Anda di halaman 1dari 9

Serambi Saintia, Vol. IV, No.

2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952

KELIMPAHAN MUSUH ALAMI (PREDATOR) PADA TANAMAN JAGUNG


DI DESA SAREE KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH
KABUPATEN ACEH BESAR

Erdi Surya1, Rubiah2


1,2
Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah
Email: Suryaerdi14@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Kelimpahan (Musuh Alami) predator pada


tanaman jagung di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten
Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis musuh
alami (Predator) pada pertanaman jagung di Desa Saree Aceh Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Metoda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metoda survey dengan menerapkan teknik sampling.
Sebagai populasi seluruh musuh alami (Predator) yang menyerang tanaman
jagung, sedangkan sampel ditentukan secara acak dengan menarik garis
Diagonal pada setiap lahan tanaman jagung. Data diperoleh melalui hasil
pengamatan dan observasi, selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis
secara deskriftif yang ditabulasikan untuk diambil kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan jenis-jenis musuh alami
(Predator) sebagai predator pengendali hama pada pertanaman tanaman
jagung adalah (1) kumbang kubah (Harmonia octomaculata, Micraspis sp.,
(2) Monochilus (3) Semut Hitam (Delishoderus Thoracius) (4) kumbang
koksi (harmonia octomaculata micraspis sp) (5) lalat tanchinid. (Dydercus
cingulatus) (6) Belalang Hijau (oxya chinensis) (7) Belalang Kayu (Valanga
Hirricornis) (8) Laba-laba ( Lycosa sp) Penelitian ini akan memberikan
manfaat langsung kepada petani jagung. Sehingga para petani dapat
memahami cara pengendali hayati pada tanaman jagung. Diharapkan pula
penelitian ini akan dapat dilanjutkan oleh petani dengan mempertahankan
keseimbangan musuh alaminya.

Kata Kunci: predator, jagung

PENDAHULUAN
Dari tahun ke tahun kebutuhan jagung terus meningkat dengan meni ngkatnya
jumlah penduduk, Penggunaan jagung sebagai bahan pangan non beras terjadi
peningkatan secara signifikan, jagung merupakan tanaman pangan penghasil
karbohidrat dan protein yang penggunaannya sangat luas.
Jagung merupakan tanaman pangan penghasil karbohidrat dan protein yang
penggunaannya sangat luas, seperti bahan pangan, bahan baku industry, dan pakan
ternak (Ummi Kalsum,2013). Akhir-akhir ini pengembangan jagung di Indonesia
semakin pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pakan ternak (Yasin, 2010).
Jagung tergolong tanaman C4 yang mampu beradaptasi dengan baik pada factor
pembatas pertumbuhan dan produksi. Sifat jagung sebagai tanaman C4 antara lain

10
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952

mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi bila di bandingkan dengan tanaman C3 dalam
fotorespirasi dan transpirasi rendah, efisien dalam penggunaan air. (Suprato, 2010)
Kandungan gizi jagung memiliki komposisi zat-zat makanan yang lebih
komplek dari pada beras. Selain sebagai utama karbohidrat, bahan makanan pokok
masyarakat Madura, jawa timur ini mengandung zat gizi antara lain, Energi (150,00
kal), Protein (1,600 g), lemak (0,60 g), karbohidrat (11,40 g) kalsium (2,00 mg), Fosfor
(47,00 mg), Serat (0,40 g), Besi (0,30 mg), Vit A (30,00 RE), Vit B1 (0,07 mg), Vit b2
B2 (0,04 mg), Vit c (3,00, mg), Niacin (60 mg). dengan berbagai kandungan zat gizi
teyang dimiliki oleh jagung tersebut, tak mengherankan bila jagung juga dikenal
sebagai bahan pangan yang cukup berkhasiat antara lain sebagai penbangun otot dan
tulang, baik untuk otot dan sistem saraf, menurunkan resiko kanker, mencegah gigi
berlubang, serta minyak nya dapat meurunkan kolesterol darah (Anonim, 2010)
Namun produktivitas dan berbagai manfaat dari jagung dapat terganggu oleh
seranggan hama, kurang lebih enam jenis hama yang ditemukan dipertanaman jagung
diantaranya Belalang (Oxya chinensis), Lalat bibit (Artharygona exigua), Ulat tanah
(Agrotis ipsilo), Kumbang bubuk (Sitophilus zeamais motsch), Ulat grayak (Spodoptera
litura), Penggerek tongkol (H. Armigera).
Hama dalam artian luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan
budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman, dimana aktivitas
hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Adanya suatu hewan
dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam
pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi mereka sebagai hama
nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan (monitoring).
Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, tungau,
tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut menjadi
hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama (Haraham, 2000: 46)
Usaha penanggulangan hama yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain
yaitu dengan perbaikan cocok tanaman, menggunakan musuh alami, menggunakan
pestisida, menekan varietas hama dan kombinasi dari cara-cara pengendalian tersebut.
Semua orang mengira dan memang tidak kita sangsikan bahwa peptisida merupakan
satu-satunya alat yang paling ampuh untuk mengendalikan serangga hama, terutama
jika populasi serangga hama telah melampaui batas yaitu suatu tingkat serangan hama
yang segera akan menyebabkan kerugian ekonomis apabila tidak dikendalikan.
Musuh alami yang ditemukan sebagai predator pengendali hama pada tanaman
jagung adalah yang ditemukan adalah (1) kumbang kubah (Harmonia octomaculata,
Micraspis sp., (2) Monochilus (3) Semut Hitam (Delishoderus Thoracius) (4)
kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp (5) lalat tanhinid. (6) Belalang
Hijau (oxya chinensis) (7) Belalang Kayu (Valanga Hirricornis) (8) Laba-laba ( Lycosa
sp)
Musuh alami (predator) merupakan binatang (serangga yang memakan binatang
atau serangga lain). Istilah predator adalah suatu bentuk simbiosis atau hubungan dari
individu, dimana salah satu individu menyerang atau memakan individu lain (bisa satu
atau beberapa spesies) yang digunakan untuk kepentingan hidupnya dan biasanya
dilakukan berulang-ulang. Individu yang diserang atau dimakan dinamakan mangsa.
Maisyaroh (2005: 20) mengemukakan bahwa: Predator memiliki ciri-ciri antara lain:
ukuran tubuhnya lebih besar dari mangsa predator membunuh, memakan, atau
11
Erdi Surya, dan Rubiah

menghisap mangsanya dengan cepat, dan biasanya predator memerlukan dan memakan
banyak mangsa selama hidupnya. Adapun karakteristik umum serangga predator yaitu:
a. Mengkonsumsi banyak individu mangsa selama hidupnya
b. Umumnya berukuran sebesar atau relatif lebih besar daripada mangsanya
c. Menjadi pemangsa ketika sebagai larva/nimfa, dewasa (jantan dan betina),
atau keduanya
d. Pemangsa menyerang mangsa dari semua tahap perkembangan
e. Biasanya hidup bebas dan selalu bergerak
f. Mangsa biasanya dimakan langsung
g. Biasanya bersifat generalis
h. Seringkali memiliki cara khusus untuk menangkap dan menaklukkan
mangsanya.
Menurut Radianto (2010: 1) mengemukakan bahwa: Musuh alami dapat
membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak lingkungan. Dengan
adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalam lingkungan tersebut akan
tetap terjaga.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan peptisida secara terus
menerus dan berlebihan ternyata dapat menimbulkan dampak negatif antara lain yaitu
serangga hama menjadi lebih tahan, pencemaran lingkungan. Untung (1993: 21)
menyatakan bahwa Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) lebih mengutamakan
pengendalian dengan memanfaatkan peran berbagai musuh alami hama. Musuh alami
pada keseimbangan alam yang baik selalu berhasil mengendalikan populasi hama, tetap
berada di bawah aras ekonomi. Oleh karena itu, dengan memberikan kesempatan
kepada musuh alami untuk bekerja berarti dapat mengurangi penggunaan pestisida.
Mengingat peran parasit dan predator dalam menekan populasi hama secara alami
cukup penting, maka upaya konservasi musuh alami di lapangan perlu lebih
diperhatikan. Mengingat peran parasit dan predator dalam menekan populasi hama
secara alami cukup penting, maka upaya konservasi musuh alami di lapang perlu lebih
diperhatikan.
Pengendalian hama seharusnya bisa dilakukan dengan pemanfaatan musuh
alami hama (serangga predator), tetapi para petani di Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar tidak semua melakukannya karena kurang pengetahuan tentang
serangga predator. Pemanfaatan musuh alami sebagai agens hayati pada tanaman
mempunyai peluang yang cukup besar dalam pengendalian hama tanaman. Untuk dapat
diterima semau pihak, penggunaan musuh alami untuk pengendalian hama tanaman
perlu terus dikembangkan, sehingga dihasilkan suatu cara pengendalian yang walaupun
bersifat alami tetapi efektif dan efisien bila diapalikasikan dan peranannya sebagai
agens pengendali hayati semakin nyata dan konsisten (Anonim, 2003: 29).
Kestabilan populasi hama dan musuh alaminya umumnya terjadi pada
ekosistem alami sehingga keberadaan serangga hama pada pertanaman jagung (zea
mays) tidak lagi merugikan. Kenyataan tersebut perlu dikembangkan sehingga mampu
menekan penggunaan pestisida untuk menekan serangga hama di lapangan, terutama
pada tanaman-tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Siswanto & Wiratno,
2001: 12).

12
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952

Rumusan masalah
Musuh alami apa saja yang berperan sebagai pengendali hayati yang
mengganggu hama serangga pada tanaman jagung di Desa Saree Aceh, Kecamatan
Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.
Tujuan Penelitian
Untuk menemukan musuh alami apa saja yang berperan sebagai pengendali
hayati yang mengganggu hama serangga pada tanaman jagung di Desa Saree Aceh,
Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.

METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Saree Aceh, Kecamatan Lembah
Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Waktu pelaksanaan bulan April s.d Agustus 2016.

Metode pelaksanaan
Penelitian ini dengan melakukan pengamatan secara langsung atau metoda
survey pada pertanaman jagung milik petani Saree Aceh sebagai populasi. Sedangkan
untuk sampel diambil 10 % dari luas areal. Pengambilan sampel ditentukan secara acak
diagonal. Metoda pengumpulan secara kualitatif dengan melihat jenis-jenis predator
yang menyerang petanaman tanaman jagung.

Tahapan pelaksanaan penelitian


a. Persiapan Penelitian
Langkah awal sebelum dilaksanakan penelitian dengan survey lapangan
mengenai luas lahan tanaman jagung, jenis tanaman jagung. Menyangkut jenis yang
akan dilakukan penelitian adalah varietas jagung.
b. Pelaksanaan
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April s.d Agustus 2016 pada sentral
produksi jagung Saree, yaitu desa Saree Aceh. Lokasi daerah penelitian ini 65 Km dari
Kota Banda Aceh dengan jarak tempuh 1 (satu) jam.
c. Pengamatan
Yang menjadi variable dalam penelitian ini, antara lain: Jenis-jenis musuh alami
(predator). Yang ada pada pertanaman tanaman jagung.
d. Analisis
Data dan informasi yang telah terkumpul dianalisis secara deskriftif (dalam
bentuk gambaran yang ditabulasikan untuk diambil kesimpulan).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Jenis-jenis musuh alami (Predator) yang terdapat pada lahan jagung (Zae mays
L) di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada Desa Saree Kecamatan Lembah
Seulawah Kabupaten Aceh Besar terdapat 8 jenis Musuh alami dari hasil penelitian
pada tanaman jagung. Jenis-jenis spesies musuh alami dapat dilihat sebagai berikut.

13
Erdi Surya, dan Rubiah

A. Menochilus
Memiliki panjang tubuh 5-6mm, merupakan predator dari kutu daun dan kutu
hijau berwarna orange, kemerahan ada titik hitam, dan punya titik hitam seperti bulan
sabit, memiliki sepasang antenna dengan gerak lambat, mangsa inang adalah kutu daun,
daun kutu hijau.
Menochilus ini merupakan hama penting pada tanaman jagung salah satu hama
yang di makan antara kutu daun biasanya gejala yang ditimbulkan oleh hama kutu daun
ini menyebabkan warna dan bentuk daun tidak normal. Pertumbuhan tanaman
terhambat atau kerdil, bahkan kematian tanaman jagung sebelum waktunya. Musuh
alami (predator) menochilus merupakan salah satu pengendali populasi maidis di
lapangan khususnya pada pertanaman tanaman jagung salah karna predator ini
pemakan beberapa jenis kutu termasuk aphis.
B. Semut Hitam (Delishoderus thoracius)
Semut merupakan jenis serangga dengan jumlah spesies dan individu yang
sangat besar. Semut memegang banyak peranan di alam, baik yang bermanfaat maupun
yang merugikan, tergantung pada kondisi lingkungan tempat hidupnya. Semut hitam
(Dolichoderus thoracicus) merupakan spesies semut yang daerah penyebarannya
tersebar luas di Asia Tenggara, terutama di daerah dengan ketinggian kurang dari 1.300
meter di atas permukaan laut.
Semut hitam banyak dijumpai pada tanaman jagung, jeruk, kakao, kopi,
mangga dan kedelai. Khusus pada tanaman jagung predator ini menyerang ulat dan
bererapa jenis hama lainnya. Sarang semut hitam biasanya berada di atas permukaan
tanah (tumpukan seresah daun kering) dan tempat-tempat lain yang kering dan gelap
serta tidak jauh dari sumber makanan.
Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) biasanya keluar dari sarangnya pada
waktu pagi dan sore hari ketika suhu tidak terlalu panas. Semut akan menuju pucuk-
pucuk tanaman pada tanaman jagung untuk mendapatkan cahaya matahari sambil
menjalankan aktivitasnya. Akan tetapi pada siang hari ketika suhu udara panas, semut
akan bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari
secara langsung, seperti di dalam sarang, di balik dedaunan tanaman jagung, di tanah,
dan lain-lain. Semut menyerang ulat dan beberapa jenis hama lainnya.

C. Kumbang koksi (Coccinella septempunctata)


Kumbang koksi adalah salah satu serangga kecil dari ordo Coleoptera. Serangga
ini mudah dikenali dari penampilannya yang bundar kecil dengan punggungnya yang
berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Kebanyakan orang
mengenal kumbang koksi sebagai kumbang kepik, karena ukurannya dan perisainya
yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera).
Kumbang koksi (Coccinella septempunctata) ini memiliki ciri morfologi yaitu
bentuk tubuh yang kecil mirip dengan kepik pada bagian sayap berwarna oranye yang
terdapat bintik-bintik hitam. Kumbang koksi (Coccinella septempunctata) juga
memiliki kaki yang berjumlah enam, yang terletak pada bagian depan dua, tengah dua,
dan belakang dua. Pada bagian kaki juga terdapat bulu kecil yang berfungsi sebagai
pelekat. Kumbang koksi memakan beberapa jenis kutu termasuk hama aphis pada
tanaman jagung.

14
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952

D. Kumbang Kubah (Harmonia octomaculata)


Kumbang kubah adalah salah satu hewan anggota ordo Coleoptera. Mereka
mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang
berwarna- warni serta pada beberapa jenis-jenis berbintik-bintik. Predator ini di kenal
sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga
hama pada tanaman jagung seperti kutu daun. Walaupun demikian ada beberapa
species yang memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.

E. Lalat Tachinid
Lalat tachinid kelihatan seperti lalat rumah tapi bulunya lebih tebal, larva lalat
yang berada di pupuk kandang karena larva tachinid ada di dalam ulat /binatang lain.
lalat ini digunakan untuk mengendalikan secara hayati. Panjang nya lalat ini 3 sampai
dengan 15 mm. kepala sampai sayap.

F. Belalang Hijau (Oxya chinensis)


Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan
yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang
dapat mendengar.
Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada
abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri
dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara,
secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang bernafas dengan
trakea.
Organ reproduksi belalang jantan disebut dengan nama aedeagus. Selama
proses reproduksi, belalang jantan akan memasukkan spermatophore (satu paket berisi
sperma) ke dalam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui
saluran halus yang disebut micropyles. Menurut Harahap (2000: 32) bahwa: Belalang
adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. yaitu metamorfosis yang
hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa).
Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda. Sedangkan
metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur, nimfa,
pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna dengan
metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Belalang hijau memakan
serangga kecil dan beberapa jenis hama. Pada tanaman jagung.

G. Belalang Kayu (Valanga nigricornis)


Belalang kayu (Valanga nigricornis) adalah serangga herbivora yang terkenal
sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga
20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat.
Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam
kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk
pengumpulan makanan dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan

15
Erdi Surya, dan Rubiah

syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-
sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur. Menurut
Odum (1993: 43) bahwa: Bagian toraks bagian dari tubuh serangga antara kepala dan
abdomen adalah thoraks terdiri dari tiga segmen atau ruas yaitu protoraks, mesotoraks,
dan metatoraks Ketiga toraks tersebut memiliki sepasang tungkai, sedangkan
mesothoraks dan metatoraks memiliki sepasang sayap.
H. Laba-Laba (Phoneutria Fera Perty)
Laba-laba ini mempunyai ukuran 7-10 merupakan hewan berbuku-buku, pada
tungkai terdapat terdapat duri-duri yang panjang dengan mata berbentuk segi enam,
matanya berwarna gelap (hitam). Laba-laba ini merupakan aktif memburu mangsanya
atau inang nya aphid/kutu daun pada tanaman jagung.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar. Terdapat jenis-jenis musuh alami (Predator) sebagai predator
pengendali hama pada pertanaman tanaman jagung adalah (1) kumbang kubah
(Harmonia octomaculata, Micraspi sp.(2) Monochilus (3) Semut Hitam
(Delishoderus Thoracius) (4) kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp)
(5) lalat tanchinid. (Dydercus cingulatus) (6) Belalang Hijau (oxya chinensis) (7)
Belalang Kayu (Valanga Hirricornis) (8).
Perkembangan hama utama pada tanaman jagung penting artinya dalam
menghadapi kemungkinan timbulnya serangan yang disebabkan hama tersebut.
Timbulnya hama di lapangan erat hubungannya dengan musim/lingkungan dan waktu
tanam. Demikian pula predator (musuh alami) sangat tergantung munculnya
hama tanaman seperti Ulat Grayak (Spodoptera), Penggerek tongkol (H.armigera) dan
Penggerek batang (O. furnacalis). Pengaruh padat populasi predator terhadap
intensitas serangan sangat berkorelasi positif. Pada kondisi padat populasi predator
yang banyak, biasanya intensitas serangan hama tanaman juga banyak. Hal ini
disebabkan karena pada populasi predator berpengaruh dalam hal kondisi hama
untuk memperoleh makanan yang meletakkan telur (Ryoo et. al, 1992 dalam
Syamsudin 2007).
Musuh alami (predator) merupakan binatang (serangga yang memakan binatang
atau serangga lain). Istilah predator adalah suatu bentuk simbiosis atau hubungan dari
individu, dimana salah satu individu menyerang atau memakan individu lain (bisa satu
atau beberapa spesies) yang digunakan untuk kepentingan hidupnya dan biasanya
dilakukan berulang-ulang. Individu yang diserang atau dimakan dinamakan mangsa.
Maisyaroh (2005: 20) mengemukakan bahwa: Predator memiliki ciri-ciri antara lain:
ukuran tubuhnya lebih besar dari mangsa predator membunuh, memakan, atau
menghisap mangsanya dengan cepat, dan biasanya predator memerlukan dan memakan
banyak mangsa selama hidupnya.
Berdasarkan pendapat diatas jelaslah bahwa beberapa bangsa serangga yang
penting sebagai pemangsa dalam pengendalian alami dan hayati khususnya pada
pertanaman jagung hymenoptera, coleopteran, hemiptera, orthoptera, araneae.
Kelompok pemangsa penting ini, menangkap dan memangsa seranga hama dan
binatang lain yang ada tanaman jagung. Laba-laba merupakan salah satu contoh yang

16
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337 - 9952

sangat dikenal secara umum, beberapa jenis laba-laba membuat jarring. Laba-laba
tersebut menunggu di jaringnya sampai serangga yang lagi terbang terperangkap, laba-
laba mendekati serangga dengan cepat, menggigit dan langsung memakannya. Kadang-
kadang menyimpan untuk dimakan kemudian.
Selain itu predator yang lebih dikenal sebagai sahabat para petani khususnya
petani jagung adalah kumbang kubah (Harmonia Octomaculata). Dimana predator ini
memangsa serangga-serangga hama pada tanaman jagung seperti aphid atau kutu daun.
Predator merupakan agen hayati penting dalam pengendalian hama tanaman
perkebunan khususnya peda pertanaman jagung yang ada di desa Saree Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Kumbang koksi (Coccinella
septempuntata), lalat tanchinid (dydercus cingulatus), belalang hijau (oxya chinensis)
merupakan predator yang selalu hinggap dan memakan hama pada tanaman jagung.
Predator sebagai musuh alami hidup diantara hama dan menekan populasi hama tanpa
memunaskannya (keseluruhan), sehingga keseimbangan alam akan terjaga. Predator
merupakan organisme yang hidupm bebas selama proses imago (dewasa) selama
hidupnya, mangsanya biasanya berukuran lebih besar dari pada organisme yang di
mangsanya dan memerlukan lebih besar dari suatu mangsa untuk menyelesaikan
perkembangannya (Agus, 2010)
Predator tidak hanya memangsa satu stadia perkembangan hama pada tanaman
jagung namun hampir semua tahapan perkembangan hama pada tanaman jagung
seperti, telur, larva,pupa, imago, mampu memangsa secara bertahap atau berkelanjutan
selama hidupnya. Jadi predator memiliki keunggulan tertentu yaitu tidak membutuhkan
sikronisasi dengan satu tahap rentan siklus hidup pada tanaman jagung. Berdasarkan
studi penggunaan predator 75% dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
predator umumnya dapat menurunkkan populasi hama secara nyata (Rismansyah,
2012)

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Saree Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa: Jenis musuh
alami yang ditemukan pada tanaman jagung adalah (1) kumbang kubah (Harmonia
octomaculata, Micraspis sp., (2) Monochilus (3) Semut Hitam (Delishoderus
Thoracius) (4) kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp) (5) lalat
tanchinid. (Dydercus cingulatus) (6) Belalang Hijau (oxya chinensis) (7) Belalang
Kayu (Valanga Hirricornis) (8) Laba-laba (Lycosa sp)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Dominasi dan Tingkat Serangan Hama Kedelai. Risalah Lokakarya
Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai. Malang: Balittan.
Anonim (2010) Manfaat jagung bagi Kesehatan.http:// kaskus.us./
Showthread.php.t=450722
Harahap. 2000. Pengendalian Hama Penyakit Padi Bandung Penebar Swadaya.

Maisyaroh, W. 2005. Kajian Komunitas Tumbuhan Herba di Taman Hutan Rakyat.


Jakarta: Erlangga.

17
Erdi Surya, dan Rubiah

Odum. 1993. Zoologi. Jakarta: Erlangga.


Radiyanto. 2010. Jurnal Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada
Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo. Jawa Timur:
Fakultas Pertanian UPN.
Siswanto & Wiratno. 2001. Biodervisitas serangga pada tanaman panili
(Vlanillaplanipolia) dengan tanaman penutup tanah Arachis pintoi K.
(Proseding Seminar Nasional III). Perhimpunan Entomologi Indonesia. Bogor.
Suprato, 2010. Jagung. Botani. Masalah Budidaya dan solusinya. UNIB Press
Bengkulu
Syamsudin. 2007 intensitas serangan hama dan populasi predator pada berbagai
waktu tanam jagung. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI
dan PFI XVIII Komda Sul-Sel
Ummi Kalsum, 2013. Pengamatan Serangga Hama Pada Tanaman Jagung (Zea
Mays.L). di Desa Banyu Urip Kabupaten Tanjung Lago Kabupaten Bayuasin
Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Yasin, M. 2010. Pengamatan dan Pengawalan Hama Penyakit Jagung Pada
Penangkar Benih Binaan Kabupaten Lombok Timur. Proseding Pakan Serealia
Nasional Balai Penelitian Tanaman Serealia

18

Anda mungkin juga menyukai