Anda di halaman 1dari 7

Gerakan Involunter : Chorea, Athetosis, dan Hemibalismus

Beberapa waktu yang lalu tarian Harleem Shake jadi populer dan beberapa orang (yang
kelewat serius) bilang ini tarian mengarah ke chorea, athetosis, atau hemibalismus. Saya
yakin tarian ini ada memang tujuannya hanya untuk menghibur :) positive thinking aja deh,
itu bukan sedang bercanda ria tentang penyakit. Jadi jangan sinis lagi yaaa ;). Oke, karena sudah
kesebut tiga gerakan involunter tersebut, mari kita pelajari seperti apa tiga gerakan tersebut.

Hari ini saya akan maju dengan kasus Hemibalismus Dextra.. (ampun deh mirip lagi
presentasi laporan kasus didepan konsulen)

Tadi saya mengeluarkan istilah chorea, athetosis, dan hemibalismus. Sebelum kita masuk ke
kasusnya, kita perlu tau dulu apa beda masing-masingnya.
Pertama kita mulai dari.. Chorea

Chorea adalah gerakan involunter yang cepat,menyentak, pendek dan berulang-ulang


yang dimulai satu bagian tubuh dan bergerak dengan tiba-tiba, tak terduga, dan seringkali
secara terus-menerus sampai bagian tubuh lainnya yang menghasilkan berbagai pola gerakan.
Pertama-tama bagian perifer dari ekstremitas terlibat bagian proksimal akan mengikuti.
Sentakan involunter pada wajah menghasilkan wajah yang menyeringai. Yang paling penting
adalah chorea huntington, suatu penyakit degeneratif dominan, herediter uang timbul pada
usia pertengahan. Gerakan pada umum nya tidak tersentak-sentak seperti pada chorea minor.
Gerakan yang lebih komplek dan kadang-kadang lambat seperti gerakan athetosis. Mungkin
terdapat puntiran, seperti tenaga putaran, dan serupa seperti distonia torsi. Ekstremitas
proksimal, tubuh dan otot-otot wajah yang terutama terlibat menyebabkan wajah menyeringai
dan retraksi dari lidah. Bicara dan menelan menjadi sulit. Hipertonia yang terjadi dini,
kemudian berubar menjadi rigor. Penemuan paatologis terdiri dari atrofi korpus striata yang
berkaitan dengan hilangnya neuron-neuron kecil. Neuron kortikal juga dapat berdegenerasi
dan penyakit dapat berakhir dengan demensia. Gerakan chorea dengan perkembangan lambat
yang sama mungkin merupakan keadaan yang simptomatik, yaitu sekunder terhadap penyakit
otak lainnya (ensefaflitis, keracunan karbon monoksida, penyakit vaskuler).

Next.. Athetosis

Athetosis adalah aliran gerakan yang lambat, mengalir, menggeliat di luar kesadaran.
Gangguan kinetik ini biasanya disebabkan oleh kerusakan perinatal dari korpus striata.
Kerusakan ini mengambil bentuk hilang nya sirkulasi neuron-neuron kecil, menimbulkan
jaringan parut glial seperti vena-vena dalam marmer, sehingga di sebut status marmorartus.
Gerakan involunter menjadi lambat dengan kecendrungan untuk ekstensi berlebihan dari
ekstremitas bagian perifer. sebagai tambahan, terdapat peningkatan spasmodik yang irreguler
dari tegangan otot antara agonis dan antagonis, sehingga gerakan dan sikap tubuh menjadi
aneh. Gerakan voluntger berubah hebat oleh penaampilan secara spontan dari gerakan
hiperkinetik yang mungki melibatkan wajah dan lidah sehingga menyebabkan wajah
menyeringai dengan gerakan lidah yang abnormal. Mungkin terdapat ledakan spasmodik,
tertawa atau menangis. Athetosis mungkin terjadi bersamaan dengan paresis kontralateral;
juga dapat ditemukan bilateral yang di sebut athetosis ganda, yang biasanya terjadi berkaitan
dengan paraplegia spastik (penyakit little, sindrom vogt). Intelegensia dapat dipertahankan

Chorea dan athetosis, yang mungkin terjadi bersama sebagai choreoathetosis, adalah bukan
penyakit. Namun demikian, mereka adalah gejala yang bisa diakibatkan oleh beberapa
peyakit yang sangat berbeda satu sama lain. Chorea dan athetosis diakibatkan oleh over-
aktivitas pada dasar ganglia, bagian otak yang membantu mempermudah dan
mengkoordinasikan gerakan yang dimulai oleh impuls syaraf dari otak. Pada kebanyakan
bentuk chorea, kelebihan dopamine, neurotransmitter utama yang dipakai di basal ganglia,
mencegah basal ganglia dari fungsinya secara normal. Obat dan penyakit yang meningkatkan
kadar dopamine atau meningkatkan sensitivitas sel syaraf ke dopamine cenderung
memperburuk chorea dan athetosis.

Chorea kadang-kadang berkembang pada orang yang lebih tua oleh sebab yang tak nyata.
Chorea ini, disebut chorea senilis, cenderung mempengaruhi otot di sekitar mulut. Chorea
juga bisa mempengaruhi wanita selama 3 bulan pertama kehamilan (suatu kondisi yang
disebut chorea gravidarum), tetapi hilang tanpa pengobatan sesaat sesudah mereka
melahirkan. Jarang, semacam chorea terjadi pada wanita yang meminum pil kontrasepsi.
Chorea bisa juga adalah akibat dari lupus (sistemik lupus erythematosus), over-aktivitas
kelenjar gondok (hyperthyroidism), suatu tumor atau stroke yang mempengaruhi sebagian
basal ganglia yang disebut caudate nukleus, dan obat tertentu seperti obat antipsikotis.

Obat yang dapat diberikan seperti yang memblokade dopamin dapat diberikan seperti
haloperidol dan risperidon.. pemberian antikonvulsan seperti diazepam judga dapat
bermanfaat.

Selanjutnya.. Hemibalismus
Hemiballismus ialah sejenis chorea, biasanya menyebabkan gerakan melempar satu lengan
di luar kemauan dengan keras. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa macam proses
patologis antara lain gangguan vaskuler (stroke), infeksi, trauma dan tumor. Kelainan di otak
berupa destruksi nukleus subtalamik. Gerakan ini melibatkan otot-otot proksimal dan dapat
menguras tenaga. Hemiballismus mempengaruhi satu sisi badan. Lengan terkena lebih sering
daripada kaki. Biasanya disebabkan oleh stroke yang mempengaruhi bidang kecil tepat di
bawah basal ganglia yang disebut nukleus subthalamic. Hemiballismus untuk sementara
mungkin melumpuhkan karena ketika penderita mencoba menggerakkan anggota badan,
mungkin melayang secara tak terkendali.

Coba kita pelajari kasus yang ini...

Seorang pasien perempuan berumur 51 tahun masuk dengan :

Keluhan Utama :

Gerakan yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki kanan sejak 1 hari sebelum masuk rumah

sakit

Riwayat Penyakit Sekarang :

Gerakan yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki sejak 1 hari. Gerakan kaki seperti
menendang dan tangan seperti memukul. Awalnya gerakan hilang timbul namun
akhirnya terus menerus dan makin cepat dan kuat. Gerakan tidak dipengaruhi oleh
aktivitas dan faktor emosional. gerakan pada kaki dan tangan tersebut timbu; secara
bersamaan. Awalnya munculnya ketika pasien sedang tidur sehingga pasien terbangun
karena gerakannya.

Sehari sebelum gerakan timbul, saat pasien sedang berjalan, tiba-tiba pasien
mengeluhkan kedua kaki dan tangannya terasa berat sehingga pasien tidak bisa
berjalan lalu dipapah keluarganya. Riwayat sakit kepala ada dirasakan, sejak kedua
tangan dan kaki terasa berat.

Demam tidak ada

Mual dan muntah tidak ada

Pandangan ganda tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat hipertensi ada sejak 2 tahun yang lalu, kontrol teratur ke puskesmas

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan :


Pasien seorang ibu rumah tangga

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis :

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : komposmentis kooperatif

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 80 x / menit

Nafas : 22x/menit

Suhu : 36,8oC

Status Internus :

KGB : Leher, aksila dan inguinal tidak membesar

Leher : JVP 5-2 CmH20

Thorak : Paru : Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus normal kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : irama teratur, bising (-)


Abdomen : Inspeksi : Tidak tampak membuncit

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, ballotement (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Corpus Vertebrae :

Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-)

Status Neurologis :

1. GCS 15 : E4 M6 V5

2. Tanda rangsangan meningeal :

- Kaku kuduk (-)

- Brudzinsky I (-)

- Brudzinsky II (-)

- Kernig (-)

3. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :

- muntah proyektil (-)

- sakit kepala progresif (-)

4. Nn Kranialis :

-NI penciuman baik

- N II reflek cahaya +/+

- NI, IV, VI pupil bulat, diameter 3 mm, gerakan bola mata bebas ke segala

arah bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan

- N VII bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris

- N VIII fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada


- N X, X arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks muntah (+),

perasaan 1/3 lidah baik

- N XI bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan

- N XII lidah tidak ada deviasi

5. Motorik : 5 5 5 5 5 5
555 555

Tonus : hipertonus eutonus


Hipertonus eutonus

Trofi : eutrofi

6. Sensorik

- Eksteroseptif : rasa raba, tekan dan nyeri baik

- Proprioseptif : rasa getar dan posisi sendi baik

7. Fungsi otonom : BAK dan BAB tidak ada keluhan

8. Reflek fisiologis : Reflek biceps /++, Reflek triceps /++, Reflek KPR /+++, Reflek APR /+++

9. Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky Group +/+

Laboratorium

Hb 11,4 gr%
Leukosit 16800/mm3
Trombosit 569.000/mm3
Ht 32,4 %
Ureum 40 mg/dl
Kreatinin 1,75 mg/dl
GDR 101 mg/dl

Diagnosis Kerja :

Diagnosis Klinis : Hemiballismus dekstra


Diagnosis Topik : Ganglia basal
Diagnosis Etiologi : idiopatik
Diagnosis Sekunder : hipertensi stage I
Pada pasien ini dilakukan rencana pemeriksaan tambahan : kimia klinik, elektrolit. Kalau

mau sampai pakai Brain CT Scan, bisa ajaaa :p Tapi kalau RS nya ada fasilitas ya, jangan

maksa kalau memang RS nya tidak punya CT-Scan

Terapi yang diberikan sesuai dengan prinsip yang diterapkan di bagian Saraf (di manapun).

yaitu terapi umum : bed rest. dan diet makan biasa (MB), diitung2 bagian gizi untuk pasien

ini diet MB 1900 kkal. Dan diberikan terapi khusus berupa antikonvulsan : Klonazepam

Segitu dulu, mudah-mudahan bermanfaat dan mari belajar lagi

Anda mungkin juga menyukai