DESKRIPSI :
KEPUSTAKAAN
SISTEM SARAF
SSP SST
SS Parasimpatik SS Simpatik
1
SSP : merupakan jaringan saraf di otak dan medulla spinalis yang
berfungsi mengatur fungsi-fungsi tubuh. Kerjanya
menterjemahkan informasi yang disampaikan oleh
rangsangan dari saraf tepi, dan mengembalikan instruksi
melalui SSP untuk kerja selular yang sesuai
(meningkatkan/menghambat sel saraf)
2
STIMULANSIA SSP
1. Amfetamin
2. Obat golongan Xanthin
3. Nikotin
4. Kokain
5. Striknin
6. Pentetrazol (Penta metilen tetrazol)
7. Nketamid
1. Amfetamin
Efek Psikis :
Meningkatkan kewaspadaan
Rasa kantuk hilang
Rasa lelah hilang
Perbaikan mood
Inisiatif meningkat
Keyakinan diri dan daya konsentrasi meningkat
Aktivitas motorik meningkat
Aktivitas bicara meningkat
3
Efek Terapi :
Efek merugikan :
ES : Efek yang merugikan pada SSP, CV, GIT dan endokrin yang
meliputi :
Gelisah, Insomnia
Hipertensi, Takikardia
Mulut terasa kering
Nafsu makan berkurang
BB turun, Diare atau konstipasi
Impotensi
4
Setelah penggunaan Amfetamin
Farmakokinetik :
Abs. Sempurna dalam GIT
dimetabolisme di hati
diekskresikan melalui urin
Penyalahgunaan :
2. Golongan Xantin
Meknisme kerja :
5
mengakibatkan penghambatan fosfodiesterase dan
reseptor adenosin (NT inhibisi).
Penggunaan terapi :
Farmakokinetik :
ES
Kofein dosis sedang : gugup, ansietas, tremor dan agitasi
Dosis besar : mual, muntah, konvulsi, tinitus (telinga
3. NIKOTIN
berdering), iritasi GIT (mencret), aritmia jantung
dan kematian
6
Mekanisme kerja :
Kerja SSP :
Nikotin sangat mudah larut dalam lemak, mudah lewat
BBB.
Farmakokinetika :
Efek samping :
7
Tremor
Kram pencernaan
Diare
Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
Meningkatkan metabolisme beberapa obat lain
Penggunaan terapi :
4. KOKAIN
Mekanisme kerja :
8
Kerja SSP :
Penggunaan terapi :
Farmakokinetik :
9
Efek Samping :
5. STRIKNIN
Mekanisme kerja :
Farmakodinami:
10
Farmakokinetik
Gejala Keracunan
6. PENTILENTETRAZOL
Mekanisme kerja :
Farmakodinami :
Farmakokinetik :
11
Diekskresikan sebahagian besar melalui urin (bentuk
inaktif)
7. NIKETAMID
Mekanisme kerja :
Farmakodinami :
Farmakokinetik :
Efek samping :
12
ANESTESI LOKAL
Alam :
Kokain
Sintetis :
Prokain
Lidokain
Dibukain
Mepivakain
Piperokain
Tetrakain
Prilokain
Farmakodinami
SSP
Semua Anlok merangsang SSP yang menyebabkan :
Kegelisahan
Tremor
Kejang klonik
Perangsangan ini akan diikuti oleh depresi yang dapat mematikan
akibat kelumpuhan pernafasan
Perangsangan terjadi karena adanya depresi selektif pada neuron
penghambat.
Kokain sifat perangsangan sangat kuat sehingga menimbulkan
adiksi. Hal ini berbeda dengan Anlok sintetik yang tidak
menimbulkan adiksi.
13
CV
Pengaruh utama pada miokard adalah penurunan eksitabilitas,
kecepatan konduksi dan kekuatan kontraktilitas.
Anlok sintetis juga menyebabkan vasodilatasi arteriol
Otot Polos
Mempunyai bersifat spamolitik yang disebabkan oleh efek
depresi langsung pada otot polos dan depresi pada reseptor
sensorik sengingga hilangnya tonus refleks setempat.
Farmakokinetik
1. KOKAIN
ES.
Rangsangan SSP
Dosis sedang, menyebabkan denyut jantung meningkat karena
rangsangan saraf simpatik.
Dosis kecil memperlambat denyut jantung akibat terjadi
perangsangan pada pusat vagus.
Pemberian dosis besar (IV) menyebabkan kematian mendadak
karena payah jantung akibat efek toksik langsung kokain pada
otot jantung.
Terapi :
Kokain pernah digunakan sebagai Anlok pada tindakan
optalmologi.
Tapi dapat menyebabkan terkelupasnya kornea mata.
Sekarang dibatasi untuk pemakaian topikal
14
1. PROKAIN
Farmakodinami
Penyuntikan sc 100-800 mg, terjadi analgesia umum yang ringan
Efek maksimal berlangsung 10-20 menit, hilang setelah 60 menit.
Farmakokinetik
Abs. Cepat melalui suntikan
Untuk memperlambat Abs. Perlu ditambahkan
vasokonstriktor
Cepat dihidrolisis oleh esterase dalam plasma menjadi
PABA dan dietilaminoetanol
Tidak boleh diberikan bersama sulfonamida
PA BA diekskresikan melalui urin (80% utuh)
Indikasi
Secara suntikan sebagai anestesi infiltrasi, blokade
saraf, epidural, kaudal dan spinal.
Untuk geriatrik , dapat menambah potensi fisik dan
mental, memperbaiki aktifitas seksual dan fungsi kelenjar
endokrin, ini hanya efek fisikologis
3. LIDOKAIN (XILOKAIN)
Fermakodinami
Anlok kuat yang diberikan secara topikal dan suntikan
Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat dan lebih lama
Efektif digunakan tanpa vasokonstriktor, tapi kecepatan
absorbsi dan toksisitasnya bertambah dan masa kerja lebih
pendek.
Farmakokinetik
Mudah diserap dari tempat suntikan
Dapat melalui BBB
15
Mengalami dealkilasi dan metabolisme di dalam hati
Diekskresikan dalam bentuk metabolit melalui urin
ES
Berkaitan dengan SSP (kantuk, pusing, gangguan mental dan koma.
Indikasi
Secara suntikan sebagai anestesi infiltrasi, blokade saraf, anestesi
kaudal dan epidural
Dapat juga digunakan sebagai anestesi permukaan, anestesi
rongga mulut, kerongkongan dan saluran cerna bahagian atas.
4. DIBUKAIN
Anlok paling kuat, paling toksik dan masa kerja yang panjang.
Berbanding prokain adalah 15 X kuat dan toksik, masa kerja 3X lebih
panjang
Pemberian suntikan untuk anestesi topikal telinga (0.5-2%), untuk kulit
berupa salep (0.5-1%) dan anestesi spinal (7.5-10 mg).
5. MEPIVAKAIN
6. PIPEROKAIN
1. Permukaan
2. Anestesi infiltrasi
3. Anestesi Blok
b. anestesi epidural
Anestesi luas dengan menyuntikan langsung ke dalam ruang
epidural.
Anestesi lengkap setelah 15-30 menit
Untuk blokade simpatis digunakan larutan lidokain 0.5-1%, blokade
sensoris dipakai larutan 1-1.5% dan blokade motoris dipakai larutan
2%
c. anestesi kaudal
Anestesi yang disuntiakan langsung ke dalam kanalis sakralis
17
Biasanya digunakan lidokain, mevikain atau piperokain 1-1.5%
dalam larutan fisiologis sebanyak 30 ml.
Untuk menghambat absorbsi sistemis sering ditambahkan larutan
epineprin (1:100.000).
Obat-obat Ansiolitik :
1. Golongan Benzodiazepin (BDZ)
Diazepam
Lorazepam
Klordiazepoksid
ANSIOLITIK
Klonazepam
Klorazepat
Alprazolam
Quazepam
Midazolam
Estazolam HIPNOTIK/SED
Flurazepam
Temazepam
Triazolam
2. Golongan Barbiturat
Fenobarbital Amobarbital
Pentobarbital Sekobarbital
Tiopental
Antihistamin
Khloralhidrat
Etanol
4. Golongan Lain
18
Buspiron
Zolpidem
Hidroksizin
1. GOLONGAN BENZODIAZEPIN
Mekanisme Kerja :
Penggunaan terapi :
Farmakokinetik
19
BDZ umumnya dimetabolisme oleh sistem metabolit mikrosomal
hati menjadi senyawa yang juga aktif, sehingga waktu paruhnya
menunjukan kombinasi dari obat dan metabolitnya.
BDZ dikeluarkan melalui urin dalam bentuk metabolit glukuronat
atau metabolit oksidasi.
Ketergantungan
Efek samping
2. GOLONGAN BARBITURAT
Dulu digunakan sebagai obat penenang dan obat tidur. Tapi sekarang
sudah digantikan dengan golongan BDZ, sebab gol. Barbiturat dapat
menyebabkan
efek toleransi
enzim metabolik obat
ketergantungan fisik
gejala putus obat yang hebat
dapat menimbulkan koma.
Mekanisme Kerja
Kerja Barbiturat
1. Depresi SSP
Dosis rendah menimbulkan sedasi (menenangkan, menurunkan
eksitasi)
Dosis tinggi menimbulkan hipnosis, anestesia, koma dan mati
Tidak meningkatkan ambang nyeri, dan tidak bersifat analgetik
2. Depresi Pernafasan yang diikuti dengan kematian (bila over dosis)
3. Induksi Enzim
Memacu enzim makrosomal hati P-450, sehingga pemberian jangka
panjang dapat mengurangi efek beberapa obat yang metabolismenya
melalui P-450.
Penggunaan terapi
Farmakokinetik
Efek Samping
Ketergantungan
Keracunan
21
Terjadi depresi pernafasan yang hebat, depresi kardiovaskular,
menimbulkan shok dengan pernafasan dangkal dan lambat
Penanggulangan keracunan dilakukan dengan ; respirasi artifisial,
kurasan isi lambung, haemodialisis dan alkalinasi urin untuk
membantu pengeluaran fenobarbital.
a. Kloralhidrat
Merupakan hipnotik sedatif yang baik, menyebabkan tidur dalam 30
menit dan berlangsung selama 6 jam.
Dalam pencernaan zat ini menyebabkan iritasi dan nyeri epigastrik,
dan juga menimbulkan sensasi tidak enak dalam mulut.
b. Antihistamin
Difenhidramin dan doksilamin bersifat sedasi dan efektif mengobati
insomnia ringan/situasional. Biasanya dicampur dalam obat-obat
bebas. Penggunaan lebih sedikit berbanding BDZ karena ES nya.
c. Etanol
Walau mempunyai efek antiansietas dan sedatif, tetapi potensi
peracunannya lebih banyak dari keuntungannya.
Etanol memberikan efek sedasi dan akhirnya hipnosis dengan dosis
yang ditingkatkan. Kerja sinergistik dengan obat-obat sedatif lain dan
dapat menyebabkan depresi SSP hebat dengan antihistamin atau
barbiturat.
4. GOLONGAN LAIN
1. BUSPIRON
Mempunyai efek yang sama dengan BDZ.
Kerja melalui mediasi reseptor Serotonin (5-HT1A), 5-HT2 dan DA.
Berbeda dengan BDZ, Buspiron tidak bekerja sebagai antikonvulsi
atau pelemas otot, dan menyebabkan sedasi minimal.
Efek samping lebih rendah dari BDZ, yang meliputi : sakit kepala,
pusing, ringan kepala dan gelisah.
2. ZOLPIDEM
Bekerja hipnotik yang bekerja mirip dengan BDZ
Tidak mempunyai sifat antikonvulsi dan pelemas otot
Tidak mempunyai gejala putus obat, menimbulkan toleransi ringan
pada penggunaan lama
Absorbsi (GIT) cepat dan eliminasi cepat
22
SE : mimpi buruk, agitasi, sakit kepala, gangguan GIT, pusing, kantuk
disiang hari.
3. HIDROKSIZIN
Merupakan antihistamin (antiemetik). Berguna untuk pasien ansietas
dengan riwayat penyalahgunaan obat. Juga digunakan untuk sedasi
sebelum perawatan gigi atau operasi.
ANTIPARKINSON
Parkinson
virus ensevalis
lesi vaskular kecil yang multipel
obat-obat (fenotiazin, haloperidol) menghambat reseptor DA di
otak (obat ini dilarang untuk penderita parkinson)
23
Terapi ditujukan untuk mengembalikan dopamin dalam ganglia basalis
dan melawan efek eksitasi neuron kolinergik, sehingga terjadi kembali
keseimbangan antara DA dan Ach.
Obat-obat Antiparkinson :
Levodopa Antimuskarinik
Karbidopa Amantadin
Bromokriptin Deprenil (Selegiline)
Efek :
L-dopa mengurangi kekakuan, tremor dan gejala-gejala lain parkinson
Penggunan terapi
Farmakokinetik
Efek Samping
24
Perifer :
Anoreksia, nausea dan muntah karena stimulasi pusat muntah
Takikardia dan ekstrasistole ventikular akibat kerja langsung DA
pada jantung, juga menyebabkan hipertensi
Interaksi :
Vit. B6 meningkatkan penguraian diperifer
Bersama Inhibitor MAO (fenelzin) menimbulkan hipertensi karena
produksi katekolamin meningkat.
Pada pasien psikotik, L-dopa memperberat gejala
Pada pasien glaukoma, L-dopa dapat meningkatkan tekanan
intraokular
Pasien penyakit jantung, mungkin akan terjadi aritmia
2. BROMOKRIPTIN
4. AMANTADIN
Kerja meningkatkan sitesis, pengeluaran dan ambilan DA dari neuron yang
sehat.
25
SE : gelisah, agitasi, bingung, halusinasi, hipotensi ortostatik, retensi urin,
edema perifer dan mulut kering.
Berbanding L-dopa, kurang efektif, namun SE lebih kecil
5. DEPRENIL (Selegilin)
Menghambat kerja MAO-B (metabolisator DA), tidak menghambat MAO-A
(metabolisator NE dan 5-HT), sehingga bermanfaat dalam meningkatkan
DA dalam otak.
Obat ini dapat meningkatkan kerja L-dpoa bila diberikan bersama
ANTIDEPRESAN (TIMOLEPTIKA)
Depresi
Gejala depresi
Mania dicirikan
Penggolongan antidepresan :
3. Penyekat MAO
Isokarboksazid
Fenelzin
Tranilsopromin
Kerja :
Meningkatkan fikiran
Memperbaiki kewaspadaan mental
Meningkatkan aktivitas fisik
Mengurangi angka kesakitan depresi utama sampai 50-70%
Perbaikan alam fikiran lambat (2 minggu lebih)
Ketergantungan fisik dan phisikis
Penggunaan terapi
Farmakokinetik
Farmakokinetik
SSRI lain berbeda dengan fluoksetin dalam efek relatif pada ambilan
serotonin dan NE. Obat ini tidak lebih efektif dari Fluoksetin, tetapi
bentuk SE yang agak berbeda.
Eliminasi obat antar pasien (termasuk Fluoksetin) bervariasi besar.
28
MAOI dapat menginaktifkan MAO secara reversibel atau ireversibel,
sehingga NT tidak mengalami degradasi dan menumpuk dalam neuron
presinaptik, masuk kedalam celah sinaptik, sehingga reseptor
monoamin lebih aktif untuk bekerjanya sebagai antidepresi.
Mekanisme kerja
Penggunaan terapi
Farmakokinetik
Efek Samping
D. Garam Litium
30
NEUROLEPTIKA
(Antiskizopren, Antipsikotik, Tranquilizer mayor)
Skrizopenia
Penggolongan :
1. Golongan Fenotiazin
Klorpromazin
Prometazin
Flufenazin
Prokloperazin
Tioridazin
2. Golongan Benzisoksazol (Risperidon)
3. Golongan Dibezodiazepin (Klozapin)
4. Golongan Butirofenon (Haloperidol)
5. Golongan Tioxantin (Tiotiksen)
Mekanisme kerja :
31
Efek Neuroleptika :
Penggunaan terapi
Farmakodinami
Efek Samping
32
ANTIEPILEPSI
Epilepsi
Klasifikasi Epilepsi
Mioklonik
Serangan terjadi atas episode-episode kontraksi otot yang singkat,
biasanya berulang-ulang untuk beberapa menit.
Biasanya karena kerusakan saraf permanen akibat hipoksia, uremia,
ensefalistis atau keracunan obat
Kejang demam
Anak-anak (3-5 th) sering kejang dengan demam tinggi. Kejang ini
terdiri atas kejang umum tonik-klonik yang berlangsung singkat.
Penyakit ini ringan, jarang menimbulkan kematian, kerusakan
neurologik, atau gangguan belajar, jarang perlu pengobatan
Status Epileptikus
Serangan-serangan yang berulang secara cepat
Obat-obat Antiepilepsi
Fenitoin Primidon
Karbamazepin Asam Valproat
Fenobarbital Etosuksimid
Gabapentin Lamotrigin
BDZ (Klonazepam, Klorazepat, Diazepam)
Mekanisme kerja
34
1. FENITOIN (difenilhidantoin)
Mekanisme kerja
Menstabilkan membran sel saraf terhadap depolarisasi dengan cara
mengurangi masuknya ion-ion Na ke dalam neuron pada saat
istirahat (depolarisasi)
Menekan dan mengurangi influks ion kalsium selama depolari-sasi
dan menekan perangsangan saraf yang berulang-ulang
Mengurangi perambatan impuls-impuls abnormal di dalam otak
Penggunaan terapeutik
Fenitoin sangant efektif untuk semua serangan parsial (sederhana
dan kompleks)
Untuk mengobati status epileptikus yang disebabkan oleh
serangan tonik-klonik yang berulang
Tidak efektif untuk serangan absence
Farmakokinetik
Absorbsi peroral lambat, tetapi distribusi cepat, konsentrasi
dalam otak tinggi.
Metabolisme di hati, waktu paruh 24 jam (pada dosis rendah)
ES
Depresei SSP terutama pada serebelum dan sistem vestibular
Perubahan tingkah laku seperti bingung, halusinasi dan
mengantuk
Pada GIT, menyebabkan mual dan muntah
Fenitoin bersifat teratogen pada bumil
Fetal hydantoin sydrome meliputi bibir sumbing (cleft lip),
peny. jantung bawaan, pertumbuhan terlambat,defisiensi mental
Menginduksi P-450, shg meningkatkan metabolisme obat lain
2. KARBAMAZEPIN
Kerja :
35
Mengurangi perambatan impuls abnormal di dalam otak dengan cara
menghambata kanal Na, sehingga menghambat timbulnya potensial
aksi yang berulang-ulang di dalam fokus epilepsi.
Penggunaan terapi
Sangat efektif untuk semua serangan epilepsi parsial dan sering
menjadi obat pilihan pertama. Efektif untuk serangan tonik-klonik
ES
Pemberian kronik menyebabkan koma, depresi pernafasan, pusing,
vertigo dan pandangan kabur. Perpotensi penyebab toksisitas hati
3. FENOBARBITAL
Penggunaan terapi
Merupakan obat pilihan utama untuk mengobati epilepsi
berulang pada anak-anak, termasuk kejang demam.
Mengobati serangan tonik-klonik kambuhan
Mengobati serangan parsial sederhana, kurang efektif untuk
seranagn kompleks
Farmakokinetik
Absorbsi peroral adalah baik dan menembus otak dengan bebas
Merupakan induser enzim P-450 yang poten, maka pemberian kronis
dapat meningkatkan metabolisme obat lain
4. PRIMIDON
5. ASAM VALPROAT
6. ETOSUKLSIMID
7. BENZODIAZEPIN
38