PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan klien dengan vaginitis dan dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian dari PMS / IMS
2) Mengetahui klasifikasi dari PMS
3) Mengetahui etiologi dari PMS
4) Mengetahui patofisiologi dari PMS
5) Mengetahui manifestasi klinis dari PMS
6) Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari PMS
7) Mengetahui penatalaksanaan dari PMS
8) Mengetahui konsep asuhan keperawatan klien dengan PMS
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur (Manuaba. 2001).
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi
secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa
membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar
dari daerah ulkus. ( Bobak, 2004 )
Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya genetalia,gejala
pada vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal,di
B. Etiologi
Vaginitis dapat disebabkan oleh:
1. Infeksi
a. Bakteri (misalnya klamedia gonokokus)
b. b.Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita hamil
serta pemakai antibiotic.
c. Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
d. Virus (misalnya HPV dan Herpes)
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas
vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap
keringat.
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya.
4. Perubahan hormonal.
C. Patofisiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein,
streptokokkus, stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam
simbiosis diantara mereka. Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman seperti
streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat berkembang biak, timbullah
vaginitis non spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan seksual, stress dan hormone
dapat merubah lingkungan vagina dan dapat memungkinkan organism pathogen tumbuh.
D. WOC Vaginitis
Vaginitis
Pe kerja
Gangguan Rasa
syaraf
Nyaman (Pruritus) Ketidaksiapan
parasimpati
Gangguan mental dan
Asuhan Keperawatan Vaginitis Page 4 s
aktivitas psikologis
Kerusak Menggaruk KetidakseimbangPe kerjaKekurangan
an bagian
Lesi Pelepasan
padaNyeri akut
Mediator sel
an Nutrisi kurang parietal
Produksi
Respon Anorexia
Mual volumeAnsietas
Muntah
vagina yang
integritMukosa Vagina
Nyeri (Histamin, dari kebutuhan HCL me cairan
E. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala dari vagintis antara lain :
1. Fluor albus yang amat berbau (bau amis)
2. Cairan vagina yang berlebih
3. Cairan vagina pada vaginosis bakterial biasanya encer (seperti susu encer) dan
berwarna keabu-abuan dan umumnya keluar pasca sanggama sehingga sering
mengakibatkan masalah dalam hubungan seksual terutama pada pria.
4. Disuria
5. Gatal sekitar vulva dan terasa seperti terbakar
6. Iritasi vagina
7. Namun terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali.
8. Dapat juga timbul kemerahan dan edema pada vulva
9. Nyeri abdomen
F. Klasifikasi
1. Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans.
Penyebab :
a. Hygiene yag kurang.
b. Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang tinggi,
dan pemberian antibiotik berspektrum luas.
G. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis vaginitis ditegakkan bila 3 kriteria terpenuhi dari 5 kriteria dibawah ini :
1. Cairan vagina yang homogen (jumlah dan warnanya dapat bervariasi
2. PH vagina > 4.5, dengan menggunakan phenaphthazine paper(nitrazine paper).
3. Uji Amin (+)
Uji Amin (KOH whiff test) : Pemberian setetes KOH 10% pada sekret vagina diatas
gelas objek akan menghasilkan bau amis yang karakteristik ( fishy / musty
odor ), bau amis muncul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil
alkalisasi bakteri anaerob
4. Terdapat clue cell ( sel epitel vagina yang diliputi oleh coccobacillusyang padat)
> 20% pada preparat basah atau pewarnaan Gram.
Cara pemeriksaannya :
Pemeriksaan preparat basah;dilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes cairan
NaCl 0,9% pada sekret vagina diatas objek glass kemudian ditutupi dengan coverslip.
Dan dilakukan pemeriksaan mikroskopik menggunakan kekuatan tinggi (400 kali)
Skor 0-3 dinyatakan normal; 4-6 dinyatakan sebagai intermediate; 7-10 dinyatakan
sebagai vaginosis bakterial.
6. Uji H2O2 :
Pemberian setetes H2O2 (hidrogen peroksida) pada sekret vagina diatas gelas objek
akan segera membentuk gelembung busa ( foaming bubbles) karena adanya sel darah
putih yang karakteristik untuk trikomoniasis atau pada vaginitis deskuamatif,
sedangkan pada vaginosis bakterialis atau kandidiasis vulvovaginal tidak bereaksi.
H. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan
dapat meredakan beberapa gejala:
a) Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital
Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati
secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi,
diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme
penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina
dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu
lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan
panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina
lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan.bakteri.
Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan
seksual diobati pada saat.yang.sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang
dioleskan langsung ke vulva dan vagina. Pengobatan Umum Untuk Vaginitis &
Vulvitis
Jenis Infeksi Pengobatan
Jamur a. Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim, tablet
vagina atau supositoria)
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya
terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva ( sebaiknya gunakan sabun gliserin )
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada
vulva atau berendam dalam air dingin. Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan
disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin
per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan
memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat
pereda nyeri
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, usia, jenis kelamin , agama , pendidikan, pekerjaan, tanggal mrs , alamat dan
identitas penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh gatal pada daerah vagina, sering keputihan, banyaknya cairan
vagina yang keluar dan bau.
2) Riwayat kesehatan sekarang
4. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Gatal-gatal dan nyeri pada daerah vagina
2) Kesadaran : Compos metis kooperatif
3) Tanda-tanda vital : TD normal, nadi teraba normal, suhu tubuh meningkat
4) Kepala
Simetris dan pertumbuhan serta distribusi rambut normal, tidak ada nyeri tekan.
5) Muka atau wajah
Bentuk simetris, keadaan warna bervariasi dari keadaan normal hingga terlihat
pucat tergantung tingkat kesakitan.
6) Mata
Konjungtiva normal, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor dan mata terlihat
cekung.
7) Mulut
Bibir pasien terlihat pucat.
8) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi dan kelenjar tiroid
9) Dada
Pernafasan cepat, bentuk dada simetris, takikardi dan tidak ada suara ronchi.
10) Abdomen
Bentuk flat, teraba keras bila terjadi distensi pada daerah kandung kemih.
11) Genetalia
Ada keputihan, keluarnya cairan dari vagina, kemerahan akibat adanya infeksi.
Kaji cairan vagina yang keluar meliputi; warna, konsistensi, serta baunya.
12) Ekstremitas
Teraba hangat sampai panas karena biasanya pasien demam, kulit teraba kering
dan lecet.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Perencanaan
Diagnosa
NOC NIC
Nyeri berhubungan dengan a. Pain Level Pain Management
Indikator :
agen cidera biologis 1. Lakukan pengkajian
1) Mealporkan nyeri
nyeri secara
berkurang
2) Melaporkan lamanya komprehensif termasuk
nyeri dirasakan lokasi, karakteristik,
3) Tidak mengerang
durasi, frekuensi, kualitas
4) Ekspresi wajah releks
5) Pasien tidak mondar- dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi
mandir
6) Respiration rate dalam nonverbal dari
rentang normal ketidaknyamanan
7) Blood pressure dalam 3. Gunakan teknik
rentang normal komunikasi terapeutik
b. Pain Control
untuk mengetahui
Indikator :
1) Mampu mengontrol pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang
nyeri, (tahu penyebab
mempengaruhi respon
nyeri, mampu
nyeri
menggunakan teknik
5. Kontrol lingkungan yang
nonfarmakologis
dapat mempengaruhi
untukmengurangi nyeri,
nyeri seperti suhu
mancari bantuan)
ruangan, pencahayaan
2) Melaporkan bahwa nyeri
dan kebisingan
berkurang dengan
6. Kurangi faktor presipitasi
menggunakan
nyeri
manajemen nyeri 7. Pilih dan lakukan
3) Mampu mengenali nyeri,
penangan nyeri
D. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
kepada perawat untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan
dari pelaksanaan adalah membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
meliputi peningkatan kesehatan atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari
fasilitas yang dimiliki.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika
klien mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan. Selama perawatan atau pelaksanaan perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan klien. dan meprioritaskannya. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam
format yang telah ditetapkan institusi. Penatalaksanaan bisa dilakukan dengan cara
seperti berikut:
1. Menjelaskan pada klien tentang beberapa penyebab terjadinya keputihan adalah
jamur/bakteri (karena kurang bersih dalam menjaga kebersihan daerah kelamin),
atau adanya penyakit lain (tumor).
2. Menjelaskan kepada klien bahwa keputihan dapat terjadi itu secara normal atau
tidak normal. Keputihan yang normal yaitu keputihan yang terjadi pada saat
sebelum menstruasi, pada saat hamil, tetapi menjadi tidak normal jika
pengeluaran lendir secara berlebihan dan terus menerus, berbau dan biasanya
menimbulkan rasa gatal.
3. Menjelaskan kepada klien tentang beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kekambuhan dari keputihan adalah:
a. Menjaga kebersihan daerah genitalia dengan baik (cebok dari arah depa
n kebelakang dengan menggunakan sabun).
b. Mengganti celana dalam, gunakan celana dalam yang katun dan tipis se
rta mudah menyerap keringat.
c. Anjurkan kepada suami untuk ikut kontrol serta meminum obat yang
diberikan dokter agar tidak terjadi saling menularkan penyakit.
4. Menganjurkan kepada klien untuk kontrol secara rutin dan menghabiskan obat
yang diberikan dokter meskipun keluhan sudah berkurang.
A. Kesimpulan
Vaginitas adalah peradangan yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal
bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang
berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vagina
dikatakan tidak normal apabila jumlah cairan yang keluar sangat banyak, baunya
menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang keluar secara tidak normal
memiliki tekstur lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan cairan vagina atau
keputihan yang tidak normal cenderung berwarna kuning seperti warna keju, kuning
kehijauan bahkan kemerahan.
Sebenarnya di dalam vagina terdapat 95 % bakteri baik dan 5 % bakteri jahat atau
bakteri pathogen. Agar ekosisterm di dalam vagina tetap seimbang, dibutuhkan tingkat
keasaman ( pH balance ) pada kisaran 3,8 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut,
laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen mati.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi
pembaca yang mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.