PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya.
mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan
fibrous, sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya
dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang dominan. Mioma uteri
biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan yaitu satu
dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar
ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan
tindakan operatif. Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa gejala tetapi sekitar
60% ditemukan secara kebetulan pada laparatomi daerah pelvis. Mioma uteri yang
tidak memberikan gejala klinik yang bermakna paling sering ditemukan pada dekade
ke-4 dan ke-5 serta lebih sering pada wanita kulit hitam, dan sekitar 5-10%
merupakan submukosa. Diet dan lemak tubuh Sebagian besar mioma uteri
estrogen juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya myoma. Marshall (1998), Sato
Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarke dan akan
mengalami regresi setelah menopause, tetapi tidak jika mioma uteri tidak regresi
setelah menopause atau bahkan bertambah besar maka kemungkinan besar mioma
1
2
uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila
ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma uteri
tetapi kemungkinan besar kista ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan
sangat besar.
ukuran mioma dan apakah sudah ada perluasan atau penyebaran ke jaringan
yang terlalu lama, kualitas radiograf kurang baik karena adanya motion artifact dan
adanya area atau bagian tubuh yang tidak tercover. Sedikitnya jumlah detector dan
pengambilan irisan slice per slice menyebabkan waktu scaning yang lama, sehingga
darah pada aorta dan vena abdominalis serta gerakan peristaltic dari lambung dan
usus. Hal itu dapat menurunkan kualitas radiograf. Selain itu, adanya keterbatasan
reconstruksi data sebagai penunjang penegakan diagnosa, seperti 3D, MIP dan lain-
lain. Namun dengan adanya MSCT (Multi Slice Computed Tomography) Scan,
dengan prosedur yang berlaku yaitu dilakukan potongan aksial dari crista ilica
3
sampai ke symphysis pubis dengan ketebalan irisan 12mm. Selain itu, diambil juga
potongan aksial dengan ketebalan irisan 20mm pada abdomen atas yaitu dari daerah
apalagi untuk pemeriksaan abdomen dimana disitu terdapat banyak pembuluh darah
besar, gerakan peristaltic dari usus dan lambung. Waktu scaning yang lama juga
bahkan dihilangkan. Meskipun dosis radiasi yang diterima pasien lebih besar akibat
Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang
teknik pemeriksaan CT-Scan Abdomen pada kasus Mioma Uteri dalam bentuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
kasus mioma uteri di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. Moewardi Surakarta dapat
D. Manfaat Penelitian
Hasil laporan ini ini dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan teknik
media kontras.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan ilmu
uteri.
E. Keaslian Penelitian