Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal perancangan tentang
perancangan dongkrak dan perhitungannya
Proposal perancangan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan proposal perancangan ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Jakarta, Desember 2016

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

. Mobil merupakan sarana transportasi yang umum digunakan untuk menunjang bagi
kehidupan manusia. Banyak orang memakai mobil untuk pergi ke tempat kerja, ke sekolah,
belanja ataupun sekedar berkunjung ke tempat saudaranya dan lain-lain. Mobil menggunakan
tenaga mesin sebagai tenaga gerak. Seperti halnya mesin-mesin yang lain mobil dapat
mengalami kerusakan selama masa penggunaan, sehingga memerlukan suatu perbaikan dan
pemeliharaan. Perbaikan kerusakan yang terjadi pada mobil khusus kerusakan yang terjadi
pada bagian bawah kendaraan dan pada roda-roda, biasanya memerlukan bantuan sebuah alat
pengangkat seperti dongkrak guna untuk membantu mengangkat mobil, sehingga perbaikan
pada roda-roda kendaraan pada saat ban bocor ataupun kerusakan pada bagian bawah
kendaraan dapat dilakukan. Dongkrak merupakan salah satu teknologi modern yang
dimanfaat kan untuk mempermudah peker jaan pada saat proses pengangkatan beban berat
sehingga beban berat tersebut akan mudah terangkat sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki. Maka dalam proposal ini mahasiswa dituntut untuk merancang dongkrak.

Tidak semua orang dapat melakukan hal ini dengan baik sekalipun ia seorang engineer.
Karena selain diperlukan pemahaman akan teori yang ada juga diperlukan latihan sebagai
pengalaman. Maka dari itu pada kesempatan ini tim dari dosen dan di bantu oleh asisten dari
Laboratorium Design dan uji bahan mengadakan praktikum Tugas Perancangan elemen
mesin untuk memberikan pengalaman dan gambaran kepada para mahasiswa cara atau
langkah-langkah dalam melakukan perancangan suatu mesin beserta komponen-
komponennya dengan syarat dan ketentuan yang ada.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan perancangan mesin?
2. Bagaimana cara merancang sebuah dongkrak dengan autocad dan perhitungannya?

1.3 Tujuan dan manfaat

1.3.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perancangan mesin.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara merancang sebuah dongkrak dengan autocad dan
perhitungannya.

1.3.2 Manfaat
1. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perancangan mesin.
2. Mengetahui cara merancang sebuah dongkrak dengan autocad dan perhitungannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi
Dongkrak (Inggris:car jack) adalah sebuah alat pengangkat untuk mengangkat barang berat
yang digerakkan tangan.[1] Fungsi dongkrak adalah untuk mempermudah kerja manusia,
biasanya alat ini digunakan untuk mobil.[2] Fungsi dongkrak pada mobil adalah untuk
mengangkat mobil pada waktu pemasangan jek stand supaya memudahkan pada saat
pemasangan catalytic converter dan juga biasanya digunakan untuk mengganti ban mobil, namun
tujuan lain seperti melakukan inspeksi atau perbaikan sistem pengereman itu juga membutuhkan
dongkrak sebagai sarana pendukung dalam melakukan aktivitas perbaikan mobil tersebut

Poros Skrup

Poros dipakai diantaranya pada:

a. Dongkrak Skrup

b. Dongkrak Skrup gerak sisi

c. Gin pengangkat untuk kereta api dan sebagainya

Pada kedua poros skrup harus diperhitungkan pula gesekan pivot (tumpuan
gelincir).

Jika Q merupakan gaya memanjang poros ulir dan r jari-jari rata-rata dari
tumpuan gelincir maka tahanan gesekan dari tumpuan gelincir menjadi Q tan
dan momen gesek Q.r. tan . Pada puncak poros ulir terdapat pula tumpuan
gelincir bulat (dengan r kecil dan m kecil). Pada poros ulir mendatar, luas
tumpuan gelincir sama dengan luas cincin dari ulir skrup, jadi r=r m .

4
Jadi momen gesek tumpuan gelincir:

M = Q.r. tan

Q
Tegangan tekan dalam teras ialah = d =
/4. d 2i

Tegangan yang ideal ialah : i= 2d +3 2

Mb
Tegangan lengkung : b =
Wb

Pada pusat skrup hanya sebagian daripada momen puntir yang bekerja pada
bagian yang menderita tekanan oleh gaya aksial F. Di sini ada dua hal, tergantung
dari arah gerak, yaitu:

Poros yang ditekan memindahkan momen puntir sebesar:

M t 1=F . r m ( + )

Pusat yang ditekan yang memindahkan momen puntir

M t 2=F . r . tan

2.2 Kontruksi Mesin

Yang dimaksud ilmu konstruksi mesin adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana suatu perancangan, pembuatan, percobaan, penyusunan dan pemeliharaan mesin.
Perancangan di sini yang dimaksud adalah bagaimana suatu konstruksi dari sebuah mesin itu
dibuat dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya seperti penggunaan
bahan, daya yang bisa dikeluarkan, ketahanan terhadap beban dan besar pemindahan tenaga serta
biaya dan estetika. Proses rancang bangun ini meliputi banyak komponen-komponen permesinan
seperti sambungan, pemindah mekanis, poros-poros dan lain sebagainya. Adapun proses

5
perancangan ini tidak terbatas pada mesin carnot ataupun mesin rankine saja, tetapi mesin secara
umum.

Ilmu konstruksi mesin dalam aplikasinya sangat luas penggunaannya. Adapun beberapa
contoh lapangan pekerjaan spesialis yang menggunakan konstruksi mesin sebagai disiplin ilmu
adalah :

a. Drafter (Engineering)

Seorang drafter dituntut untuk memahami dan mampu menganalisa setiap rancangan
yang dia buat sehingga rancangan itu efisien, kuat, serta bagus dipandang dari segi estetika.

b. Konsultan Teknik

Seorang konsultan diharuskan mampu menganalisa seberapa efisien dari rancangan yang
ada, mampu melakukan perbaikan-perbaikan dari rancangan yang telah dibuat serta melakukan
replacement dari sebuah komponen atau sistem dari sebuah rancangan sesuai dengan kondisi
lapangan (tempat, lingkungan dan lainnya) sehingga rancangan yang ada bisa tepat aplikasi serta
lebih efisien dalam penggunaannya.

c. Technical Suppport (Engineering)

Technical Support mempunyai tugas menganalisa dari kelemahan dan kerusakan sebuah
rancangan, bisa berupa komponen maupun sebuah sistem konstruksi dari permesinan sehingga
dapat menentukan letak kesalahan dan kelemahan konstruksi sebelumnya serta melakukan
improvement dari konstruksi yang telah ada.

d. Technical Trainer (Instructor)

Pekerjaan ini jelas membutuhkan kemampuan analisis rancang bangun yang baik
mengingat tugas seorang instruktur adalah untuk memberikan pembekalan dan dasar-dasar
teknik bagi teknisi. Pekerjaan ini harus mampu menjelaskan penggunaan-penggunaan suatu
konstruksi rancang bangun serta aplikasinya sehingga seorang teknisi tidak mengalami salah
kaprah dalam penerapan di lapangan.

6
e. Teknisi

Dalam sebuah pekerjaan teknis, seorang teknisi tidak hanya dituntut untuk bisa sekedar
bongkar pasang, namun juga harus mampu menganalisa fungsi dari sebuah konstruksi sehingga
jika suatu mesin mengalamai kerusakan dapat melakukan troubleshooting serta melakukan
perbaikan serta tindakan preventif untuk kedepannya.

Ilmu konstruksi mesin adalah sebuah ilmu yang dinamis sehingga dapat berkembang dari waktu
ke waktu. Adapunbeberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bidang konstruksi mesin
adalah :

a. Faktor Aplikasi

Aplikasi atau bagaimana suatu mesin digunakan tentunya sangat berpengaruh terhadap
perkembangan suatu konstruksi. Sebagai contoh di industri alat berat. Pada awalnya alat berat
digunakan untuk membantu dalam bidang pertambangan (mining). Namun dalam
perkembangannya, ternyata digunakan juga untuk kepentingan forestry, marsh (rawa) bahkan
untuk bekerja di tengah laut. Dan dari perkembangan aplikasi itu semakin beragam pula desain
rancangan dari alat berat itu disesuaikan untuk kebutuhan apa dia dibuat.

b. Tingkat Produktifitas

Pada awalnya, mesin-mesin dibuat dengan daya/power yang tidak terlalu tinggi. Akan
tetapi, pada perkembangannya, tingkat produksi yang terus meningkat dan berkembanganya
revolusi industri memaksa para ahli untuk membuat bagaimana mesin itu bisa mengejar tingkat
produktifitas sehingga diciptakan mesin yang berdaya tinggi dengan memperhatikan faktor
beban, analisa tenaga dan kekuatan dan lainnya sehingga tidak terjadi kerusakan dalam
aplikasinya.

c. Tingkat Efisien

Jika kita membaca sejarah mobil, awal mula mobil diciptakan adalah dengan ukuran yang
cukup besar, dan biasanya terlihat adalah bagian enginenya. Sekarang kita lihat bagaimana
bentuk mobil saat ini, dengan bentuk yang ramping dan lebih kecil namun memiliki daya yang

7
tidak kalah hebat dengan engine ukuran besar. Tujuannya apa? Agar penggunaan bahan dan
ruangan dari sebuah sistem ataupun konstruksi bisa lebih efisien sehingga tidak merepotkan
penggunanya.

d. Faktor Kenyamanan

Pada awal diciptakannya transmisi (persneling), gear yang digunakan adalah spoor gear
dan pemindahan dengan menggunakan sistem manual (slidingmesh). Hal ini memilki kelemahan
yaitu pemindahan yang kasar dan menghentak serta suara roda gigi yang berisik. Oleh karena itu
dalam perkembangannya transmisi mengalami banyak metamorfosis seperti perubahan bentuk
gear menjadi helycal gear serta konstruksi berubah dari slidingmesh ke constanmesh, lalu
syncronmesh dan sekarang sudah menggunakan powershift transmisi dengan bantuan hidrolik
dalam pengoperasiannya. Tujuannya untuk apa? Salah satunya adalah untuk modulasi
pemindahan yang lebih smooth sehingga kenyamanan dari pengguna lebih terjaga.

e. Tingkat Lifetime

Dalam banyak kasus, suatu produk baru yang baru saja dilaunching akan banyak
mengalami beberapa kerusakan pada sistemnya, dan sebagian adalah dari segi konstruksi. Oleh
karena itu, untuk menjaga kualitas suatu produk dan agar tidak terjadi kerusakan untuk
kedepannya (life time yang lebih panjang) maka kan dilakukan perbaikan dan perubahan
konstruksi dari yang sebelumnya agar keawetannhya lebih terjaga.

f. Faktor Biaya

Tentunya sangat berpengaruh. Kita akan dituntut dari segi biaya, bagaimana cara
membuat konstruksi yang bagus namun dengan biaya yang tidak terlalu tinggi dan biasanya akan
banyak mengalami tambal sulam sehingga produktifitas terjaga, namun faktor keamanan dan
lifetime juga harus terjaga.

8
g. Faktor Estetika

Sebagai contoh adalah mobil. Pada awalnya mobil berbentuk kotak dengan roda yang
besar dan penampakan yang cukup aneh. Namun pada perkembangannya body mobil menjadi
semakin ramping yang otomatis akan mempengaruhi konstruksi dari sistem penggerak dan
lainnya. Tujuannya adalah untuk estetika sehingga kendaraan jadi lebih sedap dipandang.

2.2 Dalam bidang konstruksi mesin, ada 1 bidang dasar kejuruan yang dipelajari yaitu :

a.Elemen Mesin

Elemen mesin adalah suatu bidang kejuruan yang membahas dan mempelajari suatu
komponen tunggal pada sebuah mesin beserta fungsinya. Komnponen tersebut sebagai
contohnya adalah elemen sambungan, poros, bantalan dan sebagainya. Pada bidang ini
disamping mempelajari cara kerja dan aplikasinya, akan dipelajari pula bagaimana perhitungan
dari sebuah rancang bangun sebuah elemen mesin untuk menetukan tingkat pembebanan dan
tegangannya sehingga bisa kita tentukan ukuran bahan, jenis bahan yang digunakan bagaimana
kinematika geraknya. Efisiensi dan faktor estetika juga termasuk dalam bidang ini. Dan biasanya
rancangan elemen ini akan dituangkan dalam perhitungan dan gambar kerja.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan
Diketahui :

W = 100 KN,

( dc )2 ec 200
( dc ) ; 100 x 10 3= x = ( dc )2 =78.55 ( dc )2
4 F.S 4 2
3
( dc )2= 100 x 10 =1273.07
78.55

dc=35.6 36 mm

Berdasarkan tabel 17.3 maka di dapat

dc = 36 mm, do = 48 mm, P = 12 mm

Mean diameter of screw

do+ dc 48+36
d= = =42mm
2 2

10
P 12
= = =0.0909
xd x 42
tan


d
(+ ) =W
2 [
tan +tan d
1tan . tan 2 ]
=100 x 10 3 [
0.909+ 0.14 42
10.909 x 0.14 2 ]
d
T 1=px =W tan
2

= 491.140 N/mm

Compressive stress due to axial

W W 100 x 10 3
c= = 2
= 2
=98.29 N /mm2
Ac ( dc ) ( 36 )
4 4

Shear Stress due to torque


16 Ti 16 x 491.140
= 3
= 2
=5363 N /mm2
( dc) (36)
Maximum principal stress

1 1
c ( max )= [c + ( c ) + 4 t ]= [98.29+ ( 98.29 ) + 4 ( 53.63 ) ]=121.887 N /mm
2 2 2 2 2
2 2

Maximum shear stress

1 1
max
2
[ ( c )2+ 4 t 2 ]= [ ( 98.29 )2 +4 ( 53.63 )2 ]=72.742 N /mm
2

Design For Nut

Let n = Number of thread in contact with screw spindel

h = Height of nut = n x p

t = Thickness of screw = p/2 = 12/2 = 6 mm /

Bearing preasure

11
48

36


2
18 = = n = 126.3/18 = 7.01 8, h=8 x 12=96 mm



4
W

W 100 x 103
t ( screw )= = =13.82 N / mm2
. n . do . t .8 .48 .6

Let = D1 = Outer diameter of nut

D2 = Outside diameter for nut collar

t1 = Thickness of nut

100
W=
4
[ ( D 1 )2( do )2 ]
2
, 100 x 10 =39.3 [ ( D 1 ) 2304 ]
3 2

2 100 x 103
(D 1) 2304= =4845, D 1=69.6 70 mm
39.3

90
W= [ ( D2)2( D1)2 ] t ; 100 x 103 [ ( D2)2(70)2 ] = 39.3 [( D 2)2 4900 ]
4 4 2
3
( D2 )2 4900= 100 x 10 =7723 ; D 2 87.8 90 mm
35.3

Considering the shering of the collar

80 100 x 103
W =xt 1 x ; 100 x 103=x 70 xt 1 x =8792 t 1 ; t 1= =11.3 12 mm
2 8792

Design for Handle and Cup

12
Torque required

Gaya yang bekerja 300 N

Asumsi material handle & baut sama

Screw for buckling load

13
Critical load

Diameter of The Brody at The top

D5 = 1.5 D2 = 1.5x90 = 135 mm

thickness of The Brody

t3= 0.25 do = 0.25x48 = 12mm

Insiden diameter of The bottom

D6 = 2.25xD2 = 2.25x90 = 202.5 204 mm

Outer diameter St The bottom

D7 = 1.75xD6 = 1.75x204 = 357 360 mm

Thickness of DBase

t2 = 2t1 = 2x12 = 24mm

height of The Brody

= Max lift + height of The nur + 100mm extra

14
= 400 + 96 + 100 = 596 600 mm

Torsi yang dibutuhkan untuk memutar baut tanpa gesekan

T0 = W tan x = 10 x 0.0909x42/2= 190.890 N-mm

= 277.440 Nmm

Efficiency screw Jack

190890
= = =0.214=21.4
T 892 x 103

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

15
Berdasarkan hasil perancangan dongkrak yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa kita harus lebih teliti dengan perhitungan dalam proses perancangan konstruksi mesin
supaya tidak adanya desain yang cacat,

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan perancangan dan pembuatan dongkrak ini masih terdapat hal-hal
yang harus dilakukan secara baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

A Textbook of Machine Design by R.S.KHURMI AND J.K.GUPTA (1)

16
www.google.com

17

Anda mungkin juga menyukai