Ilustrasi Kasus GM Fahrul
Ilustrasi Kasus GM Fahrul
Telah dirawat seorang pasien Laki-laki usia 81 tahun di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak tanggal 4 April 2016 dengan:
Keluhan utama:
Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
1
Riwayat sakit asma tidak ada
Riwayat sakit jantung tidak ada
Riwayat sakit ginjal tidk ada
Silsilah Keluarga
2
pergerakan dan memberat sejak 2 bulan yang lalu sehingga tidak bisa
melakukan aktivitas sosial dan tidak bisa melakukan ibadah ke masjid.
Analisis Keuangan
Pasien tidak bekerja.
Pasien menerima gaji pensiunan sebesar 2,4 juta perbulan. Kadang menerima
biaya hidup dari anaknya dan ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
3
Kulit : Turgor berkurang
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Kepala : Normocephal
Rambut : Uban (+), tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan
Gigi dan Mulut : Gigi tidak ada
Leher : JVP 5 - 2 cmH2O
Paru :
Paru depan
o Inspeksi : simetris kiri = kanan dalam keadaan statis dan dinamis
o Palpasi : fremitus sulit dinilai
o Perkusi : sonor kiri = kanan
o Auskultasi : bronchovesicular, ronki +/+,
basah halus nyaring di kedua basal paru, wheezing -/-
Paru belakang
o Inspeksi : simetris statis dan dinamis
o Palpasi : fremitus sulit dinilai
o Perkusi : sonor kiri = kanan
o Auskultasi : bronchovesicular, ronki +/-
basah halus nyaring di kedua basal paru, wheezing -/-
Jantung
o Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V,
luas 1 ibu jari, thrill (-), kuat angkat
o Perkusi : batas kanan LSD, batas atas RIC II,
Bawah: 1 jari medial LMCS RIC V, pinggang jantung (+)
o Auskultasi : irama teratur, bising (-), M1> M2, P2< A2
Abdomen
o Inspeksi : Tidak tampak membuncit
o Palpasi : Hepar tidak teraba, lien S0
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung : CVA : nyeri tekan dan nyeri ketok tidak bisa dinilai
Regio gluteal : Ulkus decubitus 2 buah , ukuran 1x2x0,5 cm, luka
dangkal, dasar kemerahan, berair
Alat kelamin : Tidak ditemukan kelainan
4
Anus : Tidak ditemukan kelainan
Anggota gerak : Reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-, edema -/-
Tampak lutut kiri dan kanan sukar diluruskan
Atrofi otot gastroknemius (+)
Laboratorium
Darah
Hb : 13,7 gr/dl
Leukosit : 7900 /mm3
LED : 20 mm/jam
Hematokrit : 37 %
Trombosit : 251.000/mm3
Hit.Jenis : 0/3/0/75/19/3
Na/K : 136/3,2 mmol/L
Kalsium : 8,7 mg %
GDS : 92 mg/dl
Ureum/Cr : 37/0,9 mg%
Kesan : Hipokalemia, netrofil segmen meningkat
Analisa Gas Darah :
pH : 7,45
pCO2 : 26 mmHg
pO2 : 110 mmHg
HCO3 : 20,3 mmol/L
BEecf : -2,9 mmol/L
SO2c
Urinalisa : : 99 % Feses Rutin :
Kesan
Protein :: (-)
Dalam batas normal Warna : kuning
Glukosa : (-) Konsistensi : lembek
Leukosit : 0-1/LPB Leukosit : (-)
Eritrosit : 0-1/LPB Eritrosit : (-)
Silinder : (-)
Kristal : (-) 5
Epitel : gepeng (+)
Bilirubin : (-)
Urobilinogen : (+)
Kesan : dalam batas normal
Pemeriksaan EKG:
Irama : sinus QRS Komplek : 0,08 dtk
HR : 94x /menit ST Segmen : isoelektrik
Axis : normal Gel T : normal
Gel P : 0,06 detik SV1+RV5 : <35
PR interval : 0,16 detik R/S V1 : <1
Kesan : irama sinus takikardi
Daftar Masalah :
Comunity Acquired Pneumonia (CAP)
Osteoartritis Coxae
Kontraktur Os Genue
Ulkus dekubitus
Hipokalemia
Demensia
Malnutrisi
Imobilisasi
Ketergantungan total
Diagnosis Kerja :
Comunity Acquired Pneumonia (CAP)
Osteoartritis Coxae Bilateral
Osteoartritis Genue Bilateral dengan Kontraktur Genue Bilateral
Hipokalemia ec low intake
Ulkus dekubitus grade II
Hipokalemia
6
Malnutrisi
Immobilisasi
Ketergantungan total
Terapi :
Istirahat/ Diet MC 6 x 200 cc / 1.500 kkal / O2 2 liter/mnt
IVFD Aminofusin L.600 : Triofusin : NaCl 1:1:1 8 jam/Kolf
Inj. Cefoperazone 2 x 1 gr (iv)
Azitromisin 1 x 500 mg (po)
Ambroxol 3 x 30 mg (po)
Paracetamol 3 x 500 mg (k/p)
KSR 1x1 (po)
B.Complex 1 x 1 (po)
Pasang kasur dekubitus
Miring kiri dan miring kanan setiap 4 jam
Pemeriksaan Anjuran :
Cek albumin
Rontgen Thorax
Rontgen Pelvis & Genu
Kultur sputum & pus ulkus
Konsul Bedah ortopedi
Konsul Fisioterapi
Konsul Gizi
FOLLOW UP
7
O/
KU Kes TD (mmHg) Nadi (x/i) Nafas (x/i) Suhu (oC)
Sedang composmenti 110/ 70 93 23 37,9
s
Konsul Gizi
Asupan makanan di rumah sakit
8
Diberikan makanan cair 6 x 200 cc
Energi : 1200 Kkal
Protein : 28 gr
Lemak : 48 gr
Karbohidrtat : 150 gr
3 hari kedua
Diberikan makanan saring 3 kali
( Susu 3 kali + Telur 1 kali ( 3 butir ) + buah 3 kali )
Energi : 1461 Kkal
Protein : 41 gr
Lemak : 42,5 gr
Karbohidrtat : 207 gr
Hari selanjutnya Makanan Lunak
Diberikan diet Tinggi Karbohidrat Tinggi Protein
Energi : 1850 Kkal
Protein : 63 gr
Lemak : 50 gr
Karbohidrtat : 288 gr
9
Kesan : Hipokalemia (perbaikan)
10
Nafsu makan meningkat, demam (-), sesak nafas (-), batuk (-)
O/
KU Kes TD (mmHg) Nadi (x/i) Nafas (x/i) Suhu (oC)
Sedang CM 120/ 80 88 19 36,8
P/ Fisioterapi
DISKUSI
11
Demensia
Malnutrisi
Imobilisasi
Ketergantungan total
12
penatalaksanaannya. Tatalaksana dapat berhasil apabila disertai peran serta
keluarga atau pramurawat (caregiver).
Tatalaksana non farmakologis untuk mencegah ulkus dekubitus adalah
dengan perubahan posisi secara teratur, melakukan latihan gerakan pasif setiap
1 atau 2 kali sehari selama 20 menit, menggunakan kasur berongga (kasur anti
dekubitus), memiringkan pasien kekanan dan kekiri, mencegah terjadinya gesekan
dan pemberian minyak setelah mandi dan mengompol.
Disamping itu imobilisasi juga berperan dalam terjadinya
bronkopneumonia pada pasien ini. Bronkopneumonia (CAP) ditegakkan pada
pasien ini karena adanya batuk berdahak, sesak nafas dan ditemukan ronkhi pada
pemeriksaan fisik paru. Terapi yang diberikan yaitu kombinasi golongan
cefalosporin dan aminoglikosida. Infeksi pada pasien dipermudah karena kondisi
pasien menderita immobilisasi. Akibat imobilisasi, retensi sputum dan aspirasi
lebih mudah terjadi. Pada posisi berbaring otot diafragma dan interkostal tidak
berfungsi dengan baik sehingga gerakan dinding dada juga menjadi terbatas yang
menyebabkan sputum sulit keluar. Kondisi ini juga terjadi akibat elastisitas paru
yang sudah berkurang akibat proses menua.
Penatalaksanaan nutrisi pada pasien ini kita berikan secara oral. Diet
dimulai dengan 1500 kkal berupa makan cair 6 x 200 cc kemudian secara bertahap
diberikan 3 kali makanan saring, seterusnya dinaikkan menjadi makanan lunak
hingga 2100 kkal. Pemberian nutrisi parenteral berupa Aminofusin & Triofusin
dapat membantu perbaikan klinis pasien yang pada awalnya tampak sakit berat
dan lemah, setelah beberapa hari rawatan pasien semakin membaik.
Penurunan lingkup gerak sendi pada osteoarthritis sendi lutut dan panggul
dapat disebabkan adanya nyeri, spasme otot atau dapat juga disebabkan oleh
karena pemendekan kapsul sendi. Penurunan kekuatan otot pada osteoarthritis
sendi lutut diantaranya dapat disebabkan oleh karena immobilitas sendi lutut oleh
karena nyeri yang berkepanjangan yang menyebabkan mengecilnya serabut otot.
Intervensi fisioterapi merupakan penanganan paling yang efektif pada
penderita osteoarthritis sendi lutut dan panggul yang menyangkut pengurangan
nyeri dan kontrol tahanan eksternal. Kontrol nyeri dapat dicapai melalui standar
13
modalitas fisioterapi yang meliputi modalitas terapi latihan. Terapi
latihan merupakan salah satu latihan modalitas fisioterapi yang pelaksanaannya
menggunakan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk memelihara atau
perbaikan kekuatan, ketahanan, fleksibilitas, stabilitas, relaksasi, koordinasi,
keseimbangan dan kemampuan fungsional. Terapi latihan bertujuan mengurangi
pembentukan perlengketan jaringan lunak, menjaga elastisitas jaringan,
mengurangi kontraktur, mengurangi nyeri, mengurangi spasme, meningkatkan
kekuatan dan daya tahan otot serta menigkatkan lingkup gerak sendi. Pada kasus
ini diharapkan tindakan fisioterapi rutin dan peran keluarga dalam melakukan
terapi latihan untuk memulihkan kemampuan otot dan sendi yang telah
mengalami kontraktur.
14