih cabe rawit


Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan budidaya cabe rawit sekitar 0,5 kg. Benih tersebut
harus disemaikan terlebih dahulu untuk dijadikan bibit. Tempat penyemaian hendaknya diberi
naungan untuk menghindari terik matahari langsung, kucuran hujan deras dan terpaan angin.

Siapkan polybag berukuran 510 cm kemudian isi dengan media persemaian hingga
bagiannya. Media persemaian terdiri dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan
perbandingan 1:1:1. Ayak terlebih dahulu bahan-bahan tersebut dan aduk secara merata.
Silahkan baca lebih lanjut membuat media persemaian.

Setelah media persemaian siap, rendam benih cabe rawit dengan air hangat selama kurang
lebih 6 jam. Maksudnya untuk merangsang pertumbuhan. Kemudian masukkan benih
kedalam polybag sedalam 0,5 cm, tutup permukaannya dengan media tanam.

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Agar kucuran air tidak merusak media tanam,
tutup permukaan polybag dengan kertas koran. Kemudian siram permukaan kertas koran
dengan gembor hingga airnya menetes ke permukaan polybag.
Benih akan tumbuh menjadi bibit cabe rawit maksimal setelah dua minggu. Tapi biasanya
pada hari ke-7 bibit sudah mulai tumbuh. Bibit cabe rawit baru bisa dipindahkan ke lahan
terbuka setelah berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 1 hingga 1,5 bulan.

Pengolahan tanah dan penanaman


Pengolahan tanah hendaknya dimulai bersamaan dengan pembibitan. Sehingga ketika bibit
cabe rawit siap tanam, lahan sudah siap untuk dipakai.

Pengolahan tanah diawali dengan mencangkul atau membajak lahan sedalam kira 40 cm.
Apabila lahan terlalu asam, netralkan dengan dolomit biasanya sekitar 1-4 ha/ton tergantung
tingkat keasaman tanah.

Kemudian buat bedengan dengan lebar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm dan panjang
mengikuti kondisi lahan.Jarak antar bedengan selebar 60 cm. Campurkan pupuk organik,
berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha. BIla tanahnya kurang subur bisa
juga ditambahkan urea, SP36 dan KCl secukupnya.

Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebenarnya akan meningkatkan produktivitas, namun
harus dipertimbangkan dengan matang karena biayanya. Melihat harga rata-rata cabe rawit
dipasaran tidak setinggi cabe besar, penggunaan mulsa bisa merugikan.

Sebagai alternatifnya bisa digunakan mulsa dari jerami. Hanya saja perlu pengawasan lebih
agar pemakaian jerami tidak mengundang hama dan penyakit.

Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cm, lubang tanam dibuat dalam dua baris dalam satu
bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Pembuatan lubang dibuat zig-zag tidak sejajar. Hal
ini berguna untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari dan sirkulasi udara.

Pindahkan bibit dalam polybag semai kedalam lubang tanam dengan menyobek atau
mencopot polybag semai. Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.
Pemindahan bibit hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Upayakan penanaman dalam
satu hamparan bisa selesai dalam sehari.

Perawatan budidaya cabe rawit


Penyiraman diperlukan saat musim kemarau saja. Bila konsidisi terlalu kering tanaman cabe
rawit bisa mati. Pengairan bisa dilakukan dengan kocoran atau merendam bedengan.
Perendaman bendengan cukup dilakukan setiap dua minggu sekali.

Pemukan susulan ditambahkan setelah tanaman berumur 1 bulan sejak di bibit ditanam.
Selanjutnya berikan pemupukan susulan setiap habis panen. Pemupukan susulan bisa
menggunakan pupuk organik cair atau kompos. Berikan pupuk cair yang telah diencerkan
sebanyak 100 ml untuk setiap tanaman. Sedangkan pupuk kompos sebanyak 500-700 gram.
Bisa juga ditambahkan urea dan NPK sebagai pupuk tambahan.

Perawatan lain yang diperlukan adalah penyiangan. Karena budidaya cabe rawit jarang
menggunakan mulsa maka penyiangan harus dilakukan lebih intensis. Upayakan bedengan
untuk besih dari gulma.
Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman cabe rawit sebenarnya agak tahan terhadap serangan hama. Namun bukan berarti
kebal sama sekali. Hama yang menyerang cabe besar bisa juga menyerang tanaman cabe
rawit. Hama tersebut antara lain, aphid, lalat buah, kepik, dll.

Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe rawit adalah patek, kerdil, keriting
daun dan busuk buah. Penyakit kebanyakan menyerang pada musim hujan, terutama pada
curah hujan tinggi. Untuk pengendalian lebih lanjut, silahkan baca hama dan penyakit
tanaman cabe.

Pemanenan cabe rawit


Cabe rawit sudah mulai berbuah dan bisa dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sejak bibit
ditanam. Periode panen bisa berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih. Umur tanaman cabe
rawit bisa mencapai 24 bulan. Frekuensi panen pada periode masa panen tersebut bisa
berlangsung 15-18 kali.

Namun semakin tua tanaman, produktivitasnya semakin rendah sehingga tidak ekonomis lagi
untuk dipelihara. Untuk budidaya intensif, biasanya tanaman cabe rawit dipelihara hingga
berumur 12 bulan. Budidaya yang baik bisa menghasilkan total produksi hingga 30 ton/ha.

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya dengan memetik buah beserta
tangkainya. Buah cabe rawit yang dikehendaki adalah yang bentuknya ramping dan padat
berisi. Tipe buah seperti ini biasanya rasanya pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar
dibanding buah yang besar namun kopong.

Panduan umum budidaya cabe merah


Disusun oleh Redaksi
Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-saat
tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga tak berharga.
Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan
hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya cabe bisa dikatakan
cukup tinggi.

Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang harus
dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L. Tanaman ini
berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini menyebar ke
berbagai belahan bumi lainnya.

Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar penuh.
Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl.
Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak maksimal.

Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius. Pada suhu
yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan terganggu. Cabe bisa
tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang cukup. Curah hujan yang
dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.

Pemilihan benih cabe merah


Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe merah keriting.
Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya. Untuk mengetahui
lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis cabe.
Dari dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga hibrida.
Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih jenis mana yang
akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabe
masing-masing.

Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko benih
atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih terpercaya
yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih cabe lokal bisa didapatkan
dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil panen terdahulu.

Penyemaian dan pembibitan


Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya menggunakan polybag (baik dari plastik
atau daun-daunan). Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida harganya
sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh
berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.

Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan
2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan
1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih detail, silahkan baca
cara membuat media persemaian.

Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air
hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring
pelindung hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam naungan
tersebut.

Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang
mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan
kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.

Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup
permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran
tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.

Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk
dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan
10% dari kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan sekitar 14000 bibit
cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk tindakan penyulaman tanaman.

Pengolahan tanah
Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah yang gembur dan memiliki
porosotas yang baik. Sebelum cabe merah ditanam cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40
cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman. Apabila terlalu banyak gulma
dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida.

Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm.
Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan
panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik karena tanaman cabe
merah tidak tahan terhadap genangan air.

Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7.
Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat pucat dan
mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang. Untuk
menetralisirnya bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian
kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.

Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap bedengan
secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabe merah adalah 20 ton per
hektar. Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.

Untuk budidaya cabe intensif sebaiknya, bedengan ditutup dengan mulsa plastik perak hitam.
Penggunaan mulsa plastik mempunyai konsekuensi biaya namun mendatangkan sejumlah
manfaat. Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan erosi,
mengendalikan gulma dan menjaga kebersihan kebun.

Buat lubang tanam sebanyak dua baris dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70 cm.
Sebaiknya lubang tanam dibuat zig zag, tidak sejajar. Hal ini berguna untuk mengatur
sirkulasi angin dan penetrasi sinar matahari. Diameter dan kedalaman lubang tanam kurang
lebih 10 cm, atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai.

Penanaman bibit cabe merah


Pemindahan bibit cabe merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit sekitar 3
minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress. Usahakan penanaman dilakukan serentak
dalam satu hari.

Cara menanamnya adalah dengan membuka atau menyobek polybag semai. Kemudian
masukkan bibit cabe merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam. Jaga agar media
semai jangan sampai terpecah. Kemudian siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan
kelembaban.

Pemeliharaan dan perawatan


Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau dengan
penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman belum terlalu kuat.
Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.

Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman
tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan
ganti dengan bibit yang baru.

Pada budidaya cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman
berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal batang. Pemasangan ajir
sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar
dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan
akan mudah terserang penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman
tumbuh tinggi atau berumur diatas satu bulan.

Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk budidaya cabe di
dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada ketiak daun
dengan tangan yang bersih. Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk cabang utama,
ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.

Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali hingga panen
terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap lubang tanam.
Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan pupuk organik cair. Siramkan
100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman. Bisa juga ditambahkan
NPK pada campuran tersebut.

Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja. Pengendalian hama dan penyakit dalam
budidaya cabe cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena serangan hama dan
penyakit. Untuk lebih detail, silahkan baca pengendalihan hama dan penyakit tanaman cabe.

Pemanenan budidaya cabe


Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam. Proses
pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya
dan kondisi lahan.

Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan
buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk
memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga
merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.

Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari
varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa mencapai
hingga 20 ton per hektar.

Baca juga artikel ini:

Cara menanam cabe dalam polybag

Kiat sukses budidaya cabe rawit

Facebook
Twitter
Google+

Cara membuat kompos


Disusun oleh Putro S. Kurniawan
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun
tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer
bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Kompos berfungsi sebagai sumber
hara dan media tumbuh bagi tanaman.

Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat kompos, yaitu melalui
proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan
kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.

Cara membuat kompos metode aerob


Proses pembuatan kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi
udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah
material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil
(dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa,
jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang megandung
karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk.
Cara membuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari. Perlu ketelatenan lebih untuk
membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan
kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan
kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya. Berikut ini cara
membuat kompos aerob:

Siapkan lahan seluas 10 meter persegi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila
tempat pengomposan diberi peneduh untuk menghindari hujan.

Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang
1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.

Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran
ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil.
Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu
halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.

Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak kayu, kemudidan padatkan.
Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
Searah jarum jam: (1) Pemilihan lokasi pengomposan, (2) Membuat bak/kotak kayu, (3)
Menyeleksi dan merajang bahan baku, (4) Memasukkan bahan baku baku kedalm bak kayu

Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan
kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter
mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, naikkan
bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga
ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.

Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang
panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan
gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena
berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme
dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.

Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme


dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC dan kelembaban
pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan
untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan
relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal
plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.

Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak
kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping tumpukan
kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu
tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus
hingga seluruh tumpuka kompos berpindah kesampingnya. Dengan begitu, semua
kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan
setiap 3 hari sekali sampai proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan
kelembaban melebihi batas yang ditentukan.

Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume
menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses
pematangan selama 14 hari.

Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun kenyataannya
bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan
baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang dicirikan dengan warnanya yang
hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.

Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar bisa
disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di kemas dalam karung. Simpan pupuk
kompos di tempat kering dan teduh.

Searah jarum jam: (1) Penyiraman dan penambahan dekomposer, (2) Proses penumpukkan
kompos, (3) Merapihkan tumpukan, (4) Pembalikan kompos

Proses pembuatan kompos aerob cocok untuk memproduksi kompos dalam jumlah
besar. Untuk melihat lebih jauh tentang cara membuat kompos dengan metode aerob,
silahkan tonton video tutorial berikut ini:

Cara membuat kompos metode anaerob


Cara membuat kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan
mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya. Inokulan terdiri dari
mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif
mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan dari berbagai merek seperti
superbio, probio, dll. Apabila tidak tersedia dana yang cukup, kita juga bisa membuat sendiri
inokulan efektif mikroorganisme.

Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai perbandingan C
dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan
kotoran kambing. Waktu yang diperlukan untuk membuat kompos dengan metode anaerob
bisa 10-80 hari, tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan.
Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-
40%. Berikut tahapan cara membuat kompos dengan proses anaerob.

Siapkan bahan organik yang akan dikomposkan. Sebaiknya pilih bahan yang lunak
terdiri dari limbah tanaman atau hewan. Bahan yang bisa digunakan antara lain,
hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran
kambing, dll. Rajang bahan tersebut hingga halus, semakin halus semakin baik.

Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, campurkan 1 cc EM4 dengan 1


liter air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan selama 24 jam.

Ambil terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang halus di
atas terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahan tersebut untuk menambah nilai
perbandingan C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang telah diencerkan
tadi. Aduk sampai merata, jaga kelembaban pada kisaran 30-40%, apabila kurang
lembab bisa disemprotkan air.

Siapkan tong plastik yang kedap udara. Masukan bahan organik yang sudah dicampur
tadi. Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk menjalani proses
fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi akan berkisar 35-45oC.

Setelah empat hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang dicirikan
dengan baunya yang harum seperti bau tape.

Facebook
Twitter
Google+
CARA MEMBUAT BENIH CABE SENDIRI

1. Petik buah cabe yang sudah benar-benar tua dengan warna merah dengan ukuran
dan bentuk buah yang seragam, buah yang sehat dan tidak terserang hama penyakit.

2. Sayat setiap cabe dengan hati-hati agar tidak melukai biji cabe dan tentunya tidak
melukai tangan kita.

3. Ambil biji cabe tersebut, lalu cuci bersih dengan air bersih sampai terpisah dari
kotoran daging buah cabe tersebut.
4. Rendam benih cabe dalam air bersih dan ambil benih yang tenggelam saja. Benih
cabe yang terapung akan memiliki pertumbuhan yang kurang baik sehingga lebih
baik kita buang saja.

5. Jemur benih cabe, hindarkan sinar matahari langsung, Anda dapat menjemur di
bawah atap yang tidak terlalu terang.

6. Setelah benih cabe bebar-benar kering maka benih tsb dapat digunakan untuk proses
selanjutnya yaitu penyemaian dan penanaman.

Dengan cara membuat benih cabe di atas, Anda dapat menjual bibit cabe tsb atau
menggunakannya sendiri.

CARA MENANAM CABE DARI BIJI DI PEKARANGAN RUMAH


Biasanya kita menanam cabe dengan cara sederhana yaitu menebar biji cabe di pot dengan
media tanah dan menunggu berhari-hari sampai tanaman tsb tumbuh. Hasilnya kadang
tumbuh dan kadang tidak hehehe. Bila benih tersebut ditanam langsung dari sisa cabe bekas
makan gorengan sih sebetulnya nothing to lose juga tapi bila benih cabe tsb kita beli
dengan harga yang mahal jadinya kecewa dan sangat disayangkan duit dan tenaga hilang
dengan percuma.

Memang betul tidak ada garansi bahwa penanaman cabe dari benih berkualitas akan
tumbuh semua tapi yang harus kita lakukan adalah meminimalkan faktor kegagalan.

Cara Menanam Cabe Metode 1

1. Gunakan kertas tisu beberapa lembar, lalu basahi dengan air.

2. Tebar beberapa biji cabe diatas kertas tisu tersebut.

3. Tutup lembaran tisu yang telah berisi biji cabe tadi lalu basahi / tetesi dengan air.

4. Masukkan tisu tersebut kedalam box plastik dan tutup rapat.

5. Tunggu beberapa hari, sampai biji tersebut tumbuh (berkecambah)

6. Pindahkan bibit yang telah tumbuh dengan hati-hati dan taruh di media tanam.

Cara Menanam Cabe Metode 2

1. Letakkan kapas yang telah dibasahi air ke dalam gelas bekas minuman kemasan.

2. Tabur beberapa biji cabe diatas kapas tersebut

3. Tutup cup plastik itu

4. Masukkan kedalam kulkas (bukan di freezer)

5. Tunggu sampai biji tumbuh berkecambah


6. Pindah bibit yang berkecambah tsb dengan hati-hati dan taruh di media tanam

Selamat mencoba dan selamat berkebun ...

Baca juga info menarik seputar Jenis tanaman hias indoor untuk menghiasi
ruangan anda

Anda mungkin juga menyukai