PENDAHULUAN
Korosi pada logam telah berabad-abad menimbulkan masalah dan hal ini
jelas menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Korosi menyerang hampir
semua peralatan yang terbuat dari logam. Mulai dari peralatan dapur, mesin
cuci, sampai mesin mobil. Korosi dapat terjadi di rumah, kebun, alat
transportasi, industri dan pipa-pipa bawah tanah. Hampir semua sektor
industri mempunyai permasalahan dengan korosi. Misalnya sektor industri
logam, industri perhubungan, industri pertambangan dan energi, pekerjaan
umum, industri pertanian dan lain sebagainya. Permasalahan yang timbul
dapat berupa kerusakan, umur pakai barang yang tidak memenuhi harapan
sampai pada faktor keamanan yang tidak memadai.
Proses korosi adalah suatu proses alamiah yang berkaitan dengan penurunan
mutu logam sebagai akibat dari hasil interaksi logam tersebut dengan
lingkungannya. Dengan demikian, proses korosi akan senantiasa terjadi di
berbagai bidang dimana terdapat logam sebagai bahan utamanya.
Konsekuensi korosi sangat jelas bagi kita, banyak komponen harus diganti,
pelanggan menjadi tidak puas dan banyak lagi masalah finansial yang rumit.
Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di
dalam negeri, akan sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan biaya
penanggulangan yang relatif murah, dan mendapatkan alternatif pemecahan
yang didasari oleh kemampuan sendiri.
B. PENGERTIAN KOROSI
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam
umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarn coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s)
Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke
bagian lain besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen
tereduksi. O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V atau O2(g) + 4H+
(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V Ion besi (II) yang terbentuk pada anode
selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk
senyawa oksida terhidrasi Fe2O3. xH2O, yaitu karat besi. Mengenai bagian
mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang
bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan
sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia
atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan
bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih
mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah,
akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan
yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda
potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih
bersih dari oksida.
C. JENIS-JENIS KOROSI
1. Korosi Homogen
Contoh ;
korosi pada badan kapal, pilar pilar pelabuhan, korosi pada kaki kaki jacket,
sebatang besi yang tercelup larutanasam sulfat atap seng pemilihan
material yang sesuai, coating yang sesuai, penambahan inhibitor dan katodic
protection
2. Galvanic Corrosion
Apabila terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda
potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua
logam. Logam yang mempunyai tahanan korosi rendah ( potensial rendah)
akan terkikis dan yang tahanan korosinya lebih tinggi (potensial tinggi) akan
mengalami penurunan korosinya. Galvanic corrosion dipengaruhi oleh,
lingkungan, jarak, area/luas
Pencegahan :
3, Crevice Corrosion
Sifat ;
Oksidasi : M + 1e
Pencegahan :
4. Filiform Corrosion
Sifat
Serangan dari korosi ini tidak merusak komponen utama metal tetapi hanya
mempengaruhi atau merusak penampilan permukaan metal dimana
permukaan dan penampilan kaleng makanan atau minuman. Mekanisme
terjadinya Mekanisme terjadinya korosi ini merupakan kasus khusus untuk
jenis korosi celah. Selama pertumbuhannya, pada bagian kepala unsur
seperti H2O dan O2 dari udara luar secara osmosis. Kedua unsur ini
selanjutnya bereaksi dengan ion Fe konsentrasi tinggi membentuk oksida Fe.
H2O dan O2 ini akan berdifusi masuk kebagian kepala dan keluar dari bagian
ekor secara terus menerus, korosi tertahan dibagian kepala dimana hidrolisa
yang terjadi dibagian kepala menyebabkanlingkungan yang bersifat asam,
sehingga korosi ini dapat menyebar secara otomatis Pencegahan secara
global
5. Intergranuular Corrosion
Mekanisme Penyebab
Pencegahan
Casting, pada proses ini harus dilakukan dengan jalan mengecor logam
dengan step yang benar, komposisi yang benar dan pendinginan yang benar
sesuai dengan karakteristik masing masing logam dan kegunaannya.
Welding, pemilihan elektrode yang benar, prosedur pengelasan yang benar,
pendinginan yang benar.
6. Pitting Corrosion
Adalah bentuk pengkaratan yang terpusat pada satu titik dengan kedalaman
tertentu.
Sifat
Mekanisme
Adalah penghilangan suatu elemen alloy pada melalui proses korosi. Contoh
proses penghilangan/pelepasan Zn dari grass alloy. Contoh lain adalah
lunturnya salah satu unsur dari kobalt, chrom, alumunium dalam suasana
alloy dengan Fe
Mekanisme
Kuningan mengurai, Ion ZN berada dalam larutan, the cooper plate kembali
ke plat
Reaksi
2Zn + O2 ZnO
Zn + 2OH Zn(OH)
Cara Pencegahan
B. Korosi Erosi
- Permukaan film
Korosi pada logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang
berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan, kerugian akibat
korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai perangkat
transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti
3,1 persen dari Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-
negara di kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita
kerugian akibat korosi ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara
tersebut tentang jumlah kerugian setiap tahunnya. Korosi yang dipengaruhi
oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat aktifitas
mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir 100 jenis
dan telah dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang
disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat degradasi
pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan tahun1970- an.
Ketika pengaruh serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air
stainless steel dinding dalam terjadi serangan korosi lubang yang luas pada
permukaan sehingga para industriawan menyadari serangan tersebut.
Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan salah satu faktor pertimbangan
pada instalasi pembangkit industri, industri minyak dan gas, proses kimia,
transportasi dan industri kertaspulp. Selama tahun 1980 dan berlanjut
hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut dimasukkan sebagai bahan
perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem industri. Dari
fenomena tersebut, banyak institusi mempelajari dan memecahkan masalah
ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi bahaya korosi tersebut.
Bab ll