LANDASAN TEORI
9
10
Pengelompokan Anak
Anak dapat dikelompokkan berdasarkan usia sekolah, sebagai berikut :
1. Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak usia 0 hingga 6 tahun. Anak usia dini dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) tahap usia.
1) Usia 0-1 tahun (infancy)
2) Usia 1-3 tahun (toddlerhood)
3) Usia 3-6 tahun (Preschool)
Ketiga kategori usia anak ini sangat penting karena pada masa-masa ini dapat
terlihat perubahan dan perkembangan signifikan anak.
2. Anak Usia Lanjut
Anak usia lanjut sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun.
Psikologi Anak
Psikologi anak dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan continue
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lain
psikologi perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan anak yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Perkembangan jasmani dan psikologis yang
terdapat dalam anak - anak adalah dengan memakai panca indera dengan pergerakan
anggota tubuh. Anak melihat dan berpikir tentang fungsi dan kegunaan benda yang
dilihatnya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan jasmani dan psikologis anak
dapat mempengaruhi kehidupan anak sehari-hari dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengaruh Langsung
Perkembangan dalam pengaruh langsung yang terjadi pada anak menentukan
keterampilan anak dalam gerak. Keterampilannya dalam gerak ditunjukkan saat
13
seseorang melakukan beberapa hal, si anak dapat mengikuti dan menirunya. Hal
tersebut dapat mempengaruhi anak untuk berpikir bahwa hal yang dilihatnya
adalah sesuatu yang benar dan dapat ditirukan.
2. Pengaruh Tidak Langsung
Perkembangan tidak langsung mempengaruhi bagaimana anak tersebut
memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain. Saat seorang anak
merasa tidak nyaman terhadap dirinya sendiri, anak akan cenderung diam dan
merasa berkekurangan. Perkembangan fisik pada seorang anak dapat dilihat dari
perkembangan motoriknya, yaitu :
1) Proses tumbuh kembang ditandai dengan berkembang atau berubahnya fisik
seorang anak seiring bertambahnya umur si anak
2) Kemampuan gerak seorang anak saat bayi, mata dan gerak yang dilakukan
sangat lambat, bahkan mata bayi tidak dapat berkedip dengan reflek. Namun
dengan tumbuh berkembang, bayi dapat berkedip dan memberi isyarat jika
bayi haus atau lapar.
Perkembangan Anak
Beberapa ahli di dunia mengemukakan pendapat tentang teori perkembangan
anak sebagai berikut :
Tabel 2 Teori Perkembangan Anak
TEORI PENGERTIAN
PERKEMBANGAN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
AUTHOR ANAK
Teori Erik Erikson juga 1. Trust vs Mistrust ( 0-12bulan ) : bahwa
mengusulkan teori tahap mereka dapat mempercayai lingkungannya.
perkembangan, namun Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya
teori meliputi pengalaman yang terus-menerus,
berkesinambungan, adanya pengalaman yang
pertumbuhan manusia di
ada kesamaannya dengan trust dalam
seluruh umur. Erikson pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang
percaya bahwa setiap tuanya. Apabila anak terpenuhi kebutuhan
tahap perkembangan dasarnya dan apabila orang tuanya memberikan
difokuskan pada kasih sayang dengan tulus, anak akan
mengatasi konflik. berpendapat bahwa dunianya (lingkungannya)
Misalnya, konflik utama dapat dipercaya atau diandalkan. Sebaliknya
selama periode remaja apabila pengasuhan yang diberikan orang tua
melibatkan pembangunan kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi
rasa identitas pribadi. kebutuhan dasar yang diperlukan, tidak
konsisten atau sifatnya negatif, anak akan
Keberhasilan atau
cemas dan mencurigai lingkungannya.
kegagalan dalam 2. Autonomy vs Shame & Doubt ( 2-3 tahun ) :
menangani konflik pada Anak akan mencapai suatu derajat kemandirian
setiap tahap dapat tertentu. Apabila toddler (1,6-3 tahun)
mempengaruhi fungsi mendapat kesempatan dan memperoleh
Erik Erikson ( keseluruhan. Selama tahap dorongan untuk melakukan yang diinginkan
1902-1993 ) remaja, misalnya, anak dan sesuai dengan tempo dan caranya
kegagalan untuk sendiri, tetapi dengan supervisi orang tua dan
mengembangkan hasil guru yang bijaksana, maka anak akan
identitas dalam peran yang mengembangkan kesadaran autonomy. Tetapi
apabila orang tua dan guru tidak sabar dan
membingunkan.
terlalu banyak melarang anak yang berusia 2-3
tahun, maka akan menimbulkan sikap ragu-ragu
terhadap lingkungannya.
3. Inisiative vs Guilt ( 4-5 tahun ) : Apabila
anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk
menjelajahi dan bereksperimen dalam
lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru
memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan
anak, maka anak cenderung akan lebih banyak
mempunyai inisiatif dalam menghadapi
masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya
apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan
menganggap pertanyaan atau apa saja yang
dilakukan tidak memiliki arti, maka anak akan
selalu merasa bersalah.
TEORI PENGERTIAN
PERKEMBANGAN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
AUTHOR ANAK
Teori Jean Piaget 1. Sonsori-motor( 0-1 tahun ) : pada tahap
menyarankan bahwa anak- ini, bayi dan balita memperoleh
anak berpikir secara pengetahuan melalui pengalaman sensorik
berbeda daripada orang dan memanipulasi obyek. Bayi dan Balita
dewasa dan mengusulkan mulai mengaktifkan ke 5 indera nya seperti
teori tahap perkembangan : merasakan, menyentuh, mencium,
kognitif. Dia adalah yang melihat, dan mendengar. Anak-anak akan
pertama untuk dicatat dapat mulai melampirkan nama dan kata-
Jean Piaget ( bahwa anak-anak berperan kata untuk benda-benda disektarnya.
1896-1981 ) aktif dalam memperoleh 2. Pre-operational( 1-6 tahun ) : pada
pengetahuan tentang tahap ini anak-anak belajar melalui
dunia. Menurut teorinya, permainan, tapi masih berusaha dengan
anak-anak dapat dianggap logika dan mengambil sudut pandang orang
sebagai "ilmuwan kecil" lain. Anak-anak lebih menggunakan fantasi
yang aktif membangun dibandingkan realitas, dan cenderung
pengetahuan dan egosentrik.
pemahaman tentang dunia 3. Concrete Operations ( 6-12 tahun )
mereka. 4. Formal Operations (12 tahun-dewasa)
Teori ini menyatakan 1. Early pre-moral Stage: individu fokus pada
bahwa penalaran moral, konsekensi langsung dari tindakan mereka pada
dasar untuk perilaku etis diri sendiri. Hal ini menimbulkan kesimpulan
memiliki 6 tahap bahwa anak mendahulukan egosentriknya, yang
kurang mengakui titik pandang orang lain yang
perkembangan yang telah
berbeda dengan dirinya sendiri.
diidentifikasi, masing- 2. Pre-moral stage: Penalaran tahap ini kurang
masing memadai dalam menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang
menanggapi dilema moral. lain, tetapi hanya ke titik di mana mungkin
Kohlberg menentukan memajukan kepentingan individu itu sendiri.
bahwa proses Akibatnya, kepedulian terhadap orang lain tidak
perkembangan moral pada didasarkan pada loyalitas atau hormat intrinsik.
prinsipnya berhubungan 3. Early conventional morality: Individu mau
dengan keadilan, dan itu menerima persetujuan dan ketidaksetujuan dari
terus sepanjang hidup orang lain karena hal tersebut merefleksikan
pandangan masyarakat. Mereka mencoba untuk
Lawrence individu, sebuah gagasan
menjadi 'anak baik' untuk memenuhi harapan
Kohlberg ( yang melahirkan dialog dan menyenangkan orang lain (orang tua, guru,
1927-1987) tentang implikasi filosofis dsb).
dari penelitian tersebut. 4. Conventional Morality: penting untuk
mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi
sosial karena berguna dalam memelihara fungsi
dari masyarakat.
5. Post-conventional morality: dunia dipandang
memiliki pendapat-pendapat yang berbeda, hak
dan nilai-nilai.
Dari ketiga teori diatas, penulis menerapkan teori yang dikemukakan oleh
Jean Piaget karena dianggap paling mewakili tahap perkembangan anak pada
umumnya. Selanjutnya akan dijabarkan lagi tentang teori tahap kedua sebagai
batasan kajian.
Berdasarkan teori dari Jean Piaget diatas, maka selanjutnya teori tersebut
dapat dihubungkan dengan teori dari John Hopkins Medicine tentang karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terjadi karena kedua teori ini
memiliki kesesuaian yang saling melengkapi sehingga keduanya dapat menjadi
acuan dalam perancangan.
17
a. Buku-buku cerita atau dongeng dari berbagai versi dan cerita rakyat
setempat;
b. Alat-alat peraga atau bahan main sebagai bahan belajar;
c. Lemari atau rak untuk tempat alat main;
d. Tape recorder dan/atau VCD Player, beserta kaset dan/atau VCD
cerita/lagu;
e. Papan tulis (white atau black board) serta alat tulisnya;
f. Papan flanel dan perlengkapannya;
g. Panggung boneka dan perangkatnya;
h. Papan geometris, puzzle, dan balok;
i. Alat untuk bermain peran makro dan mikro;
j. Alat permainan edukatif sederhana;
k. Alat permainan untuk mendukung mengenal budaya lokal;
l. Alat-alat untuk memasak, dan lainnya.
2. Sarana di luar ruangan
Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan luncur, papan titian,
ayunan, panjatan, kuda-kudaan, dll. Adapun persyaratan alat permainan tersebut
sebagai berikut:
a. Alat permainan edukatif, buatan guru, anak, dan pabrik
b. Gampang dibongkar pasang
c. Jika terdiri dari bagian-bagian kecil
d. Ukurannya aman dan diperbolehkan untuk mainan anak
e. Alat-alat mainan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh anak
f. Secara rutin dirawat, dibersihkan dan diganti bila sudah rusak
g. Aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam sehingga membahayakan kulit,
atau tangan anak
h. Peralatan pendukung keaksaraan
i. Kuat, kokoh, tidak mudah patah dan pecah.
j. Alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan dapat
mendukung kegiatan belajar anak yang berbeda-beda dan tahap
perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, intelektual,
emosi
k. Aspek sosial dan keagamaan
28
Jumlah Minimal
No Jenis Ruang Kapasitas
Ruang Luas
3 Ruang dapur 1 16 m 2 orang
4 Ruang Tata Usaha 1 20 m 2 orang
5 Gudang 1 16 m
Kamar mandi/WC
6 1 4 m 1 orang
guru
Kamar mandi/WC
7 1 4 m 1 orang
anak
8 Kamar Penjaga 1 16 m 1 orang
9 Ruang guru 1 16 m 5 orang
UKS (Usaha
10 1 16 m
Kesehatan Sekolah)
11 Ruang Terbuka 1 120 m
Ruang Tunggu
12 1 16 m
terbuka
Sumber :Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-
Kanak
Dapur
Kriteria perancangannya adalah sebagai berikut:
a. Ketinggian langit-langit minimal 4,00 m dengan pencahayaan alami dan sirkulasi
udara yang baik.
b. Luas jendela 20% luas lantai untuk mendapatkan pencahayaan alami yang baik.
c. Luas ventilasi udara antara 6%10% luas lantai ruang.
d. Kelengkapan pengendalian kualitas udara di dalam ruang dengan menggunakan
exhaust fan dan kipas angin.
e. Terdapat pintu masuk yang terdiri dari dua daun pintu dengan lebar minimal 150
cm dengan arah membuka keluar.
f. Dilengkapi lampu penerangan ruang dan stop kontak yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
g. Dilengkapi dengan tempat cuci peralatan makan (sink) dengan jumlah
disesuaikan dengan kebutuhan.
Gudang
Gudang TK berfungsi sebagai ruang penyimpanan barang sekolah. Jumlah gudang
untuk TK sebanyak 1 ruang dengan ukuran 4 4 m = 16 m .
Kamar Penjaga
Kamar penjaga berfungsi sebagai tempat istirahat bagi penjaga, baik siang maupun
malam, untuk menjaga keamanan TK. Kriteria perancangannya adalah:
a. Tata letak ruang dekat dengan gudang atau terletak di belakang/samping gedung
TK.
b. Ruangan dilengkapi dengan penerangan lampu dan stop kontak yang cukup.
KM/WC Guru
KM/WC sebanyak 1 ruang untuk kepala TK, 1 ruang untuk guru dan staf. Setiap
KM/WC dilengkapi dengan kloset, bak air, 1 washtafel, dan cermin.
KM/WC Anak
Kriteria perancangannya adalah sebagai berikut:
a. Jumlah KM/WC 6 buah yang masing-masing dilengkapi dengan closet dan bak
air.
b. Ukuran ketinggian dari kelengkapan KM/WC disesuaikan dengan ukuran fisik
anak.
c. Tata letak mudah dijangkau dari ruang kelas dengan tujuan untuk memudahkan
dalam pengawasan dan pemeliharaan.
32
2.2.5 Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20
tentang SPN).
Kurikulum kelompok bermain dan taman kanak-kanak dikembangkan oleh
pendidik di lembaga itu sendiri dengan mengacu pada Permendiknas No 58 Tahun
2009 atau kurikulum berstandar internasional dan mengembangkan sesuai dengan
potensi dan kebutuhan yang dimiliki lembaga. Setiap kurikulum ini memiliki
kelebihan dan kelemahan. Namun untuk menyamaratakan standar pembelajaran di
dunia, penulis mempertimbangkan untuk menerapkan standar kurikulum bertaraf
33
diperkuat di seluruh kurikulum dan oleh karena itulah guru yang menyertainya
diberi pelatihan tentang pelaksanaan kurikulum IPC.
Sebagai bagian dari proses aplikasi IPC sebagai meneliti berikut untuk
meningkatkan seni bahasa melalui Kurikulum Unit Tematik:
Pengetahuan tentang Alphabet
Kesadaran fonologis
Pengetahuan tentang Print dan penggunaan nya
Pemahaman Buku Teks dan lainnya
Keterampilan menulis
Mendengarkan dan memahami Bahasa yang kompleks
Menggunakan Bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan kebutuhan
Menggunakan keterampilan komunikasi percakapan
IPC telah melakukan penelitian kurikulum untuk masing-masing daerah belajar
yang menerapkan kurikulum IPC dengan lebih dari 16 tema pembelajaran
seperti perkembangan kognitif dan mekanik. Penelitian ini dilakukan untuk
mengembangkan pendidikan prasekolah yang baik.
Daerah belajar inti diperkuat dengan kegiatan yang menyenangkan dan hasilnya
berdasarkan pada struktur pembelajaran. Siswa harus mampu mengidentifikasi
setiap huruf dari alphabet dan siap untuk membaca tiga kata surat pada akhir
unit tematik. Siswa harus dapat mengenali dan mengetahui anggota keluarga,
rekan-rekan sekolah dan guru dengan nama mereka dan memahami suara yang
terkait dengan huruf abjad. Siswa harus mampu memperluas kosakatanya dalam
Bahasa Inggris setiap hari dan harus dibaca setiap hari untuk memastikan hal ini
dapat dicapai. Siswa akan memahami dan mampu menyampaikan makna dari
kata-katanya dalam kosakata.
Kurikulum IPC akan memungkinkan siswa untuk mengekspresikan dirinya
sendiri secara lisan dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan
kata-kata.
2. Socio-Emotional
Siswa dapat memahami pentingnya self-respect, kepercayaan diri dan
keterampilan interpersonal. Siswa menghormati orang lain dan mengakui figur
otoritas seperti orang dewasa, guru dan orang tua. Akan ada pemahaman
keanekaragaman budaya dan agama dan bukti bahwa siswa mampu menjadi
anggota tim atau perilaku mandiri dalam tugas individu ketika diminta. Siswa
35
IPC menawarkan pendekatan yang jelas dan kerangka kerja untuk instruksi
pelajaran emosi sosial yang terkandung dalam kurikulum. Kerangka untuk guru
pelajaran emosi sosial menunjukkan bahwa pelajaran ini harus ditawarkan secara
teratur dengan cara yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan lingkungan
yang mendukung anak-anak di semua tingkat pemahaman. Kurikulum harus
mencapai hasil yang menjamin keselamatan siswa dan kesejahteraan sosial.
Agar siswa dapat mengembangkan sosialnya, ia harus bisa merasa nyaman jika
terpisah dari orang tuanya atau wali utama selama beberapa jam setiap hari. Hal
ini bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain dan memahami
pentingnya membahas isu-isu yang secara langsung mempengaruhi dia dengan
guru atau orang dewasa di sekolah.
3. Numericy
IPC menawarkan pendekatan yang jelas dan kerangka kerja untuk instruksi
pelajaran berhitung yang terkandung dalam kurikulum. Kerangka untuk guru
pelajaran berhitung menunjukkan bahwa pelajaran ini harus ditawarkan secara
teratur dengan cara sesuai dengan tahapan perkembangan dan lingkungan yang
mendukung anak-anak di semua tingkat pemahaman. IPC menghargai bahwa
orang tua memiliki berbagai pilihan dalam pra-sekolah, namun IPC dibedakan
sebagai kurikulum yang menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk semua
bidang pembelajaran sebagai bagian dari kurikulum:
Kurikulum sepenuhnya diteliti dan dikaji meliputi pendekatan pengajaran
tradisional sementara merangkul metode pendidikan terbaru.
36
yang diharapkan pada tahun pra-sekolah. Oleh karena itu, IPC memiliki
pandangan yang realistis pada pendekatan yang tepat untuk mengajar, dan
mempromosikan seni awal dan musik yang akan mempersiapkan anak-anak dan
mendorong bakat mereka untuk digunakan di seluruh sekolah mereka dan
kehidupan dewasa.
5. Science
IPC menawarkan pendekatan yang jelas dan kerangka kerja untuk instruksi
pelajaran teknologi yang terdapat dalam kurikulum. Kerangka untuk guru
pelajaran teknologi menunjukkan bahwa pelajaran ini harus ditawarkan secara
teratur dengan cara sesuai dengan tahapan perkembangan dan lingkungan yang
mendukung anak-anak di semua tingkat pemahaman.
Ketika digunakan secara tepat, teknologi dapat mendukung dan memperluas
belajar dengan cara yang berharga untuk meningkatkan kesempatan pendidikan
bagi anak-anak. Hal ini penting, namun untuk menemukan keseimbangan,
mengetahui bagaimana menyelaraskan elemen masa kanak-kanak yang sehat
dengan kemampuan unik yang ditawarkan oleh teknologi. Dengan
mengintegrasikan komputer ke dalam kurikulum IPC menemukan cara yang
efisien di mana untuk melaksanakan tujuan dan membantu guru di dalam kelas.
6. Motor Skills
Keterampilan motorik dibagi menjadi dua kategori, yaitu halus dan kasar,
sebagai daerah inti dari eksplorasi dan studi pada Pendidikan Anak Usia Dini
didasarkan pada kemampuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan
gerak dan kontrol tubuh keterampilan pada anak-anak. Setiap keterampilan
kognitif penting yang disebut dalam bermain jauh melampaui kurikulum
prasekolah dan memiliki relevansi yang berlaku selama kehidupan. IPC
menawarkan pendekatan yang jelas dan kerangka kerja untuk instruksi
keterampilan motorik pelajaran yang terkandung dalam kurikulum. Kerangka
untuk guru pelajaran keterampilan motorik menunjukkan bahwa pelajaran ini
harus ditawarkan secara teratur dengan cara sesuai dengan tahapan
perkembangan dan lingkungan yang mendukung anak-anak di semua tingkat
pemahaman.
Keenam poin tersebut melibatkan peran orang tua untuk mengawasi dan
membantu menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
38
JUDUL
PENERAPAN ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU PADA PUSAT PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI DI JAKARTA
The Application of Architecture and Human Behavior Concept for Early Childhood Education Center in Jakarta
LATAR BELAKANG
Sarana Pendidikan Anak Usia Dini masih sangat dibutuhkan di Jakarta Barat karena jumlah PAUD dia Jakarta
Barat masih belum dapat memenuhi seluruh penduduk usia 0-6 tahun. Selain itu, untuk mengoptimalkan PAUD
perlu diperhatikan perilaku penggunanya.
2. Bagaimana merancang sebuah lingkup lingkungan pendidikan yang sesuai dengan standarisasi untuk Pusat
Pendidikan Anak Usia Dini?
TUJUAN PENELITIAN :
1. Mengetahui cara untuk merancang interior ruang PAUD dengan memperhatikan perilaku anak.
2. Membuat suatu lingkup lingkungan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses
RUANG LINGKUP
RUANG LINGKUP KAJIAN : menggunakan pendekatan aspek fungsional dengan memperhatikan beberapa pendekatan
lain, seperti pendekatan fisiologis, psikologis, pengguna ruang, organisasi pengguna dan kebutuhan ruang, dan
pendekatan kapasitas dan besaran ruang.
RUANG LINGKUP PENELITIAN : dibatasi pada jumlah penggunanya, aktivitas dan fasilitas yang dibutuhkan, foto
lapangan, pembagian ruang dan kebutuhan ruang, serta flow activity yang terjadi pada PAUD.
ANALISA DATA
metode verifikasi dengan pengambilan sampel untuk menguji dan membuktikan teori yang telah diperoleh.
Setelah di verifikasi penulis melakukan reduksi data, yaitu menyeleksi data dengan memilih data yang penting sehingga
rangkuman inti dari penelitian tersebut tetap berada didalamnya dan hasil penelitian yang diteliti akan lebih fokus.
Menganalisa data yang sudah diperoleh yaitu dengan pertimbangan apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian yang
SKEMATIK DESAIN
1. Analisa Manusia PROSES
2. Analisa Bangunan PERANCANGAN
3. Analisa Lingkungan
KESIMPULAN
Berisikan kesimpulan dari proses analisa dan perancangan
Gambar 239
Kerangka Berpikir
40
41