ABSTRAK
PENDAHULUAN
Dari tahun ke tahun kebutuhan jagung terus meningkat dengan meni ngkatnya
jumlah penduduk, Penggunaan jagung sebagai bahan pangan non beras terjadi
peningkatan secara signifikan, jagung merupakan tanaman pangan penghasil
karbohidrat dan protein yang penggunaannya sangat luas.
Jagung merupakan tanaman pangan penghasil karbohidrat dan protein yang
penggunaannya sangat luas, seperti bahan pangan, bahan baku industry, dan pakan
ternak (Ummi Kalsum,2013). Akhir-akhir ini pengembangan jagung di Indonesia
semakin pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pakan ternak (Yasin, 2010).
Jagung tergolong tanaman C4 yang mampu beradaptasi dengan baik pada factor
pembatas pertumbuhan dan produksi. Sifat jagung sebagai tanaman C4 antara lain
10
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952
mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi bila di bandingkan dengan tanaman C3 dalam
fotorespirasi dan transpirasi rendah, efisien dalam penggunaan air. (Suprato, 2010)
Kandungan gizi jagung memiliki komposisi zat-zat makanan yang lebih
komplek dari pada beras. Selain sebagai utama karbohidrat, bahan makanan pokok
masyarakat Madura, jawa timur ini mengandung zat gizi antara lain, Energi (150,00
kal), Protein (1,600 g), lemak (0,60 g), karbohidrat (11,40 g) kalsium (2,00 mg), Fosfor
(47,00 mg), Serat (0,40 g), Besi (0,30 mg), Vit A (30,00 RE), Vit B1 (0,07 mg), Vit b2
B2 (0,04 mg), Vit c (3,00, mg), Niacin (60 mg). dengan berbagai kandungan zat gizi
teyang dimiliki oleh jagung tersebut, tak mengherankan bila jagung juga dikenal
sebagai bahan pangan yang cukup berkhasiat antara lain sebagai penbangun otot dan
tulang, baik untuk otot dan sistem saraf, menurunkan resiko kanker, mencegah gigi
berlubang, serta minyak nya dapat meurunkan kolesterol darah (Anonim, 2010)
Namun produktivitas dan berbagai manfaat dari jagung dapat terganggu oleh
seranggan hama, kurang lebih enam jenis hama yang ditemukan dipertanaman jagung
diantaranya Belalang (Oxya chinensis), Lalat bibit (Artharygona exigua), Ulat tanah
(Agrotis ipsilo), Kumbang bubuk (Sitophilus zeamais motsch), Ulat grayak (Spodoptera
litura), Penggerek tongkol (H. Armigera).
Hama dalam artian luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan
budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman, dimana aktivitas
hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Adanya suatu hewan
dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam
pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi mereka sebagai hama
nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan (monitoring).
Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, tungau,
tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut menjadi
hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama (Haraham, 2000: 46)
Usaha penanggulangan hama yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain
yaitu dengan perbaikan cocok tanaman, menggunakan musuh alami, menggunakan
pestisida, menekan varietas hama dan kombinasi dari cara-cara pengendalian tersebut.
Semua orang mengira dan memang tidak kita sangsikan bahwa peptisida merupakan
satu-satunya alat yang paling ampuh untuk mengendalikan serangga hama, terutama
jika populasi serangga hama telah melampaui batas yaitu suatu tingkat serangan hama
yang segera akan menyebabkan kerugian ekonomis apabila tidak dikendalikan.
Musuh alami yang ditemukan sebagai predator pengendali hama pada tanaman
jagung adalah yang ditemukan adalah (1) kumbang kubah (Harmonia octomaculata,
Micraspis sp., (2) Monochilus (3) Semut Hitam (Delishoderus Thoracius) (4)
kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp (5) lalat tanhinid. (6) Belalang
Hijau (oxya chinensis) (7) Belalang Kayu (Valanga Hirricornis) (8) Laba-laba ( Lycosa
sp)
Musuh alami (predator) merupakan binatang (serangga yang memakan binatang
atau serangga lain). Istilah predator adalah suatu bentuk simbiosis atau hubungan dari
individu, dimana salah satu individu menyerang atau memakan individu lain (bisa satu
atau beberapa spesies) yang digunakan untuk kepentingan hidupnya dan biasanya
dilakukan berulang-ulang. Individu yang diserang atau dimakan dinamakan mangsa.
Maisyaroh (2005: 20) mengemukakan bahwa: Predator memiliki ciri-ciri antara lain:
ukuran tubuhnya lebih besar dari mangsa predator membunuh, memakan, atau
11
Erdi Surya, dan Rubiah
menghisap mangsanya dengan cepat, dan biasanya predator memerlukan dan memakan
banyak mangsa selama hidupnya. Adapun karakteristik umum serangga predator yaitu:
a. Mengkonsumsi banyak individu mangsa selama hidupnya
b. Umumnya berukuran sebesar atau relatif lebih besar daripada mangsanya
c. Menjadi pemangsa ketika sebagai larva/nimfa, dewasa (jantan dan betina),
atau keduanya
d. Pemangsa menyerang mangsa dari semua tahap perkembangan
e. Biasanya hidup bebas dan selalu bergerak
f. Mangsa biasanya dimakan langsung
g. Biasanya bersifat generalis
h. Seringkali memiliki cara khusus untuk menangkap dan menaklukkan
mangsanya.
Menurut Radianto (2010: 1) mengemukakan bahwa: Musuh alami dapat
membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak lingkungan. Dengan
adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalam lingkungan tersebut akan
tetap terjaga.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan peptisida secara terus
menerus dan berlebihan ternyata dapat menimbulkan dampak negatif antara lain yaitu
serangga hama menjadi lebih tahan, pencemaran lingkungan. Untung (1993: 21)
menyatakan bahwa Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) lebih mengutamakan
pengendalian dengan memanfaatkan peran berbagai musuh alami hama. Musuh alami
pada keseimbangan alam yang baik selalu berhasil mengendalikan populasi hama, tetap
berada di bawah aras ekonomi. Oleh karena itu, dengan memberikan kesempatan
kepada musuh alami untuk bekerja berarti dapat mengurangi penggunaan pestisida.
Mengingat peran parasit dan predator dalam menekan populasi hama secara alami
cukup penting, maka upaya konservasi musuh alami di lapangan perlu lebih
diperhatikan. Mengingat peran parasit dan predator dalam menekan populasi hama
secara alami cukup penting, maka upaya konservasi musuh alami di lapang perlu lebih
diperhatikan.
Pengendalian hama seharusnya bisa dilakukan dengan pemanfaatan musuh
alami hama (serangga predator), tetapi para petani di Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar tidak semua melakukannya karena kurang pengetahuan tentang
serangga predator. Pemanfaatan musuh alami sebagai agens hayati pada tanaman
mempunyai peluang yang cukup besar dalam pengendalian hama tanaman. Untuk dapat
diterima semau pihak, penggunaan musuh alami untuk pengendalian hama tanaman
perlu terus dikembangkan, sehingga dihasilkan suatu cara pengendalian yang walaupun
bersifat alami tetapi efektif dan efisien bila diapalikasikan dan peranannya sebagai
agens pengendali hayati semakin nyata dan konsisten (Anonim, 2003: 29).
Kestabilan populasi hama dan musuh alaminya umumnya terjadi pada
ekosistem alami sehingga keberadaan serangga hama pada pertanaman jagung (zea
mays) tidak lagi merugikan. Kenyataan tersebut perlu dikembangkan sehingga mampu
menekan penggunaan pestisida untuk menekan serangga hama di lapangan, terutama
pada tanaman-tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Siswanto & Wiratno,
2001: 12).
12
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952
Rumusan masalah
Musuh alami apa saja yang berperan sebagai pengendali hayati yang
mengganggu hama serangga pada tanaman jagung di Desa Saree Aceh, Kecamatan
Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.
Tujuan Penelitian
Untuk menemukan musuh alami apa saja yang berperan sebagai pengendali
hayati yang mengganggu hama serangga pada tanaman jagung di Desa Saree Aceh,
Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Saree Aceh, Kecamatan Lembah
Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Waktu pelaksanaan bulan April s.d Agustus 2016.
Metode pelaksanaan
Penelitian ini dengan melakukan pengamatan secara langsung atau metoda
survey pada pertanaman jagung milik petani Saree Aceh sebagai populasi. Sedangkan
untuk sampel diambil 10 % dari luas areal. Pengambilan sampel ditentukan secara acak
diagonal. Metoda pengumpulan secara kualitatif dengan melihat jenis-jenis predator
yang menyerang petanaman tanaman jagung.
13
Erdi Surya, dan Rubiah
A. Menochilus
Memiliki panjang tubuh 5-6mm, merupakan predator dari kutu daun dan kutu
hijau berwarna orange, kemerahan ada titik hitam, dan punya titik hitam seperti bulan
sabit, memiliki sepasang antenna dengan gerak lambat, mangsa inang adalah kutu daun,
daun kutu hijau.
Menochilus ini merupakan hama penting pada tanaman jagung salah satu hama
yang di makan antara kutu daun biasanya gejala yang ditimbulkan oleh hama kutu daun
ini menyebabkan warna dan bentuk daun tidak normal. Pertumbuhan tanaman
terhambat atau kerdil, bahkan kematian tanaman jagung sebelum waktunya. Musuh
alami (predator) menochilus merupakan salah satu pengendali populasi maidis di
lapangan khususnya pada pertanaman tanaman jagung salah karna predator ini
pemakan beberapa jenis kutu termasuk aphis.
B. Semut Hitam (Delishoderus thoracius)
Semut merupakan jenis serangga dengan jumlah spesies dan individu yang
sangat besar. Semut memegang banyak peranan di alam, baik yang bermanfaat maupun
yang merugikan, tergantung pada kondisi lingkungan tempat hidupnya. Semut hitam
(Dolichoderus thoracicus) merupakan spesies semut yang daerah penyebarannya
tersebar luas di Asia Tenggara, terutama di daerah dengan ketinggian kurang dari 1.300
meter di atas permukaan laut.
Semut hitam banyak dijumpai pada tanaman jagung, jeruk, kakao, kopi,
mangga dan kedelai. Khusus pada tanaman jagung predator ini menyerang ulat dan
bererapa jenis hama lainnya. Sarang semut hitam biasanya berada di atas permukaan
tanah (tumpukan seresah daun kering) dan tempat-tempat lain yang kering dan gelap
serta tidak jauh dari sumber makanan.
Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) biasanya keluar dari sarangnya pada
waktu pagi dan sore hari ketika suhu tidak terlalu panas. Semut akan menuju pucuk-
pucuk tanaman pada tanaman jagung untuk mendapatkan cahaya matahari sambil
menjalankan aktivitasnya. Akan tetapi pada siang hari ketika suhu udara panas, semut
akan bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari
secara langsung, seperti di dalam sarang, di balik dedaunan tanaman jagung, di tanah,
dan lain-lain. Semut menyerang ulat dan beberapa jenis hama lainnya.
14
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952
E. Lalat Tachinid
Lalat tachinid kelihatan seperti lalat rumah tapi bulunya lebih tebal, larva lalat
yang berada di pupuk kandang karena larva tachinid ada di dalam ulat /binatang lain.
lalat ini digunakan untuk mengendalikan secara hayati. Panjang nya lalat ini 3 sampai
dengan 15 mm. kepala sampai sayap.
15
Erdi Surya, dan Rubiah
syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-
sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur. Menurut
Odum (1993: 43) bahwa: Bagian toraks bagian dari tubuh serangga antara kepala dan
abdomen adalah thoraks terdiri dari tiga segmen atau ruas yaitu protoraks, mesotoraks,
dan metatoraks Ketiga toraks tersebut memiliki sepasang tungkai, sedangkan
mesothoraks dan metatoraks memiliki sepasang sayap.
H. Laba-Laba (Phoneutria Fera Perty)
Laba-laba ini mempunyai ukuran 7-10 merupakan hewan berbuku-buku, pada
tungkai terdapat terdapat duri-duri yang panjang dengan mata berbentuk segi enam,
matanya berwarna gelap (hitam). Laba-laba ini merupakan aktif memburu mangsanya
atau inang nya aphid/kutu daun pada tanaman jagung.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar. Terdapat jenis-jenis musuh alami (Predator) sebagai predator
pengendali hama pada pertanaman tanaman jagung adalah (1) kumbang kubah
(Harmonia octomaculata, Micraspi sp.(2) Monochilus (3) Semut Hitam
(Delishoderus Thoracius) (4) kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp)
(5) lalat tanchinid. (Dydercus cingulatus) (6) Belalang Hijau (oxya chinensis) (7)
Belalang Kayu (Valanga Hirricornis) (8).
Perkembangan hama utama pada tanaman jagung penting artinya dalam
menghadapi kemungkinan timbulnya serangan yang disebabkan hama tersebut.
Timbulnya hama di lapangan erat hubungannya dengan musim/lingkungan dan waktu
tanam. Demikian pula predator (musuh alami) sangat tergantung munculnya
hama tanaman seperti Ulat Grayak (Spodoptera), Penggerek tongkol (H.armigera) dan
Penggerek batang (O. furnacalis). Pengaruh padat populasi predator terhadap
intensitas serangan sangat berkorelasi positif. Pada kondisi padat populasi predator
yang banyak, biasanya intensitas serangan hama tanaman juga banyak. Hal ini
disebabkan karena pada populasi predator berpengaruh dalam hal kondisi hama
untuk memperoleh makanan yang meletakkan telur (Ryoo et. al, 1992 dalam
Syamsudin 2007).
Musuh alami (predator) merupakan binatang (serangga yang memakan binatang
atau serangga lain). Istilah predator adalah suatu bentuk simbiosis atau hubungan dari
individu, dimana salah satu individu menyerang atau memakan individu lain (bisa satu
atau beberapa spesies) yang digunakan untuk kepentingan hidupnya dan biasanya
dilakukan berulang-ulang. Individu yang diserang atau dimakan dinamakan mangsa.
Maisyaroh (2005: 20) mengemukakan bahwa: Predator memiliki ciri-ciri antara lain:
ukuran tubuhnya lebih besar dari mangsa predator membunuh, memakan, atau
menghisap mangsanya dengan cepat, dan biasanya predator memerlukan dan memakan
banyak mangsa selama hidupnya.
Berdasarkan pendapat diatas jelaslah bahwa beberapa bangsa serangga yang
penting sebagai pemangsa dalam pengendalian alami dan hayati khususnya pada
pertanaman jagung hymenoptera, coleopteran, hemiptera, orthoptera, araneae.
Kelompok pemangsa penting ini, menangkap dan memangsa seranga hama dan
binatang lain yang ada tanaman jagung. Laba-laba merupakan salah satu contoh yang
16
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952
sangat dikenal secara umum, beberapa jenis laba-laba membuat jarring. Laba-laba
tersebut menunggu di jaringnya sampai serangga yang lagi terbang terperangkap, laba-
laba mendekati serangga dengan cepat, menggigit dan langsung memakannya. Kadang-
kadang menyimpan untuk dimakan kemudian.
Selain itu predator yang lebih dikenal sebagai sahabat para petani khususnya
petani jagung adalah kumbang kubah (Harmonia Octomaculata). Dimana predator ini
memangsa serangga-serangga hama pada tanaman jagung seperti aphid atau kutu daun.
Predator merupakan agen hayati penting dalam pengendalian hama tanaman
perkebunan khususnya peda pertanaman jagung yang ada di desa Saree Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Kumbang koksi (Coccinella
septempuntata), lalat tanchinid (dydercus cingulatus), belalang hijau (oxya chinensis)
merupakan predator yang selalu hinggap dan memakan hama pada tanaman jagung.
Predator sebagai musuh alami hidup diantara hama dan menekan populasi hama tanpa
memunaskannya (keseluruhan), sehingga keseimbangan alam akan terjaga. Predator
merupakan organisme yang hidupm bebas selama proses imago (dewasa) selama
hidupnya, mangsanya biasanya berukuran lebih besar dari pada organisme yang di
mangsanya dan memerlukan lebih besar dari suatu mangsa untuk menyelesaikan
perkembangannya (Agus, 2010)
Predator tidak hanya memangsa satu stadia perkembangan hama pada tanaman
jagung namun hampir semua tahapan perkembangan hama pada tanaman jagung
seperti, telur, larva,pupa, imago, mampu memangsa secara bertahap atau berkelanjutan
selama hidupnya. Jadi predator memiliki keunggulan tertentu yaitu tidak membutuhkan
sikronisasi dengan satu tahap rentan siklus hidup pada tanaman jagung. Berdasarkan
studi penggunaan predator 75% dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
predator umumnya dapat menurunkkan populasi hama secara nyata (Rismansyah,
2012)
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Saree Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa: Jenis musuh
alami yang ditemukan pada tanaman jagung adalah (1) kumbang kubah (Harmonia
octomaculata, Micraspis sp., (2) Monochilus (3) Semut Hitam (Delishoderus
Thoracius) (4) kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp) (5) lalat
tanchinid. (Dydercus cingulatus) (6) Belalang Hijau (oxya chinensis) (7) Belalang
Kayu (Valanga Hirricornis) (8) Laba-laba (Lycosa sp)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Dominasi dan Tingkat Serangan Hama Kedelai. Risalah Lokakarya
Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai. Malang: Balittan.
Anonim (2010) Manfaat jagung bagi Kesehatan.http:// kaskus.us./
Showthread.php.t=450722
Harahap. 2000. Pengendalian Hama Penyakit Padi Bandung Penebar Swadaya.
17
Erdi Surya, dan Rubiah
18