Anda di halaman 1dari 40

Perkembangan Kegiatan

Penyusunan Visi Pembangunan Indonesia


Tahun 2045 & 2085

Tim Koordinasi Penulisan Visi Pembangunan Indonesia Tahun 2045 dan 2085
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

09 September 2016
Pendahuluan
Latar Belakang

1945
100 Tahun
Indonesia
Merdeka 2085
2045

2025

2015 Kementerian PPN/Bappenas menyusun Visi Pembangunan Indonesia


Tahun 2045 dan 2085 berdasarkan Arahan Presiden dalam Sidang
Kabinet Paripurna tanggal 10 Februari 2016. Proses perumusan
melibatkan seluruh komponen bangsa dan kebijakan ini diharapkan
dapat menjadi acuan bersama dalam penetapan rencana
pembangunan Indonesia di masa mendatang. Output yang diharapkan
adalah suatu dokumen perencanaan strategis untuk 100 tahun
Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045 dan untuk periode
pembangunan 70 tahun yang kedua hingga tahun 2085.

3
STRUKTUR TIM KOORDINASI DI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
POKJA Koordinator: Diani Sadiawati
POLHUKHANKAM Wk. Koordinator: Wariki Sutikno
Anggota: 13 orang

POKJA MARITIM, Koordinator: Basah Hernowo


SDA, LINGKUNGAN Wk. Koordinator: Wahyuningsih Darajati
Anggota: 11 orang

Sahli Sinergi Ekonomi Koordinator: Hadiat


dan Pembiayaan POKJA SDM DAN Wk. Koordinator: Amich Alhumami
KEBUDAYAAN Anggota: 13 orang
PENANGGUNG
JAWAB
Koordinator: Bambang Prihartono
POKJA SARANA
TIM PENGARAH Wk. Koordinator: Nugroho Tri Utomo
PRASARANA
Anggota: 14 orang
TIM PELAKSANA
Ketua:
Koordinator: Mesdin K. Simarmata
Menteri PPN/Ka. Bappenas POKJA EKONOMI Wk. Koordinator: Amalia Adininggar W.
Ketua: DAN TEKNOLOGI Anggota: 19 orang
Anggota: (14 orang) Sahli Sinergi Ekonomi
- Sesmen/Sestama dan Pembiayaan
- Irtama Wk. Ketua I: POKJA Koordinator: Oktorialdi
- Deputi Sahli Sosial dan PEMBANGUNAN Wk. Koordinator: Hayu Parasati
- Stafsus dan Tim Asistensi Penanggulangan DAERAH Anggota: 8 orang
Kemiskinan
Wk. Ketua II: POKJA Koordinator: Vivi Yulaswati
Sahli Pembangunan TENAGAKERJA DAN Wk. Koordinator: Maliki
Sektor Unggulan dan PEMERATAAN Anggota: 7 orang
Infrastruktur

TENAGA Koordinator: Thohir Afandi


BIDANG
PENDUKUNG Wk. Koordinator: Emmy Suparmiatun
5 orang ADMINISTRASI
Anggota: 7 orang
4
Topik Utama Pembahasan VISI 2045 dan 2085

PENGELOMPOKAN MATERI
POLHUKHANKAM

1. Demografi 10. Maritim, Energi dan SDA, Lingkungan, dan


2. Growth Path Tata Ruang
MARITIM, SDA, Maritim
3. Pangan dan Pertanian
LINGKUNGAN
4. Infrastruktur Pengelolaan Energi, SDA terbarukan,
5. Ekonomi: dan tidak terbarukan
Industrialisasi, Perdagangan, dan Investasi Perubahan Iklim
SDM DAN
KEBUDAYAAN Produktivitas dan Kualitas Tenaga Kerja Penataan Ruang dan Wilayah
Ekonomi Digital dan Kreatif 11. Ketahanan Nasional
KELOMPOK KERJA

Pariwisata Reformasi Politik


SARANA BUMN dan UKMK Reformasi Birokrasi
PRASARANA 6. Teknologi dan Sains Penegakan Hukum (termasuk
7. Sistem Keuangan pemberantasan korupsi)
Perbankan Pertahanan dan Keamanan
EKONOMI DAN Lembaga Keuangan Non-bank: Asuransi, 12. Pemerataan Pembangunan
TEKNOLOGI Dana Pensiun, Pasar Modal Pengentasan Kemiskinan (zero poverty
Keuangan Syariah 2045) dan Perlindungan Sosial
8. Pendidikan dan Kesehatan Pemerataan Pendapatan
PEMBANGUNAN 9. Kebudayaan Percepatan Kawasan Timur Indonesia
DAERAH Urbanisasi
National Character Building termasuk
Revolusi Mental
Strategi Kebudayaan dan Toleransi Sosial
TENAGAKERJA DAN
PEMERATAAN

5
Alternatif Outline
Diputuskan pada Tingkat Menteri

ALTERNATIF PERTAMA ALTERNATIF KEDUA


Outline disusun berdasarkan Visi 2045 dan 2085 yang ditulis oleh RI-1 di Merauke 1. Pendahuluan: kondisi umum dan global megatrend. Berisi
akhir tahun 2015 dengan bab-bab sebagai berikut. perjalanan Indonesa sampai sekarang secara ringkas. Bahan dari
pokja dan global megatrend yang sedang disusun. Setting the Vision
1. Pendahuluan: kondisi umum dan global megatrend. Berisi perjalanan Indonesa 2. Bab selanjutnya adalah visi seperti yang termaktub dalam
sampai sekarang secara ringkas. Bahan dari pokja dan global megatrend yang Pembukaan UUD 1945.
sedang disusun.
3. Kesimpulan dan Penutup
2. Sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa- ALTERNATIF KETIGA
bangsa lain di dunia;
Pendahuluan: kondisi umum dan global megatrend. Berisi
3. Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius perjalanan Indonesa sampai sekarang secara ringkas. Bahan dari
dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika; pokja dan global megatrend yang sedang disusun.
4. Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia; Setting the Vision
5. Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi; Pilar
Pilar
6. Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia;
Pilar
7. Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Pilar
Asia Pasifik;
Kesimpulan dan Penutup
8. Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia. Catatan:
9. Kesimpulan dan Penutup Dari dokumen yang kami baca (visi Vietnam 2035, China 2020, dan
China 2030), buku tentang overview Vietnam 2035 menyerupai
Catatan: pembagian bab alternatif dua dimana pilar disusun mengarah pada
Nama bab dapat disempurnakan dan disetarakan dengan tidak menghilangkan aspirasi. Aspirasi Vietnam 2035: prosperous, creative, equitable, and
esensi yang sudah ditulis. Misalnya bab 6 menjadi pemerataan pembangunan democratic society dengan pilar: economic prosperity with
dan infrastruktur. Demikian juga dengan urutannya. Nama bab, penyempurnaan, environmental sustainability, equity and social incusion, and capable
dan urutannya akan dibahas bersama. and accountable state.
Pilar disempurnakan dari yang sudah ada yang implisit semacam
Materi pengelompokan, sebagaimana memo kami sebelumnya, selanjutnya misi dengan langkah-langkah strategis untuk mencapai visi.
masuk dalam bab-bab dimaksud yang nanti akan dibahas bersama
penempatannya.
6
Economic Growth Path
Economic Growth Path

Rangkuman Hasil Exercise Skenario Economic Growth Path Skenario Laju Pertumbuhan Ekonomi
2011-2015 2016-45 2045-2085 2016-2085
Pertumbuhan Ekonomi (persen) 5,5 6,4 3,8 4,9
7,00 7,00
Urutan PDB Dunia (akhir periode) 16 5 4 4 6,50 6,50
PDB per kapita (USD) (akhir periode) 3377 29000 193022 6,00
5,55 5,50
Inflasi (persen) 5,4 3,5 2,7 3,1 6,00 6,00
5,00
4,50
Laju Pertumbuhan Penduduk (persen) 0,71 0,03 0,32 4,00
5,00 5,00
Investasi 3,50
3,00
- Total (Rp triliun) 15.594 831.542 9.526.125 4,00 4,00
2,50
2,00
- Share thd PDB (persen) (akhir periode) 32,5 36,5 17,0 3,00 3,00
2,50 2,50
- Laju pertumbuhan (rata-rata tahunan) 6,9 6,7 1,7 3,8 2,00 2,00 2,00 2,00
Ekspor
- Share thd PDB (persen) (akhir periode) 22,3 33,0 25,0
- Laju pertumbuhan (rata-rata tahunan) 5,4 9,1 3,7 6,0

5
-2

-2

-3

-3

-4

-4

-5

-5

-6

-6

-7

-7

-8

-8
16

20

26

31

36

41

46

51

56

61

66

71

76

81
Industri

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20
- Share thd PDB (persen) (akhir periode) 20,8 35,2 26,3 Target Baseline

- Laju pertumbuhan (rata-rata tahunan) 4,8 8,1 3,0 5,2

Indonesia akan melipatduakan perekonomian (dalam real term) setiap 10 tahun.


Ekonomi Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2034 dengan PDB per kapita sekitar USD 13 ribu.
Setelah tahun 2045, pertumbuhan ekonomi akan melambat secara bertahap, mengikuti pola pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2046 2085 diperkirakan sebesar 3,8 persen per tahun.

8
Distribusi PDB Sisi Pengeluaran

Investasi tumbuh rata-rata 6,7 persen per tahun periode


2016-2045 dan 1,7 persen per tahun periode 2046 2085.
80,0
Peranan investasi terhadap PDB meningkat menjadi 36,5
70,0 persen pada tahun 2045 dan kemudian turun menjadi 17,0
60,0 persen pada tahun 2085 sejalan dengan penyeimbangan
50,0 struktur ekonomi (rebalancing) dengan meningkatnya
40,0 peranan konsumsi.
30,0 Pertumbuhan ekspor barang dan jasa (riil) diperkirakan
20,0 rata-rata sebesar 9,1 persen per tahun pada periode 2016
10,0 2045 dan 3,7 persen per tahun pada periode 2046
- 2085 dengan peranan terhadap PDB sebesar 33 persen
pada tahun 2045 dan 25 persen pada tahun 2085.
2020

2025

2030

2035

2040

2045

2050

2055

2060

2065

2070

2075

2080

2085
Kebutuhan investasi Indonesia selama periode 2016
Konsumsi RT Investasi Ekspor
2045 diperkirakan sebesar Rp 832 ribu triliun dan periode
2046 2085 diperkirakan sebesar Rp 9,5 juta triliun

9
Distribusi PDB Sisi Produksi

60,0
Peranan sektor manufaktur terhadap PDB akan didorong
50,0 semakin besar.
40,0 Peranan industri manufaktur pada tahun 2045
30,0 diperkirakan meningkat menjadi 35,2 persen dan pada
tahun 2085 turun menjadi 28,8 persen.
20,0
Industri ditargetkan tumbuh rata-rata 8,1 persen per tahun
10,0 dalam kurun waktu 2016 2045 dan rata-rata 3,0 persen
-
per tahun dalam kurun waktu 2046 2085
2020

2025

2030

2035

2040

2045

2050

2055

2060

2065

2070

2075

2080

2085
Pertanian Manufaktur Jasa-Jasa

10
Perkembangan PDB per Kapita

PDB per Kapita (USD) Perkembangan Ranking PDB Dunia

Target Baseline
Rank Negara 2035 Rank Negara 2045 Rank Negara 2085
193.022
1 China 42.034 1 China 67.837 1 China 203.638
2 USA 39.589 2 USA 54.843 2 USA 159.608
167.058 3 India 10.241 3 India 18.549 3 India 80.953
141.318
4 Jepang 7.664 4 Inggris 9.432 4 Indonesia (Target) 62.082
5 Jerman 7.181 5 Indonesia (Target) 9.221 5 Inggris 32.754
116.489 6 Inggris 6.689 6 Jerman 9.236 5 Indonesia (Baseline) 24.369
92.433 7 Prancis 5.782 7 Jepang 9.072 6 Australia 23.078
71.546
8 Brazil 5.141 8 Prancis 7.676 7 Jerman 22.124
75.766
54.228
9 Indonesia (Target) 4.345 9 Brazil 6.970 8 Prancis 20.133
64.934 10 Kanada 4.069 9 Indonesia (Baseline) 5.988 9 Kanada 18.878
40.273 55.776
29.000 47.981 11 Rusia 3.857 10 Kanada 5.708 10 Brazil 16.998
20.517 40.831
14.263 33.985
3.377 4.707 6.712 9.750
18.832 23.198 28.372 12 Italia 3.842 11 Australia 5.643 11 Jepang 16.828
6.520 8.618 11.472 14.655 13 Australia 3.727 12 Rusia 4.996 12 Korea Selatan 12.367
3.377 4.681
13 Indonesia (Baseline) 3.495 13 Italia 4.693 13 Rusia 12.055
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2065 2070 2075 2080 2085
14 Korea Selatan 3.182 14 Korea Selatan 4.375 14 Meksiko 11.798
5,6% 6,5% 7,0% 7,0% 6,5% 6,0% 5,5% 5,0% 4,5% 4,0% 3,5% 3,0% 2,5% 2,0%
15 Spanyol 2.930 15 Spanyol 3.662 15 Italia 8.559
16 Meksiko 2.679 16 Meksiko 3.704 16 Spanyol 7.607

11
Dinamika Kependudukan
Dinamika Kependudukan

Tingkat fertilitas (TFR) saat ini sebesar 2,6 akan terus


menurun menjadi 1,9 tahun 2045 dan 1,8 tahun 2085.
Tingkat mortalitas mengalami penurunan sehingga usia
harapan hidup akan meningkat dari 67 tahun (2010) tahun Piramida Penduduk Indonesia 2010, 2045 dan 2085
menjadi 79 tahun (2085).
Migrasi antar wilayah dan migrasi internasional diperkirakan
akan meningkat, tetapi jumlah dan magnitude migrasi sulit
diproyeksikan dalam jangka panjang.
Antara tahun 2010-2045, jumlah penduduk diproyeksikan
meningkat sebesar 32% dari 241,6 juta menjadi 318,2 juta.
Dalam kurun waktu 2045-2085, jumlah penduduk
diproyeksikan hanya meningkat sebesar 3,6 juta (1%) menjadi
321,8 pada tahun 2085.
Sumber: UN Population prospect 2015 revision
Antara tahun 2010 dan 2085 terjadi penurunan penduduk
usia 0-14 tahun dan peningkatan penduduk usia produktif
(51-64 tahun) serta lansia 60+ tahun.
Dependency ratio akan menurun hingga tahun 2035 lalu
kembali meningkat kembali. Dengan peningkatan proporsi
penduduk lansia, maka struktur penduduk mengalami
penuaan (popuation ageing).
13
Parameter Kependudukan Indonesia

Perubahan Perubahan
Paramater 2010 2045 2085 2010-2045 2045-2085
(%) (%)

Jumlah Penduduk (juta) 241.613 318.216 321.855 32% 1%

Total Fertility Rate (TFR) 2,51 1,9 1,8 -23% -5%


Usia Harapan Hidup (tahun) 68 74 79 8% 8%
Rangking dunia jumlah penduduk 4 5 7 Turun 1 Turun 2
peringkat peringkat
Jumlah Penduduk 0-14 th (juta) 69.790 65.715 54.824 -6% -17%
Jumlah Penduduk 15-64 th (juta) 159.901 201.423 211.906 26% 5%

Jumlah Penduduk 65+ th (juta) 11.922 40.595 65.607 241% 62%


Rasio Ketergantungan 51,1 50,2 59,8 -2% 19%

14
Urbanisasi

Dalam kurun waktu 2010-2035 jumlah penduduk yang


tinggal diperkotaan meningkat dari 49,8 menjadi 66,6
persen.
Hingga tahun 2085, proporsi penduduk yang tinggal
diperkotaan ini diperkirakan akan terus meningkat.
Perbedaan tingkat urbanisasi antar provinsi cukup besar.
Pada tahun 2035 hampir 90% penduduk di Jawa tinggal
diperkotaan, dengan konsentrasi kepadatan penduduk
perkotaan yang sangat besar (76 juta) berada di wilayah
antara Jakarta dan Bandung.
Di daerah lain seperti NTT, Sulawesi Barat dan Maluku, lebih
dari separuh penduduk masih tinggal di wilayah perdesaan.

15
Persebaran Penduduk

Proporsi terhadap Kepadatan


Jumlah Penduduk
Wilayah penduduk nasional Penduduk
(juta)
(%) (per km2)
Pada tahun 2010, sebagian besar penduduk Indonesia yaitu 2010 2035 2010 2035 2010 2035
137 juta atau 57,4 persen dari penduduk Indonesia, tinggal
Sumatera 50.860 68.500 21% 22% 106 142
di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk (54,7%) masih
berada di Pulau Jawa.
Pertumbuhan penduduk di Pulau Jawa (22%), lebih rendah Jawa 140.941 172.238 59% 56% 1059 1.293
dibandingkan pertumbuhan penduduk di pulau lain seperti
pulau Sumatera (35%) dan Papua (50%).
Kalimantan 13.851 20.318 6% 7% 180 239
Kepadatan penduduk di Jawa masih yang tertinggi (1.293
penduduk per km2) dan yang terendah adalah pulau Papua Sulawesi 17.437 22.732 7% 7% 25 37
dan Maluku (19 penduduk per km2)
Nusa Tenggara 9.222 12.583 4% 4% 92 121

Maluku Papua 6.208 9.281 3% 3% 13 19

16
TFR dan Rasio Ketergantungan Penduduk

Penurunan rasio ketergantungan terjadi dengan tingkat yang berbeda dan titik terendah terjadi pada tahun yang berbeda.
Di provinsi NTT, penurunan terjadi cukup besar, tetapi masih di atas 50%, karena TFR yang masih tinggi menyebabkan proporsi
penduduk usia 0-14 tahun masih cukup besar. Tren yang sama terjadi di beberapa provinsi dengan TFR tinggi antara lain Maluku,
Sulawesi Tengara, Sulawesi Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara dan Sumatera Barat.
Di provinsi dengan TFR rendah yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan DKI Jakarta, terjadi peningkatan
rasio ketergantungan karena population ageing yaitu meningkatnya proporsi penduduk lansia.

17
Posisi Indonesia dalam konteks internasional

Profil jumlah penduduk Indonesia di Asia Tenggara 2045 Perbandingan Tren Rasio Ketergantungan di Indonesia dan
110 beberapa negara di Asia Timur 1970-2085

90

Japan
70 Singapore
Korea Sel.
Thailand
50
China
Indonesia
30 Myanmar
Philippines

10

1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
2040
2045
2050
2055
2060
2065
2070
2075
2080
2085
-10

18
Infrastruktur
Infrastruktur sebagai Lokomotif Pembangunan

Sebagai lokomotif pembangunan, infrastruktur merupakan faktor


pemicu kegiatan ekonomi serta faktor pendorong percepatan
pembangunan. Di samping itu, infrastruktur menjadi prasayat utama
dalam pemenuhan basic needs masyarakat. Peran lain infrastruktur
adalah menjamin keberlanjutan fungsi ruang dan ekosistem.
Beberapa milestones pencapaian infrastruktur:

Share PDB: Barat 2/3 - Timur 1/3


Penduduk perkotaan >80%
Akses Prasarana dasar 100%
Kemiskinan absolut 0%
Energi terbarukan 30% (+nuklir)
Moda split transportasi publik 55%
Kedaulatan pangan (beras dan bahan pokok utama lain)
Penggunaan lahan:

10%

30%
60%

Perkotaan
Perdesaan
Konservasi

20
Skenario Investasi Infrastruktur

1. Diperlukan percepatan investasi infrastruktur sebesar 8 persen dari


PDB hingga periode 2045, untuk menyelesaikan backlog,
percepatan infrastruktur di KTI, backbone konektivitas
antarwilayah, dan penyediaan prasarana dasar.
2. Pada tahap ekonomi Indonesia yang lebih maju pasca 2045,
kebutuhan pembiayaan infrastruktur diperkirakan sekitar 5 persen
dari PDB hingga tahun 2085.
3. Pemerintah bekerjasama secara efektif dan harmonis dengan
Badan Usaha melalui: 1) perluasan jenis infrastruktur yang dapat di
KPBU-kan; 2) partisipasi instansi internasional dalam penyiapan
proyek skema pembayaran seperti success fee dan retainer fee; 3) 2045
penggunaan skema hybrid financing; 4) penyediaan availability
payment dan jaminan pemerintah untuk proyek prakarsa Badan
Usaha, 5) pembentukan simpul KPBU di setiap kementerian dan
lembaga; serta 6) penyediaan anggaran untuk perencanaan,
penyiapan dan transaksi proyek KPBU.
4. BUMN dapat melakukan ekspansi pada proyek-proyek yang
memiliki daya ungkit ekonomi yang tinggi dan sesuai dengan
agenda strategis nasional. = Kebutuhan Investasi Infrastruktur (Skala Sisi Kanan)
= Target Pertumbuhan Ekonomi (Skala Sisi Kiri)

21
Target Pembangunan Infrastruktur

22
Sebaran Perkotaan dan Hub Utama Konektivitas

Sebaran Kota Pelabuhan dan Aerotropolis 2085

Share Penduduk Share PDB


Perkotaan (persen) (persen)
2045 2085 2045 2085
Sedang 0,05 0,05 0,06 0,06
Metropolitan 0,60 0,63 0,55 0,57
Megapolitan 0,14 0,15 0,15 0,18
Total Perkotaan 0,78 0,83 0,76 0,80

23
Sasaran Pembangunan Infrastruktur

24
Sasaran Pembangunan Infrastruktur

25
Sasaran Pembangunan Infrastruktur

26
Energi
Dimanakah Posisi Potensi Energi Kita?

4, 27. Indonesia
2 0.3%
Cadangan Gas Beberapa Negara Tahun 2016
(TSCF)
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
0
Rusia Iran Qatar USA Arab Saudi Cina Indonesia

28
Kebutuhan Energi Nasional

Energi Baru dan Terbarukan


Minyak Bumi
24%
Gas Bumi
Batubara 22%
2050
34% 7.550 MBOE 31%
30% 2025 25%
3.020 MBOE 23%
2015
19%
1.444 MBOE
4% 25% 20%
43%

Kebutuhan energi terus meningkat dari 1.444 juta barrel oil equivalent (BOE) di tahun 2015, menjadi 3.020 juta BOE pada tahun
2025, dan menjadi 7.550 juta BOE pada tahun 2050.
Dengan pertumbuhan kebutuhan energi yang nantinya akan menurun seperti halnya negara maju karena kebutuhan energi
masyarakat sudah terpenuhi sehingga penambahan baru tidak terjadi, maka pertumbuhan setelah 2050 menjadi hanya sekitar
1%-2% per tahun.
Bagaimana kita memenuhi kebutuhan energi?

29
Kondisi Perkiraan Penurunan Produksi Minyak (skenario BAU)

825 830 Ekspor


Domestik COMMITTED PRODUKSI
750
700 Produksi minyak committed 1. Produksi minyak bumi menggunakan asumsi BAU akan
600
menurun hingga tahun 2050
556
523
2. Porsi ekspor dikurangi bertahap hingga 15% pada tahun
472 2030
424
389
374 363 POTENTIAL PRODUKSI
337
308
287 1. Temuan Komite Eksplorasi Nasional sebesar 5,2 miliar
265
243
230
217 206 boe dan 16,6 miliar boe masih belum digambarkan di
195 187
176 169
162 155 150
143 138 133
grafik, mengingat belum proven.
129 125 122 118
108 105
2. Temuan ini apabila dapat dieksploitasi, dan juga adanya
kegiatan eksplorasi secara masif akan melandaikan laju
penurunan sehingga dapat ditahan pada angka produksi
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
500 barel per hari.
Satuan: ribu barel per day

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
298 271 218 209 182 172 87 40 23 16
Ekspor
36% 33% 29% 30% 30% 31% 23% 15% 15% 15%
527 559 532 491 418 384 287 226 132 89
Domestik
64% 67% 71% 70% 70% 69% 77% 85% 85% 85%
Total produksi 825 830 750 700 600 556 374 265 155 105

30
Kondisi Perkiraan Penurunan Produksi Gas (skenario BAU)

1. Perkiraan produksi gas bumi relatif stabil


dan menurun mulai tahun 2027, apabila
tidak dilakukan peningkatan kegiatan
eksplorasi secara masif (BAU)
2. Porsi pemanfaatan gas domestik tahun
2015 sebesar 60% dan terus meningkat
dan mencapai 100% pada tahun 2035.
3. Ekspor gas bumi direncanakan berhenti
pada tahun 2035.

Satuan: million standard cubic feet (mmscfd)


2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
Ekspor 2.786 2.561 2.464 2.010 2.041 1.975 948 562 - -
4.121 5.094 5.578 5.774 5.667 5.636 5.732 4.054 3.404 2.510
Domestik
60% 67% 69% 74% 74% 74,1% 86% 88% 100% 100%
Total Lifting gas bumi 6.907 7.655 8.042 7.784 7.708 7.611 6.680 4.616 3.404 2.510

31
Kondisi Perkiraan Kebutuhan Gas (skenario BAU)

1. Tahun 2015-2019 kebutuhan gas diperkirakan dapat


Potential supply/impor terpenuhi dari produksi gas dalam negeri (committed
Committed supply supply)
KEN 2. Mulai tahun 2020 diperkirakan terjadi defisit gas, yang
dapat dipenuhi dari potential supply (impor atau temuan
cadangan baru)

2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050

Satuan: million standard cubic feet (mmscfd)


2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
KEN (Demand) 3.995 4.270 4.634 5.018 5.336 5.805 9.173 11.346 18.441 26.754
Committed supply 4.121 5.094 5.578 5.774 5.667 5.636 5.732 4.054 3.404 2.510
Potential supply/(defisit) 126 824 994 756 331 (169) (3.441) (7.292) (15.037) (24.244)

32
Produksi dan Pemanfaatan Batubara
446

425 juta ton Pada tahun 2045, energi fosil yang tersisa
Produksi batubara dibatasi 400 juta ton mulai 2019
secara besar cadangannya hanya batu bara,
untuk itu maka penggunaan batubara masih
Ekspor akan dilanjutkan.
210
Minyak dan gas kita impor, oleh sebab itu
Industri porsinya harus semakin kecil.
116
Energi terbarukan dengan cadangan yang
cukup besar (perkiraan Kementerian ESDM
Pembangkit sekitar 800.000 MW) akan semakin
Domestik

ditingkatkan peranannya.
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 Satuan: juta ton

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
Ekspor 308,9 288,2 274,4 250,4 232,8 220,6 190,3 143,1 54,7 -
Pembangkit 72,9 82,4 94,2 107,0 120,2 130,9 152,2 186,7 248,5 326,6
Industri 43,2 43,5 44,5 45,6 47,0 48,4 55,2 67,4 92,9 114,8
Domestik
DME - - - - - - 2,1 2,5 3,2 4,0
Gasifikasi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,2 0,4 0,5 0,7 0,9
Total Produksi 425,0 414,0 413,0 403,0 400,0 400,0 400,0 400,0 400,0 446,4

33
Visi Energi 2085

Kondisi sosial-ekonomi-budaya masyarakat yang akan berbeda menyebabkan kebutuhan energi juga
mengalami perubahan pola dan kecenderungan perkembangan, misalnya: kemajuan teknologi informasi
akan mengurangi jumlah perjalanan. Kesadaran masyarakat untuk berhemat semakin besar, demikian juga
teknologi transformasi energi, proses produksi juga semakin hemat.
Semakin teraturnya struktur, pola dan sistem kota dan perkotaan, akan menyebabkan semakin efisiennya
pengaturan transportasi masal.
Pergeseran industri dari manufaktur ke industri jasa mengakibatkan kebutuhan energi akan semakin
berkurang.
Semakin berkembangnya teknologi energi terbarukan menyebabkan harga energi matahari, energi angin
maupun energi dari bahan baku nabati semakin murah.
Ditemukannya jenis energi baru, seperti fenomena shale gas di USA akan semakin sering. Untuk Indonesia
energi terbarukan terutama dari hasil perkebunan dan energi laut akan menjadi tumpuan.
Melakukan riset energi terbarukan secara intensif, terutama yang berasal dari bahan baku nabati seperti
CPO, kemiri sunan atau tanaman penghasil energi lainnya, termasuk yang berasal dari lautan, seperti algae
atau ganggang.
Indonesia harus mampu menjadi gudang energi terbarukan dunia. Untuk itu perlu pemetaan kekuatan dan
integrasi teknologi, industri manufaktur, bahan baku.

34
Pangan dan Pertanian
Pertanian menjadi Prasyarat Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Transform
consumer Boost
services productivity in
Retail services: food agriculture and
and beverages fisheries
Finansical services

Build a resource-
smart economy
Energy efficiensy Invest in skill
Unconventional
energy: biofuels,
building
geothermal, biomass

36
PERUBAHAN DINAMIS PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN PANGAN

KONSUMEN PANGAN PRODUSEN PANGAN


Kelas menengah (pendapatan). Skala kecil
Urban society (mobile). Skala korporasi
Generasi Y (usia produktif muda, Generasi X dan menua ~ 2045 (lag
teknologi) ~ 2045 (Kompas, 14 behind consumer).
Maret 2016). Generasi Y dan menua ~ 2085 (lag
behind consumer).
Generasi Z ~ 2085.
KONSUMSI PANGAN
PRODUKSI/USAHA PANGAN
Dari sereal ke non-sereal
(daging, ikan, susu, buah, sayur). Responsif terhadap kebutuhan
konsumen dan harga komoditas
Dari sumber pangan nabati ke bernilai tinggi.
hewani. Contract farming.
Dari pangan mentah ke Corporate farming.
pangan olahan.
Sumber: populationpyramid.net/indonesia/2015/
Sehat, aman, halal, bercita rasa.

37
RESPON TERHADAP DINAMIKA KONSUMEN DAN PRODUSEN PANGAN

PRODUKSI DAN USAHA


PANGAN
SOSIO-EKONOMI-DEMOGRAFI

Dari produktivitas lahan

KONSUMSI PANGAN
Dari kuantitas ke produktivitas petani?
Konsumen: kelas konsumsi ke kualitas Dari usahatani
menengah? konsumsi pangan tradisional ke usahatani
(aman, sehat, gizi, komersial?
- Muda halal)? Dari komoditas pangan
- Mobile - Sereal protein. ke komoditas bernilai
- Urban - Nabati hewani. pasar?
On-farm: skala kecil &
skala korporasi
Ke konsumsi pangan
olahan dan praktis? Off-farm: industry
pengolahan

38
Visi Pembangunan Bidang Pangan

a. Memenuhi kebutuhan gizi (energi,


protein, dll.) bagi seluruh lapisan
masyarakat agar dapat hidup sehat dan
produktif.
b. Menjadi produsen utama pangan olahan
di kawasan ASEAN.
c. Membangun korporatisasi terpadu usaha
pangan dan pertanian sebagai sumber
kesejahteraan bagi seluruh pelaku skala
kecil, menengah dan besar.
d. Membangun pangan dan pertanian yang
berkelanjutan.

39
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai