Anda di halaman 1dari 8

Nama Anggota Kelompok 3:

Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13


Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

1. Investasi Jangka Pendek Dalam Obligasi


Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan pemegangnya memberikan
pinjaman sejumlah uang pada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Bunga
obligasi adalah bunga yang yang diperhitungkan kepada pembeli dihitung sejak
tanggal jatuh tempo yang terakhir bunga obligasi sampai dengan tanggal pembelian
obligasi.
Dalam perhitungan jumlah obligasi berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Unsur bulan dihitung rata-rata 30 hari.
2. Sati tahun ditetapkan 30 hari
3. Hari bunga dihitung mulai tanggal jatuh tempo bunga yang terakhir ke tanggal
jual/beli obligasi atau (M/ - S/D) atau boleh juga dihitung mulai dengan tanggal
jatuh tempo bunga yang terakhir sampai dengan tanggal jual/beli obligasi (M/D
S/)
Untuk menggambarkan investasi dalam obligasi, anggaplah bahwa pada tanggal 1
maret 199A sebuah perusahaan membeli 100 lembar obligasi perusahaan XYZ yang
bernilai nominal Rp. 100.000 per lembar. Harga perolehan adalah Rp. 9.024.000 atau
Rp. 90.240 per lembar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 1 april 199F,
berbunga 12% setahun. Bunga dibayar dua kali setahun tiap-tiap tanggal 1 april dan 1
oktober. Jumlah yang harus dibayarkan untuk obligasi ini dihitung sebagai berikut:
Harga obligasi Rp 9.024.000
Bunga yang sudah berjalan:
5/12 x 12% x Rp 10.000.000 Rp 500.000
Jumlah yang dibayarkan Rp 9.524.000
Oleh karena bunga obligasi dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober maka
pembayaran terakhir sebelum terjdinya pembelian adalah pada tanggal 1 Oktober
199A 1. Dengan demikian, pada saat pembelian bunga yang sudah berjalan adalah 5
bulan, seperti dalam perhitungan diatas, adalah Rp 500.000. jumlah ini merupakan
hak penjual dan harus ditambah pada harga obligasi ayat jurnal yang dibuat untuk
transaksi ini adalah sebagai berikut:
(D) Investasi dalam obligasi 9.024.000
(D) Pendapatan bunga 500.000
(K) Bank 9.524.000

1
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

Pada tanggal 1 april 199Aperusahaan XYZ membayarkan bunga setengah


tahunannya. Untuk 100 embar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini
akan diperoleh bunga sebesar :
6/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 600.000
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Bank 600.000
(K) Pendapatan bunga 600.000
Pada tanggal 1 Oktober 199A, bunga sebesar Rp 600.000 aka diterima lagi dari
perusahaan XYZ dan ayat jurnal yang sama dengan diatas harus dibuat unuk itu. Pada
tanggal 1 September 199A saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun
laporan keuangannya, bunga yang sudah berjalan untuk obligasi yang dimiliki adalah
untuk tanggal 1 Oktober sampai tanggal 31 Desember 199A (3 bulan). Jumlahnya
adalah:
3/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah berjalan afdalah
sebagai berikut:
(D) Bunga masih harus diterima 300.000
(K) Pendapatan bunga 300.000
AMORTISASI AGIO/DISAGIO
Disamping terhadap bunga yang sudah berjalan, ayat jurnal penyesuaian juga perlu
dibuat terhadap perbedaan antara nilai nominal obligasi dengan harga pokoknya.
Seperti terlihat di atas, nilai nominal untuk 100 lembar obligasi dalam contoh adalah
Rp.10.000.000, sedang obligasi tersebut dibeli hanya dengan harga Rp.9.024.000.
selisih lebih nominal obligasi dengan harga pokok pembeliannya disebut dis-agio
(discount). Apabila nilai nominal lebih kecil daripada harga pokok, maka selisihnya
disebut agio (premium). Nilai nominal sebesar Rp.10.000.000 berarti bahwa pada saat
jatuh tempo pemilik obligasi akan menerima pembayaran kembali sejumlah itu.
Tanpa adanya jurnal penyesuaian, berarti disagio herus sekaligus dibebankan sebagai
pendapatan pada saat pembayaran kembali, Perlakuan demikian kurang tepat, karena
pembebanan disagio menjadi tidak merata sepanjang masa pemilikan obligasi.
Disagio (demikian juga dengan agio ) harus diamortisasikan sedemikian rupa
sehingga pada waktu pembayaran kembali, perkiraan investasi bersaldo sebesar nilai
nominal obligasi.

2
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

Amortisasi disagio untuk obligasi tersebut diatas dihitung dengan cara seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
Nilai nominal obligasi Rp. 10.000.000
Harga perolehan obligasi Rp. 9.024.000
Disagio obligasi Rp. 976.000
Jangka waktu pemilikan (1 maret 199 A
Sampai dengan 1 april 199F) 61 bulan
Amortisasi disagio per bulan
(Rp. 976.000 : 61) Rp. 16.000
Amortisasi disagio per lembar obligasi
Per bulan (Rp.16.000 : 100) Rp. 160

Amortisasi disagio untuk tahun 199A (10 bulan ) terhadap 100 lembar obligasi
adalah: 10 x Rp 160.000 = Rp. 160.000. Ayat jurnal penyesuaian yang harus di buat
untuk mencatat amortisasi disagio adalah sebagai berikut :
(D) investasi dalam obligasi 160.000
(K) Pendapatan bunga 160.000
Dengan adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut, yang dilakukan tiap tiap tahun,
maka pada saat jatuh tempo, perkiraan investasi dalam obligasi akan berjumlah Rp.
10.000.000. jumlah inilah yang akan diterima pada saat obligasi di bayar kembali
oleh perusahaan yang mengeluarkannya.

2.Investasi Jangka Pendek Dalam Saham


Saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang saham ikut serta
memodali suatu Perseroan Terbatas (PT). Dengan demikian dapat dikatakan ikut
memiliki suatu Perseroan Terbatas. Pemegang saham akan memperoleh manfaat dari
hasil penanaman modal berupa bagian laba dari perseroan terbatas yang disebut
dengan laba deviden.
Besarnya deviden yang diterima oleh penanam modal atau investor tergantung
pada laba yang diperoleh PT. Jika PT memperoleh laba yang besar maka pemegang
saham akan memperoleh bagian laba yang besar pula dan apbila PT hanya
memperoleh laba yang sedikit maka bagian laba yang diterima pemegang saham
hanya sedikit, bahkan jika PT menderita rugi maka para pemegang sham
menanggung kerugian PT sebatas modal penyertaanya.
Pencatatan Pembelian Saham:

3
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

Pembelian saham akan dicatat sebelah debet akun surat-surat berharga menurut
harga perolehannya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga kurs
ditambah dengan semua biaya yang terjadi pada saat pembelian.
Dalam jual beli surat berharga dikenal beberapa istilah yaitu:
1. Harga Nominal yaitu nilai surat berharga yang tertera diatas surat berharga.
2. Harga kurs adalah persen kurs dikalikan dengan harga nominal. Persen kurs adalah
harga jual atau beli surat berharga yang berlaku di bursa efek. Persen kurs ada 3
tingkat yakni :
a. Kurs @ pari artinya kurs 100% dimana harga beli surat berharga di bursa efek
sama dengan nilai nominal surat berharga.
b. Kurs diatas pari artinya kurs diatas 100% dimana harga jual/beli surat
berharga di bursa efek selalu lebih rendah dari harga nominalnya.
c. Kurs dibawah pari artinya kurs dibawah 100% dimana harga jual/beli surat
berharga di bursa efek selalu lebih rendah dari harga nominal.
Biaya-biaya pada jual/beli beli surat berharga berupa :
a. Biaya provisi adalah upah perantara adalah upah perantara yang melakukan transaksi
jual atau beli surat berharga. Karena tidak emua orang yang berkepentingan dapat
masuk ke bursa efek, sehingga harus menyuruh perantara seperti komisioner dan
makelar, dan mereka harus diberi upah yang disebut provisi atau komisi.
b. Materai yang akan dibubuhkan pada akte surat berharga.
Kedua biaya tersebut menjadi tanggungan pembeli sehingga menjadi unsur harga
pokok surat berharga.
Kesimpulan harga perolehan surat bergarga terdiri dari :
HARGA POKOK + BIAYA_BIAYA PEMBELIAN
Jurnal yang akan dibuat pada waktu membeli saham adalah :
Surat Berharga Rp xxx
Kas Rp xxx
Contoh soal :
Harga nominal 500 lembar saham PT Naruto nominal per lembar @ Rp 100.000
dengan kurs 80% provisi dan materai Rp 750.000.
Jawab :
Harga Nominal 500 lembar @ Rp 100.000 = Rp 50.000.000

4
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

Harga Kurs 80% x Rp 50.000.000= Rp 40.000.000


Provisi dan Materai = Rp 750.000
Dibayar per kas.= Rp 40.750.000
Jurnal :
Surat-surat Berharga Rp 40.750.000
Kas Rp 40.750.000

Pencatatan Penjualan Saham:


Pada waktu penjualan saham akun surat berharga akan dikredit dengan harga
jual. Yang dimaksud dengan harga jual adalah harga kurs jual dikurangi dengan
semua biaya yang terjadi pada saat penjualan berupa provisi, materai dan lain-lain.
Yang perlu diperhatikan dalam penjualan saham adalah rugi atau laba atas
penjalan saham. Jika harga jualnya lebih tinggi dari harga perolehannya maka dalam
penjualan tersebut akan diperoleh laba yang akn dicatat dalam akun laba penjualan
surat berharga sebelah kredit, sebaliknya jika harga jual lebih rendah dari harga
perolehan maka akun terjadi rugi dan akan dicatat dalam akun rugi penjualan saham
sebelah debet.
Jurnal yang akaun dibuat pada waktu menjual saham adalah :
Kas Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx
Laba Penjualan Saham Rp xxx
Jika dalam penjualan diderita kerugian, maka akan dijurnal :
Kas Rp xxx
Rugi Penjualan Saham Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx

Contoh :
Dijual 300 lembar saham PT Naruto nominal perlembar @ Rp 100.000 dengan kurs
100%. Biaya provisi danh materai Rp 600.000. saham-saham persebut pernah dibeli
dengan harga perolehan Rp 105.000 per lembar.

5
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

Jawab :
Harga Nominal 300 lembar @ Rp 100.000 = 30.000.000
Harga Kurs 100% x Rp 30.000.000 =Rp 30.000.000
Provisi dan Materai ..(=Rp 600.000)
Diterima per kas . =Rp 29.400.000
Harga Perolehan saham yang dijual 300 lembar @Rp 105.00.(=Rp 31.500.000)
Rugi Penjualan Saham =Rp 2.100.000
Jurnal :
Kas Rp 29.400.000
Rugi Penjualan Saham Rp 2.100.000
Surat-surat berharga Rp 31.500.000
3. Pelaporan Investasi Jangka Pendek dalam Laporan Keuangan

Kas, aktiva yang paling likuid, di cantumkan pertama dalam bagian aktiva lancar di
neraca. Semua kas yang tidak dibatasi penggunaannya, baik yang berada didalam
perusahaan (termasuk kas kecil) maupun disimpan di lembaga-lembaga keuangan,
disajikan sebagai suatu perkiraan denagan nama kas.
Surat berharga ekuitas biasanya di urutkan setelah kas dalam hal likuiditas dan harus
di cantumkan dalam bagian aktiva lancar di neraca (dengan asumsi surat-surat itu di
miliki sebagai investasi sementara), segera setelah kas. Surat berharga ekuitas yang di
miliki untuk tujuan-tujuan selain likuiditas dan investasi sementara tidak boleh
diklaifikasikan sebagai aktiva lancar. Harga pokok dan harga pasar gabungan surat
berharga ekuitas harus di ungkapkan di dalam tubuh laporan keuangan atau di dalam
catatan-catatan yang menyertai setiap tanggal neraca. Jika neraca yang
diklasifikasikan di sajikan, harga pokok gabungan dan nilai pasar gabungan harus di
ungkapkan,di pisahkan antara aktiva lancar dan tak lancar.
Di samping itu, untuk neraca periode terakhir, di wajibkan adanya pengungkapan
tentang :
1. Keuntungan bruto yang belum di realisasi
2. Kerugian bruto yang belum di realisasi

6
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

Untuk setiap periode yang di sajikan laporan rugi labanya, harus ada pengungkapan
yang bertalian dengan surat berharga ekuitas, yaitu tentng :
1. Keuntungan atau kerugian netto yang sudah di realisasi yang termasuk dalam laba
bersih
2. Dasar penentuan harga pokok yang di pakai dalam menghitung keuntungan atau
kerugian yang di realisasi
3. Perubahan penyisihan penilaian yang termasuk dalam laba bersih
Lebih jauh lagi, keuntungan dan kerugian netto yang sudah di realisasikan dan belum
di realisasikan yang jumlahnya signifikan, yang timbul setelah tanggal laporan
keuangan, tetapi sebelum laporan diterbitkan, dan yang dapat diterapkan pada surat
berharga ekuitas dalam portofolio pada tanggal neraca yang paling mutakhir harus di
ungkapkan.
Contoh :
NERACA
31 desember

1991 1990
Aktiva lancar
Surat berharga ekuitas di catat dengan harga terendah
Antara harga pokok dan harga pasar
Rp100 Rp500
PERHITUNGAN LABA

7
Nama Anggota Kelompok 3:
Alfian Nurwanto Putra (1607531056) Absen 13
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069) Absen 22
Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074) Absen 25

tahun yang berakhir


pada 31 Desember
1991 1990
laba operasi Rpxxx
Rpxxx
pendapatan dan keuntungan lainnya
keuntungan yang di realisasikan dari penjualan surat
berharga ekuitas
Rp600
pemulihan kerugian yang belum di realisasi
pada penilaian surat berharga ekuitas Rp700
beban dan kerugian lainnya
kerugian yang di realisasi dari penjualan surat berharga ekuitas (800)
kerugian yang belum di realisasi pada penilaian surat berharga ekuitas
(900)
laba sebelum pos-pos luar biasa
Rpxxx Rpxxx

DAFTAR PUSTAKA

Keiso, D.E, Weigandt, J.J. dan Warfield, T.D. Intermediete Accounting. Edisi IFRS.
John Wiley & Son, Inc, (Edisi 12 bahasa Indonesia)

Baridwan, Zaki. Intermediate accounting edisi 8. 2004. Yogyakarta : BPFE

Novita, Dita. 2011. Investasi Jangka Pendek. Diambil dari:


http://evilditong.blogspot.co.id/2011/11/investasi-jangka-pendek.htm (diakses tanggal
17 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai