Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

Anggota Kelompok : FarissaSaisarahMunir 1506730741


RizkaPutriA 1506673901
WisnuLeksonoAji 1506731170
Kelompok :L5
Hari/Tanggal Praktikum : 7 Maret 2017
Judul Praktikum : Sieve Analysis
Nama Asisten : Ismi Hanany
Tanggal Pengumpulan : Paraf :

A. Standar Acuan

ASTM D 421"Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for


Particle-Size Analysis and Determination of Soil Constants "
ASTM D 422 "Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soils "
AASHTO T 88 "Standard method of test for particle size analysis of
soils" SNI 3423:2008 Cara uji analisis ukuran butir tanah"

B. Tujuan
Mengetahui distribusi ukuran butiran tanah yang berdiameter 4.76 mm sampai
0.074 mm (lolos saringan No. 4 ASTM dan tertahan saringan No. 200) dengan
cara mekanis.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

Saringan standar ASTM No. 10, 18, 40, 60, 100, 200, serta Pan

Piringan kaleng

Can

Motorized Dynamic
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sieve Shaker

Sikat gigi

Oven

2. Bahan
Tanah dari percobaan hydrometer yang tertahan saringan No. 200 ASTM

D. Teori dan Rumus Yang Digunakan

Tanah terdiri atas tiga unsur yaitu butiran, air, dan udara. Sifat-sifat suatu
tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran
menentukan klasifikasi macam tanah tersebut. Untuk butiran yang kasar dipakai
metode sieving dalam penentuan distribusi ukurannya.

Tanah dikeringkan dan disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran


diameter kisi saringan tertentu mulai dari yang kasar hingga yang halus. Dengan
demikian butiran tanah terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang
diketahui. Rumus yang digunakan untuk percobaan sieve analysis ini adalah:

Wtertahan
Persentase tanah tertahan (% tertahan) = 100 (4.1)
Wtotal

Persentase tanah lolos (% lolos) = 100 % - % tertahan (4.2)

W tertahan=Wtanahw tanah sesudah penyaringan

Kesalahan relatif penimbangan sampel tanah sebelum dan sesudah penyaringan


adalah:

WdWt
KR= 100 * tidak boleh melebihi 2%
Wd

dengan :

wd = berat butiran tanah sebelum proses sieving,


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

wt =berat butran tanah total setelah proses sieving

Teori Tambahan

yang terdapat di alam pada kenyataannya terdiri atas bermacam-macam


ukuran partikel. Kondisi ini menghasilkan bentuk distribusi ukuran partikel yang
beragam. Bentuk kurva distribusi ukuran partikel tanah tergantung pada rentang dan
jumlah dari variasi ukuran partikel
contoh tanah yang diuji. Hal ini juga diperngaruhi oleh proses pembentukan tanah
dan metode pengangkutannya.
Menunjukkan bentuk-bentuk kurva distribusi ukuran partikel yang sering
dijumpai pada tanah pada umumnya. Tanah bergradasi baik (well-graded) memiliki
rentang distribusi ukuran partikel yang relatif lebih luas yang mana menghasilkan
kurva distribusi yang lurus dan panjang. Untuk tanah yang seragam (uniform soil),
distribusi partikel-partikelnya memiliki ukuran yang relative sama, sedangkan tanah
yang bergradasi buruk (gapgraded atau poorly graded) memiliki distribusi ukuran
partikel yang terputus yang mana tidak terdapat ukuran partikel antara butir kasar dan
halus. Dengan demikian, pemilihan tanah yang digunakan untuk tujuan
tertentu akan bergantung dari ragam partikel yang terkandung dalam tanah. Untuk
kepentingan ini, terdapat dua definisi koefisien yang dapat memberikan petunjuk
karakteristik tanah berdasarkan distribusi partikelnya, yaitu : koefisien keseragaman
(uniformity coefficient), Cu, dan koefisien kelengkungan (coefficient of curvature),
Cc.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Tanah yang memiliki gradasi yang baik mempunyai nilai Cu > 4 (untuk
tanah kerikil), Cu > 6 (untuk pasir), dan nilai Cc antara 1 3 (untuk kerikil dan pasir).
Diameter D10 disebut juga sebagai diameter efektif tanah (effective size) yang mana
terkait dengan kegunaan tanah sebagai filter. Diameter efektif ini sangat penting
dalam pengaturan aliran air melalui tanah dan dapat menentukan perilaku mekanis
tanah. Nilai D10 yang besar menunjukkan tanah lebih kasar dan memiliki
karakteristik drainase yang baik.

Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar
(kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan sebagai tanah
berbutir halus (lanau/lempung) jika lebih dari 50 % lolos saringan nomor 200.
Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok dan subkelompok dengan
simbol - simbol yang digunakan adalah :
G = Kerikil (gravel)
S = Pasir (sand)
C = lempung (clay)
M = lanau (silt)
O = lanau atau lempung organik (organic silt or clay)
Pt = tanah gambut dan tanah organik tinggi (peat and highly organic
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

soil)
W = gradasi baik (well - graded)
P = gradasi buruk (poorly - graded)
H = plastisitas tinggi (high - plasticity)
L = plastisitas rendah (low - plasticity)

Tabel Sistem Klasifikasi Unified


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

E. Prosedur Percobaan

Persiapan

1. Menyaring tanah yang digunakan dalam percobaan hydrometer dengan


saringan No. 200 ASTM agar bersih dari butiran clay, silt, dan koloid-koloid.
2. Menimban can yang akan dimasukkan sampel tanah yang telah dibersihkan
3. Memasukkan tanah yang sudah bersih ke dalam can, lalu masukkan ke dalam
oven selama 18 jam.
Jalannya Praktikum
1. Mengeluarkan tanah dari oven dan diamkan sejenak, lalu timbang beratnya.
2. Menyusun saringan menurut urutan nomor yaitu: No.10, No. 18, No.40, No.
100, No. 200 (dari yang terbesar di atas hingga yang terkecil), dan terbawah
adalah pan.
3. Memasukkan tanah yang telah ditimbang ke atas saringan No. 10 ASTM.
4. Meletakkan susunan saringan pada mesin pengguncang listrik (Motorizied
Dynamic Sieve Shaker) dan tutup, kemudian nyalakan selama 15 menit.
5. Mengumpulkan sampel tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dan
selanjutnya timbang dan catat beratnya.
6. Membersihkan saringan dari butiran-butiran tanah yang tertinggal pada setiap
saringan dengan bantuan sikat gigi.

F. Data

Berat tanah kering hasil hydrometer + can = 5,14 g


Berat can = 3,5g
Berat tanah kering = 1,64 g
Berat sampel tanah tertahan :
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Tabel 1. Data pengamatan

Sieve No D (mm) Wt. retained


4 4,75 0
10 2 0,01
18 0,84 0,17
40 0,42 0,37
100 0,15 0,4
200 0,075 0,12
Pan 0,001
Total 1,07

G. Pengolahan Data
Kesalahan Relatif

1,641,07,
KR = 100 =34,7
1,64

Wtertahan
% tertahan = x 100
Wtotal

% lolos = 100% - % tertahan

Tabel 2. Pengolahan Data

Ukuran Tertahan
Nomor Persen Kumulatif
Saringan Saringan Persen Lolos (%)
Saringan Tertahan (%) Tertahan (%)
(mm) (gr)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

0
4 4,75 0 0 100
0,01
10 2 0,02 0,02 99,98
0,17
18 0,84 0,34 0,36 99,66
0,37
40 0,42 0,74 1,1 99,26
0,4
100 0,15 0,8 1,9 99,2
0,12
200 0,075 0,24 2,14 99,76
Pan 0,001 0,01 2,14 99,76
Total 1,071 100

Grafik Hubungan antara diameter dan % lolos


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik Hubungan Diameter dan % Lolos


100.2

100

99.8
f(x) = 0.11 ln(x) + 99.68
99.6
R = 0.19
% finer
99.4

99.2

99

98.8
10 1 0.1 0.01

Diameter (mm)

Dari grafik hubungan antara diameter dengan % Finer, didapatkan persamaan logaritmik
sebesar y = 0.1098ln(x) + 99.678
Tabel3.DataDistribusiButiranTanahpadaHydrometerdanSieveAnalysis

Diameter Distribusi
(mm) (%)
4.75 100
2 99,98
0.84 99,66
0.42 99,26
0.15 99,2
0.075 99,76
0.04560 41.9655
0.03236 39.9455
0.02323 35.9055
0.01648 33.8855
0.01208 32.421
0.00860 30.401
0.00612 27.2195
0.00434 25.856
0.00309 22.5735
0.00129 16.261
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik Hubungan Antara %Lolos dan Diameter


Pada Sieve Analysis dan Hydrometer
120

100

80

% Finer 60

40

f(x) = 0.86 ln(x) + 28.07


20
R = 0.01

0
0 0.01 0.1 1 10

Diameter (mm)

Didapatkanpersamaangarisy=0.8583ln(x)+28.074.Denganmemakaipersamaan
tersebut, praktikan dapat menggolongkan butiran tanah sesuai dengan jenisjenis
tanah.

JenisTanahberdasarkanDiameternya

JenisTanah Diameter(mm)
Clay <0.002
Silt 0.002<D<0.05
Sand 0.05<D<2
Gravel 2<D<75

Clay
y=0.8583 ln( x)+28.074
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

y=0.8583 ln(0.002)+28.074
y= clay=22.74

Silt
y=0.8583 ln( x)+28.074
y=0.8583 ln(0.002)+28.074
y=22.74

y=0.8583 ln( x)+28.074


y=0.8583 ln(0.05)+ 28.074
y=28.12

Silt=28,12 22,74 =5,38

Sand
y=0.8583 ln( x)+28.074
y=0.8583 ln(2)+28.074
y=28,67

y=0.8583 ln ( x)+28.074

y=0.8583 ln(0.05)+ 28.074

y=28.12

Sand=28.67 28.12 =0.55

Gravel
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gravel=0

Berdasarkantabeldangrafikdiatas,sampeltanahmemilikilebihbanyakpresentasi
distribusitanahberbentukclay,yaitu22.74%.Presentasiterbanyaksetelahclayyaitu
siltsebesar5.38%danpasir0.55%.Sedangkan%gravelmenunjukan0%sebabtidak
adatanahtertahansaringanNo.4ASTM.

Setelah mengetahui jenis distribusi tanah berdasarkan jenisnya, praktikan juga


mendapatkannilaiD10,D30,danD60sertanilaidarikoefisienkeseragaman(Cu)dan
koefisienkelengkungan(Cc)sebagaiberikut.

D10
y=0.8583 ln( x)+28.074
10=0.8583 ln( x)+28.074
x=7,1x1010mm
D30
y=0.8583 ln( x)+28.074

3 0=0.8583 ln( x)+28.074

x= 9,43mm

D60
y=0.8583 ln( x)+28.074
60=0.8583 ln( x)+28.074
x=1,43x1016mm
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

D60
Cu = =2 x 1025
D10

D302 6
CC = =8,76 x 10
D60 x D10

Syarat tanah bergradasi baik


Cu > 15, tanah bergradasi baik
1 < Cc < 3, range untuk tanah bergradasi baik

Anda mungkin juga menyukai