PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Data Tutorial
Tutor : drg. Dyientiah Nur Anggina, MPH
Moderator : Muhammad Hadyan
Sekretaris Meja : Bazliah Syarfina
Sekretaris Papan : Dwi Rizky Kurniati
Waktu : Selasa, 25 Oktober 2016
Kamis, 27 Oktober 2016
2.2 Skenario
2
1. Puskesmas : Unit pelaksana teknis Dinkes, Kabupaten, Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja
2. Gastroenteritis : Peradangan pada lambung dan usus
3
alat bantu penyuluhan untuk warga di sekitar Puskesmas agar masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Puskesmas A juga memiliki upaya pelayanan KIA dan KB yang rendah. Oleh
karena itu, dr. B menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi
kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas.
4
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes, 2014).
5
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas
6
Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan
kategori, upayakesehatan dan beban kerja Puskesmas (Buku saku
permenkes no. 75 tahun 2014 tentang puskesmas)
7
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya Perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
8
Mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah.
Memberikan pelayanan pada pasien tanpa membedakan golongan dan
status pasien.
Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas
perawatan (Duty of Care).
Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan kelas perawatan (Quality
of Care).
Menyediakan sarana dan alat-alat medik sesuai dengan standar yang
berlaku.
Menjaga agar semua sarana dan alat-alat senantiasa dalam keadaan siap
pakai.
Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana,
alat-alat dan tenaga yang diperlukan.
Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukum
bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan
perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau
keluarganya.
Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang bekerja di
puskesmas tersebut.
Membuat standar dan prosedur tetap untuk pelayanan medik, penunjang
medik, maupun non medik.
Mematuhi kode etik puskesmas
9
yang bertugas di Puskesmas A melakukan penyuluhan kepada pasien-
pasiennya di ruang tunggu. Selain itu dr. B juga membagikan leaflet sebagai
alat bantu penyuluhan untuk warga di sekitar Puskesmas agar masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
a. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian
penyakit infeksi menular?
Jawab:
Puskesmas memiliki kewenangan wajib yaitu dalam hal penyelenggaraan
pemberantasan penyakit menular yang meliputi pelayanan (Soegianto,
2008):
1. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru
4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS
8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare
10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Filariasis
10
Menurut Notoatmodjo (2005), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara
optimal. Metode yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
a) Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b) Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup :
a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode ceramah adalah sebagai berikut.
11
Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang
baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema
dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai
sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan
yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju
ke seluruh peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya
tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat semaksimal
mungkin.
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
12
simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan
dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk,
poster dan sebagainya.
13
kombinasi maupun tunggal, adadua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasarandan Ide atau
gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-
keuntungan:
a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat
bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan
dapat dihindari.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah
ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.
Menurut Depkes (2004:62), alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4
kelompok besar :
a. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta
cepatdikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi
alatperaga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-
manasebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga
ini antara lain :
a) Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja,
dan lain sebagainya.
b) Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain.
c) Sampel yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan
seperti oralit, dan lain-lain.
b. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda
tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan. Hal ini dikarenakan menggunakan benda asli tidak
memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu
14
berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
c. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur,
lukisan, dan lain-lain.
a) Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan
gambargambar dengan sedikit kata-kata. Kata- kata dalam poster
harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapatdengan mudah dibaca
pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada
suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya
di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-
lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,
gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi
orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara
pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu
ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baikadalah poster yang
mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang
melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
b) Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan
kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan
gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan
secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan
singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di
tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diabetes mellist dan
pencegahan/penatalaksanaannya, dan lain- lain. Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan
dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu,
kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
c) Bookletmedia cetak yang berbentuk buku kecil. Terutama
digunakan untuk topik dimana terdapat minat yang cukup tinggi
terhadap suatu kelompok sasaran. Ciri lain dari booklet adalah :
Berisi informasi pokok tentang hal yang dipelajari, Ekonomis
15
dalamarti waktu dalam memperoleh informasi, Memungkinkan
seseorang mendapat informasi dengan caranya sendiri.
d. Gambar Optik, seperti photo, slide, film, dan lain-lain.
a) Photo sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam
bentuk album dan dokumentasi lepasan
b) Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup effektif, karena gambar atau setiap materi
dapat dilihat berkali-kali, dibahas lebih mendalam. Slide sangat
menarik terutama bagi kelompok anak sekolah, karena alat ini lebih
trendi dibanding dengan gambar, leaflet.
c) Film meruapakan media yang bersifat menghibur, tapi dapat
disisipi dengan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media
ini adalah kelompok besar, dan kolosal.
16
secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang
paling sesuai (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale tersebut, penggunaan leaflet
termasuk media visual diam dan paling rendah efektivitasnya
dibandingkan dengan media lain.
17
3. Metode
Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatanhendaknya metode
yang dapat mengembangkan komunikasi duaarah antara yang
memberikan penyuluhan terhadap sasaran,sehingga diharapkan tingkat
pemahaman sasaran terhadap pesanyang disampaikan akan lebih jelas
dan mudah dipahami,diantaranya metode curah pendapat, diskusi,
demonstrasi, simulasi,bermain peran, dan sebagainya.
18
dan makan di rumah tangga, mengguunakan jamban sehat (Stop
Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair
di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas
jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas
fisik setiap hari,tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.
2. PHBS di institusi Pendidikan
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari,
padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan
perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS,
yang mencakup antara lain mencuci tangan mengguunakan sabun,
mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban
sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas
jentik nyamuk dan lain-lain.
3. PHBS di Tempat Kerja
Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus
mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-
PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi
makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang
sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik
nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Tempat Umum
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga
dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup
mencuci tangan dengan sabun, mengguunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan
lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat
19
menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, meggunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
20
k. Apa pandangan islam menegenai PHBS ?
Jawab:
Dari Abi Malik Al Asyary berkata, Rasulullah SAW bersabda: kebersihan
adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan,
dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan
bumi, dan shalat adalah cahaya dan sodaqah adalah pelita dan sabar adalah
sinar dan Al-Quran adalah pedoman bagimu (HR. Muslim).
3. Puskesmas A juga memiliki upaya pelayanan KIA dan KB yang rendah. Oleh
karena itu, dr. B menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi
kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas.
a. Apa saja upaya pelayanan KIA dan KB ?
Jawab:
1) Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi
gawat darurat, khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
2) Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan
angka kematian maternal.
3) Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh
masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4) Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan
dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5) Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka
mampu mengatasi masalah mereka sendiri
6) Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan
maternal.
7) Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam mengatasi masalah kesehatan.
21
muka (face to face) maupun melalui sarana komunikasi lainnya,
misalnya telepon dan konseling
b. Metode promosi kesehatan kelompok
Teknik dan metode promosi kesehatan kelompok ini digunakan untuk
sasaran kelompok, ada dua kelompok :
1) Kelompok kecil : sasaran terdiri dari 6-15 orang, metode dan
teknik promosi kesehatan yang digunakan adalah diskusi
kelompok, metode curah pendapat, bola salju dan bermain peran
2) Kelompok besar : sasaran terdiri dari 15 50 orang, metode dan
teknik promosi yang digunakan adalah metode ceramah, seminar,
lokakarya, dan sebagainya
c. Metode promosi kesehatan missal
Apabila sasaran promosi kesehatan adalah missal atau public, maka
metode dan teknik yang digunakan adalah ceramah umum,
penggunaan medoa massa elektronik, penggunaan media cetak dan
penggunaan media di luar ruang.
22
antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait
dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh
masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan
pada tiga prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c)
saling menguntungkan.
d. Apa saja alat dan materi yang diperlukan dalam promosi kesehatan KIA
dan KB ?
Jawab:
2.6 Kesimpulan
Dr. B menyelenggarakan promosi kesehatan di Puskesmas A karena pelayanan KIA
dan KB yang rendah serta tingginya angka kejadian penyakit infeksi menular.
23
Promosi Kesehatan di Puskesmas A
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Provinsi Jawa
Timur.Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation
Agency).Jakarta.
Effendy, O.U.2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
24
Keputusan Menteri Kesehatan.2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 128 Tahun 2004.Depkes.Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2011.Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan: Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas.
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan , Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta.
Trihono. 2005. Manajemen puskesmas berbasis paradigma sehat. Jakarta : sagung Seto
25