Anda di halaman 1dari 22

MENENTUKAN MUATAN SPESIFIK ELEKTRON

TEKNIK LABORATORIUM I B

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium I dengan


Dosen Pengampu Drs. Alex Hariyanto, Dip.Sc

Oleh

Rhika Adhika Setiyanto

NIM 130210102101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


J.J Thomson pada tahun 1897 menunjukan bahwa sinar-sinar dari
tabung sinar katoda dibelokan oleh medan listrik dan medan magnetik
sehingga sinar-sinar mengandung partikel bermuatan.
Meskipun sinar katoda sudah ditemukan sejak tahun 1859 namun
baru tiga puluh delapan tahun kemudian muatan spesifik sinar katoda
diperoleh. J.J Thomson (1856-1940) yang pertama kali melakukan
percobaan untuk menentukan muatan sinar katoda. Seperti halnya dalam
tabung sinar katoda, elektron dihasilkan dari katoda yang dipanaskan oleh
filamen. Elektron dipercepat menuju anoda yang berbentuk silinder dan
melewatinya. Pada bagian selanjutnya dipasang pelat sejajar yang diberi
beda potensial sehingga menimbulkan medan listrik. Pada bagian ini juga
terdapat medan magnet yang digambarkan masuk bidang kertas. Jika
kedua medan listrik dan medan magnet bernilai nol, elektron akan
mencapai posisi X dilayar dan menimbulkan fluoresensi. Energi kinetik
yang dimiliki oleh elektron diperoleh dari energi potensial yang diberikan
oleh pasangan anoda-katoda.
Pada hal ini kumparan Helmholtz digunakan untuk menghilangkan
medan magnetik bumi dan untuk memberikan medan magnet yang
konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas. Sedangkan Andre Marie
Ampere dengan percobannya berhasil menunjukkan bahwa elemen arus
akan mengalami gaya ketika berada dalam medan magnet. Oleh karena itu,
kami melakukan percobaan untuk menentukan muatan spesifik elektron
namun dengan menggunakan sebuah alat bernama LEAI-45 Apparatus.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana persamaan akhir muatan spesifik elektron yaitu rasio e/m?
1.2.2 Bagaimana cara menentukan muatan spesifik elektron yaitu rasio e/m?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui persamaan akhir muatan spesifik elektron yaitu
rasio e/m.
1.3.2 Mengetahui cara menentukan muatan spesifik elektron
yaitu rasio e/m.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis, laporan ini disusun guna memenuhi tugas
laporan praktikum mata kuliah teknik laboratorium 1 tentang
menentukan muatan spesifik elektron.
1.4.2 Bagi pembaca, khususnya para fisikawan setelah membaca
laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang muatan spesifik elektron yaitu rasio e/m.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gerakan Elektron Dalam Medan Magnet

Hans Chiristian Oersted (1777 1851) adalah ahli fisika dari


Denmark. Ia berhasil mengungkapkan misteri hubungan antara listrik
dengan magnet. Oersted berhasil membuktikan bahwa penghantar yang
dialiri arus listrik dapat menghasilkan
medan magnet.

Gambar 2.1. Percobaan Hubungan Antara Listrik Dengan Magnet

Keterangan :

(a) Kawat ketika belum dialiri arus listrik, jarum kompas berimpit dengan
kawat.

(b) Kawat dialiri arus listrik ke arah selatan maka jarum kompas akan
menyimpang ke arah timur.
(c) Kawat dialiri arus listrik ke arah utara maka jarum kompas akan
menyimpang ke arah barat (Anonim, 2015).

Jika suatu muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di


bawah pengaruh medan magnet atau medan listrik maka muatan tersebut
akan mengalami gaya sehingga pergerakan elektron akan menyimpang.
Adanya gejala fisis ini dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan
elektron didalam medan magnet maupun medan listrik persis seperti
partikel yang dilemparkan horizontal didalam medan gravitasi bumi.
Percobaan ini menggunakan sebuah tabung katodedan kumparan yang
berfungsi untuk menghasikan medan magnet. Kumparan ini disebut
kumparan Helmholtz (yaitu kumparan yang memiliki besar jari-jari
samadengan jarak kedua kumparan) yang digunakan untuk menghilangkan
medanmagnetik bumi dan untuk memberikan medan magnet yang konstan
dalam ruangyang sempit dan terbatas.
Elektron yang dihasilkan oleh filamen (yang berlaku sebagai
katoda), akibat proses termoelektron, akan dipercepat ke arah anoda yang
mempunyai beda tegangan (V) terhadap katoda. Dari prinsip kekekalan
energi, jika tidak ada usaha yang dikenakan pada elektron, maka elektron
tersebut akan mempunyai energikinetik akibat tegangan (V).
Elektron tersebut bergerak dalam medan magnet seragam (akibat
kumparan Helmholtz), sehingga terjadi perubahan arah dari kecepatan
elektron tanpa merubah kelajuannya, sehingga elektron akan bergerak
melingkar. Pada gerak melingkar ini besar gaya sentripental sama dengan
besar gaya medan magnet pada elektron tersebut (Winada, Purwansah,
2013).
Gambar 2.2.

(http://www.scribd.com/doc/218006565/LINTASAN-ELEKTRON#scribd)
Dalam hal ini, kekuatan hanya bertindak adalah gaya magnet

F=q v x B (2.1)

Kami akan membiarkan siswa membuktikan bahwa lintasan


elektron dalam seragam medan B, dengan tidak adanya medan listrik,
adalah helix (gambar. 2.3) yang rotasi frekuensi diberikan oleh
q
= B (2.2)
m

juga disebut frekuensi siklotron.

Gambar 2.3. a) Percepatan sebuah partikel bermuatan negatif dalam


medan listrik konstan, b) Gerak dari partikel bermuatan dalam medan
magnet seragam dan konstan
(a) Gerakan Melingkar Seragam. Menunjukkan bahwa untuk vz = 0,
gaya Lorentz terus menjaga elektron pada lintasan melingkar dari
radius r0 pada kecepatan vo di bidang xy (gambar 2.3.b). Radius r 0 pada
orbit melingkar diberikan oleh:
m v0
r 0= (2.3)
qB

Kecepatan vo ditentukan dari tegangan akselerasi U, yang


menghasilkan:
2 qU
v 02=v 2=
m

r 02 = ( mq ) 2UB
2 (2.4)

Oleh karena itu, kita dapat menentukan q/m eksperimen dengan


mengukur r0 = f (U, B).
(b) Lintasan Spiral. Jika vz 0 , gerak partikel adalah helix langkah
konstan l yang sumbu sejajar dengan medan B. Dalam hal ini, kita

v0
dapat membagi kecepatan v menjadi dua komponen: tegak

lurus, dan v p sejajar dengan medan B. Yang cukup menarik, saat


revolusi dari partikel T = 2 / yang independen dari radius r dan


kecepatan v0 dari partikel.

T= ( mq ) 2B (2.7)
Gambar 2.4. Lintasan Spiral dari partikel bermuatan dalam medan magnet.
Arah rotasi tergantung pada tanda muatan. Kecepatan v dapat dipisahkan
menjadi dua komponen ortogonal
Setelah kita tahu masa revolusi, kita dapat menentukan q/m.
Namun, ukuran T agak rumit. Hal ini sama sekali mudah untuk mengukur

l=v p T ,
langkah heliks l=od yang diberikan oleh dan hasil:

q 2 vp
( )m
=
B l (2.8)

Oleh karena itu, mengetahui vp dan l cukup untuk menentukan q/m


(Anonim, H2. Schuster Experiment: Electron Specific Charge e/m).

2.2. Persamaan Rasio e/m


Ketika berkas elektron memasuki medan magnet bergerak di trek
melingkar. Gaya yang dialami oleh elektron adalah
Fm = ev B (Anonim, 2015).
Dari hukum Newton II kita peroleh persamaan:
2
v
F ev B m
R
(2.9)
m
adalah massa elektron.
Sehingga waktu yang diperlukan untuk sebuah elektron berputar
satu kali revolusi adalah:
2R 2m
T
v eB
= (2.10)
Persamaan (2.10) menunjukkan bahwa T adalah bergantung pada
kecepatan elektron, artinya di bawah pengaruh medan listrik seragam,
waktu satu kali rotasi dari satu revolusi untuk elektron-elektron yang
berbeda kecepatan adalah sama, kecuali bahwa elektron dengan kecepatan
lebih besar akan mempunyai jari-jari rotasi yang lebih besar. Ini adalah
landasan teori untuk metode the magnetic focusing (metode fokus
magnetik).

v
Jika terdapat sudut antara kecepatan elektron dengan dengan

B
induksi magnet , kecepatan elektron diuraikan menjadi dua komponen,

v// B v
yaitu kecepatan axial yang parallel dengan dan kecepatan radial

B v//
yang tegak lurus dengan . Kecepatan tetap konstan, artinya elektron
tetap bergerak pada sumbu-nya, sementara akibat pengaruh gaya Lorentz,

v
akan membuat elektron berputar disekitar sumbu. Orbit yang dihasilkan
dari gerakan elektron adalah sebuah helix seperti pada Gambar 1.b,

B
pitch (perjalanan elektron dalam arah induksi magnet antara revolusi-
revolusi) adalah :
2m
h Tv// v//
eB
(2.11)
Dari persamaan (2.11) , diperoleh
e 2
v//
m Bh
(2.12)
h
adalah pitch
Jika elektron-elektron adalah berkas elektron yang diemisikan dari

v v//
titik yang sama mempunyai berbeda tetapi , maka setelah bergerak
sejauh h , mereka difokuskan pada suatu titik. Ini disebut magnetic field
focusing (pem-fokusan medan magnetic), (longitudinal magnetic
focusing).
Elektron-elektron yang diemisikan dari katode dapat diasumsikan
tidak memiliki kecepatan awal. Mereka akan dipercepat melalui tegangan
anoda yang pertama (focusing electrode) dan anoda ke dua (accelerating

v//
electrode) di dalam tabung. Kecepatan longitudinal elektron
bergantung pada tegangan U (berlaku sebagai tegangan akselerasi) yang
di aplikasikan melalui katode terhadap anoda ke dua, yaitu
1 2
mv// eU
2
e
adalah muatan elektron, U adalah tegangan akselerasi (tegangan
antara katode dan anode ke dua) , dan dapat diperoleh
2eU
v//
m
(2.13)
Substitusi Pers (2.13) ke Pers. (2.12) dapat diperoleh
e 8 2U

m h2B2
(2.14)
Tabung oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang panjang.
Setelah dihidupkan semua sinar-sinar elektron difokuskan menuju suatu
titik di bawah pengaruh tegangan pem-fokus, sehinggan terdapat bintik

v
terang pada layar. Untuk membuat kecepatan , tegangan 15 volt AC
dipalikasikan pada pelat-pelat defleksi tabung oscilloscope dan elektron-
elektron akan mendapat kecepatan komponen vertical pada batas-batas
tertentu dan sebuah garis lurus terang terbentuk pada layar.
Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah induksi
magnetic akan dibangkitan dalam arah tabung helix ini. Di bawah
pengaruh medan magnet, elektron-elektron akan membuat gerakan helix.

v//
Dapat dilihat dari Pers. (2.14) bahwa (juga tegangan akselerasi U)
bervariasi dengan arus I (besar B) dalam tabung helix, pada keadaan ini h
(pitch) sama dengan jarak (l) antara titik defleksi awal ke pelat defleksi y
dan pusat layar. Pada kasus ini bintik terang yang disebut focus utama
(primary focusing) seperti Gambar 2.5 dan Pers. (2.14) ditulis kembali
sebagai:
e 8 2U

m l 2 B2 l 0,148
( m) (2.15)

Gambar 2.5. Peristiwa


primary focusing
Medan magnet dalam sebuah tabung helix dihitung berdasarkan
formula untuk sebuah tabung helix gulungan berlapis-lapis (Gambar 2.6),
Dapat dihitung dengan persamaan:
(cos( 1 ) cos( 2 ))
B 0 NI
2

Gambar 2.6. Gulungan kawat penghantar membentuk tabung helix


B 0 NI cos( )
Di pusat tabung helix besar medan magnet ,
sehingga persamaan rasio e/m adalah:
e 8 2U U
2 2 2 2 2 2 2 1014
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos2
2

C/kg (2.16)
N
jumlah lilitan persatuan panjang (lilitan/m), alat ini menggunakan N =
3800 lilitan/m
0 0
konduktivitas magnetic dalam hampa, ( 4 10-7 H/m )
I
arus dalam tabung helix
l
jarak layar terhadap pelat defleksi y
U = tegangan akselerasi
cos( )
= 0,948 (Lambda Scientific Systems, Inc).

2.3. Metode Longitudinal Pemfokusan Medan Magnetik


Waktu yang diperlukan untuk sebuah elektron berputar satu kali
revolusi adalah:

2R 2m
T
v eB
=
Persamaan diatas menunjukkan bahwa T adalah bergantung pada
kecepatan elektron, artinya di bawah pengaruh medan listrik seragam,
waktu satu kali rotasi dari satu revolusi untuk elektron-elektron yang
berbeda kecepatan adalah sama, kecuali bahwa elektron dengan kecepatan
lebih besar akan mempunyai jari-jari rotasi yang lebih besar. Ini adalah
landasan teori untuk metode the magnetic focusing (metode fokus
magnetik).

v
Jika terdapat sudut antara kecepatan elektron dengan dengan

B
induksi magnet , kecepatan elektron diuraikan menjadi dua komponen,

v// B v
yaitu kecepatan axial yang parallel dengan dan kecepatan radial

B v//
yang tegak lurus dengan . Kecepatan tetap konstan, artinya elektron
tetap bergerak pada sumbu-nya, sementara akibat pengaruh gaya Lorentz,

v
akan membuat elektron berputar disekitar sumbu.
Jika elektron-elektron adalah berkas elektron yang diemisikan dari

v v//
titik yang sama mempunyai berbeda tetapi , maka setelah bergerak
sejauh h , mereka difokuskan pada suatu titik. Ini disebut magnetic field
focusing (pem-fokusan medan magnetic), (longitudinal magnetic focusing)
(Lambda Scientific Systems, Inc).

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


1. LEAI-45 Apparatus untuk menentukkan rasio muatan dan massa
electron
2. Power wire
3. BGXP -0.75 A fuse
4. Bgxp -3A fuse

3.2. Langkah Kerja


1. Mengatur knob kecerahan searah jarum jam sampai maksimal.
Mengatur tombol tegangan level rendah (sumber LV) pada posisi off
dan menghidupkan tombol power. Indikator harusnya berwarna hijau
dan panaskan apparatus selama 5 menit. Strip terang dengan panjang 3
cm akan tampak pada layar.Sekarang Mengatur Knob kecerahan pada
kecerahan yang cukup (jangan mengatur kecerahan terlalu cerah).

2. Mengatur Tegangan kecepatan 1000~1100 V sementara mengatur


focusing knob untuk memfokuskan strip.

3. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai


maksimal,mengatur tombol pengubah arus pada 1.5 A. Dan
menghidupkan tengangan rendah. Sekarang tabung helix terisi energi
dan strip terang pada layar akan berputar oleh sebuah sudut dan
memendek.
4. Mengatur gain arus secara perlahan searah jarum jam secara langsung
untuk menaikkan arus yang melalui tabung helix sementara
mengamati pembaca arus pada ammeter. Strip cerah akan secara
kontinu berubah dan memendek, ini akan menjadi sebuah titik ketika
arus naik 1A, mengindikasikan bahwa elektron melakukan gerakan
sirkular dan linier searah B dan terfokus pada satu point setelah
bergerak sejauh h (l). Pembaca arus menunjukkan nilai yang disebut I1
dan tegangan percepatan U.

5. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai maksimal,


mengatur tombol pengubah arus pada 2.5 A. Sekarang titik cerah
pada layar akan memanjang. Mengubah gain arus secara perlahan
menaikan arus dan kecerahan strip. Ketika arus naik kira-kira 2A.
Kecerahan strip akan memendek menjadi sebuah titik.Ini dinamakan
pemfokusan titik sekunder dengan arusnya disebut I2. Berarti nilai arus
adalah I=(I1+I2)/2 dapat menggunakan persamaan (10) untuk
menentukka e/m dan menhitung kesalahan percobaan dari e/m (nilai
e/m yang terkenal adalah 1,759x1011 C/kg).

6. Menekan arus POLARITY ke sumbu yang lain.mengulangi prosedur


diatas dan mengamati perubahan kecerahan strip (sekarang arus yang
melalui tabung helix terbalik dan mengubah arah terang strip di layar
juga terbalik).

7. Untuk menghitung nilai e/m lebih akurat voltmeter eksternal dan


ammeter harusnya digunakan di hubungkan dengan terminal on dan
panel depan.
3.3. Gambar Alat
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

I (Ampere) I rata-rata U (Volt) e/m (C/kg)


1,2 A 1100
1,65 A 0,719.1011
2,1 A 1100
Keterangan:
I rata-rata = (I1+I2)/2
0 = 4.10-7 H/m

N = 3800 lilitan/m
cos( )
= 0,948
L = 0,148 m
Untuk menentukan e/m dengan:
e 8 2U U
2 2 2 2 2 2 2 1014
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos
2 2

Perhitungan:
e U
2 2 2 1014
m 2l N I cos 2
1100
2 2 2 2
.1014
2(0,148) (3800) (1,65) (0,948)
1100
.1014
2(0,021904)(14440000)( 2,7225)(0,898704)
1100
.1014
1547765,574
0,719.1011 C / kg

4.2. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami melakukan suatu percobaan untuk
menentukan muatan spesifik elektron yaitu menentukan rasio muatan dan
massa elektron. Praktikum kali ini saya mengambil rumusan masalah yaitu
untuk mengetahui persamaan akhir muatan spesifik elektron yaitu rasio
e/m.dan untuk mengetahui cara menentukan muatan spesifik elektron yaitu
rasio e/m melalui percobaan.
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui terdapat beberapa
variabel-variabel yang mempengaruhi, diantaranya:
a. Variabel bebas yaitu berupa Arus (I).
b. Variabel terkontrol yaitu tegangan akselerasi (U), jumlah lilitan (N),

cos( )
jarak layar terhadap pelat defleksi y (l) dan
c. Variabel terikat yaitu nilai rasio muatan dan massa elektron (e/m).
Pada percobaan kali ini dilakukan pada sebuah tabung
oscilloscope yang terdiri dari dua pelat logam yang berbeda, yaitu terdiri
dari anoda (positif) dan katoda (negatif). Pertama menyalakan alat
menggunakan sumber arus listrik (ac) sehingga tampak pada layar sebuah
berkas yang panjang berbentuk seperti elips dengan memiliki ujung yang
runcing dan terang. Kemudian menghidupkan tegangan DC dengan
mengatur arus sebesar 1,5 Ampere supaya fokus namun kenyataannya
fokusnya adalah 2,5 Ampere. Setelah itu semua sinar-sinar elektron
difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh tegangan pem-fokus,
sehingga fokusnya menjadi memendek dan tampak seperti bintik terang
pada layar.
Di dalam tabung oscilloscope terdapat tabung helix yang panjang.
Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah induksi magnetik akan
dibangkitan dalam arah tabung helix ini. Di bawah pengaruh medan
magnet, elektron-elektron akan membuat gerakan helix pada keadaan ini h
(pitch) sama dengan jarak (l) antara titik defleksi awal ke pelat defleksi y
dan pusat layar, sehingga terlihat bintik terang pada layar, ini disebut
dengan focus Utama (primary focusing).
Untuk mengetahui persamaan akhir muatan spesifik elektron yaitu
rasio e/m adalah dengan meninjau kasus bintik terang yang disebut focus
e 8 2U

m l 2B2
utama (primary focusing), dari kasus tersebut diperoleh

l 0,148
( m ). Medan magnet dalam sebuah tabung helix dihitung
berdasarkan rumus untuk sebuah tabung helix gulungan berlapis-lapis

(cos( 1 ) cos( 2 ))
B 0 NI
2
yaitu Di pusat tabung helix besar medan
.

B 0 NI cos( )
magnet diperoleh sebesar , sehingga persamaan rasio e/m
Persamaan rasio e/m adalah

e 8 2U U
2 2 2 2 2 2 2 1014
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos2
2

C/kg. Dengan N adalah

jumlah lilitan persatuan panjang (lilitan/m) alat ini menggunakan N = 3800

0 0
lilitan/m, konduktivitas magnetik dalam hampa, ( 4 10-7
adalah

I
H/m ), adalah arus dalam tabung helix yang akan diukur, l adalah jarak

layar terhadap pelat defleksi y alat ini menggunakan l sebesar 0,148 m, U

cos( )
= tegangan akselerasi yang akan diukur, dan yang memiliki besar
0,948.
Untuk mengetahui cara menentukan muatan spesifik elektron yaitu
rasio e/m dapat ditentukan dengan menggunakan polarisasi, kami
mengulang sebanyak dua kali dalam mengukur arus yaitu mengukur I 1 dan
I2. Pertama arus diatur sebesar 1,5 Ampere diperoleh arus I 1=1,2 Ampere
dan Tegangan akselerasi (U) = 1100 Volt. Kedua arus diatur sebesar 2,5
Ampere diperoleh arus I2=2,1 Ampere dan Tegangan akselerasi (U) = 1100
Volt. Sehingga dari nilai I1 dan I2 didapat nilai rata-rata sebesar 1,65
Ampere (nilai rata-rata dihitung menggunakan rumus

I 1 + I 2 1,2+2,1
I= = =1,65 A . Dengan menggunakan rumus
2 2

e 8 2U U
2 2 2 2 1014
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos
2 2 2 2 2

didapatkan rasio atau


perbandingan muatan dan massa elektron (e/m) = 0,719.1011 C/kg namun
hasil ini berbeda jauh dengan yang ada di modul maupun nilai mutlak yang
ditemukan oleh JJ. Thompson, dimana disebutkan bahwa nilai e/m =
1,759.1011 C/kg. Perbedaan ini disebabkan oleh ketelitian alat yang
digunakan yang hanya memiliki tingkat keakuratan sebesar 5%.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1. Persamaan rasio e/m adalah

e 8 2U U
2 2 2 2 2 2 2 1014
m l 0 N I cos ( ) 2l N I cos
2 2

C/kg.
5.1.2. Rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron ditentukan melalui
percobaan dengan menggunakan polarisasi dengan cara mengulang
sebanyak dua kali dalam mengukur arus yaitu mengukur I1 dan I2 setelah
dihitung manual dengan menggunakan rumus e/m sehingga diperoleh nilai
(e/m) = 0,719.1011 C/kg.

5.2. Saran
Seharusnya alat yang digunakan untuk praktikum supaya
diperbanyak lagi agar kami para mahasiswa dapat melakukan praktikum
secara mandiri dan dapat mengerti dengan mudah apa yang sedang
dipraktikumkan. Jika alatnya hanya satu, mungkin mahasiswa yang berada
didekat alat saja yang dapat mengerti apa yang sedang dipraktikumkan
namun mahasiswa yang berada dibelakang pasti kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015. Determination Of e/m Of An Electron.


(http://www.citycollegiate.com/xii_chpxiv1.htm) akses pada tanggal 15
desember 2015 pukul 06:28 WIB

Anonim.2015. Lintasan Elektron Dalam Medan Magnet


(http://dokumen.tips/documents/lintasa-elektron-pada-medan-
magnet.html) akses pada tanggal 15 desember 2015 pukul 05:15 WIB

Anonim. H2. Schuster Experiment: Electron Specific Charge e/m.


(http://sb.epfl.ch/files/content/sites/fsb/files/sph/TPD/EN/H2_Schuster_ex
periment_e_m.pdf) akses pada tanggal 15 desember 2015 pukul 06:28
WIB

Lambda Scientific Systems, Inc. LEAI-45 Apparatus for Determining


Specific Charge of Electron-Basic.USA: Lambda Scientific.

Winada, Purwansah.2013. Laporan Akhir Fisika Ekperimen II-Aelektron Fine


Beam Tube (Efbt) . (http://www.scribd.com/doc/218006565/LINTASAN-
ELEKTRON#scribd) akses pada tanggal 14 desember 2015 pukul 21:00
WIB

Anda mungkin juga menyukai