BAB IV
ANALISA KASUS
yang terakhir vertebra sevikal. Lima hingga tujuh persen penderita mengalami
lesi di dua hingga empat corpus vertebra. Pada orang dewasa spondilitis TB
banyak terjadi pada vertebra thorachal bagian bawah dan lumbal bagian atas,
khususnya thoracal 12 dan lumbal 1.(6) Pada pasien ini spondylitis tuberculosis
terjadi pada vertebra thoracal dan lumbal. Nyeri punggung belakang adalah
keluhan paling awal, sering tidak spesifik dan membuat diagnosis yang dini
menjadi sulit. maka dari itu setiap pasien TB paru dengan keluhan mengidap
nyeri punggung harus dicurigai mengidap spondilitis TB sebelum terbukti
sebaliknya.(6) Pada pasien ini terdapat nyeri punggung yang menjalar ke tungkai
dan bersifat hilang timbul yang muncul sejak kecil sampai saat ini.
Kemungkinan nyeri tersebut terjadi akibat deformasi mekanik ganglion radiks
dorsalis dan saraf spinal, tanda-tanda deficit neurologis yang sudah dialami oleh
pasien ini kemungkinan menunjukkan bahwa pasien derajat potts disease pada
pasien ini sudah mencapai derajat III yang ditandai dengan terdapat kelemahan
anggota gerak bawah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita serta
terdapat hipestesia sampai anestesia.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan bentuk deformitas berupa
perubahan kurvatura vertebra thoracalis sampai lumbalis sehingga
menimbulkan kesan kifosis(gibbus) dan pigeon chest yang dimulai sejak kecil
dan khas pada penderita spondilitis TB disertai abses dengan diameter 2 cm,
tinggi 1,5 cm pada punggung kiri yang tidak nyeri tekan dan kemungkinan
berisi pus perkijuan. Terjadinya perubahan kurvatura vertebrae tersebut
kemungkinan diakibatkan oleh adanya suatu lesi destruktif pada diskus
invertebralis yang menyebar secara hematogen melalui pleksus venosus batson
dari satu focus infeksi vertebra sehingga menyebabkan kolapsnya diskus
invertebralis dan kurvatura vertebrae menjadi condong kedepan. Pernafasan
yang cepat sehingga pasien merasa sesak dapat diakibatkan oleh hambatan
pengembangan volume paru oleh tulang belakang yang kifosis atau oleh
infiltrasi kuman TB, walaupun dari banyak kasus spondilitis TB pada umumnya
32
tidak disertai TB paru.(6,7) Cold abses pada pasien ini dapat menyebar
membentuk abses paravertebrae yang dapat teraba, bahkan terlihat dari luar
punggung berupa pembengkakan.(6) Terjadinya gangguan neurologis berupa
gangguan fungsi motorik, sensorik dan autonom menandakan bahwa penyakit
telah lanjut, meski masih dapat ditangani. Defisit neurologis terjadi pada 12-50
persen penderita berupa paraplegia, paraparesis, hiperestesia dan sindrom kauda
equina.(6,8) Jenis defisit neurologi pada pasien ini kemungkinan adalah gangguan
motoris tanpa disertai gangguan sensoris dan auotonom. Gangguan motoris
pada pasien ini berupa paraparesis inferior yang ditandai dengan pasien sulit
menggerakkan kedua tungkai dan terasa lemah, namun rangsang nyeri (+) dan
BAB-BAK (+) normal. Keadaan lanjut pada pasien ini juga ditandai dengan
adanya gibbus atau tonjolan tulang punggung belakang yang menonjol dan jelas
terlihat sehingga menimbulkan bentuk vertebrae kifosis.
Pemeriksaan penunjang rontgen yang menunjukkan spider sign (+)
yang menandakan terjadinya penyempitan jarak sela antar costae akibat erosi
dan iregularitas dari badan vertebrae. Pada pasien ini sudah menandakan
keadaan lanjut yang ditandai dengan kolapsnya vertebra kearah anterior
sehingga menyerupai akordion (concertina), sehingga disebut juga concertina
collapse dan bentuk tubuh menjadi kifosis disertai pigeon chest.
Pemeriksaan laboratoris spondilitis TB dapat menggunakan PCR
(Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi DNA kuman tuberkulosis. Lain
halnya dengan kultur yang memerlukan waktu lama, pemeriksaan ini sangat
akurat dan cepat (24 jam). Namun, memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan lainnya.(6). Selain itu, diagnosa spondilitis TB yang
disertai dengan TB paru juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium.(7) Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) penting dalam
menegakkan diagnosis TB Paru. Namun PCR dan BTA pada pasien ini tidak
diperiksa karena dahak dari pasien tidak ada dan batuk sudah berkurang dan
pertimbangan biaya untuk pemeriksaan PCR.
33