Anda di halaman 1dari 60

MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi adalah era yang sedang dihadapi oleh setiap bangsa pada saat ini dan
merupakan era di mana dunia menjadi terbuka dan ini menuntut kesiapan sumber daya manusia
untuk semakin sadar akan adanya keterbukaan juga menuntut kesadaran akan hak dan
kewajibannya sebagai insan berbudaya. Pengaruh budaya global tersebut secara disadari maupun
tidak, pada suatu saat akan sampai kepada setiap bangsa di dunia, tidak terkecuali bangsa
Indonesia. Oleh karenanya, apapun unsur yang terkandung di dalam era global tersebut menuntut
kesiapan suatu bangsa dalam menghadapinya, khususnya kesiapan sumber daya manusianya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Manajemen sumberdaya manusia ?
2. Seleksi sumberdaya manusia?
3. Memelihara sumberdaya manusia ?
4. Kompensasi dalam sumberdaya manusia?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian manajemen sumber daya manusia
adalah serangkaian kegiatan pengelolaan dan pengorganisasian dari fungsi sumber daya manusia
dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
Fungsi manajemen sumber daya manusia
Manajmen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi penting yang sangat berpengaruh
terhadap efektifitas perjalan organisasi. Adapun beberapa fungisinya sebagai berikut :
Fungsi perencanaan
Fungsi ini terkait dengan memperkirakan kebutuhan sumberdaya manusia baik secara kualitas
maupun secara kuantitas sesuai dengan strategi organisasi.
Fungsi pengadaan
Fungsi ini terkait dengan proses mengadaan sumberdaya manusia untuk memenuhi kebutuhan
organisasi baik saat sekarang maupun yang akan datang.
Fungsi pelatihan dan pengembangan
Fungsi ini terkait dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi berbagai
tantangan dan perubahan yang dihadapi organisasi dalam merespon kebutuhan dan perubahan
selera konsumen.
Fungsi kompensasi
Fungsi ini terkait dengan feedback yang diberikan kepada karyawan atas kontribusi yang
diberiakan dalam upaya mengembangkan organisasi.
Fungsi maintenance
Merupakan fungsi dalam sumberdaya manusia yang bertujuan untuk memelihara karyawan
supaya tetap tinggal dalam organisasi.

Tujuan manajemen sumberdaya manusia


Manajemen sumberdaya manusia memiliki berbagai tujuan sebagai berikut :
Tujuan organizational
Tujuan ini terkait dengan fungsi manajemen sumberdaya manusia sebagai pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya manusia organisasi.
Tujuan sosial
Pengelolaan sumberdaya manusiaakan member dampak positif terhadap kesejahteraan sosial
melalui pemanfaatan tenaga local untuk mengisi lowongan kerja.
Tujuan fungsional
Tujuan ini terkait dengan kontribusi departemen sumberdaya manusia pada setiap departemen
dalam organisasi, yaitu dengan menyediakan sumberdaya manusia sesuai yang dibutuhkan setiap
departemen.
Tujuan personalia
Tujauan ini terkait dengan kepentingan setiap individu daam organisasi.1[1]
B. Seleksi Sumber Daya Manusia
Setelah perusahaan memperoleh tenaga kerja yang diharapkan, tindakan berikutnya
adalah melakukan penyeleksian terhadap tenaga kerja yang diterima. Proses seleksi merupakan
penyaringan pelamar pekerjaan untuk memastikan apakah calon yang akan dipekerjakan tersebut
merupakan calon yang dianggap paling tepat. Proses ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
tenaga kerja yang diterima lamarannya belum tentu sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan.
Proses seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan
sebuah organisasi. Oleh karena itu, seleksi harus didasarkan pada tolak ukur (standart) yang
jelas. Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa dasar kebijaksanaan dalam mengadakan
seleksi pegawai adalah sebagai berikut; mengadakan seleksi dengan cara yang paling efektif dan
dengan biaya serendah- rendahnya untuk mendapatkan tenaga kerja yang sebaik- baiknya.
Karena proses seleksi merupakan kegiatan yang kompleks, maka organisasi perlu
mempertimbangkan kendala- kendala yang umumnya akan dihadapi pada pelaksanaan proses
seleksi. Proses seleksi calon pegawai pada umumnya akan mengikuti tahapan- tahapan seperti
berikut:
a. Lamaran kerja masuk
b. Pemeriksaan berkas lamaran
c. Isi ulang formulir
d. Tes pekerjaan
e. Wawancara seleksi
f. Pemeriksaan latar belakang
g. Tes kesehatan
h. Wawancara mendalam
i. Keputusan penerimaan
j. Orientasi dan penempatan
Walaupun terdapat tahapan proses seleksi yang panjang, namun ada beberapa organisasi yang
tidak menggunakan tahapan tersebut secara penuh. Misalnya untuk pekerja sebagai dosen
sebagian Perguruan Tinggi tidak menggunakan tes kesehatan untuk memilih calon dosen.
Sebaliknya, untuk menjadi seorang perwira TNI dan ABRI, tes kesehatan merupakan keharusan
agar calon dapat bekerja secara lebih baik.
Beberapa jenis tes formal berikut ini dapat digunakan organisasi untuk memilih calon
pegawai yang akan dipekerjakan. Pada umumnya, tes- tes yang dikembangkan ini berfokus pada
bakat yang dimiliki calon pekerja yang berhubungan dengan keahlian- keahlian.
a. Tes kecerdasan umum

1
b. Tes kecakapan
c. Tes bakat
d. Tes kepribadian/ psikologi
Selain menggunakan tes biasanya juga dengan wawancara. Wawancara merupakan proses
seleksi yang mempertemukan pewawancara dengan calon pegawai yang akan diwawancarai
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan diadakannya wawancara itu adalah untuk
mengetahui apakah calon pegawai itu memenuhi persyaratan kualifikasi yang telah ditentukan
atau tidak. Segala kemungkinan penyimpangan bisa saja ditemukan dalam proses wawancara
apabila pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan oleh pewawancara menyangkut hal- hal yang
belum dikuasai dan diingat oleh calon pekerja, akan tetapi terlanjur memasukkannya dalam surat
lamaran.
Empat jenis wawancara berikut ini dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan dari
wawancara;
a. Wawancara tersrtuktur
b. Wawancara situasional
c. Wawancara tidak langsung
d. Wawancara panel2[2]
C. Pemeliharaan sumberdaya manusia
Pemeliharaan SDM adalah usaha untuk menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan
dari berbagai tekanan pekerjaan sehingga karyawan betah diperusahaan. Karena kalau karyawan
tidak mendapat pemeliharaan yang baik akan berakibat pada penurunan produktifitas karyawan
yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap produktifitas perusahaan.
Tujuan pemeliharaan, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari usaha memelihara
karyawan, antara lain :
1. Menumbuhkan loyalitas dan komitmen kerja.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan
3. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya
5. Meningkatkan produktifitas keja karyawan
Metode pemeliharaan, dalam melaksanakan program pemeliharaan karyawan ada banyak
cara yang dapat dipergunakan agar pelaksanaanya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Adapun metode-metode pemeliharaan antara lain:
1. Metode komunikasi, merupakan faktor penting untuk menyampaian gagasan gagasan serta
keluhan keluhan karyawan terhadap kebijakan dalam organisasi.
2. Metode insentif, pemberian insentif yang adil dan layak menjadi factor penting dalam program
pemeliharaan karyawan.
3. Metode keselamatan dan kesehatan, merupakan factor penting bagi karyawan untuk dapat
bekerja dengan tenang, sehingga menjaga keselamatan dan kesehatan kerja menjadi kewajiban
standar yang harus di miliki perusahaan.
4. Metode kesejahteraan, metode lain untuk mempertahankan dan memelihara karyawan adalah
peningkatkan kesejahteraan karyawan. Pemberian kesejahteraan yang diberikan karyawan bisa
berbentuk financial maupun non financial.
Asas pemeliharaan karyawan, untuk memcapai tujuan yang diinginkan yaitu untuk
mempertahankan karyawan, maka program-program pemeliharaan harus memenuhi asas berikut

2
ini: asas manfaat dan afisiensi, asas kebutuhan dan kepuasan, asas keadilan dan kelayakan, asas
legal formal, asas kemapuan perusahaan.3[3]
D. Kompensasi sumberdaya manusia
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada
karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan
perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Tujuan kompensasi :
1. Memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan.
2. Mempertahankan karyawan yang sudah ada
3. Menjamin keadilan
4. Menghargai perilaku yang diinginkan
5. Mengendalikan biaya-biaya
6. Memenuhi peraturan-peraturan legal
Factor yang mempengaruhi kompensasi antara lain : pasar tenaga kerja, kemapuan dan
kesediaan perusahaan untuk membayar, produktifitas, serikat kerja, posisi / jabatan, aturan
pemerintah.
Jenis kompensasi : kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung, kompensasi
langsung merupakan penghargaan yang langsung diterima karyawan dalam bentuk uang seperti
gaji, upah insentif, bonus. Sedangkan kompensasi tidak langsung meliputi semua imbalan
financial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung, penggolongan kompensasi tidak
langsung yaitu pembayaran upah untuk waktu tidak bekerja, perlindungan ekonomis terhadap
bahaya, program pelayanan karyawan, pembayaran kompensasi tetap secara legal.4[4]

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Pengertian manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolaan dan
pengorganisasian dari fungsi sumber daya manusia dalam rangka untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif.
2. seleksi merupakan penyaringan pelamar pekerjaan untuk memastikan apakah calon yang akan
dipekerjakan tersebut merupakan calon yang dianggap paling tepat
3. Pemeliharaan SDM adalah usaha untuk menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan dari
berbagai tekanan pekerjaan sehingga karyawan betah diperusahaan. Karena kalau karyawan
tidak mendapat pemeliharaan yang baik akan berakibat pada penurunan produktifitas karyawan
yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap produktifitas perusahaan.
4. Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada
karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan
perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan

4
DAFTAR PUSTAKA
Wahibur Rokhman, Manajemen Sumberdaya Manusia, Nora Art, kudus
Sri Budi Cantika Yuli, Manajemen Sumber Daya Manusia, Malang, Universitas Muhammadiyah
Malang, 2005

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
@

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen mata kuliah Pengantar
Binis yaitu Pengelolaan Sumber Daya Manusia Era globalisasi adalah era yang
sedang dihadapi oleh setiap bangsa pada saat ini dan merupakan era di mana dunia
menjadi terbuka dan ini menuntut kesiapan sumber daya manusia untuk semakin
sadar akan adanya keterbukaan juga menuntut kesadaran akan hak dan
kewajibannya sebagai insan berbudaya. Pengaruh budaya global tersebut secara
disadari maupun tidak, pada suatu saat akan sampai kepada setiap bangsa di dunia,
tidak terkecuali bangsa Indonesia. Oleh karenanya, apapun unsur yang terkandung
di dalam era global tersebut menuntut kesiapan suatu bangsa dalam
menghadapinya, khususnya kesiapan sumber daya manusianya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana sejarah Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia?
3. Bagaimana pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia?
4. Bagaimana proses tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia?
5. Bagaimana peran dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Mengetahui pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Mengetahui proses tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Mengetahui peran dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Tinjauan Mengenai Pengelolaan Sumber Daya
Manusia

1. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pengelolaan sumber daya manusia dalam istilah lain sering disebut:personal
managementresources administrationBeberapa istilah tersebut dalam bidang pendidikan
merupakan salah satu substansi dari manajemen pendidikan. Untuk memperjelas konsep
pengelolaan sumber daya manusia, perlu kiranya penulis menampilkan beberapa pandangan dari
para pakar sebagai berikut.

Edwin B. Flippo (1984)


menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya manusia merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk
mencapai tujuan atau sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
2. Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia pada dasarnya merupakan deskripsi dari administrasi atau
manajemen pendidikan dengan proses administrasi atau manajemen pendidikan yang didesain
untuk saling berkaitan antara tujuan individu maupun organisasi. Menurut Castetter
(1981:3)proses administrasi atau manajemen tersebut meliputi planning, recruitment, selection,
induction, appraisal, development, compensation, bargaining, security, continuity, and
information. Sedangkan Randall (1987:29) fungsi-fungsi tersebut ke dalam proses sumber daya
manusia yang meliputi training.manusia di atas dapat dipahami bahwa suatu pengelolaan
sumber daya manusia merupakan suatu proses yang berhubungan dengan
emplementasi indikator fungsi-fungsi pengelolaan atau manajemen yang berperan penting dan
efektif dalam menunjang tercapainya tujuan individu, lembaga, maupun organisasi atau
perusahaan.Bagi suatu organisasi, pengelolaan sumber daya manusia
menyangkut keseluruhan urusan organisasi dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu seluruh
komponen atau unsur yang ada di memfokuskan pada perencanaan yang menyangkut
penyusunan staff, penetapan program latihan jabatan dan lain sebagainya. Hal ini perlu dilakukan
untuk mengantisipasi perkembangan jangka pendek dan jangka panjang dari suatu organisasi
tersebut, khususnya yang
menyangkut kesiapan sumber daya manusianya. Alasan lainnya adalah bahwa suatu pengelolaan
sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak dapat terlepas dari lingkungan internal
maupun eksternal, yang pada suatu saat akan dapat mempengaruhi keberadaan organisasi
tersebut

Perusahaan keluarga sejatinya adalah pertemuan antara dua institusi sosial, yakni institusi bisnis
dan keluarga. Keduanya memiliki nilai-nilai dan tujuan yang bertolak belakang. Hubungan
dalam bisnis bersifat rasional, sementara dalam keluarga bersifat emosional. Keanggotaan
keluarga berdasarkan pada faktor keturunan dan berlangsung nyaris tanpa batas waktu.
Sementara keanggotaan dalam bisnis didasarkan pada kompetensi dan hanya berlangsung dalam
jangka waktu tertentu. Fungsi utama keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan serta
menumbuhkan rasa kepedulian dan kasih sayang bagi para anggotanya. Sementara fungsi utama
dari bisnis adalah untuk menghasilkan produk serta keuntungan finansial melalui struktur,
sistem, dan proses yang terencana dan terorganisir. Kontradiksi nilai-nilai dan tujuan dari
keluarga dan bisnis ini sering mempengaruhi efektifitas pengelolaan sumber daya manusia
(SDM) dalam perusahaan keluarga.

Seperti diketahui, perencanaan SDM dalam sebuah perusahaan mencakup kebijakan seperti
rekrutmen dan seleksi, kompensasi, penilaian kinerja, pengembangan karir, serta pelatihan dan
pengembangan. Namun dalam perusahaan keluarga, faktor hubungan emosional keluarga
acapkali berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan tersebut. Akibatnya praktek nepotisme
tumbuh subur.

Dalam hal rekrutmen dan seleksi, seringkali anggota keluarga merasa berhak untuk menjadi
bagian dari perusahaan. Dengan alasan sulitnya mendapat pekerjaan, mereka meminta pekerjaan
dalam perusahaan tanpa mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki dengan alasan prinsip-
prinsip keluarga yang mengharuskan anggota keluarga untuk saling membantu tanpa syarat.
Padahal demi kemajuan perusahaan, jelas diperlukan individu-individu yamg mumpuni, yang
untuk memenuhinya seringkali harus direkrut dari luar perusahaan keluarga. Perekrutan individu-
individu yang tidak kompeten dalam jumlah terlalu banyak ini tentu saja akan mengancam
kinerja dan bahkan eksistensi perusahaan.

Kompensasi yang diberikan pada anggota keluarga sering didasarkan pada prinsip dan kriteria
yang mencampuradukkan urusan keluarga dan bisnis. Kondisi menjadi lebih buruk manakala
kompensasi yang diberikan tidak seimbang dengan kontribusi yang dituntut. Akan muncul rasa
ketidakadilan, yang pada gilirannya bakal merusak salah satu pilar budaya perusahaan, yaitu
perlunya kepercayaan. Rendahnya kepercayaan akan mempengaruhi iklim perusahaan,
mempengaruhi kepuasan kerja, motivasi, dan kinerja.

Dalam hal penilaian kinerja, perusahaan keluarga acapkali mengalami kesulitan tatkala mereka
mencoba mengevaluasi anggota-anggota keluarga dekat yang bekerja dalam perusahaan. Konsep
penilaian kinerja dalam konteks institusi keluarga sungguh absurd. Status seorang individu dalam
sebuah keluarga ditentukan oleh siapa dia ketimbang apa yang telah ia lakukan. Sementara
penilaian kinerja dalam institusi bisnis ditentukan oleh sejauh mana kontribusi seorang karyawan
bagi kemajuan perusahaan. Bila seorang pemimpin atau pendiri perusahaan keluarga harus
menilai kinerja anggota keluarganya, hasil penilaian berpotensi mengalami bias. Kesulitan
pendiri dalam membuat penilaian semacam ini diperburuk oleh masalah informasi. Masalah akan
muncul manakala karyawan non-keluarga menutup-nutupi ketidakkompetenan anggota keluarga,
umpamanya demi mengamankan posisi atau pekerjaannya.

Pemimpin perusahaan keluarga juga acap menemui kesulitan dalam menentukan pelatihan dan
pengembangan bagi anggota keluarga dalam hal memisahkan kepentingan individu dan
kepentingan bisnis. Dari sudut pandang keluarga, pelatihan terhadap anggota keluarga harus
berfokus pada apa yang terbaik bagi anggota keluarga tersebut secara individu, lepas dari
kebutuhan perusahaan. Sementara dari sudut pandang perusahaan, pelatihan harus menekankan
pada pengalaman pembelajaran yang akan meningkatkan kemampuan individu untuk mencapai
tujuan organisasi. Sering terjadi, kebutuhan pelatihan dan pengembangan individu anggota
keluarga tidak selaras dengan kebutuhan pelatihan dan pengembangan organisasi. Akibatnya,
sumber daya menjadi terbuang sia-sia, sementara kinerja perusahaan tidak mengalami perubahan
berarti.

Buruknya manajemen SDM dalam perusahaan keluarga sudah tentu menimbulkan dampak
negatif seperti pecahnya konflik, situasi kerja yang tidak kondusif, berkembangnya aneka intrik,
dan tingginya tingkat perputaran karyawan. Kesemuanya bakal berujung pada buruknya kinerja
perusahaan.

Lantas usaha-usaha apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah di atas? Ada
sejumlah hal yang dapat dilakukan. Dalam hal seleksi anggota keluarga yang akan bekerja dalam
perusahaan, pemimpin perusahaan keluarga hendaknya hanya menerima mereka berdasarkan
prinsip-prinsip bisnis semata. Hanya anggota keluarga yang memiliki kompetensi yang relevan
yang akan diterima bekerja dalam perusahaan.

Kompensasi bagi anggota keluarga yang juga harus lebih didasarkan pada nilai-nilai bisnis
ketimbang nilai-nilai keluarga. Yang perlu ditekankan, tidak ada formula kompensasi tunggal
untuk setiap perusahaan keluarga. Setiap perusahaan harus mendesain sendiri sistem
kompensasinya untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan perusahaan dan keluarga dalam
pengertian yang luas.

Dalam menilai kinerja, anggota keluarga yang bekerja di perusahaan harus dievaluasi
berdasarkan pada profesionalisme, seperti halnya karyawan non keluarga. Untuk mengatasi
potensi konflik akibat benturan antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai bisnis, penilaian
terhadap kinerja anggota keluarga harus mencakup opini dari para bawahan, rekan kerja, dan
atasan. Profesional non keluarga juga harus diberi peluang serta kebebasan penuh dalam menilai
kinerja anggota keluarga. Hal ini untuk menghindari bias akibat penilaian yang hanya dilakukan
oleh pemilik atau pemimpin perusahaan keluarga.

Adalah penting untuk membuat perencanaan bagi pengembangan karir anggota keluarga dalam
perusahaan. Jalur karir bagi anggota keluarga harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan secara
keseluruhan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap anggota keluarga yang
bekerja di perusahaan yang minat dan kebutuhannya tidak sesuai dengan tujuan perusahaan harus
mempertimbangkan kembali status kekaryawanannya di perusahaan. Namun mereka dapat diberi
kesempatan untuk memperoleh status kepemilikan, mengklaim bagian aset keluarga untuk
diinvestasikan guna mengejar tujuan profesional mereka di luar perusahaan. Besarnya
kepemilikan terhadap aset keluarga ini ditentukan berdasarkan nilai-nilai keluarga.
Banyak yang berfikir perusahaan akan bisa melejit dengan kencang dengan keuntungan sebesar
besarnya, tapi taukah anada dibalik itu semua kita membutuhkan managemen yang tidak muadah
terlebih managemen pengelolaan karyawan ,
Berikut adalah trik pengelolaan sumber daya manusia sebagai karyawan
perusahaan kita :

1. Visi dan misi


Dengan visi dan misi yang jelas akan mempermudah dalam pehaman dan adaptasi seorang
karyawan dalam perusahaan kita, karena karyawan terutama karyawan baru kita adalah seornag
yang baru dalam ruang lingkup perusaan kita
2. System gaji
Kita bisa membuat jenjang gaji yang relefan denagn system karyawan terlama dan jabatan
tertinggi mendapat gaji tertinggi dan karyawan baru denagan jabatan terendah mendapat gaji
terendah
3. SOP
Dengan adanya SOP membuat karyawan teritama karyawan baru bisa lebih paham mana
peraturan yang tidak boleh dilanggar dan mana sebuah peraturan yang merupakan keharusan dan
kewajiban
4. Penghargaan dan hukuman
Agar terhindar dari rasa iri maka sitem ini layak diberlakuakn sipaya karyawan berkinerja baik
memperoleh penghargaan dan karyawan berelektabilitas rendah mendapat haukuman
5. Kesejahteraan
Ini bisa sebagai simultan untuk memacu karyawan kita bisa lebih baik lagi dalam kinerjanya.
6. Regenerasi
System ini layak diperhitungkan agar perusahaan kita punya generasi penerus yang mumpuni
dan puny aide ide segar yang membwa dampak positif pada perusahaaan kita
7. Struktur organisasi
Perlu diprhitungkan untuk membuat stuktur organisasi perusahaan agar terhindar dari tumpang
tindih pekerjaan. Lebih lanjut Menurut (Sondang P. Siagian, 1999:133) menjelaskan bahwa
langkah-langkah dalam proses seleksi minimal ada delapan langkah, yaitu:
a. penerimaan surat lamaran,
b. penyelenggaraan ujian,
c. wawancara seleksi,
d. pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat
referensinya,
e. evaluasi kesehatan,
f. wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan
langsungnya,
g. pengenalan pekerjaan
h. keputusan atas lamaran.
Sedangkan tentang isi langkah-langkah seleksi, menurut yang
didasarkan pada hasil riset tentang reaksi pelamar dalam prosedur
seleksi menunjukkan bahwa pelamar lebih menyukai proses yang
melibatkan mereka dalam kegiatan yang benar-benar berkaitan
dengan lowongan pekerjaan. Bagi pelamar, simulasi dan contoh kerja
biasanya dianggap lebih relevan daripada tes kognitif tertulis dan
analisis tulisan tangan misalnya, dan mungkin karena alasan ini,
pelamar menganggap cara seperti itu lebih adil. Pelamar mungkin
bereaksi negatif terhadap wawancara yang dilakukan secara buruk.
Pertanyaan diskriminatif atau menyerang jelas menimbulkan kesan
negatif. Demikian juga pertanyaan dangkal dan tak berkaitan dengan
masalahnya.
Untuk itulah dalam upaya mendapatkan berbagai informasi
untuk meramalkan performasi, organisasi seharusnya mengupayakan
berbagai alat seleksi dari yang biasa dipakai dan yang tidak biasa
dipakai

Dalam hal ini menurut


Umi Sukamti (1989:164) ada empat standar yang dapat digunakan organisasi dalam proses
seleksi, yaitu:
(a) relevansi, yaitu sejauhmana alat seleksi dapat mencerminkan
sampel yang representatif dari pekerjaan;
(b) reliabilitas, yaitu sejauhmana suatu alat seleksi memberikan hasil yang sama apabila dipakai
dalam waktu yang tidak sama atau oleh orang yang berbeda;
(c) validitas, yaitu hubungan statis antara skor-skor pada alat seleksi
dengan kriteria atau ukuran performasi pekerjaan;
(d) factor keadilan yaitu setiap alat seleksi harus dinilai standar keadilannya yang mana
kecenderungan alat ini memperlakukan dan memberi kesempatan sama kepada semua
pelamar untuk mendapatkan pekerjaan. Dari berbagai penjelasan dan konsep mengenai seleksi
tersebut,
apabila dilakukan dengan prosedur yang benar dan didukung dengan
sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh setiap organisasi akan
dapat terpenuhi. Karena prosedur yang benar dalam melakukan
seleksi ini akan mempunyai dampak positif bukan saja bagi
perusahaan tetapi juga bagi para pelamar pekerjaan yang diseleksi.
Bagi perusahaan keuntungan yang dapat diperoleh adalah mudah
Sedangkan keuntungan bagi para pelamar adalah dapat merasa
puas dan tidak menimbulkan kecurigaan-kecurigaan dalam proses
seleksi. Pelamar akan merasakan adanya sikap dan tindakan yang
fair dari perusahaan atau organisasi penyelenggara seleksi, sehingga
apabila pelamar mengalami kegagalan dalam seleksi, mereka akan
dapat merasakan kepuasan atau paling tidak dapat mengadakan
introspeksi diri bahwa mereka belum dapat memenuhi standar yang
ditentukan oleh perusahaan atau organisasi untuk bekerja.
Seangkan bagi para pelamar yang dapat lolos dalam seleksi,
tentunya mereka diharapkan dapat bekerja sesuai dengan
menampilkan seluruh potensi yang dimilikinya, baik itu berupa
pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, minat, kesukaan, dan
kepribadiannya bagi kepentingan dan tujuan perusahaan atau
organisasi tempat mereka bekerja.

Kesimpulan
Setelah mencermati latar belakang permasalahan dan
pembahasan mengenai pengelolaan sumber daya manusia,
khususnya yang berkenaan dengan aspek rekrutmen dan seleksi,
maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan:

1. Pengelolaan sumber daya manusia adalah merupakan aspek


yang sangat penting dalam proses pendidikan secara umum.
Oleh karena itu fungsi-fungsi dalam pengelolaan sumber
daya manusia harus dilaksanakan secara optimal sehingga
kebutuhan yang menyangkut tujuan individu, perusahaan,
organisasi ataupun kelembagaan dapat tercapai. Disamping itu
dengan prosedur pengelolaan sumber daya manusia yang baik
diharapkan kekurangan dan problem yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia, yaitu yang terkait dengan kemampuan daya saing
dapat teratasi.
2. Rekrutmen yang merupakan upaya untuk menghasilkan suatu
pool pelamar kerja untuk ditempatkan pada posisi pekerjaan
yang lowong diperoleh melalui sumber eksternal maupun internal.
Rekrutmen harus diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan, individu pelamar dan masyarakat. Kebutuhan
individu dalam rekrutmen ini mempunyai dua aspek, yaitu
menarik calon pelamar dan mempertahankan karyawan yang
diinginkan. Untuk melakukan rekrutmen hendaknya perusahaan
benar-benar mempertimbangkan pelamar yang benar-benar
memiliki potensi yang unggul dan memenuhi persyaratan serta
harus disesuaikan dengan jumlah yang diperlukan sehingga orang
yang terpilih benar-benar sesuai dengan pekerjaanya.

Penutup
Demikian artikel yang saya buat mengenai Perusahaan Bisnis, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Saya harap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi seluruh pembacanya.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi bisnis. Setiap
organisasi bisnis membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten dalam
menggerakkan roda operasional perusahaan. Perusahaan harus mampu memilih sumber daya
manusia yang dapat berperan aktif secara efektif dan efisien. Untuk mampu memilih SDM yang
berkualitas dan sesuai kualifikasi perusahaan diperlukan adanya pengelolaan/ manajemen
sumber daya manusia.
Setiap aktivitas MSDM membutuhkan pemikiran dan pemahaman tentang apa yang akan
berhasil dengan baik dan apa yang tidak. Dalam sebuah lingkungan dimana tantangan angkatan
kerja terus berubah, hukum berubah, dan kebutuhan-kebutuhan dari pemberi kerja juga berubah,
maka MSDM harus terus berubah dan berkembang. Daya Konsep yang mendasarinya bahwa
setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
MSDM diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi.
Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai
tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya
perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara
karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat. MSDM membicarakan potensi
besar tenaga kerja manusia yang merupakan motor penggerak faktor-faktor penunjang kegiatan
manajemen yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin melalui sinergi dengan lingkungan. Tidak
bias dipungkiri, perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan antara lain:
1.2.1 Apa yang dimaksud pengelolaan sumber daya manusia?
1.2.2 Apa tujuan dari pengelolaan sumber daya manusia?
1.2.3 Bagaimana model pengelolaan sumber daya manusia?
1.2.4 Bagaimana proses pengelolaan SDM dalam sebuah organisasi?
1.2.5 Bagaimana arti penting pengelolaan sumber daya manusia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari pengelolaan sumber daya manusia.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari pengelolaan sumber daya manusia.
1.3.3 Untuk mengetahui model pengelolaan sumber daya manusia.
1.3.4 Untuk mengetahui proses pengelolaan SDM dalam sebuah organisasi.
1.3.5 Untuk mengetahui arti penting pengelolaan sumber daya manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)
bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi
sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi,
sosiologi, dll.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem
perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara
langsung sumber daya manusianya.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau
dalam bahasa inggris disebut HRD atau Human Resource Department. Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya
manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara
langsung sumber daya manusianya.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para
ahli:
a. Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
b. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga
menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia,
pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.
c. Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan,
pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk
mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan-tujuannya.
d. Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan
pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
e. Menurut Mutiara S. Panggabaean
Kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi
pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan.
Sedangkan dari sisi pekerja
meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan
pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian
pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan
dan masyarakat.
2.2 Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi.Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang
efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau
dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
a. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal
suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun
demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber
daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan
sumber daya manusia.
b. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
c. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap
organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan
masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.
d. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan
yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan
harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.
Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan
karyawan dapat meninggalkan organisasi.

2.3 Model Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Di dalam memahami berbagai permasalahan pada manajelen sumber daya manusia
dan sekaligus dapat menentukan cara pemecahannya perlu diketahui lebih dahulu model-model
yang digunakan oleh perusahaan kecil tidak bias menerapkan model yang biasa digunakan oleh
perusahaan besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam perkembangan model- model ini
berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tuntutannya.
Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia ada 6 (enam) model
manajemen sumber daya manusia yaitu:
a. Model Klerikal
Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah memperoleh
dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi
departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi berbagai
peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.
b. Model Hukum
Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekutannya dari keahlian di bidang
hukum. Aspek hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan perburuhan, di
masa negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok disebabkan adanya
hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.
c. Model Finansial
Aspek finansial manajemen sumber daya manusia belakangan ini semakin berkembang karena
para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia ini meliputi
biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pensiun, asuransi jiwa, liburan
dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang yang semakin komplek ini
merupakan penyebab utama mengapa para manajer sumber daya manusia semakin meningkat.
d. Model Manajerial
Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya manusia
memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas. Versi kedua
manajer ini melaksanakan beberapa fungsi sumber daya manusia. Departemen sumber daya
manusia melatih manajer lini dalam keahlian yang diperlukan untuk menangani fungsi-fungsi
kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja dan pengembangan. Karena
karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan manajer mereka sendiri disbanding
dengan pegawai staf, maka beberapa departemen sumber daya manusia dapat menunjukan
manajer lini untuk berperan sebagai pelatih dan fasilitator.
e. Model Humanistik
Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk untuk
mengembangkan dan membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia di dalam
organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan
membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir.
Model ini menggabarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan pengembangan
karyawan mereka.
f. Model Ilmu Perilaku
Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi
merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya adlah bahwa sebuah pendekatan
sains terhadap perilaku manusia dapa diterapkan pada hampir semua permasalahan sumber daya
manusia bidang sumber daya manusias yang didasarkan pada prinsip sains meliputi teknik
umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta manajemen karir.

2.4 Proses Pengelolaan SDM dalam Sebuah Organisasi


Proses manajemen sumber daya manusia adalah segala proses yang berkaitan dengan upaya
yang dilakukan dari mulai perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan
kontrak kerja, penempatan tenaga kerja, hingga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna
menempatkan dan tetap memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi tertentu serta
bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja tersebut.
Secara garis besar proses manajemen SDM dibagi ke dalam lima bagian fungsi utama yang
terdiri dari:
a. Perencanaan Sumber daya manusia ( Human Resource Planning )
Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan dan
memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang diperlukan bagi organisasi perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Paling tidak, ada beberapa langkah strategis sehubungan dengan
perencanaan sumber daya manusia, diantaranya:
Langkah Pertama
Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan perencanaan SDM sudah
semestinya merupakan representasi dan refleksi dari keseluruhan rencana strategis perusahaan.
Artinya, kualifikasi sumber daya manusia yang nantinya dirumuskan sudah semestinya
memenuhi kriteria sebagaimana yang disyaratkan dalam perencanaan strategis perusahaan secara
keseluruhan, serta terintegrasi dengan bagian-bagian perusahaan lainnya.
Langkah Kedua
Analisa dari kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja. Langkah ini merupakan
upaya pemahaman atas kualifikasi kerja yang diperlukan untuk pencapaian rencana strategis
perusahaan. Pada tahap ini ada tiga hal yang biasanya dilakukan,antara lain:
- Analisis jabatan (job analysis),merupakan persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang
diperlukan serta kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan untuk mampu menjalankannya.
- Deskripsi jabatan (job description), meliputi rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga
kerja tersebut.
- Spesifikasi jabatan (job specification ), merupakan rincian karakteristik atau kualifikasiyang
diperlukan bagi tenaga kerja yang dipersyaratkan.
Langkah Ketiga
Analisa ketersedian tenaga kerja. Langkah ini merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah
tenaga kerja beserta kualifikasinya yang ada dan diperlukan bagi perencaan perusahaan di masa
yang akan datang. Termasuk di dalam langkah ini adalah berapa jumlah tenaga kerja yang perlu
di promosikan, ditransfer, dan lain sebagain, berdasarkan evaluasi kegiatan perusahaan dalam
periode sebelumnya dan rencana perusahaan pada periode berikutnya, maka perusahaan
menganalisa apakah ketersediaan tenaga kerja yang di miliki oleh perusahaan mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang mencukupi atau tidak.
Langkah Keempat
Melakukan tindakan Inisiatif. Analisa terhadap ketersediaan tenaga kerja yang ada di dalam
perusahaan dan keperluannya di masa yang akan datang.
Langkah Kelima
Evaluasi dan modifikasi tindakan.Manajemen adalah yang terus-menerus berkelanjutan.
Oleh karena itu, apa yang telah direncanakan dalam manajemen sumber daya manusia juga harus
senantiasa di evaluasi dan dilakukan tindakan korektif sekiranya ada ketidaksesuaian atau terjadi
perubahan seiring dengan perkembangan yang ada di perusahaan.

b. Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personal Procurement)


Ketersediaan sumber daya manusia menurut kualifikasi tertentu merupakan konsekuensi logis
dan implikasi dari adanya perencanaan sumber daya manusia di buat, maka langkah selanjutnya
dalam pelaksanaannya adalah penyediaan sumber daya manusia dengan proses rekrutmen,
seleksi, dan penempatan tenaga kerja. Rekrutmen adalah upaya untuk mendapatkan tenaga kerja
yang di butuhkan sesuai dengan kualifikasi sesuai dengan perencanaan tenaga kerja. Seleksi
adalah upaya memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat kualifikasi. Penempatan, proses
pemilihan kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaatkan serta menempatkanya pada
tugas yang telah diterapkan.
Dalam penyediaan sumber daya manusia terdapat dua macam rekrutmen antara lain
rekrutmen internal dan rekrutmen eksternal. Rekrutmen Internal adalah proses untuk
mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan tenaga kerja
yang sudah ada atau yang sudah di miliki perusahaan,seperti halnya rotasi tempat kerja.
Rekrutmen Eksternal adalah proses perekrutan perusahaan yang di dapat dari luar perusahaan
atau sering kali disebut dengan Out sourcing. Upaya ini dapat dilakukan melalui iklan-iklan di
media massa, interview di kampus-kampus, atau melalui agen penyaluran tenaga kerja tertentu.
Seleksi Tenaga Kerja adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan setelah
perusahaan menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan.
Seleksi Administrasi, proses bagaimana melakukan validasi dan verifikasi atas segala
persyaratan administratif yang dipersyaratkan kepada calon tenaga kerja yang akan ditempatkan
pada suatu jabatan tertentu.
Seleksi Kualifikasi, perusahaan melakukan seleksi atas calon-calon tenaga kerja dari sisi
kualifikasinya menyangkut kesesuaian calon tenaga kerja denga jabatan yang akan ditempatinya,
dan biasanya dilakukan dengan dua seleksi yaiti seleksi tertulis dan tidak tertulis.
Seleksi Sikap dan Perilaku, calon tenaga kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya sebagai
pribadi terkait dengan motivasi, harapan, dan visi.
Penempatan Tenaga Kerja, dengan adanya program penempatan tenaga kerja yang berbeda-beda
maka kecenderungan dan kualifikasi tenaga kerja akan lebih terlihat oleh perusahaan.

c. Pengembangan Sumber Daya Manusia ( Personnnel Development )


Pengembangan sumber daya manusia merupakan langkah kelanjutan dari proses penyediaan
tenaga kerja yang pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dan memelihara tenaga kerja yang
tersedia tetap memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan sehingga selaras dengan perencanaan
strategis perusahaan serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang direncanakan.
Bagi tenaga kerja yang baru, program pengembangan ini biasanya diakomodasi melalui
program orientasi perusahaan di mana dalam program ini tenaga kerja diperkenalkan pada
lingkungan kerja perusahaan baik secara internal maupun eksternal perusahaan. Juga termasuk di
dalamnya pengenalan tenaga kerja lainnya sehingga proses kerja secara tim bias dibentuk sejak
awal. Perusahaan perbankan adalah di antara perusahaan yang senantiasa melakukan program
pelatihan orientasi sebelum tenaga kerja mereka ditetapkan sebagai tenaga kerja yang tetap
ataupun tidak.
Bagi tenaga kerja yang lama, upaya untuk tetap memelihara produktivitas, efektivitas dan
efisiensi perlu terus dilakukan untuk memastikan tenaga kerja tetap terpelihara kualifikasinya
sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan. Oleh karena itu program-program pembinaan
bagi tenaga kerja yang lama juga perlu dilakukan. Secara garis besar program pengembangan
tenaga kerja dapat dibagi dua, yaitu on the job dan off the job. Metode on the job bias berupa
kegiatan-kegiatan, seperti :
Coaching, yaitu program berupa bimbingan yang diberikan atasan kepada bawahan mengenai
berbagai hal yang terkait dengan pekerjaan.
Planned Progression, yaitu program berupa pemindahan tenaga kerja kepada bagian-bagian lain
melalui tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda-beda.
Job Rotation, yaitu program pemindahan tenaga kerja ke bagian yang berbeda-beda dan tugas
yang berbeda-beda, agar tenaga kerja lebih dinamis dan tidak monoton.
Temporary Task, yaitu berupa pemberian tugas pada suatu kegiatan atau proyek atau jabatan
tertentu untuk periode waktu tertentu.
Program penilaian prestasi atau performance appraisal.

Adapun metode off the job yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
Executive Development Programme, yaitu berupa program pengiriman manajer atau tenaga kerja
untuk berpartisipasi dalam berbagai program-program khusus diluar perusahaan yang terkait
dengan analisa kasus, simulasi, maupun metode pembelajaran lainnya.
Laboratory Training, yaitu berupa program yang ditujukan kepada tenaga kerja untuk mengikuti
program-program berupa simulasi atas dunia nyata yang terkait dengan kegiatan perusahaan di
mana metode yang biasanya digunakan adalah berupa role playing, simulasi, dan lain-lain.
Organizational Development, yaitu program yang ditujukan kepada tenaga kerja dengan
mengajak mereka untuk berpikir mengenai bagaimana cara memajukan perusahaan mereka.

d. Pemeliharaan Tenaga Kerja (Personnel Maintanance)


Jika tenaga kerja telah dipilih dari sumber yang terbaik, kemudian diberikan program tebaik,
maka perusahaan dapat berharap bahwa tenaga kerja yang telah dipilihnya akan memberikan
kinerja terbaik bagi perusahaan. Jika tenaga kerja telah memberikan kinerja yang terbaik bagi
perusahaan, proses selanjutnay adalah pemeliharaan tenaga kerja. Ini sangat penting untuk
dilakukan guna menjamin agar tenaga kerja yang dimiliki perusahaan terpelihara produktivitas,
efektivitas, dan efisiensinya.
Perusahaan perlu memahami bahwa tenaga kerja memiliki motif yang berbeda-beda, oleh
karena itu pemenuhan terhadap setiap motif tenaga kerja adalah termasuk hal yang harus
dilakukan perusahaan selain perusahaan menuntut tenaga kerja tersebut untuk menunjukkan
kinerja terbaik bagi perusahaan. Secara garis besar, bentuk pemeliharaan tenaga kerja yang
dapat dilakukan oleh perusahaan adalah berupa program pemberian kompensasi dan benefit.
Pemberian kompensasi adalah penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai balasan atas
prestasi kerja yang diberikan oleh tenaga kerja. Benefit adalah penghargaan selain kompensasi
yang diprogramkan bagi tenaga kerja dengan tujuan agar kebutuhan tenaga kerja tetap dapat
dipelihara sehingga tenaga kerja dapat tetap memberikankine atau sejenisnhya yangentuk uangrja
yang terbaik bagi perusahaan.
Kompensasi
Kompensasi umumnya terkait dengan penghargaan dalam bentuk uang atau sejenisnya yang
sering kali dunamakan sebagai insentif. Program yang perlu dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan pemberian kompensasi adalah tingkat upah atau pendapatan (wage-levels) yaitu berapa
pendapatan yang akan diberikan kepada tenaga kerja tersebut sesuaidengan pekerjaan yang
dilakukan, demikian juga struktur penggajian (wage-structure) yaitu tingkatan-tingkatan upah
yang akan diberikan diperusahaan tersebut.
Benefit
Benefit adalah penghargaan dan bentuk perhatian perusahaan selain kompensasi yang diberikan
atau disediakan perusahaan sebagai upaya untuk memelihara tenaga kerja tersebut agar tetap
dapat memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan sekaligus menjawab apa yang menjadi
kebutuhan tenaga kerja. Benefit dapat berupa cuti bergaji, asuransi kesehatan dan kecelakaan
kerja, poliklinik gratis bagi pihak keluarga tenaga kerja.

e. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization)


Langkah terakhir dari proses manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan tenaga
kerja. Langkah ini merupakan upaya untuk memelihara tenaga kerja agar senantiasa sejalan
dengan rencana strategis perusahaan. Perusahaan biasanya melakukan beberapa program untuk
tetap memastikan tenaga kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan.
Diantaranya program tersebut adalah promosi, demosi, transfer, atsupun separasi. Promosi
adalah proses pemindahan tenagan kerja ke posisi yang lebih tinggi secara struktural dalam
organisasi perusahaan. Demosi adalah penurunan tenaga kerja pada bagian kerja yang lebih
rendah yang biasanya disebabkan karena adanya penurunan kualitas tenaga kerja dalam
pekerjaannya. Transfer merupakan upaya untuk memindahkan tenaga kerja kebagian yang lain,
diharapkan tenaga kerja tersebut bisa lebih produktif setelah mengalami proses transfer.
Separasi merupakan upaya perusahaan untuk melakukan pemindahan lingkungan kerja tertentu
dari tenaga kerja ke lingkungan yang lain.

2.5 Arti Penting Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pentingnya pengelolaan sumber daya manusia ini dapat disoroti dari berbagai perspektif. S.P.
Siagian menyoroti relevansi dan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dari enam
prespektif yaitu perspektif politik, ekonomi, sosial-kultural, hukum, administrasi dan teknologi.
a. Perspektif Politik
Pentingnya MSDM pada perspektif ini lebih banyak mengarah pada sudut makro, bahwa
sumber daya manusia merupakan asset yang penting yang dimiliki oleh suatu organisasi mulai
dari level makro (Negara), bahkan internasional, hingga level mikro. Sumber day amanusia ynag
terdidik, trampil, cakap, disiplin, tekun, kreatif, idealis, mau bekerja keras, kuat fisik/mental,
setyia pada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif pada keberhasilan
dan kemajuan organisasi. Jadi sumber dya manusia memegang peranan sentral dan paling
menentukan. Tanpa MSDM yang handal pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber-
sumber lainnya itu akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif.
b. Perspektif Ekonomi
Dari perspektif ekonomi orang sering beranggapan bahwa pemahaman MSDM tidak lain
karena untuk kepentingan ekonomi semata-mata. Anggapan yang demikian dijustifikasikan oleh
kenyataan bahwa manusia sering dipandang sebagai salah satu factor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Manusia tidak bias diasamakan
dengan begitu saja dengan mesin, peralatan, modal, metode dan pasar. Hal seperti tersebut
merupakan tindakan yang mengingkari kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk yang
dinamis, penuh cinta, rasa, dan karsa. Jadi manusia adlah pusat segalanya bagi suatu organisasi.
Manusia bisa menjadi pusat persoalan organisasi manakala tidak dikembangkan dan tidak
ditingkatkan potensi-potensinya. Sebaliknya manusia merupakan pusat segala keberhasilan
organisasi manakala segala dayanya dikembangkan secara wajar dan meyakinkan.
c. Perspektif Hukum
Dalam organisasi terdapat berbagai peraturan, ketentuan, atu perjanjian yang kesemuanya
dasarnya mengatur tentang hak dan kewajiban secara timbal balik antar organisasi dengan
anggotanya, antara orang yang memperkerjakan dengan orang yang dipekerjakan. Pemeliharaan
keseimbangan tersebut menuntut adanya kejelasan mengenai hak dan kewajiban itu sendiri dari
masing-masing pihak dalam organisasi. Semua itu bisa menjadi jelas dan bisa diwujudkan hanya
melalui suatu sitem amnajemen yang tepat. MSDM yang dikelola secara tepat dan teratur
merupakan alternative yang paling relevan.
d. Perspektif Sosial Kultural
Ada dua alasan utama yang mendasari perspektif ini yaitu:
Pertama, sisi yang satu ini lebih peka karena berkaitan langsung harkat dan martabat manusia.
Kesempatan berkarya merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya. Harkat
dan martabat tidak bisa diukur dengan hal-hal yang bersifat kebendaan tetapi juga non fisisk,
diman bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik saja melainkan juga untuk
diwujudkannya kebutuhan sosio-psikologis.
Kedua, ditekankan bahwa sulit diperoleh suatu system MSDM yang bebas nilai. Pemenuhan
kebutuhan sosio-psikologis teriakt pada norma-norma sosial yang berlaku didalam masyarakat
dimana ornag itu menjadi bagian. Nilai-nilai itulah yang akan menentukan baik-buruknya,wajar-
tidaknya, dan sekaligus menjadi barometer penilaian bagi seseorang.
e. Perspektif Administrasi
Perspektif ini menekankan bhawa peranan organisasi pada jama modern ini menjadi semakin
penting. Manusia moder sekarang lebih mengenal pameo manusia organisasional. Tanpa
organisasi tanap bantuan orang lain tiadk akan bisa mewujudkan impiannya. Ketergantungan
kepada orang lain inilah yang mendorong manusia untuk berorganisasi. Ini mengindikasikan
bahwa maju atau mundurnya kehidupan manusia tergantung pada kemampuannya untuk
mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang ada pada organisasi. Disinilah letak relevansi
dan pentingnya MSDM.
f. Perspektif Teknologi
Relevansi dan pentingnya MSDM tidak terlepas dari berbagi perkembangan dan kemajuan
yang dicapai dibidang IPTEK. Manusia diharapkan agar dapat menyesuaikan diri dengan
berbagai perkembangan terbut. Untuk itu manusia perlu berbekal kemampuan, kecakapan,
ketrampilna yang sesuai. Hal ini hanya bisa dicapai melalui suatu system manjemen sumber daya
manusia yang tepat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu : tujuan organisasional, tujuan fungsional,
tujuan sosial dan tujuan personal.
c. Model MSDM antara lain model klerikal, model hukum, model finansial, model manajerial,
model humanistik dan model ilmu perilaku
d. Secara garis besar proses manajemen SDM dibagi ke dalam lima bagian fungsi utama yang
terdiri dari:
Perencanaan Sumber daya manusia ( Human Resource Planning )
Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personal Procurement)
Pengembangan Sumber Daya Manusia ( Personnnel Development )
Pemeliharaan Tenaga Kerja (Personnel Maintanance)
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization)
e. Arti penting pengelolaan SDM dilihat dari perspektif politik, perspektif ekonomi, perspektif
hukum, perspektif sosial kultural, perspektif administrasi dan perspektif teknologi.

3.2 Saran
Semoga dengan membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui bagaimana pentingnya
pengelolaan SDM yang baik dalam organisasi bisnis. Manajemen SDM yang baik harus
dilakukan agar menghasilkan sinergi yang baik antara perusahaan dengan para karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia
Maulana , Nana. Pengertian Manajemen Sumber Daya. 26 Maret 2015.
http://nanamaulana225-albughury.blogspot.com/2011/12/pengertian-manajemen-sumber-
daya.html
Ratna. Manajemen Sumber Daya Manusia. 26 Maret 2015.
http://blognyararatatanana.blogspot.com/2012/11/manajemen-sumber-daya-manusia.html
Sule, Ernie Tisnawati., Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen Edisi 1. Jakarta:
Kencana Prenada Media
Daftar Pustaka
Siagian, Sondang P. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:
Bumi Aksara

http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/05/07/pengelolaan-sdm-dalam-
perusahaan-553782.html

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
@

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau
secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha mengambil manfaat materi
yang tersedia dilingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak sedikitnya jumlah
penduduk serta unsur-unsur yang berkaitan dengan jumlah dalam batas tertentu merupakan
potensi dalam bidang pembangunan. Dengan jumlah penduduk yang banyak merupakan sumber
daya manusia untuk melakukan pembangunan. Bangsa yang sedang membangun melalui
pembangunan nasional yang berusaha meningkatkan hasilnya di segala bidang kehidupan.
Pembangunan nasional akan lebih bermakna sejauh pembangunan itu mampu mewujudkan
tujuan hakiki kebudayaan. Sumber daya manusia sebagai pendukung pembangunan adalah
perilaku produktif dari manusia dalam bentuk tindakan nyata, sikap dan pengetahuan yang
kondusif bagi terjadinya perubahan-perubahan dari tradisi, sikap dan fikiran dalam menghadapi
hari depan dan perubahan dalam arti pembaharuan. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pembangunan suatu wilayah atau negara perlu diketahui keadaan sumber daya manusia yang ada
di wilayah tersebut dan bagaimana pelaksanaannya.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa Pengertian Sumber Daya Manusia?
1.2.2. Apa saja Komponen Data Sumber Daya Manusia?
1.2.3. Apa Fungsi dan Tujuan Sumber Daya Manusia?
1.2.4. Apa Manfaat Pengelolaan Sumber Daya Manusia?
1.2.5. Bagaimana Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Manusia ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk
suatu organisasi yang mengelola sumberdaya alam (SDA).
B. Komponen Data Sumber Daya Manusia
Adapun komponen data-data SDM untuk meningkatkan dan mengelola SDM dalam
mengembangkan usaha yaitu :
1. Kualitas pekerjaan dan inovatifnya
kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam
pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya guna. Inovatif yaitu
Kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan
karya baru.
2. Kejujuran dalam bekerja
Kejujuran selain membawa banyak dampak positif juga membawa kepada kehidupan yang jauh
lebih baik. Pentingnya kejujuran dalam bekerja wajib kita terapkan sejak usia dini agar
senantiasa bersikap jujur dalam berbagai tindakan.
3. Kehadiran dalam bekerja
Kehadiran seorang karyawan sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan kecuali ada hal-hal
lain yang sifatnya penting dan hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh yang
bersangkutan. Sistem kehadiran karyawan sudah ditentukan dan diatur dari perusahaan dan
kemudian duterapkan di masing-masing bagian.
4. Sikap dalam bekerja
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan langsung
pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi permasalahannya. Bisa
jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi selesaikan dengan hati yang jernih.
5. Inisiatif dan kreatif
Seseorang akan dikatakan kreatif apabila dia mampu membuat atau menciptakan sesuatu, entah
itu hasil pemikiran atau asumsi dari orang yang belum pernah melihat hal yang dibuatnya,
namun orang yang kreatif belum tentu inisiatif, Sedangkan seseorang akan dikatakan mempunyai
inisiatif apabila dia mampu melakukan sesuatu tanpa disadari oleh orang lain disekitarnya,
mungkin pula dia selalu mengandalkan dirinya sendiri dalam melakukan hal apapun, namun
orang yang punya inisiatif belum tentu kreatif. Kerjasama dengan pihak lain
Kerjasama dengan pihak lain sangat diperlukan dalam bekerja, karena kerjasama akan membantu
kelancaran dalam bekerja dan berjalannya suatu pekerjaan.
6. Keandalan dalam bekerja
Keandalan dalam menjaga pekerjaan berarti mampu menjalani kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip moral dan etika kerja; mampu mengembangkan karakter diri yang taat moral dan etika;
mampu menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk berkontribusi terhadap kemajuan
perusahaan, serta mampu membebaskan diri dari kontrol dan pengaruh negatif orang lain.
7. Pengetahuan tentang pekerjaan
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja agar dapat melakukan kerja dengan
wajar, Pengalaman kerja ini sebelum ditempatkan dan harus diperoleh pada ia bekerja dalam
pekerjaan tersebut.

9. Tanggung jawab terhadap pekerjaan


Dalam bertanggung jawab berarti kita sedang menyelesaikan sebuah masalah. Di dalam bekerja
selalu saja ada kesalahan yang kita perbuat. Dan kesalahan tersebut harus dipertanggung
jawabkan, harus diselesaikan. Di saat kita menyelesaikan masalah itu kita harus bijaksana dalam
memilih cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut agar rasa tanggung jawab yang
telah kita kerjakan dapat berhasil dengan baik. Sehingga masalah itu kita dapat selesaikan
dengan bijaksana.
10. Pemanfaatan waktu dalam bekerja
Waktu tidak hanya setara dengan uang, namun lebih dari itu. Waktu merupakan aset tak kasat
mata yang paling sulit untuk dikendalikan penggunaannya. Untuk itulah kita harus
memanfaatkan waktu dengan lebih efisien lagi.

C. Fungsi dan Tujuan Sumber Daya Manusia


Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
1. Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja
Fungsi pengadaan tenaga kerja meliputi kegiatan penentuan kebutuhan tenaga kerja (baik
mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan
efisien, mengadakan seleksi terhadap para pelamar, menempatkan tenaga kerja sesuai dengan
posisi yang sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas bagi para tenaga kerja baru.
2. Fungsi pemeliharaan tenaga kerja
Fungsi pemeliharaan tenaga kerja mencakup pelaksanaan program-program ekonomis maupun
non-ekonomis, yang diharapkan dapat memberikan ketentraman kerja bagi pekerja, sehingga
mereka dapat bekerja dengan tenang dan penuh konsentrasi guna menghasilkan prestasi kerja
yang diharapkan oleh organisasi.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


- Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada
dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan
sosial. Selain itu, Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Martoyo (1992) adalah
dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/anggota organisasi
sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan
organisasi.
D. Manfaat Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sedangkan manfaat dan tujuan dari kegiatan pengembangan sumber daya manusia menurut
Schuler (1992), yaitu :

a. Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk

Dalam hal ini kegiatan pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang
dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas
kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.

b. Meningkatkan produktivitas

Dengan mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan


ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan
semikian diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

c. Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja

Dengan semakin banyaknya ketrampilan yang dimiliki pegawai, maka akan lebih fleksibel dan
mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan yang terjadi
dilingkungan organisasi. Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi
tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru, oleh Karena pegawai
yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.

d. Meningkatkan komitmen karyawan

Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan akan memiliki persepsi yang baik
tentang organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai serta
dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.

e. Mengurangi turn over dan absensi

Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap organisasi akan memberikan
dampak terhadap adanya pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti
meningkatkan produktivitas organisasi.

E. Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Manusia


1. Pengelolaan SDM Melalui Mutasi
Mutasi adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat/sejajar. Mutasi merupakan aspek yang
penting untuk menghilangkan rasa jemu/bosan menghadapi pekerjaan pada diri pegawai. Mutasi
akan terjadi bila adanya lowongan suatu jabatan yang harus segera diisi oleh SDM yang
berkualitas.
2. Pengelolaan SDM Melalui Promosi
Promosi adalah kenaikan jabatan yang lebih tinggi, baik kekuasaan maupun tanggungjawabnya
dalam struktur organisasi perusahaan. Promosi merupakan alat untuk meningkatkan SDM yang
berkualitas, meningkatkan prestasi, dan moral pegawai di dalam.
3. Pengelolaan SDM Melalui Motivasi
Motivasi adalah suatu perangsang dan dorongan bagi karyawan agar bekerja lebih giat dan
produktif. Motivasi dapat berupa inspirasi, semangat dan dorongan kepada karyawan agar dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan keinginan wirausaha. Pemberian motivasi bisa dengan dua
cara: 1) Pemberian insentif semimaterial: pemberian motivasi ini tidak dalam bentuk pemberian
uang, seperti : penempatan pegawai ditempat yang tepat, memberikan latihan pendidikan/kursus
menyediakan fasilitas kerja, dll 2) Pemberian insentif material: pemberian motivasi dengan
memberikan upah/gaji/bonus yang memadai dan cukup untuk keperluan hidupnya.
4. Pengelolaan SDM Melalui Actuating
Untuk melaksanakan perencanaan SDM perlu diadakan tindakan Actuating (penggerakan). Ini
semata-mata ditujukan untuk mendapatkan SDM yang penuh disiplin, taat, patuh, dan setia
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Analisis Jabatan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Dalam melaksanakankan analisis jabatan ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan,
yaitu proses analisis jabatan dilakukan untuk memahami tanggung jawab pada setiap jabatan dan
kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau tujuan organisasi. Objek dari
kegiatan analisis ini adalah jabatan, bukanlah si pemegang jabatan yang memangku jabatan
tersebut. Meskipun data diperoleh dari si pemegang jabatan (incumbent) melalui pengamatan,
wawancara atau pun kuesioner/angket, produk yang menjadi hasil analisis jabatan adalah berupa
uraian jabatan (job description) atau spesifikasi jabatan (specifications of the job), bukan suatu
uraian tentang orang (description of the person). Jabatan yang akan dideskripsikan kedalam
uraian jabatan merupakan jabatan yang sesuai dengan struktur organisasi pada saat ini.
Kegunaan Analisis Jabatan, yaitu :
1. Fungsi Administratif
Fungsi ini erat hubungannya dengan dokumen yang berhubungan juga dengan fungsi control dan
pengendaliannya. Bagi perusahaan yang telah menggunakan ISO akan sangat membutuhkan hal
ini. seluruh fungsi dalam pengelolaan SDM membutuhkan job description dalam melakukan
berbagai kegiatan darirekruitment, seleksi dan penempatan pegawai baru., merancang program
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan, melakukan penilaian dan standar hasil kerja, dan
melakukan evaluasi kerja.
2. Fungsi Maintenance
Bagi perusahaan dan mempertahankan SDM dalam karirnya di masa yang akan datang dalam
perusahaan tersebut. Bagi perusahaan, evaluasi dan pengembangan organisasi menjadi perhatian
yang khusus dalam menjawab tantangan kebutuhan bisnis yang sangat kompetitif saat ini. hasil
job analysis ini dapat digunakan untuk pengembangan organisasi, perencanaan tenaga kerja,
perencanaan karir dan konseling kerjanya

Cara Memotivasi Sumber Daya Manusia


1. Melakukan pendekatan emosional terhadap para karyawan
Kedekatan emosional antara seorang pimpinan dan bawahan yang proporsional akan membuat
seorang bawahan merasa lebih nyaman saat berinteraksi. Kenyamanan akan menumbuhkan
hubungan yang baik, dan hubungan baik tersebut bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap
perusahaan. Kecintaan dan rasa memiliki akan membuat seseorang memiliki motivasi kerja yang
baik terhadap perusahaan Anda.
2. Motivasi karyawan dibangun didasarkan pada contoh suri tauladan
Keteladanan meliputi keteladanan sikap, moral, kinerja, kecerdasan dan sebagainya. Motivasi
akan terbangun kuat apabila seorang pimpinan memiliki hal yang memang pantas untuk di
tularkan kepada para karyawan atau bawahan.
3. Melibatkan karyawan atau bawahan untuk memberikan usul, ide dan saran bagi
pengembangan sebuah perusahaan. Motivasi karyawan akan terbangun apabila ia diberi
kesempatan untuk menyampaikan ide, gagasan atau saran yang membangun bagi perkembangan
perusahaan. Memberikan kesempatan menyampaikan ide, saran dan gagasan tersebut juga akan
membuat kualitas sumber daya manusia perusahaan semakin berkembang. Bisa jadi usul atau ide
mereka lebih cemerlang dan baru dibanding apa yang Anda pikirkan.
4. Menjelaskan mengenai visi misi, tujuan serta misi mulia apa sebenarnya yang ada di
perusahaan untuk masyarakat. Melakukan bisnis usaha tidak semata-mata ditujukan untuk
kepentingan profit pribadi pemilik perusahaan, namun juga memiliki misi kebermanfaatan
terhadap masyarakat. Pelayanan bisnis usaha yang baik terhadap konsumen perlu dibangun pada
karyawan agar motivasi karyawan dalam bekerja tidak hanya untuk kepentingan pribadi, namun
juga untuk manfaat kehidupan masyarakat.
5. Pelatihan Manajemen
Tujuan diadakan pelatihan yang diselenggarakan organisasi/perusahaan terhadap SDM karena
,menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja SDM sehingga dapat sesuai dengan tujuan
perusahaan.
6. Tata Usaha Sistem Penggajian dan Upah SDM
7. Kondisi kerja
Kondisi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan, dengan
motivasi yang tinggi maka kinerja suatu perusahaan dapat meningkat bahkan
produktivitaspunakan meningkat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
8. Menghargai dan Memerhatikan SDM

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sumber daya
manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri
serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Adapun komponen data-data SDM untuk
meningkatkan dan mengelola SDM dalam mengembangkan usaha yaitu : kualitas pekerjaan dan
inovatifnya, kejujuran dalam bekerja, kehadiran dalam bekerja, sikap dalam bekerja, inisiatif dan
kreatif, kerjasama dengan pihak lain, keandalan dalam bekerja, pengetahuan tentang pekerjaan,
tanggung jawab terhadap pekerjaan, pemanfaatan waktu dalam bekerja.
Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia terdiri atas Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja
dan Fungsi pemeliharaan tenaga kerja. Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi
produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan. Beberapa Manfaat Mengelola Sumber Daya
Manusia yaitu Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk, Meningkatkan produktivitas,
eningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja, Meningkatkan komitmen karyawan, dan
Mengurangi turn over dan absensi. Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Manusia yaitu
dengan Pengelolaan SDM melalui Mutasi, Pengelolaan SDM Melalui Promosi, Pengelolaan
SDM melalui Motivasi, Pengelolaan SDM Melalui Actuating.

INFOR

MASI TERBARU!!!
SAYA PEMILIK BLOG JUNIA PURNAMI
MENJUAL PRODUK TIENS INTERNASIONAL (Produk Aman. Herbal Alami, Tanpa
Efek Samping)
Berdiri Tahun 1995 masuk Indonesia tahun 2000
Penghargaan Nasional dan Internasional
MENJUAL PRODUK:
1. Suplemen Kesehatan-Seri Pembersih :
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=1
2. Suplemen Kesehatan- Seri Penyeimbang
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=2
3. Suplemen Kesehatan Kesehatan Seri Penguat
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=3
4. Alat Kesehatan
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=4
5. Perawatan Rumah Tangga
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=5
6. Perawatan Pribadi
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=6
7. Lainnya-Produk Otomatf
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=7
8. Lainnya- Kebutuhan Pertanian
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=8
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
@@

BAB SEBELUMNYA KLIK DI SINI


BAB SELANJUTNYA KLIK DI SINI

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para
ahli:
1. Menurut Melayu SP. Hasibuan
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga
menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia,
pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan,
pengembangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk
mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan
pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
5. Menurut A.F. Stoner
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Beberapa pengertian tentang manajemen sumber daya manusia, antara lain:
Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan kegiatan-kegiatan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan
individu, organisasi, dan masyarakat.
Manajemen sumber daya manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan,
penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
merupakan proses pendayagunaan manusia atau pegawai yang mencakup; penerimaan,
penggunaan, pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia yang ada.

B. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber
daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja
yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal
suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun
demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber
daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan
sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen
sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap
organisasi.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-
tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal
karyawan harus dipertimbangkan jika para karyawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau
dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat
menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

C. Model Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia ada 6 (enam)
model manajemen sumber daya manusia, yaitu:
a. Model Klerikal
Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah
memperoleh dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin.
Fungsi departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi
berbagai peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.
b. Model Hukum
Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekuatannya dari keahlian
di bidang hukum. Aspek hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan
perburuhan, di masa negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok
disebabkan adanya hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.
c. Model Finansial
Aspek finansial manajemen sumber daya manusia belakangan ini semakin berkembang
karena para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia ini
meliputi biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pensiun, asuransi
jiwa, liburan dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang yang semakin
komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer sumber daya manusia semakin
meningkat.
d. Model Manajerial
Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya
manusia memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas.
Versi kedua manajer ini melaksanakan beberapa fungsi sumber daya manusia. Departemen
sumber daya manusia melatih manajer ini dalam keahlian yang diperlukan untuk menangani
fungsi-fungsi kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja dan
pengembangan. Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan manajer
mereka sendiri dibanding dengan pegawai staf, maka beberapa departemen sumber daya manusia
dapat menunjukan manajer ini untuk berperan sebagai pelatih dan fasilitator.
e. Model Humanistik
Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk
untuk mengembangkan dan membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia di
dalam organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan
membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir.
Model ini menggambarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan
pengembangan karyawan mereka.
f. Model Ilmu Perilaku
Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi
merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya adalah bahwa sebuah pendekatan
sains terhadap perilaku manusia dapat diterapkan pada hampir semua permasalahan sumber daya
manusia bidang sumber daya manusia yang didasarkan pada prinsip sains meliputi teknik umpan
balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta manajemen karir.

D. Proses Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Proses manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang
meliputi :
1. Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai
informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu, perlu diketahui pekerjaan apa saja
yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan
serta persyaratan untuk menduduki suatu jabatan. Dengan kata lain, analisis jabatan dapat
diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis data dan
informasi suatu jabatan.
Hasil dari analisis jabatan akan diperoleh dua hal, yaitu :
a. Uraian jabatan, yang meliputi identitas jabatan, fungsi jabatan, uraian tugas, wewenang, tanggung
jawab, hubungan kerja, bahan, alat dan mesin yang digunakan, serta kondisi kerja.
b. Spesifikasi jabatan, yang meliputi persyaratan pendidikan, persyaratan pelatihan, persyaratan
pengalaman, persyaratan psikologi, serta persyaratan khusus.
2. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan. Perkiraan tentang kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan didasarkan
pada berbagai pertimbangan, antara lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan jenis atau bidang investasi yang dijalankan. Setelah melakukan perkiraan terhadap
jumlah barang atau jasa yang akan dihasilkan, selanjutnya perkiraan ini diubah ke dalam jumlah
orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan dan melaksanakan aktivitas tersebut. Untuk level
manajerial biasanya jumlah pegawai didasarkan pada jumlah jabatan yang tersedia dalam
struktur organisasi perusahaan.
3. Pengadaan Karyawan
Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk memperoleh jumlah
dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam upaya mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi, dan
penempatan.
Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat
tertentu sehingga di perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk mengisi
lowongan yang ada. Penarikan pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan), iklan, bursa
tenaga kerja, open house, dari lembaga pendidikan tinggi, pusat-pusat pelatihan, atau dengan
cara lainnya. Agar dapat terjaring tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan, dalam informasi
perlu dijelaskan persyaratannya, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja,
atau syarat lainnya.
Setelah dilakukan kegiatan penarikan, selanjutnya perlu dilakukan seleksi. Seleksi
adalah suatu proses untuk memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai
dengan ketentuan organisasi. Proses seleksi yang dilakukan dimulai dari seleksi surat lamaran,
tes umum, wawancara, psikotes, sampai dengan tes kesehatan. Seorang pelamar dapat lolos
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perusahaan.
Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang
akan dijabatnya berdasarkan kebutuhan jabatan.
4. Pelatihan dan Pengembangan
Bagi pelamar yang lulus seleksi, tetapi belum memiliki pengalaman kerja, sebelum
ditempatkan perlu terlebih dahulu diberikan pelatihan untuk membiasakan mereka bekerja dalam
lingkungan perusahaan. Selanjutnya, pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi
pengembangan terhadap karyawan yang sudah bekerja sebelumnya (lama) melalui pendidikan
dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga mampu
memenuhi tuntunan organisasi dalam menghadapi persaingan dan perubahan.
5. Kebijakan Kompensasi
Kompensasi merupakan semua imbalan yang diterima karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka, seperti upah atau gaji, tunjangan perumahan, kesehatan, hari tua, insentif,
dan premi.
6. Perencanaan Karier
Perencanaan karier adalah perjalanan kerja seseorang selama berada di perusahaan.
Karyawan dapat merencanakan kariernya sejak mulai bekerja sampai berhenti bekerja. Selain
perencanaan karier, perusahaan juga harus melakukan evaluasi kinerja terhadap seluruh
karyawan. Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja
karyawan sehingga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan dan organisasi tentang
pelaksanaan kerja mereka dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk program perbaikan prestasi
kerja, penyesuaian kompensasi, promosi, dan pengembangan karier.
7. Kebijakan Kesejahteraan
Perusahaan juga perlu memikirkan keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada
kondisi fisik dan mental karyawan akibat lingkungan kerja. Pihak manajemen harus terus
berupaya memelihara karyawannya dengan berbagai upaya nyata agar mereka tetap betah dan
merasa dihargai dalam organisasi., diantaranya dengan melakukan pembinaan bagi karyawan
yang tidak disiplin melalui saluran komunikasi yang efektif.
8. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja merupakan kebijakan perusahaan untuk memberhentikan
seorang karyawan. Pemutusan hubungan kerja bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab
antara lain : memasuki masa pensiun, permintaan pengunduran diri, pemecatan karena
melakukan kesalahan, pensiun dini, atau disebabkan karena meninggal dunia.

E. Arti Penting Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pentingnya pengelolaan sumber daya manusia ini dapat disoroti dari berbagai perspektif,
yaitu perspektif politik, ekonomi, sosial-kultural, hukum, administrasi dan teknologi.
1. Perspektif Politik
Pentingnya MSDM pada perspektif ini lebih banyak mengarah pada sudut makro, bahwa
sumber daya manusia merupakan aset yang penting yang dimiliki oleh suatu organisasi mulai
dari level makro (Negara), bahkan internasional, hingga level mikro. Sumber daya manusia ynag
terdidik, terampil, cakap, disiplin, tekun, kreatif, idealis, mau bekerja keras, kuat fisik/mental,
setia pada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif pada keberhasilan dan
kemajuan organisasi. Jadi sumber daya manusia memegang peranan sentral dan paling
menentukan. Tanpa MSDM yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber-
sumber lainnya itu akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif.
2. Perspektif Ekonomi
Dari perspektif ekonomi, orang sering beranggapan bahwa pemahaman MSDM tidak lain
karena untuk kepentingan ekonomi semata-mata. Anggapan yang demikian dijustifikasikan oleh
kenyataan bahwa manusia sering dipandang sebagai salah satu factor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Manusia tidak bias disamakan begitu
saja dengan mesin, peralatan, modal, metode dan pasar. Hal seperti tersebut merupakan tindakan
yang mengingkari kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk yang dinamis, penuh cinta, rasa,
dan karsa. Jadi manusia adalah pusat segalanya bagi suatu organisasi. Manusia bisa menjadi
pusat persoalan organisasi manakala tidak dikembangkan dan tidak ditingkatkan potensi-
potensinya. Sebaliknya manusia merupakan pusat segala keberhasilan organisasi manakala
segala dayanya dikembangkan secara wajar dan meyakinkan.
3. Perspektif Hukum
Dalam organisasi terdapat berbagai peraturan, ketentuan, atau perjanjian yang
kesemuanya dasarnya mengatur tentang hak dan kewajiban secara timbal balik antar organisasi
dengan anggotanya, antara orang yang mempekerjakan dengan orang yang dipekerjakan.
Pemeliharaan keseimbangan tersebut menuntut adanya kejelasan mengenai hak dan kewajiban
itu sendiri dari masing-masing pihak dalam organisasi. Semua itu bisa menjadi jelas dan bisa
diwujudkan hanya melalui suatu sistem manajemen yang tepat. MSDM yang dikelola secara
tepat dan teratur merupakan alternative yang paling relevan.
4. Perspektif Sosial Kultural
Ada dua alasan utama yang mendasari perspektif ini yaitu:
Pertama, sisi yang satu ini lebih peka karena berkaitan langsung harkat dan martabat manusia.
Kesempatan berkarya merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya. Harkat
dan martabat tidak bisa diukur dengan hal-hal yang bersifat kebendaan tetapi juga non fisik,
dimana bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik saja melainkan juga untuk
diwujudkannya kebutuhan sosio-psikologis.
Kedua, ditekankan bahwa sulit diperoleh suatu system MSDM yang bebas nilai. Pemenuhan
kebutuhan sosio-psikologis terikat pada norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat
dimana orang itu menjadi bagian. Nilai-nilai itulah yang akan menentukan baik-buruknya, wajar-
tidaknya, dan sekaligus menjadi barometer penilaian bagi seseorang.
5. Perspektif Administrasi
Perspektif ini menekankan bhawa peranan organisasi pada zaman modern ini menjadi
semakin penting. Manusia modern sekarang lebih mengenal pameo manusia organisasional.
Tanpa organisasi tanap bantuan orang lain tidak akan bisa mewujudkan impiannya.
Ketergantungan kepada orang lain inilah yang mendorong manusia untuk berorganisasi. Ini
mengindikasikan bahwa maju atau mundurnya kehidupan manusia tergantung pada
kemampuannya untuk mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang ada pada organisasi.
Disinilah letak relevansi dan pentingnya MSDM.
6. Perspektif Teknologi
Relevansi dan pentingnya MSDM tidak terlepas dari berbagi perkembangan dan kemajuan
yang dicapai dibidang IPTEK. Manusia diharapkan agar dapat menyesuaikan diri dengan
berbagai perkembangan tersebut. Untuk itu manusia perlu berbekal kemampuan, kecakapan,
ketrampilan yang sesuai. Hal ini hanya bisa dicapai melalui suatu system manjemen sumber daya
manusia yang tepat.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
@@

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA - Contoh makalah kali ini akan membahas
tentang Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengertian Manajemen sumber daya manusia,
disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan
sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat
digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan
dan masyarakat menjadi maksimal. Dalam artikel ini juga akan akan dijelaskan secara lengkap
fungsi manajemen, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen
operasional.

Sebagai bahan acuan pembuatan makalah, anda dapat melihat disini Contoh Susunan
Makalah Yang Baik Sesuai Standar Pendidikan

MAKALAH TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk

serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan

dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.

Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi.

Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan

organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu

Manajemen (Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam

pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan

mengendalikan.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada

ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut A.F. Stoner Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang

berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-

orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi

memerlukannya.
Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis

dengan ucapan berikut :

For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing industry. I dont

think this any longer holds true. I think its the work force and the companys inability to recruit

and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for production. I think this

will hold true even more in the future.

Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human capital yang

semakin santer kita dengar.

Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajemen sumber

daya manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan

dengan perekrutan pegawai staffing ,coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.

Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi

yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama

mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat

strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik.

Oleh karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami perubahan yang

semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus mengantisipasi perubahan

teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis akibat informasi

yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah

memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya di dalam organisasi.

Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan

perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi

perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan

keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk

memperoleh keberhasilan.

Manajemen SDM

MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu staffing dan personalia dalam organisasi, yang

mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan,

pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas

tentang penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan,
pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja

merupakan tugas setiap manajer Every Manager is a Human Resources Manager maka

scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer. Dan

aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka MSDM

melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi

(kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan

manajer masa kini adalah merespon perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor

lingkungan internal perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.

b. Permasalahan

Bagaimana penerapan fungsi-fungsi Manajemen Sumber daya manusia dalam membantu

perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan pada organisasi di masa sekarang dan

yang akan datang ?

PEMBAHASAN

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana

mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara

efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)

bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Menurut Mondy (2008)

Manajemen Sumber Daya manusia (MSDM) adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi. Konsekuensinya, para manajer di setiap tingkat harus

melibatkan diri mereka dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen sumber daya

manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan

karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi

karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia

melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara lansung

sumber daya manusianya.

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya

manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang

efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan

bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,


mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang

tepat.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada

ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia

atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.

Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :

1. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)

dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal

suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer,

namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.

Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang

berhubungan dengan sumber daya manusia.

2. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan

kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber

daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

3. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan

tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap

organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan

masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.

4. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang

dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus

dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika

tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan

karyawan dapat meninggalkan organisasi.


MSDM Strategis

Dessler (2000) mendefinisikan Manajemen SDM strategis sebagai berikut :

Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with

strategic role and objectives in order to improve business performance and develop

organizational cultures and foster innovation and flexibility.

Jelaslah bahwa para manajer harus mengkaitkan pelaksanaan MSDM dengan strategi

organisasi untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung

penerapan inovasi dan fleksibilitas.

Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di

mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal

untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya

sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added

value) sebagai tolak ukur keberhasilan bisnis.

Manajemen SDM memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection

a. Persiapan

Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia

dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan

lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu

faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang

ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja,

dan lain sebagainya.

b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh,

manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan.

Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job

description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.

c. Seleksi tenaga kerja / Selection


Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian

banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima

berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar.

Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan

yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat

terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi

lainnya.

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang

menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga

kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta

meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan

menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection

Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau

perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar

tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan

kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun

dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan

kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan

kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu

Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian,

dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang

dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis : manajer strategis

(strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added

value tersebut merupakan value added perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang

menjadi bagian dari human capital perusahaan.

Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis, tetapi perusahaan

kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen strategis

merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran

perusahaan. Dengan demikian manajemen strategis melibatkan pengambilan keputusan

berjangka panjang dan rumit serta berorientasi masa depan dengan membutuhkan sumberdaya
yang besar dan partisipasi manajemen puncak. Manajemen strategis merupakan proses tiga

tingkatan yang melibatkan para perencana di tingkat perusahaan, unit bisnis dan fungsional

serta para perencana pendukung lainnya.

Manajemen strategis prosesnya terdiri dari delapan langkah yaitu : mendefinisikan visi, misi

bisnis dan tanggungjawab sosial, menganalisis lingkungan eksternal, menganalisis lingkungan

internal, memilih tujuan dan sasaran bisnis, mengembangkan strategis bisnis, merinci

rencana program, mengimplementasikan rencana program, dan mengumpulkan umpan balik

dan menguji pengendalian terlihat pada gambar 1.1. Semua langkah ini menjaga

terhambatnya unit usaha terhadap lingkungan dan berjaga-jaga terhadap peluang dan

masalah-masalah yang baru.

Visi dan Misi Bisnis

Perusahaan kecil serupa dengan perusahaan besar, sebaiknya mempunyai visi dan misi

perusahaan. Visi adalah tujuan unik dari perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut

dengan perusahaan lainnya yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Visi

merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang

keinginan atau tujuan perusahaan. Visi ini mengandung filosofi bisnis dari pengambil keputusan

strategi perusahaan, menyiratkan citra yang dipancarkan perusahaan, mencerminkan konsep

diri perusahaan dan mengidentifikasikan bidang produk (barang, jasa, gagasan) utama

perusahaan serta kebutuhan utama pelanggan yang dipenuhi perusahaan.


Analisis lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan.

Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh,

lingkungan industri dan lingkungan operasional.

Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak

berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya,

teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.

Lingkungan insudtri terdiri dari persaingan diantara anggota industri, hambatan masuk, produk

substitusi, daya tawar pembeli dan daya tawar pemasok. Lingkungan operasional meliputi

faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil

pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja.

Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan produk secara

menguntungkan.

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis

Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini

menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran,

sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keungan, manajemen dan organisasi.

Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,

kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas

promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.

Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen sumberdaya

manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen puncak,

produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hokum

karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.

Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan

pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam,

keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk

perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.


Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan

berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan

pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak

paten, merk dagang, proteksi hukum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat

peralatan.

Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi,

citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi

dalam organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi,

penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategic,

sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik.

Perumusan Sasaran

Setelah perusahaan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dikenal juga dengan Analisis SWOT, selanjutnya merumuskan sasaran. Sasaran menjelaskan

tujuan-tujuan yang spesifik dalam jumlah dan waktu. Dengan demikian sasaran memudahkan

untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Sasaran perusahaan dapat berupa

profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan teknologi, pengembangan sumberdaya

manusia, hubungan antar karyawan dan tanggungjawab sosial.

Sedikit sekali perusahaan yang hanya memiliki satu sasaran. Sebagian besar perusahaan

memiliki bauran sasaran yang mencakup laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa

pasar, pembatasan risiko, inovasi reputasi, dan sebagainya. Perusahaan menentukan

sasarannya dan melakukan pengelolaan usaha sesuai sasaran tersebut

Pengembangan Strategi

Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan, strategi adalah suatu rencana

permainan untuk mencapainya. Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai

sasarannya. Perusahaan bisnis multidevisional besar, biasanya memiliki tiga level strategi, yaitu

strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.


Strategi korporasi menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap

perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini

produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.


Strategi bisnis atau strategi bersaing biasanya dikembangkan dalam level devisi dan

menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam

industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh devisi tersebut. Strategi bisnis ini
misalnya strategi generik dari Michael E. Porter, strategi dari Jack Trout, Strategic Intent dari

Hamel dan Prahalat dan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne.
Kondisi badai yang dahsyat bagi perusahaan memaksa perusahaan-perusahan yang dikagumi

dunia membuat strategi untuk dapat tetap bertahan dan tumbuh. Strategi adalah ilmu

perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi militer berskala besar. Strategi adalah

bagaimana menggerakkan pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran

aktual dengan musuh. Strategi bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan

jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan. Strategi

bisnis mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan unit-unitnya bersaing dalam bisnis dan

industri.
Strategi generik dari Michael E. Porter. Strategi ini terdiri dari strategi keunggulan biaya, strategi

deferensiasi dan strategi fokus. Strategi keunggulan biaya secara keseluruhan merupakan

strategi yang membuat unit bisnis bekerja keras mencapai biaya produksi dan distribusi

terendah, sehingga harganya dapat lebih rendah daripada pesaing dan mendapat pangsa pasar

yang besar. Strategi Diferensiasi merupakan strategi unit bisnis yang berkonsentrasi untuk

mencapai kinerja terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting oleh

sebagian besar pasar. Sedangkan strategi fokus merupakan strategi unit bisnis yang

memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit dari pada mengejar pasar

yang lebih besar.


Strategi dari Jack Trout menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup

dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi

berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisas, menguasai satu

kata yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas

pasar dengan menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih baik.
Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing masa yang akan datang yang

dibutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bagaimana bersaing pada masa yang

akan datang adalah berbeda dengan bersaing di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah

untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang

yang akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju

perjalanan pada masa yang akan datang. Keempat, mengambil masa yang akan datang yang

pertama, tanpa mengambil mengambil risiko yang berlebihan.


Sedangkan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne atau Blue Ocean Strategy,

menganggap bahwa bersaing adalah menciptakan ruang pasar yang tidak ada lawannya. Blue

Oceans merupakan seluruh industri yang tidak ada saat ini, tidak dikenal ruang pasarnya dan

tidak ada persaingan. Dalam blue oceans permintaan itu diciptakan, bukan diperebutkan

dengan persaingan. Permintaan itu dapat tumbuh dengan cepat dan menguntungkan. Untuk

menciptakan blue oceans dengan dua cara, yaitu perusahaan dapat meningkatkan industri baru
yang lengkap, misalnya eBay menciptakan lelang, tetapi secara online. Cara kedua, blue

oceans dapat diciptakan dari dalam red oceans pada saat perusahaan mengubah batas industri

yang ada.
Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumberdaya produktivitas,

misalnya strategi pemasaran, strategi keuangan, strategi sumberdaya manusia, strategi operasi

dan strategi penelitian dan pengembangan.

Menurut Porter, perusahaan-perusahaan yang melakukan strategi yang sama dan ditujukan

untuk pasar atau segemen sasaran yang sama membentuk kelompok strategis. Perusahaan

yang melaksanakan strategis tersebut dengan paling baik akan memperoleh laba paling besar.

Jadi perusahaan yang memiliki biaya paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang

melaksanakan strategi biaya rendah akan tampil paling baik. Perusahaan yang tidak

,menerapkan strategi yang jelas pengambil jalan tengah akan gagal. Sebagai contoh,

International Harvester mengalami masa sulit, karena dalam industri ia bukanlah perusahaan

dengan biaya terendah, mencapai nilai yang tertinggi, atau terbaik dalam melayani beberapa

segmen pasar. Pengambil jalan tengah mencoba untuk tampil baik dalam semua dimensi

strategis, tetapi karena berbagai dimensi strategis memerlukan cara pengelolaan perusahaan

yang berbeda dan kadang kala tidak konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya tidak

unggul dalam satu bidangpun.

Implementasi Strategi

Strategi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan bermanfaat, jika

perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat. Menurut McKinsey Consulting Firm,

strategi hanyalah satu dari tujuh unsur yang ditunjukkan oleh perusahaaan yang dikelola

dengan baik. Kerangka keberhasilan usaha 7-S dari McKinsey. Tiga unsur pertama strategi

(strategy), struktur (structure),dan sistem (systems) dianggap sebagai perangkat keras

keberhasilan. Empat unsur selanjutnya gaya (style), staf (staff) ketrampilan (skill) dan nilai

bersama (shared value) adalah perangkat lunaknya.

Pengendalian Strategi

Selama perusahaan melaksanakan strateginya, perusahaan perlu mengamati hasilnya dan

memantau perkembangan baru di lingkungan internal dan eksternalnya. Beberapa lingkungan

stabil dari tahun ke tahun. Yang lain perlahan-lahan berevolusi dengan cara yang dapat

diperkirakan. Tetapi, ada juga lingkungan yang mengalami perubahan besar yang cepat dan tak

dapat diramalkan. Perusahaan harus yakin akan satu hal : lingkungan akan berubah. Dan jika
perubahan itu terjadi, perusahaan itu terjadi, perusahaan harus meninjau ulang dan merevisi

pelaksanaan. Program, strategi, atau bahkan sasarannya.


Pengendalian organisasi terdiri dari tiga jenis, yaitu pengendalian strategis, pengendalian

manajemen dan pengendalian operasional. Pengendalian strategis merupakan proses dari

evaluasi strategi, yang dilakukan baik strategi tersebut dirumuskan dan setelah

diimplementasikan. Pengendalian manajemen berfokus pada pencapaian sasaran dari berbagai

substrategi bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian sasaran dari rencana jangka

menengah. Sedangkan pengendalian operasional berpusat pada kinerja individu dan kelompok

yang dibandingkan dengan peran individu dan kelompok yang telah ditentukan oleh rencana

organisasi. Masing-masing jenis pengendalian tersebut tidak terpisah dan tidak berbeda secara

nyata serta dalam kenyataan mungkin tidak berbeda satu dengan yang lainnya.
Pengendalian strategi dipusatkan dengan mengikuti jalannya strategi yang dimplementasikan,

mendeteksi setiap bidang masalah atau bidang masalah yang potensial dan membuat

penyesuaian yang diperlukan. Newman and Logan menggunakan terminologi pengendalian

sistem kemudi untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi.

Biasanya, suatu rentang waktu yang penting terjadi antara awal implementasi strategi dengan

pencapaian dari hasil yang diharapkannya. Selama waktu itu, sejumlah proyek dilaksanakan,

investasi dibuat dan tindakan dilakukan untuk mengimplentasikan strategi baru. Juga situasi

lingkungan dan internal perusahaan sedang tumbuh dan berkembang. Pengendalian strategi

diperlukan untuk mengendalikan perusahaan melalui peristiwa tersebut. Pengendalian strategi

harus menyediakan beberapa koreksi langsung berdasarkan pada kinerja menengah dan

informasi baru.
Henry Mintzberg menyatakan bahwa persoalan sebagaimana baiknya organisasi membuat

rencana strategi, tetapi strategi yang berbeda mungkin akan muncul. Memulai dengan strategi

yang direncanakan atau yang diharapkan berhubungan dengan beberapa hal:


Strategi yang diharapkan yang dapat direalisasikan yang disebut strategi dengan sengaja

(deliberate strategy)
Strategi yang diharapkan yang tidak dapat direalisasikan yang disebut strategi tak terealisasi

(unrealized strategy)
Strategi yang terealisasi yang tidak pernah diharapkan disebut strategi darurat (emergent

strategy)

Robert Anthony dari Harvard Business School menyatakan bahwa perencanaan dan

pengendalian dihubungkan antara keduanya secara dekat dalam organisasi sehingga untuk

membuat pemisahan antara keduanya tidak diinginkan dan tidak diartikan. Perencanaan harus

mendahului pengendalian, pengendalian harus merefleksikan perencanaan. Anthony

menyarankan bahwa perencanaan dan pengendalian organisasi disegmantasi ke dalam tiga

kategori, yaitu perencanaan strategis, pengendalian manajemen dan pengendalian tugas


(operasional). Ia menyatakan bahwa perencanaan strategis berarti perencanaan dan

pengendalian strategis, serupa pula dengan pengendalian manajemen adalah melibatkan

aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Pengendalian strategis menurut Schendel and Hofer berfokus pada dua pertanyaan (1) apakah

strategi yang diimplementasikan sebagai yang direncanakan dan (2) apakah hasil yang dibuat

oleh strategi merupakan yang diharapkan. Definisi ini merujuk pada kajian tradisional dan

langkah umpan balik yang merupakan langkah akhir dari proses manajemen strategis. Model

normatif dari proses manajemen strategis yang menggambarkan langkah-langkah utama

tersebut mencakup perumusan strategi, implentasi strategi dan evaluasi (pengendalian)

strategi.

Pengendalian strategis berpijak terutama pada proses pengendalian tradisional yang

melibatkan kajian dan umpan balik kinerja untuk menentukan rencana, strategi dan sasaran

yang telah dicapai dengan menghasilkan informasi yang digunakan untuk memecahkan

masalah atau mengambil tindakan korektif.

Kontributor konseptual yang baru untuk literatur pengendalian strategis memperlihatkan

pengendalian umpan balik antisipasi ke depan yang mempertimbangkan perubahan cepat dan

lingkungan eksternal yang tidak pasti. Schreyogg dan Steinmann (1987) telah membuat

penemuan awal dalam mengembangkan sistem yang baru beroperasi pada landasan yang

berkesinambungan, mengecek dan mengevaluasi asumsi, strategi dan hasil secara kritis.

Pengendalian strategis sebagai evaluasi kritis dari rencana, aktivitas dan hasil, dengan

demikian menyediakan informasi untuk tindakan masa yang akan datang. Schreyogg dan

Steinmann mengusulkan model umpan balik secara klasik untuk pengendalian strategis

mencakup pengendalian asumsi, pengendalian implementasi dan pengawasan strategis.

Pearce and Robinson menambahkan dengan komponen pengendalian peringatan khusus.

Keempat jenis pengendalian ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak

untuk mengawasi strategi saat dilaksanakan, untuk mendekteksi masalah-masalah penting, dan

untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan. Pengendalian strategis ini terkait dengan

asumsi lingkungan dan persyaratan operasional kunci yang diperlukan untuk implementasi

strategi yang berhasil.

Pengendalian asumsi dirancang untuk mengecek secara sistematis dan berkesinambungan

apakah atau asumsi-asumsi yang dipakai selama proses perencanaan dan implementasi masih

handal atau tidak. Hal itu melibatkan kondisi lingkungan, yaitu faktor lingkungan (ekonomi,

teknologi, sosial-budaya, politik-hukum, demografi, ekologi, peraturan pemerintah dsb.) dan


faktor industri (pesaing, suplier, pembeli, barang substitusi dan hambatan masuk). Seluruh

asumsi mungkin tidak mengharuskan kesamaan dari sejumlah pengendalian. Oleh karena itu,

manajer harus memilih asumsi dan variabel yang sesuai untuk perubahan dan akan berdampak

besar pada perusahaan dan strategi yang dilaksanakannya.

Pengendalian implementasi merupakan pengendalian yang mempertanyakan apakah strategi

keseluruhan perlu diubah atau tidak dengan melihat hasil implementasi strategi. Pengendalian

implementasi strategis tidak menggantikan pengendalian operasional. Pengendalian

implementasi strategi berkait dengan strategi fungsional, struktur organisasi, gaya

kepemimpinan, sistem imbalan dan sistem informasi. Tidak seperti pengendalian operasional,

pengendalian implementasi strategis secara berkesinambungan mempertanyakan arah strategi

secara mendasar. Pengendalian implementasi tersebut melibatkan 2 hal, yaitu memantau

kepercayaan strategis (program strategis baru atau program strategis kunci) dan mengkaji

ulang kejadian penting.

Pengawasan strategis merupakan pengendalian yang memantau peristiwa yang mungkin

mempengaruhi jalannya strategi baik di dalam maupun di luar perusahaan. Dibandingkan

dengan pengendalian asumsi dan pengendalian implementasi, pengawasan strategis dirancang

relatif kurang terfokus, terbuka dan aktivitas pencarian yang lebih luas. Ide dasar dibalik

pengawasan strategis adalah beberapa bentuk pemantauan umum terhadap berbagai sumber

informasi akan menemukan peluang penting tidak terduga yang sebelumnya tidak diantisipasi.

Pengawasan strategis memunculkan cara yang serupa dengan melakukan pengamatan

terhadap lingkungan, meskipun pengamatan terhadap lingkungan biasanya dilihat dari bagian

dari siklus perencanaan yang secara kronologis dijadikan untuk menghasilkan informasi untuk

rencana yang baru. Sebaliknya, pengawasan strategis dirancang untuk menyelamatkan strategi

yang telah dibangun atas dasar berkesinambungan.

Pengendalian peringatan khusus adalah pemikiran kembali terhadap strategi perusahaan

secara mendalam, dan seringkali cepat akibat adanya kejadian yang tak terduga. Kejadian yang

tak terduga tersebut misalnya bencana alam, kecelakaan pesawat, pengambil alihan

perusahaan, produk cacat, produk mengandung racun, dan sebagainya. Kejadian tersebut

dapat secara dramatis mengubah strategi perusahaan. Pearce dan Robinson menyarankan

pengendalian peringatan khusus dibentuk hanya selama implementasi strategi, karena

pengendalian peringatan khusus sesungguhnya merupakan sub bagian dari pengawasan

strategis yang dipandu seluruhnya dalam proses manajemen strategis.


Meskipun sistem pengendalian harus dibuat sesuai dengan situasi yang khusus, tetapi sistem

pengendalian mengikuti proses dasar yang sama, biasanya mengikuti enam langakah sebagai

berikut :

Menentukan apa yang dikendalikan


Menetapkan standar
Mengukur kinerja
Membandingkan kinerja dengan standar
Menentukan alasan penyimpangan
Melakukan tindakan koreksi

Kecenderungan Global : Perubahan dan Pergeseran

Manajer masa kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan

lingkungan yang berlangsung cepat segala sesuatu akan berubah namun satu hal yang tidak

akan pernah berubah yaitu perubahan itu sendiri. Tingginya dinamika atau cepatnya

perubahan dapat tergambar dari berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat

pada 10-20 tahun terakhir, terutama dalam telekomunikasi, penggabungan komputer dengan

komunikasi, CAD, CAM dan robotika. Pengaruh globalisasi, perusahaan manufaktur Amerika

Serikat memanfaatkan buruh murah di negara-negara berkembang, persaingan yang semakin

mendunia, produksi manufaktur multinasional (Toyota di AS, IBM di Jepang). Pengaruh

deregulasi atau berkurangnya pengaturan harga, entry tarif dsb. oleh pemerintah, proteksi dan

monopoli yang semakin berkurang menyebabkan munculnya berbagai perusahaan baru dalam

bidang telekomunikasi, penerbangan, bank yang beroperasi dengan biaya yang relatif lebih

rendah (sangat kompetitif).

Demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah kepada workforce diversity,

diskriminasi tenaga kerja yang semakin longgar, bertambahnya tenaga usia tua dan tenaga

kerja wanita. Perubahan sistem sosio-politik seperti Rusia yang menjadi kapitalis, RRC yang

menjadi Negara raksasa industri, berdirinya asosiasi-asosiasi regional (UE, AFTA, APEC dll)

yang bertujuan antara lain untuk kerjasama ekonomi, liberalisasi dan deregulasi perdagangan,

reformasi di Indonesia yang meruntuhkan orde baru mestinya membawa paradigma baru di

dunia usaha.

Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas berdampak kepada semakin banyaknya

pilihan bagi konsumen, terjadinya mergers, joint-venture dan bahkan divestasi dan menutup

usaha, siklus hidup produk menjadi lebih pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-

fenomena tersebut menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer.

Menjawab tantangan ini, agar dapat bersaing dan sustainable sesuai tuntutan perubahan,

organisasi bisnis harus responsif, cepat bereaksi dan cost-effective.


Organisasi yang lebih datar (flat organization) kini menjadi norma baru. Organisasi piramidal

dengan 7 10 lapis kini mulai didatarkan menjadi hanya 3 4 lapis (AT&T dan GE dari 12 kini

menjadi hanya 6 lapis atau kurang). Bentuk piramidal kini bahkan dianggap kuno, tradisional,

out of style, rantai komando semakin tidak diikuti, tetapi tentunya dengan operating

procedures yang jelas. Ini juga menjadi pertimbangan bagi organisasi perguruan tinggi. Jika kita

benar mengacu kepada cost effectiveness dan fungsi-fungsi line and staff management yang

efisien, apakah memang diperlukan adanya para pembantu dekan jika sudah ada pembantu

rektor, atau sebaliknya? Bukankah staff dan line functions kedua management lines tersebut

sama? Apakah tidak terdapat redundancy yang berakibat pemborosan?

Yang jelas kita mengikuti pola ini karena kepatuhan kepada peraturan pemerintah yang

memang memerlukan debirokrasi. Kita tidak akan membahas masalah-masalah perlunya

debirokrasi dan pemborosan yang berlebihan di negara kita sekarang ini karena untuk

melakukannya mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun, yang tentunya juga kurang

manfaatnya jika para penentu policy enggan mendengarkan apalagi mau mengubahnya.

Perampingan personalia (downsizing) dan kecenderungan bekerja dalam team yang lebih

mendasarkan kerjanya kepada process, bukan fungsi spesialisasi, semakin menonjol. Istilah

pemberdayaan yang kini digunakan dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM.

Pemberdayaan tenaga kerja (employee empowerment) dilaksanakan terutama bagi front line

employees (seperti front desk clerks) untuk memberikan kepuasan maksimum kepada

pelanggan.

Berkaitan dengan kiprah manajer mengantisipasi perubahan struktur organisasi bisnis, Prof.

Rosebeth Moss Kanter mengatakan :

Position, title and authority are no longer adequate tools for managers to rely on to get their

jobs done. Instead, success depends increasingly on tapping into sources of good idea, on

figuring out whose collaboration is needed to act on those ideas, and on working with both to

produce results.

Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun lampau, di mana human

capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan.

Drucker (1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para

manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja

generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan
clerical ke knowledge-worker yang menolak menerima perintah (komando) ala militer, cara

yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu.

Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan

baru (knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang

sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara

maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu

(part-timer) juga semakin meningkat.

Pola yang berubah ini menuntut pengetahuan baru dan cara penanganan (manajemen) yang

baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian,

ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-

waktu lampau. Dalam ketegori workforce diversity, sedang berlangsung peningkatan umur

manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS

dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8

(1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005, sedang berlangsung peningkatan

umur manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di

AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke

37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005. Demikian pula tenaga kerja

wanita termasuk wanita berkeluarga dan dual career secara global cenderung meningkat.

Bank teller, operator telepon, juru ketik, semua kini menggunakan komputer sehingga

penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja

white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga

tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator

telepon, juru ketik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer

bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar saat ini.

Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan.

Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, yang membuka pelamar kerja

untuk Information Technology Systems and Network Security Consultants Systems and

Network Security Consultants (yang menguasai IT security products seperti Firewall etc.);

Enterprise Solutions Risk Management Consultants (pengalaman dalam implementasi SAP

review/audit, Oracle, project management); Banking Systems Specialist, Telecommunications

System Consultants (a.l. berpengalaman dalam finance & accounting system, internet service

provision, E-Commerce, EDP audit etc.); E-Business consultants, dan Integrated Customer

Solutions Consultants.
LANJUT KE KESIMPULAN MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA>>>

Demikian tentang MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA - Contoh makalah

tentang Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengertian Manajemen sumber daya manusia,

fungsi manajemen, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen

operasional.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
@@@

akalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan

Abstrak

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,

pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum

permulaan abad ke-20 manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat

diperlakukan sekehendak oleh majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya

masih terus dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan

komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut

bisa lebih bersaing dengan negara lain. Tahap pelaksanaannya yaitu recruitment

(pengadaan), maintenance (pemeliharaan), dan development (pengembangan). Fungsi

adanya MSDM yaitu perencanaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penilaian

prestasi kerja, pemberian kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian.

Makalah yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia pada Perusahaan ini

membahas tentang pengertian manajemen sumber daya manusia pada suatu

perusahaan yang ada. Karena di dalam sebuah perusahaan sangatlah penting dalam

memerhatikan sebuah manajemen sumber daya manusia demi memakmurkan sumber

daya itu sendiri. Dan perusahaan berfungsi untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang ada. Saya mengambil contoh Bank Bjb sebagai contoh sebuah

perusahaan yang mengaplikasikan MSDM terhadap perusahaannya.

Pendahuluan
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas

empat tipe sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi.

Sumber daya finansial merupakan salah satu unsur penting dalam rangka membentuk

perusahaan yang maju dan terus berkembang karena berhubungan dengan saham yang

merupakan modal utama dalam membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan

serta melanjutkan perusahaan tersebut. Sumber daya fisik merupakan sumber daya

yang menyangkut penunjang secara fisik berdirinya suatu perusahaan seperti alat-alat

kelengkapannya. Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam

rangka pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill

para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan dengan

baik dan benar. Kemampuan teknologi juga merupakan unsur penunjang penting dalam

menggerakan perusahaan, karena dengan adanya kelengkapan teknologi dan kecanggihan

teknologi akan memudahkan berjalannya suatu perusahaan. Dari keempat sumber

tersebut aspek yang terpenting yaitu manusia, karena manusia merupakan penggerak

terpenting dalam perusahaan. Maju dan tidaknya perusahaan tergantung pada

pengelolaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dalam suatu perusahaan itu atau

oleh suatu departemen tertentu.

Landasan teori

Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut

para ahli:

1. Menurut Melayu SP. Hasibuan.

MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2. Menurut Henry Simamora

MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa

dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.

MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan

personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi

karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.

3. Menurut Achmad S. Rucky

MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan,

pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara

efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh

organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.


4. Menurut Mutiara S. Panggabean

MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan

pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi

pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan

kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan

5. Menurut Mutiara S. Panggabaean

MSDM adalah kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut

pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari

analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan

pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi,

kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan

demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat. Jadi, Manajemen Sumber Daya Manusia

merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahan permasalahan yang dihadapi manajemen

bukan hanya terdqapat pada bahan mentar, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang

dan lingkungan kerja saja, namun juga menyakup karyawan (SDM) yang mengelola

faktor-faktor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu diingat bahwa sumber daya

manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya,

merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan mengasilkan keluaran

(output).

Pembahasan
Proses Tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Recruitment (pengadaan),

Pengadaan Manajemen Sumber Daya Manusia (Recruitment) disini diartikan pengadaan,

yaitu suatu proses kegiatan mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan,

pengumuman, pelamaran, penyarigan sampai dengan pengangkatan dan penempatan.

Pengadaan yang dimaksud disini lebih luas maknanya, karena pengadaan dapat

merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan. Jadi pengadaan disini adalah upaya

penemuan calon dari dalam organisasi maupun dari luar untuk mengisi jabatan yang

memerlukan SDM yang berkualitas.


Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within. Recruitment

from within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang sudah ada, antara lain

melalui pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari

luar tahapan seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka

(open competition) yang didasarkan kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat

diukur (measurable). Pada seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan

tanpa promosi, harus memperhatikan unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi,

kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian.

Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peranan penting, dan merupakan tugas

utama dari seorang pimpinan. Suatu hal yang penting disini adalah memanfaatkan SDM

atau pekerja secara efisien, atau pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja

dimanfaatkan sebesar-besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan

mempertimbangkan batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak

merasa diperas karena secara wajar pula orang tersebut menikmati kemanfaatannya.

Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu tingkat

kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong untuk

berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi organisasi dan pihak-pihak

lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling

mudah dan sederhana sampai cara yang paling canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai

dari tahap pengadaan, dengan prinsip the right man on the right job.

2. Maintenance (pemeliharaan)

Pemeliharaan atau maintenance merupakan tanggung jawab setiap pimpinan.

Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh

terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat

orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara

optimal. Sumber daya manusia yang tidak terpelihara dan merasa tidak memperoleh

ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat mendorong pekerja tersebut keluar dari

organisasi atau bekerja tidak optimal.

Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan secara

seksama hakikat manusianya. Manusia memiliki persamaan disamping perbedaan, manusia

mempunyai kepribadian, mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta. Manusia mempunyai

kepentingan, kebutuhan, keinginan, kehendak dan kemampuan, dan manusia juga

mempunyai harga diri. Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian pimpinan dalam

manajemen SDM. Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward

system), baik yang berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat

material seperti; fasilitas kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa
immaterial sepert: kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain.

Pemeliharaan dengan sistem ganjaran ini diharapkan dapat membawa pengaruh terhadap

tingkat prestasi dan produktitas kerja.

3. Development (pengembangan).

Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada didalam suatu

organisasi perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan

perkembangan organisasi. Apabila organisasi ingin berkembang yang diikuti oleh

pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat

dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk

pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian.

Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan

oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan

kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas

tertentu.

Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan

atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:

a. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana organisasi melakukan

pelatihan bagi pekerjanya,

b. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar

pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya dan,

c. Analisis pribadi, menekankan Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa. Hasil

analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau

kinerja pegawai yang ada di organisasi tersebut.

Peran dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Peranan karyawan bagi sebuah perusahan berupa keterlibatan mereka dalam sebuah

perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Berbicara mengenai peranan tenaga kerja, harus dibedakan antara mereka yang

memiliki pekerjaan dan mereka yang bekerja. R.Kyosaki menyebutnya dalam empat

tingkatan (quadrant) yaitu self employed, employe, pebisnis dan investor. Karyawan

adalah mereka yang bekerja pada orang lain dengan menjual jasa mereka; waktu,

tenaga dan pikiran untuk perusahan dan mendapat kopensasi dari perusahan

tersebut. Namun berbicara mengenai tenaga kerja ini masih umum. Karena ada yang
tidak bekerja, yang bekerja (pada orang lain/negara/swasta) dan mereka yang

bekerja sendiri.

Dalam MSDM yang ingin ditelah adalah karyawan (mereka yang menjual jasa-pikiran,

tenaga dan waktu- kepada orang lain atau perusahaan. Disini terjadi sebuah ikatan

atau kontrak mengenai hak dan kewajiban masing-masing.

1. Perencanaan

Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection).

Persiapan. Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber

daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang

dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan/ forecast akan pekerjaan yang

lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu

diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah

kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain.

Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan

lain sebagainya.

2. Rekrutmen & Seleksi

Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment. Rekrutmen adalah suatu proses untuk

mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja

baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan

ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/ job

description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.

Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses

menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang

ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah

melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv

pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal

memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat

terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses

seleksi lainnya.

Menurut Cut Zurnali (2010), sebuah organisasi atau perusahaan harus dapat

mencari dan menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan bekerja dengan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang biasa disebut sebagai

pekerja pengetahuan (knowledge worker). Mengutip pendapat Drucker (2002:135):

Kontribusi manajemen yang paling penting yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini
adalah meningkatkan produktivitas kerja pengetahuan (knowledge work) sekaligus

meningkatkan produktivitas pekerja pengetahuan (knowledge worker). Produktivitas

kerja pengetahuan (knowledge work) berarti perusahaan meningkatkan cakupan

kerjanya pada pemanfaatan teknologi yang berbasis pengetahuan, termasuk

didalamnya memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi dalam meningkatkan profitabilitas sekaligus memperkuat daya saing

(competiveness) perusahaan. Kerja pengetahuan adalah kenyataan yang harus

dihadapi oleh setiap perusahaan atau setiap organisasi, baik organisasi laba

(perusahaa atau korporasi) maupun organisasi nirlaba (seperti kantor-kantor

pemerintah atau NGO). Sedangkan peningkatan produktivitas pekerja pengetahuan

(knowledge worker) bermakna bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin

pengetahuan dan kemampuan para pekerja pengetahuan dalam menjalankan setiap

pekerjaan atau tugas yang diberikan perusahaan kepada mereka.

Cut Zurnali (2010) mendefinisikan pekerja pengetahuan atau knowledge worker (K-

Worker) sebagai karyawan sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk

mendesain, membangun, menguji, memelihara, dan mengoperasikan infrastuktur dan

aplikasi keorganisasian dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi

sehingga dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien sekaligus

dapat memberikan kepuasaan bagi para stake holder organisasi tersebut.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Cut Zurnali tersebut, dapatlah

ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada era sekarang ini sudah saatnya sebuah

departemen SDM merekrut karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledge

worker agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat mencapai keunggulan

kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan keuntungan kepada para

stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini tapi juga di masa depan.

3. Pelatihan, Pengembangan & Penilaian Prestasi

1. Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation). Tenaga kerja

yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang

menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar

tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing

serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan

evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah

maupun yang tinggi.


2. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai ( Compensation and protection).

Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari

organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan

dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi

yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga

kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau

perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut

dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan

bermacam-macam jenisnya.

4. Promosi, Pemindahan dan Pemisahan

1. Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang

pegawai pada sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang

lebih tinggi dan tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar. Demosi,

kadang-kadang disebut transfer ke bawah, adalah sebuah jenis transfer meliputi

pemotongan pembayaran, hak dan kesempatan.

2. Pemindahan, disebut juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing, adalah

perpindahan sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji.

Umumnya adalah untuk mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan

permasalahan keuangan perusahaan semakin serius.

3. Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi

karena melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang

cukup.

4. Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas inisiatif

organisasi atau kemauan pegawai sendiri.

5. Pengunduran diri adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja

maksimalnya dari organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun .

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan SDM adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan, agar

pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan mereka sesuai dengan tuntutan

pekerjaan yang mereka lakukan.

Mengembangkan pengetahuan para SDM berate meningkatkan kemampuan mereka

untuk lebih mengenal dan memahami :


a. Seluk-beluk pelaksanaan pekerjaan lebih mendalam.

b. Perkembangan perusahaan

c. Sasaran yang akan dicapai perusahaan

d. Perlunya kerja sama dalam melaksanakn pekerjaan

e. Informasi yang disampaikan perusahaan

f. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi perusahaan

g. Hubungan perusahaan dengan lingkungannya

h. Kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan

i. Sistem dan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tugas perusahaan

j. Perilaku karyawan yang mendukung dan dituntut oleh perusahaan

Cara mengembangkan pengetahuan karyawan adalah :

a. Banyak membaca buku, majalh dan surat kabar

b. Banyak mendengar ceramah-ceramah, siaran radio

c. Sering mengikuti rapat, diskusi, seminar

d. Terlibat secara aktif dalam acara-acara yang dilaksanakn perusahaan

e. Mengikuti pendidikan yang lebih tinggi

f. Sering melakukan komunikasi dengan rekan sekerja

Strategi dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Manusia Bank Bjb

A. Profil Divisi Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumberdaya yang paling penting untuk mencapai keberhasilan

visi dan misi perusahaan. Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan pemasaran,

tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai.

Secara struktur organisasi bank bjb, Divisi SDM berada di bawah koordinasi

langsung Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko.

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu aktivitas pada bank bjb untuk

melakukan proses rekruitmen, pendayagunaan, pengembangan, dan pemeliharaan

sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Demi mendukung visi & misi di

bank bjb dalam melaksanakan langkah-langkah strategis yang tepat untuk bersaing

di pasar global, maka fungsi SDM dituntut untuk dapat memposisikan perannya di

dalam perusahaan.

Sumber Daya Manusia bank bjb harus menempatkan fungsinya mendukung unit

bisnis & support dengan peran sebagai berikut :


Mitra Bisnis Strategis : mempunyai kemampuan dalam menterjemahkan strategi

bisnis yang ditetapkan perusahaan menjadi tindakan-tindakan dalam pengelolaan

SDM yang fokus untuk menunjang pencapaian kinerja setiap unit kerja.

Tertib Administrasi : memiliki data-data kepegawaian yang akurat & berguna bagi

proses pengelolaan SDM.

Agen Perubahan : mampu menjadi katalisator proses perubahan yang dicanangkan

oleh perusahaan secara efektif.,

Budaya Perusahaan : Sesuai dengan corporate values bank bjb GO

SPIRIT, pegawai harus bisa mengimplementasikan budaya perusahaan dalam

segala aktivitas pekerjaan. Budaya perusahaan bank bjb memiliki 14 butir perilaku,

sebagai berikut:

Ramah, Tulus, Kekeluargaan

Selalu memberikan pelayanan prima

Cepat, tepat, dan akurat

Kompeten & bertanggung jawab

Memahami & melaksanakan ketentuan perusahaan

Konsisten, disiplin, dan penuh semangat

Menjaga citra bank melalui perilaku terpuji & menjunjung tinggi etika

Fokus pada nasabah

Peduli pada lingkungan

Memberikan solusi yang terbaik

Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri

Menyukai perubahan yang positif

Menumbuhkan transparansi, kebersamaan, dan kerjasama yang sehat

Menjaga rahasia bank & perusahaan

B. Grup Perencanaan & Pengembangan SDM

Divisi SDM bank bjb terbagi menjadi 2 grup utama sebagai berikut :

1. Grup Perencanaan & Pengembangan SDM, memiliki tugas utama sebagai berikut :

Perencanaan : Merencanakan kebutuhan SDM dengan baik sesuai dengan kebutuhan

bisnis perusahaan, mengembangkan & mendorong karir pegawai berdasarkan

kompetensi & kinerjanya melalui berbagai kegiatan pembinaan & kesempatan

pengisian jabatan.
Rekruitmen :Melakukan proses seleksi, rekrutmen & penempatan secara efektif

untuk mengisi kebutuhan perusahaan.

Pengembangan : Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk program pengembangan

karyawan secara periodik.

2. Grup Administrasi SDM

Dalam proses manajemen SDM, Grup Administrasi SDM memiliki tugas utama

sebagai berikut :

Administrasi & Hubungan Kepegawaian : Melakukan proses Administrasi

kepegawaian secara tertib administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sistem Informasi SDM : Mengelola Databasekepegawaian dan proses administrasi

melalui HRIS yang mampu mendukung kebutuhan operasional & penetapan kebijakan

bidang SDM.

Kompensasi & Pensiun : Pembayaran hak-hak untuk pegawai baik selama aktif

maupun setelah masa bakti berakhir sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku.

Outsourcing / PKWT : Untuk lebih mendukung kinerja perusahaan dan pelaksanaan

fungsi-fungsi dan rantai pekerjaan, maka dibutuhkan support yang dilaksanakan

melalui tenagaoutsourcing / PKWT.

Kesimpulan
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam

rangka pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill

para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan dengan

baik dan benar. Maju dan tidaknya perusahaan tergantung pada pengelolaan sumber

daya manusia, ini dapat dilakukan dalam suatu perusahaan itu atau oleh suatu

departemen tertentu.

Daftar Pustaka
http://www.bankbjb.co.id/id/3/123/185/Sekilas-Mengenai-Divisi-Sumber-Daya-Manusia.html
http://itaaccounting.blogspot.com/2013/01/arti-pengembangan-sumber-daya-

manusia.html
http://adhielc.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-manajemen-sumber-

daya.html

Anda mungkin juga menyukai