Anda di halaman 1dari 4

Pintu kamar di sebuah rumah tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.

Tidak terlihat
apapun yang menjadi penyebab pintu itu terbuka. Di dalam kamar itu sendiri, terlihat seorang
pemuda yang tidur dengan sangat lelap, di samping ranjang tidurnya terdapat sebuah nakas
kecil yang diatasnya ada sebuah jam kecil yang menunjuk angka 2. Ada sebuah bingkai foto
yang berisi foto masa kecil pemuda itu dengan seorang wanita yang sebaya dengannya,
wajahnya sangat cantik dan mirip sekali dengan pemuda itu. Di dekat foto itu ada sebuah
buku catatan kecil yang terbuka dengan tulisan-tulisan pemuda itu di atasnya.
Buku itu tiba-tiba tertutup, dan terlempar dari nakas itu sehingga menyentuh lantai.
Mendengar suara benda yang jatuh, pemuda itu tersentak dari tidurnya. Matanya menjelajah
ke sekeliling ruangan kamar, dan menemukan pintu terbuka. Otaknya tidak langsung
mencerna apa yang sedang terjadi, dengan mata yang masih mengantuk pemuda itu hendak
turun dari ranjang untuk menutup pintu itu kembali, namun saat kakinyaingin menyentuh
lantai dan hendak berdiri, tiba-tiba tubuhnya oleng dan hampir jatuh kebawah. Dilihatnya
lantai tempat dia berpijak dan yang ditemuinya bukanlah lantai rumahnya. Bahkan tidak ada
lantai yang dilihatnya. Yang ada hanyalah warna hitam, kosong dan tidak ada apapun disana.
Perasaan yang tidak enak langsung menyeruak menyerang pemuda itu, sekali lagi matanya
menjulur melihat sekelilingnya dan semuanya sudah berubah. Pintu yang dia lihat terbuka
kini sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah kekosongan seperti seakan dia sedang terawang-
awang diruangan angkasa.
Pemuda itu menaikkan semua kakinya kembali ke atas ranjang. Kepalanya berputar
menyaksikan sekelilingnya yang tiba-tiba berubah menjadi kosong dan hitam. Tidak ada
apapun disana selain pemuda itu dengan ranjang tempat dia duduk sekarang. Bahkan nakas
yang berisi foto dan buku catatannya pun tidak terlihat.
Belum selesai dengan fikirannya dengan apa yang terjadi, lagi-lagi dia dibuat terkejut
dengan ranjangnya yang tiba-tiba bergetar, seperti sedang gempa bumi. Lalu getaran itu
semakin kuat, semakin kuat dan lalu berputar. Pemuda itu memegang apapun yang dia raih
dengan sekuat tenaga. Perlahan getaran itu mulai hilang dan mulai berhenti berputar.

Anda mungkin juga menyukai