Anda di halaman 1dari 17

11/21/2014

BIOFARMASETIKA

FIKRI ALATAS

PUSTAKA
SHARGEL, L., WU-PONG, S., YU, A.B. C., APPLIED BIOPHARMACEUTICS AND
PHARMACOKINETICS, FIFTH EDITION, MCGRAW-HILLS, 2005

AIACHE J. M., DEVISSAGUET J. PH. DAN GUYOT HERMANN A. M.,


BIOFARMASI : TERJEMAHAN WIDJI SOERATRI, EDISI KEDUA,
AIRLANGGAUNIVERSITY PRESS, SURABAYA, 1993.

SWARBRICK, J., BOYLAN, J.C., 1996. ENCYCLOPEDIA OF


PHARMACEUTICAL TECHNOLOGY, VOL. 2. BIOPHARMACEUTIS,
DEKKER, INC., NEW YORK AND BASEL MARCEL.

ABDOE, H.M., DISSOLUTION, BIOAVAILABILITY & BIOEQUIVALENCE,


MACK PUBLISHING COMPANY, EASTON, PENNSYLVANIA, 1989

1
11/21/2014

MATERI
Konsep Dasar Bioafarmasetika
Faktor-faktor formulasi yang mempengaruhi
absorpsi obat
Faktor anatomi, fisiologi, dan patologi rute
pemberian yang mempengaruhi absorpsi obat
Bioavailabilitas (BA) dan Bioekivalensi (BE)

Penilaian
UTS = 35%
UAS = 35%
Tugas = 20%
Kehadiran = 10%
Dosen :
Dr. Fikri Alatas, M.Si., Apt.

2
11/21/2014

Ilmu yang mempelajari tentang pengaruh


formulasi suatu sediaan obat, sedemikian
hingga obat dapat memberikan efek
farmakologi yang optimal

Biofarmasetika Farmaceutical availability


(ketersediaan farmasi) dan Bioavailabilitas
(ketersediaan hayati) suatu sediaan

3
11/21/2014

Mekanisme Kerja Obat

Secara Umum dibagi dalam 3 (tiga) tahap :

1.Fase Biofarmaseutik
2.Fase Farmakokinetika
3.Fase Farmakodinamika

Mekanisme Kerja Obat

Pemakaian Penghancuran sediaan obat, pelarutan bahan


berkhasiat (Fase Biofarmaseutik)

Absorbsi

Cadangan Distribusi Fase


Farmakodinamika

Ekskresi Biotransformasi

Fase Farmakokinetika

4
11/21/2014

Skema yang menggambarkan hubungan antara


obat, produk obat, dan efek farmakologik.

5
11/21/2014

Membrane structure

composition
Lipids lipid
Proteins
Lipoproteins
polysaccharides
Amino acids
Plasma proteins
Sugars
Lipid acid
Foods

6
11/21/2014

Transport mechanism

Trancellular Paracellular

Mekanisme Obat Melintasi Membran


(Transmembran)
1. Filtrasi (Pore transport)
Penembusan pasif melalui pori-pori(kanal) suatu membran. Tebal membran
(80-100) dan lebar pori-pori (7-10 ). Hanya molekul kecil yang bisa lewat
seperti ion Na+, urea, air, dan glukosa.
2. Difusi Pasif
Penembusan terjadi karena perbedaan konsentrasi kedua sisi membran,
tanpa memerlukan energi. Obat bergerak dari [ ]tinggi ke [ ]rendah.
Berdasarkan hukum difusi Ficks

Karena D,A,K, dan h konstan, maka permeability (P)

yang memiliki koefisien partisi tinggi lebih mudah melewati membran.


Obat yang bersifat asam dan basa lemah mudah mengalami ionisasi. Hanya
bentuk tidak terionisasi yang dapat menembus membran. Sebagian besar obat
proses transmembrannya melalui cara ini.

7
11/21/2014

Trancellular pathways
1- passive diffusion

Rate of diffusion
Physicochemical properties of
drugs
Drug in solution fluidGI Membrane
Concentration of drugs
Diffusio
n

Membrane

Blood

Mekanisme Obat Melintasi Membran


(Transmembran)
3. Transport aktif
Penembusan membran melalui suatu pembawa suatu enzim yang mrpk
bagian dari membran dan memerlukan energi dari pemecahan ATP. Obat
bergerak melawan gradient konsentrasi. Contoh : 5-fluorouracil

8
11/21/2014

Mekanisme Obat Melintasi Membran


(Transmembran)
4. Difusi dipermudah (Facilitated Diffusion)
Penembusan memerlukan pembawa, namun tidak memerlukan energi.
Perpindahan karena perbedaan konsentrasi.

Mekanisme Obat Melintasi Membran


(Transmembran)
Transport pada usus dengan pembawa (Carrier mediated intestinal transport)
Berbagai sistem pengangkut yang dimediasi pembawa terdapat pada
membran basolateral usus untuk absorpsi spesifik ion dan nutrien. banyak
obat diangkut dengan pembawa ini, karena strukturnya mirip dengan
substrat alami, seperti P-glycoprotein (Pgp) suatu protein transmembran
yang terdapat pada usus.

9
11/21/2014

Beberapa Pembawa di usus dan


contoh obat yang diangkut
Pengangkut Contoh obat
Amino acid transporter Gabapentin D-Cycloserine
Methyldopa Baclofen
L-dopa
Oligopeptide transporter Cefadroxil Cephradine

Cefixime Ceftibuten
Cephalexin Captopril
Lisinopril Thrombin inhibitor
Phosphate transporter Fostomycin Foscarnet
Bile acid transporter S3744
Glucose transporter p-Nitrophenyl- -D-
glucopyranoside
P-glycoprotein efflux Etoposide Vinblastine
Cyclosporin A
Monocarboxylic acid Salicylic acid Benzoic acid
transporter
Pravastatin

Mekanisme Obat Melintasi Membran (Transmembran)


6. Vesicular Transport
Proses penelanan partikel atau material oleh sel. Pinositosis dan fagositosis bentuk
vesicular transport yang berbeda jenis material yang ditelannya.
Pinositosis : penelanan zat terlarut atau cairan kecil
Fagositosis : Penelanan partikel besar atau makromolekul, biasanya oleh makrofag.
Selama pinositosis atau fagositosis membran sel terbuka dan mengelilingi partikel
dan menelannya, kemudian di dalam sel membentuk gelembung atau vakuola.
Co : vaksin sabin polio (pemberian oral)
Endocytosis

Pinocytosis phagocytosis transcytosis

Receptor mediated endocytosis

10
11/21/2014

Paracellular pathway

importanc
e For transport of ion ,sugars, amino
acid and peptides

Small hydrophilic molecules


200 Da molecule weight

11
11/21/2014

Tahap Utama Biofarmasetika


Obat(zat aktif) Dispersi Dispersi Zat aktif
+ padatan molekular dalam
Pembawa zat aktif zat aktif darah

Pelepasan Pelarutan Penyerapan


(Liberasi) (Disolusi) (Absorpsi)

12
11/21/2014

Faktor-faktor yang mempengaruhi


bioavailabilitas:
A. Sifat fisiko kimia zat aktif
1. Sifat fisik (polimorfisme, ukuran partikel, kelarutan dalam air,
koefisien partisi)
2. Sifat kimia ( garam, asam, basa, kompleksasi, tetapan
ionisasi)
B. Faktor formulasi sediaan
1. Jenis bentuk sediaan (tablet, kapsul, sirup, dll)
2. Zat pembantu (zat pengisi, penghancur, pengikat, pelincir, dll)
C. Faktor fisiologis
1. Rute pemberian obat
2. Luas permukaan kontak obat
3. Banyaknya pembuluh darah
4. Kemampuan melewati membran sel
5. Penundaan isi lambung, motilitas sal.cerna

Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif


Sifat Fisika
1. Sifat-sifat partikel dan serbuk
Densitas, laju alir pembuatan sediaan
Uk. Partikel, daya terbasahi, luas permukaan laju disolusi
Teknik pengecilan partikel: penggilingan(milling), dispersi padat
Griseofulvin, nitrofurantoin dan gol kortikosteroid kelarutannya
rendah. Penggerusan meningkatkan kelarutan
Penggilingan tll lama segregasi Disolusi turun
2. Kelarutan (solubility)
Kelarutan : Jumlah obat yang terlarut dalam bagian tertentu pelarut
dalam kesetimbangan
kelarutan merupakan faktor penentu dari absorpsi obat Sangat
mempengaruhi bioavailabilitas.
Semakin mudah larut mudah diabsorpsi
Profil pH-kelarutan : suatu grafik yang menggambarkan
kelarutan pada berbagai pH
pH saluran cerna bervariasi kelarutan obat berbeda
Hanya obat tidak terionisasi melewati membran
Co : streptomisin sulfat terionisasi hampir 100%, absorpsinya buruk

13
11/21/2014

Profil pH-Kelarutan
Profil pH-Kelarutan suatu obat basa sangat sukar larut
dalam air dengan pKa = 6,5

Bagaimana cara penentuan kelarutan obat ?

Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif


Sifat Fisika
3. Koefisien partisi

Kelarutan obat dalam oktanol


P = ------------------------------------------------
Kelarutan obat dalam air

Log P = logaritma koefisien partisi obat


dalam oktanol/air dalam keadaan netral.
Menunjukan sifat lipofilisitas obat
Pada proses transmembran
log P tinggi mudah melewati membran

14
11/21/2014

Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif


Sifat Fisika
4. Amorfisme & Polimorfisme
amorf :Struktur internal kristal tidak beraturan
L.permukaan besar disolusi meningkat.
Co : novobiosin amorf lebih baik dari bentuk kristal
Polimorf : struktur kimia sama, bentuk kristal
internal berbeda beda sifat fisika (kelarutan, TL,
densitas, dll)berbeda mempengaruhi disolusi, absorpsi,
efek terapi.
Co : kloramfenikol punya bentuk A (in aktif), bentuk B
dan C. Bentuk B lebih mudah larut.
5. Hidrasi dan Solvatasi
Bentuk Anhidrat & Asolvat lebih mudah larut dari
bentuk hidrat & solvat. Co : teofilin anhidrat lebih
mudah larut dari monohirat dan dihidratnya.
Ampisilin anhidrat lebih mudah larut daripada
ampisilin trihidrat

Perbandingan kadar kloramfenikol palmitat dalam darah setelah diberikan


suspensi dengan rasio bentuk dan pada dosis 1,5g

Persentase bentuk

15
11/21/2014

Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif


Sifat Kimia
1. Garam, Asam, Basa dan Tetapan ionisasi
Sebagian besar obat bersifat asam atau
basa lemah, sehingga mudah mengalami
ionisasi. Hanya bentuk tidak trionisasi yang
diabsorpsi.
Asam lemah :
Rasio ionisasi / tidak terionisasi = 10(pH-pKa)
Basa lemah :
Ratio tidak terionisasi / ionisasi = 10(pH-pKa)

Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif


Sifat Kimia
1. Garam, Asam, Basa dan Tetapan ionisasi
co : asam asetil salisilat (pKa = 3,0) dan efedrin
HCl (pKa = 10). Berapa ratio bentuk tidak
terionisasi/terionisasi keduanya pada pH 3 dan 7 ?

16
11/21/2014

Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif


Sifat Kimia
2. Kompleksasi
Kompleksasi disolusi meningkat co :
komplek antara asam benzoat dan kofein.
Kompleksasi disolusi menurun, co : komplek
antara ion Ca2+ dan tetrasiklin

17

Anda mungkin juga menyukai