Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Ilmu Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok
keduapuluh dua pada semester VII dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang


memaparkan kasus dr. B yang bertugas di Puskesmas A melakukan penyuluhan
kepada pasien-pasiennya di ruang tunggu dan membagikan leaflet sebagai alat
bantu penyuluhan untuk warga di sekitar Puskesmas agar masyarakat berperilaku
hidup bersih dan sehat. Selain itu, dr. B juga menyelenggarakan latihan mengenai
teknik promosi kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas
karena Puskesmas A memiliki upaya pelayanan KIA dan KB yang rendah.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

1
2.1 Data Tutorial
Tutor : drg. Dyientiah Nur Anggina, MPH
Moderator : Muhammad Hadyan
Sekretaris Meja : Bazliah Syarfina
Sekretaris Papan : Dwi Rizky Kurniati
Waktu : Selasa, 25 Oktober 2016
Kamis, 27 Oktober 2016

Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam


2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario

Puskesmas A setiap hari ramai dikunjungi pasien dengan menderita penyakit


infeksi menular, terutama anak-anak, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Penyakit
infeksi menular yang terdapat di wilayah Puskesmas A adalah DBD, ISPA dan
gastroenteritis.
Sebagai salah satu usaha menurunkan angka kejadian penyakit infeksi menular,
sebelum pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dr. B yang bertugas di
Puskesmas A melakukan penyuluhan kepada pasien-pasiennya di ruang tunggu.
Selain itu dr. B juga membagikan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan untuk warga
di sekitar Puskesmas agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
Puskesmas A juga memiliki upaya pelayanan KIA dan KB yang rendah. Oleh
karena itu, dr. B menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi kesehatan bagi
kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas.
2.3 Klarifikasi Istilah

2
1. Puskesmas : Unit pelaksana teknis Dinkes, Kabupaten, Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja
2. Gastroenteritis : Peradangan pada lambung dan usus

3. Leaflet : Surat sebaran/ selembaran yang berisi suatu informasi


4. Perilaku : Tanggapan seseorang terhadap lingkungan
5. Penyuluhan : Kegiatan penambahan pengetahuan yang diperankan
masyarakat melalui penyebaran pasien
6. Pelayanan Kesehatan : Sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamannya
pelayanan preventif dan promotif dengan sasaran masyarakat.
7. KIA : Upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, menyusui, bayi, balita,
serta anak pra sekolah
8. Penyakit Infeksi Menular : Penyakit yang dapat ditularkan/ berpindah dari orang ke orang,
hewan ke hewan baik secara langsung maupun tidak langsung
9. Kader Posyandu : Seseorang yang kemampuannya diangkat, dipilih, dan ditunjuk
untuk memimpin pengembangan posyandu di suatu tempat/
desa
10. Teknik Promosi : Suatu cara penyampaian informasi kepada masyarakat dalam
Kesehatan bidang kesehatan

2.4 Identifikasi Masalah


1. Puskesmas A setiap hari ramai dikunjungi pasien dengan menderita penyakit
infeksi menular, terutama anak-anak, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Penyakit infeksi menular yang terdapat di wilayah Puskesmas A adalah DBD,
ISPA dan gastroenteritis.
2. Sebagai salah satu usaha menurunkan angka kejadian penyakit infeksi
menular, sebelum pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dr. B
yang bertugas di Puskesmas A melakukan penyuluhan kepada pasien-
pasiennya di ruang tunggu. Selain itu dr. B juga membagikan leaflet sebagai

3
alat bantu penyuluhan untuk warga di sekitar Puskesmas agar masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Puskesmas A juga memiliki upaya pelayanan KIA dan KB yang rendah. Oleh
karena itu, dr. B menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi
kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas.

2.5 Analisis Masalah


1. Puskesmas A setiap hari ramai dikunjungi pasien dengan menderita penyakit
infeksi menular, terutama anak-anak, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Penyakit infeksi menular yang terdapat di wilayah Puskesmas A adalah DBD,
ISPA dan gastroenteritis.
a. Apa definisi dari puskesmas ?
Jawab:
Pusat kesehatan masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya. Pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan puskesmas
merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi
pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan
kesehatan memerlukan acuan pelaksana jaminan mutu. Penerapan metode
ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

4
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes, 2014).

b. Bagaiamana peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan ?


Jawab:
Peranan dan kedudukan Puskesmas bila ditinjau dari sistem pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia, maka Puskesmas sebagai ujung
tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena
peranan dan kedudukan Puskesmas di Indonesia sangat unik. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan terdepan, maka Puskesmas selain bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran
(Azwar, 2010)
Peran Puskesmas menurut Trihono (2005) adalah sebagai berikut.
1. Sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
di wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan upaya yang 7 dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini

5
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.

3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama.


Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
Puskesmas meliputi pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan
rawat inap serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat public
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

c. Bagaimana struktur dari puskesmas ?


Jawab:
Bagan Struktur Organisasi Puskesmas

Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas

Unit I-III Puskesmas Unit VI-VII


Pelaksana Teknis Pembantu Pelaksana Teknis

6
Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan
kategori, upayakesehatan dan beban kerja Puskesmas (Buku saku
permenkes no. 75 tahun 2014 tentang puskesmas)

Pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut:


1. Kepala Puskesmas
2. Unit tata usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
Data dan Infromasi
Perencanaan dan Penilaian
Keuangan
Umum dan Kepegawaian
3. Unit pelaksana teknis fungsional Puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKBM
Upaya kesehatan perorangan
4. Jaringan pelayanan Puskesmas
Unit Puskesmas Pembantu
Unit Puskesmas Keliling
Unit Bidan di Desa/Komunitas
(KEPMENKES Nomor 128/MENKES/SK/II/2004)
Kepala Puskesmas merupakan seorang nakes dengan kriteria:
a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan punya kompetensi
manajemen kesmas (Dalam hal di Puskesmas kawasan T dan ST tidak
tersedia seorang nakes dengan tingkat pendidikan paling rendah
sarjana, maka Kepala Puskesmas merupakan nakes dengan tingkat
pendidikan paling rendah Diploma Tiga)
b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

d. Apa upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas ?


Jawab:
Upaya wajib dan upaya pengembangan (Kepmenkes No
128/MENKES/SK/II/2004 BAB IV) yaitu:
1. Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk penignkatan derajat kesehatan

7
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya Perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok Puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olahraga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

e. Apa saja hak dan kewajiban puskesmas ?


Jawab:
Hak Puskesmas :
Membuat peraturan-peraturan yang berlaku sesuai dengan kondisi atau
keadaan yang ada di puskesmas tersebut
Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan
puskesmas.
Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang
diberikan dokter kepadanya.
Mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
Mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan kepada
pasien.
Kewajiban Puskesmas:

8
Mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah.
Memberikan pelayanan pada pasien tanpa membedakan golongan dan
status pasien.
Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas
perawatan (Duty of Care).
Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan kelas perawatan (Quality
of Care).
Menyediakan sarana dan alat-alat medik sesuai dengan standar yang
berlaku.
Menjaga agar semua sarana dan alat-alat senantiasa dalam keadaan siap
pakai.
Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana,
alat-alat dan tenaga yang diperlukan.
Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukum
bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan
perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau
keluarganya.
Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang bekerja di
puskesmas tersebut.
Membuat standar dan prosedur tetap untuk pelayanan medik, penunjang
medik, maupun non medik.
Mematuhi kode etik puskesmas

f. Bagaimana aspek etik dan hukum dari penyakit menular ?


Jawab:

2. Sebagai salah satu usaha menurunkan angka kejadian penyakit infeksi


menular, sebelum pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dr. B

9
yang bertugas di Puskesmas A melakukan penyuluhan kepada pasien-
pasiennya di ruang tunggu. Selain itu dr. B juga membagikan leaflet sebagai
alat bantu penyuluhan untuk warga di sekitar Puskesmas agar masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
a. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian
penyakit infeksi menular?
Jawab:
Puskesmas memiliki kewenangan wajib yaitu dalam hal penyelenggaraan
pemberantasan penyakit menular yang meliputi pelayanan (Soegianto,
2008):
1. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru
4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS
8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare
10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Filariasis

b. Apa tujuan dilakukan penyuluhan kesehatan ?


Jawab:
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan
penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan
kesehatan, menurut Effendy (2001) tujuan penyuluhan kesehatan adalah :
- Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.
- Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental
dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

c. Apa saja metode penyuluhan kesehatan ?


Jawab:

10
Menurut Notoatmodjo (2005), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara
optimal. Metode yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
a) Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b) Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup :
a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode ceramah adalah sebagai berikut.

11
Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang
baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema
dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai
sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan
yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju
ke seluruh peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya
tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat semaksimal
mungkin.
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.


Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

3. Metode penyuluhan massa


Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam
arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang
akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa
ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh
dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa,

12
simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan
dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk,
poster dan sebagainya.

d. Bagaimana upaya pencegahan penyakit infeksi menular ?


Jawab:
Menurut Permenkes No. 1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan,
tindakan pencegahan dan pengebalan dilaksanakan sesuai dengan jenis
penyakit wabah serta hasil penyelidikan epidemiologi, antara lain:
a) Pengobatan penderita sedini mungkin agar tidak menjadi sumber
penularan penyakit, termasuk tindakan isolasi dan karantina.
b) Peningkatan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi dan imunisasi.
c) Perlindungan diri dari penularan penyakit, termasuk menghindari
kontak dengan penderita, sarana dan lingkungan tercemar,
penggunaan alat proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat,
penggunaan obat profilaksis.
d) Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan pembawa penyakit untuk
menghilangkan sumber penularan dan memutus mata rantai
penularan.
Pencegahan penyakit menular ada 5(yang disebut dengan five levels of
prepvention) Pencegahanyang meliputi:
1. Promotion of health atau peningkatan kesehatan
2. Perlindungan umum dan khusus (spesific protection) Primary Prevention
3. Mendiagnosa sedini mungkin dan menterapi sedini mungkin dan cepat
(early diagnosis and prompt treatment) Secondary Prevention
4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
5. Pemulihan kesehatan (rehabilition) Tertiary Prevention

e. Apa saja media/ alat bantu untuk melakukan penyuluhan ?


Jawab:
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,
diraba,dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan
penyebarluasan informasi (Depkes, 2008:143).Biasanya alat peraga
digunakan secara kombinasi, misalnyamenggunakan papan tulis dengan
foto dan sebagainya. Tetapi dalammenggunakan alat peraga, baik secara

13
kombinasi maupun tunggal, adadua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasarandan Ide atau
gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-
keuntungan:
a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat
bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan
dapat dihindari.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah
ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.
Menurut Depkes (2004:62), alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4
kelompok besar :
a. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta
cepatdikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi
alatperaga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-
manasebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga
ini antara lain :
a) Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja,
dan lain sebagainya.
b) Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain.
c) Sampel yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan
seperti oralit, dan lain-lain.
b. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda
tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan. Hal ini dikarenakan menggunakan benda asli tidak
memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu

14
berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
c. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur,
lukisan, dan lain-lain.
a) Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan
gambargambar dengan sedikit kata-kata. Kata- kata dalam poster
harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapatdengan mudah dibaca
pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada
suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya
di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-
lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,
gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi
orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara
pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu
ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baikadalah poster yang
mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang
melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
b) Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan
kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan
gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan
secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan
singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di
tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diabetes mellist dan
pencegahan/penatalaksanaannya, dan lain- lain. Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan
dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu,
kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
c) Bookletmedia cetak yang berbentuk buku kecil. Terutama
digunakan untuk topik dimana terdapat minat yang cukup tinggi
terhadap suatu kelompok sasaran. Ciri lain dari booklet adalah :
Berisi informasi pokok tentang hal yang dipelajari, Ekonomis

15
dalamarti waktu dalam memperoleh informasi, Memungkinkan
seseorang mendapat informasi dengan caranya sendiri.
d. Gambar Optik, seperti photo, slide, film, dan lain-lain.
a) Photo sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam
bentuk album dan dokumentasi lepasan
b) Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup effektif, karena gambar atau setiap materi
dapat dilihat berkali-kali, dibahas lebih mendalam. Slide sangat
menarik terutama bagi kelompok anak sekolah, karena alat ini lebih
trendi dibanding dengan gambar, leaflet.
c) Film meruapakan media yang bersifat menghibur, tapi dapat
disisipi dengan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media
ini adalah kelompok besar, dan kolosal.

f. Apakah penggunaan leaflet pada saat penyuluhan efektif dalam


menurunkan angka kejadian penyakit infeksi menular ?
Jawab:

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Edgar Dale mengadakan klasifikasi media menurut tingkat dari yang


paling konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian
dikenal dengan nama kerucut pengalaman dari Edgar Dale dan dianut

16
secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang
paling sesuai (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale tersebut, penggunaan leaflet
termasuk media visual diam dan paling rendah efektivitasnya
dibandingkan dengan media lain.

g. Apa saja hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan penyuluhan ?


Jawab:
Adapun hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan penyuluhan
diantaranya (Effendy, 2001):
1. Sasaran penyuluhan kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan menurut adalah individu,keluarga,
kelompok dan masyarakat yang dijadikan subjek danobjek perubahan
perilaku, sehingga diharapkan dapat memahami,menghayati dan
mengaplikasikan caracara hidup sehat dalamkehidupan sehari
harinya.Banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasarandalam
keberhasilan penyuluhan kesehatan, diantaranya adalah:
a. Tingkat pendidikan
b. Tingkat sosial ekonomi
c. Adat istiadat
d. Kepercayaan masyarakat
e. Ketersediaan waktu dari masyarakat
2. Materi/pesan
Materi atau pesan yang akan disampaikan kepadamasyarakat
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatandan keperawatan
dari individu, keluarga, kelompok, danmasyarakat. Sehingga materi
yang disampaikan dapat dirasakanlangsung manfaatnya. Materi yang
disampaikan sebaiknya:
a. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakatdalam
bahasa kesehariannya
b. Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengertioleh
sasaran
c. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alatperaga
untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarikperhatian
sasaran
d. Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhansasaran
dalam masalah dan keperawatan yang mereka hadapi.

17
3. Metode
Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatanhendaknya metode
yang dapat mengembangkan komunikasi duaarah antara yang
memberikan penyuluhan terhadap sasaran,sehingga diharapkan tingkat
pemahaman sasaran terhadap pesanyang disampaikan akan lebih jelas
dan mudah dipahami,diantaranya metode curah pendapat, diskusi,
demonstrasi, simulasi,bermain peran, dan sebagainya.

h. Apa definisi PHBS ?


Jawab:
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS
mencakup beratus-ratus bahkan mungkiin beribu-ribu perilaku yang harus
dipraktikan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Kemenkes RI, 2011).

i. Apa tatanan yang diterapkan dan indikator PHBS ?


Jawab:
PHBS di Berbagai Tatanan
PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang
pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan
pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan
dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di
tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes RI, 2011).
1. PHBS di Rumah Tangga
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yng
dapat menciptakan Rumah Tangga BerPHBS, yang mencakup
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum

18
dan makan di rumah tangga, mengguunakan jamban sehat (Stop
Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair
di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas
jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas
fisik setiap hari,tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.
2. PHBS di institusi Pendidikan
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari,
padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan
perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS,
yang mencakup antara lain mencuci tangan mengguunakan sabun,
mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban
sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas
jentik nyamuk dan lain-lain.
3. PHBS di Tempat Kerja
Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus
mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-
PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi
makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang
sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik
nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Tempat Umum
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga
dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup
mencuci tangan dengan sabun, mengguunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan
lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat

19
menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, meggunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

j. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku?


Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku (Kemekes, 2011) yaitu:
1. Perilaku individu berkaitan dengan faktor-faktor pengetahuan dan
sikap individu. Perilaku juga menyangkut dimensi kultural yang
berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan tentang hal-
hal yang dianggap baik dan hal-hal yang dianggap buruk. Sedangkan
norma adalah aturan tidak tertulis yang disebut norma sosial dan
aturan tertulis yang disebut norma hukum. Selain itu, perilaku juga
berkaitan dengan dimensi ekonomi dan hal-hal lain yang merupakan
pendukung perilaku. Perilaku seseorang selain dipengaruhi oleh
pengetahuan dan sikapnya, memiliki acuan kepada sistem nilai dan
norma yang dianutnya. Dengan kata lain, sistem nilai dan norma
merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di
suatu tatanan untuk dianut oleh individu-individu anggota masyarakat
tatanan tersebut. Inilah yang juga disebut sebagai faktor-faktor
predisposisi (predisposing factors).
2. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)
Individu-individu anggota masyarakat yang memiliki potensi besar
untuk mengubah sistem nilai dan norma adalah mereka yang disebut
dengan pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, baik yang formal
maupun yang informal (mereka yang tidak menduduki posisi formal
dalam organisasi, tetapi memiliki pengaruh individual terhadap
masyarakat oleh sebab keahlian, pengalaman, keturunan, kharisma
dan lain-lain).
3. Sarana dan prasarana disebut sebagai faktor-faktor pendukung
(enabling factors) bagi terjadinya perubahan perilaku masyarakat.

20
k. Apa pandangan islam menegenai PHBS ?
Jawab:
Dari Abi Malik Al Asyary berkata, Rasulullah SAW bersabda: kebersihan
adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan,
dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan
bumi, dan shalat adalah cahaya dan sodaqah adalah pelita dan sabar adalah
sinar dan Al-Quran adalah pedoman bagimu (HR. Muslim).

3. Puskesmas A juga memiliki upaya pelayanan KIA dan KB yang rendah. Oleh
karena itu, dr. B menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi
kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas.
a. Apa saja upaya pelayanan KIA dan KB ?
Jawab:
1) Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi
gawat darurat, khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
2) Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan
angka kematian maternal.
3) Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh
masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4) Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan
dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5) Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka
mampu mengatasi masalah mereka sendiri
6) Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan
maternal.
7) Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam mengatasi masalah kesehatan.

b. Bagaiman teknik melakukan promosi kesehatan ?


Jawab:
Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik promosi kesehatan dibagi
menjadi 3 yaitu (Notoadmojo, 2012):
a. Metode promosi kesehatan individual
Metode yang digunakan apabila antara promoter kesehatan dan
sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap

21
muka (face to face) maupun melalui sarana komunikasi lainnya,
misalnya telepon dan konseling
b. Metode promosi kesehatan kelompok
Teknik dan metode promosi kesehatan kelompok ini digunakan untuk
sasaran kelompok, ada dua kelompok :
1) Kelompok kecil : sasaran terdiri dari 6-15 orang, metode dan
teknik promosi kesehatan yang digunakan adalah diskusi
kelompok, metode curah pendapat, bola salju dan bermain peran
2) Kelompok besar : sasaran terdiri dari 15 50 orang, metode dan
teknik promosi yang digunakan adalah metode ceramah, seminar,
lokakarya, dan sebagainya
c. Metode promosi kesehatan missal
Apabila sasaran promosi kesehatan adalah missal atau public, maka
metode dan teknik yang digunakan adalah ceramah umum,
penggunaan medoa massa elektronik, penggunaan media cetak dan
penggunaan media di luar ruang.

c. Bagaiamana strategi promosi kesehatan?


Jawab:
Strategi promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan,
yang didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh
semangat (4) kemitraan (Kemenkes RI, 2011).
- Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu
individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani
tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
- Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang
kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan
panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya.
- Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu
yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS
baik dari segi materi maupun non materi.
- Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun
bina suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan
mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang

22
antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait
dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh
masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan
pada tiga prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c)
saling menguntungkan.

d. Apa saja alat dan materi yang diperlukan dalam promosi kesehatan KIA
dan KB ?
Jawab:

e. Siapa saja yang termasuk dalam petugas kesehatan puskesmas ?


Jawab:
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Permenkes
No. 75 tahun 2014)
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer
b. dokter gigi
c. perawat
d. bidan
e. tenaga kesehatan masyarakat
f. tenaga kesehatan lingkungan
g. ahli teknologi laboratorium medic
h. tenaga gizi
i. tenaga kefarmasian (Permenkes No 75 tahun 2014 pasal 16 ayat 3)

2.6 Kesimpulan
Dr. B menyelenggarakan promosi kesehatan di Puskesmas A karena pelayanan KIA
dan KB yang rendah serta tingginya angka kejadian penyakit infeksi menular.

2.7 Kerangka Konsep

Penyuluhan KIA dan KB Angka kejadian Penyakit Infeksi


yang rendah Menular yang meningkat

23
Promosi Kesehatan di Puskesmas A

Penyuluhan dan pelatihan Pemberantasan


kesehatan penyakit menular

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa. Aksara.


Departemen Kesehatan RI. 2004. Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media

Promosi Keehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Provinsi Jawa
Timur.Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation
Agency).Jakarta.
Effendy, O.U.2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

24
Keputusan Menteri Kesehatan.2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 128 Tahun 2004.Depkes.Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2011.Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan: Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas.
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan , Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.2012.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Peraturan Menteri Kesehatan.2014.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


75 Tahun 2014.Depkes.Jakarta.
Soegianto, B. 2008. Kebijakan Dasar Puskesmas (Kepmenkes No 128 Tahun 2004).
Jakarta, Indonesia

Trihono. 2005. Manajemen puskesmas berbasis paradigma sehat. Jakarta : sagung Seto

25

Anda mungkin juga menyukai