Anda di halaman 1dari 10

Kasus 3

Topik : Kejang Demam Simpleks


Tanggal (kasus) : 14 Januari 2016 Presenter : dr. Ricky Trinugroho Yuliantoro
Tanggal Presentasi : 18 Januari 2016 Pendamping : dr. Priyanto
dr. Dharma Budi P., Sp.A
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD dr. Soeprapto Cepu
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Anak
Deskripsi : Seorang perempuan usia 5 tahun dengan kejang setelah mengalami demam
Tujuan : Mengobati kejang demam, mencegah timbulnya kejang.
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Kasus Riset
Cara Membahas : Presentasi dan Diskusi E-mail
Data Pasien :
Nama : An. MP
Usia : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh 4/3, Kedung Tuban
No. RM : 1089638
Tanggal Periksa : 14 Januari 2016
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / gambaran klinis :
Kejang Demam Simpleks / Pasien mengalami kaku di seluruh tubuh 1 kali 1 jam lalu,
durasi + 5 menit. Setelah kejang pasien sadar.
2. Riwayat pengobatan :
Sejak 1 hari lalu terakhir pasien diberikan pengobatan Paracetamol syrup karena
mengalami demam.
3. Riwayat Penyakit :
Riwayat keluhan serupa disangkal.
Riwayat demam sejak 1 hari sebelumnya.
Riwayat batuk /pilek disangkal.
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat kejang pada keluarga disangkal
5. Riwayat Pekerjaan :
-
Daftar Pustaka :
1. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2006
2. Naskah lengkap Simposium Tatalaksana Awal Kegawatan Pediatri. Update
penatalaksanaan kejang demam. Pediatric Update III. 2012
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis kejang demam simpleks
2. Gambaran klinis pada kejang demam simpleks
3. Menentukan faktor risiko yang dapat menyebabkan kejang demam
4. Penatalaksanaan kejang demam simpleks
5. Edukasi untuk sedapat mungkin menghindari faktor penyebab dan memperhatikan
pengobatan yang diperlukan pada kejang demam simpleks
Catatan :
Data pasien saat masuk (14 Januari 2016) :
I. Subyektif (alloanamnesis) :
A. Keluhan utama :
Kejang
B. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengalami kejang sebanyak 1 kali, durasi kejang 5 menit, kejang
terjadi seluruh tubuh dengan mata melihat ke atas. Setelah kejang pasien sadar.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien mengalami demam, sudah diberi Paracetamol syrup dan
sempat turun namun suhu tubuh naik kembali. Mual (-), muntah (-), buang air kecil
tidak ada keluhan, buang air besar tidak ada keluhan.
C. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat keluhan serupa disangkal.
Riwayat demam sejak 1 hari sebelumnya.
Riwayat batuk /pilek disangkal.
D. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa disangkal.
E. Riwayat imunisasi :
Hepatitis, Polio, Campak, DPT
E. Riwayat sosial, lingkungan, ekonomi :
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu dan seorang kakak. Ayah bekerja sebagai PNS
sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Pasien adalah anak ke-2 dari 2
bersaudara. Tinggal di lingkungan perumahan. Kesejahteraan baik.
II. Obyektif :
A. Pemeriksaan Fisik
1. Kondisi umum : CM, tampak sakit sedang, GCS E4V5M6
2. Tanda vital
Tekanan darah : 100/70
Nadi : 102 x/menit
Laju pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 38,5 oC
3. Antropometri
Berat Badan : 14 kg
4. Kepala : mesocephal
5. Mata : konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
6. Hidung : sekret (-/-), mukosa hiperemi (-/-)
7. Telinga : discharge (-/-)
8. Mulut : mukosa basah (+), bibir sianosis (-)
9. Leher : simetris, pembesaran limfonodi (-/-)
10. Kulit : sawo matang, turgor kulit baik
11. Pulmo
Inspeksi : retraksi (-/-)
Palpasi : pengembadangan dada simetris, nyeri tekan (-/-)
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
12. Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, suara tambahan (-/-)
13. Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tumpani, batas hepar dan lien kesan tidak melebar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
13. Anggota gerak : akral hangat, CRT <2 detik
B. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium darah 14 Januari 2016
Hemoglobin : 11,8 gr/dl
Leukosit : 15.000 /mm3
Hematokrit : 34%
Trombosit : 208.000 /mm3
3. Assessment
Observasi kejang demam simpleks
4. Plan
Terapi
a) Infus asering 16 tpm i.v.
b) Paracetamol sup. 125 mg 1 x 1 (extra) p.r.
Maintenance: Paracetamol syr. 3 x cth 1 p.o.
c) Diazepam sup. 1x1 (diberikan hanya bila pasien kejang kembali)
d) Cefixime inj. 2 x 200 mg iv
5. Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
A. Subyektif
Pasien mengalami kejang sebanyak 1 kali, durasi kejang 5 menit, kejang
terjadi seluruh tubuh dengan mata melihat ke atas. Setelah kejang pasien sadar.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien mengalami demam, sudah diberi Paracetamol syrup dan
sempat turun namun suhu tubuh naik kembali. Mual (-), muntah (-), buang air kecil
tidak ada keluhan, buang air besar tidak ada keluhan. Riwayat batuk /pilek disangkal.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal.
B. Obyektif
Dari pemeriksaan didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, compos
mentis. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah Tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 102 x/menit, laju pernafasan 22 x/menit dan suhu 38,5 oC. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan hitung leukosit 15.000 /mm3.
C. Assessment
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang
demam biasanya terjadi pada usia antara 3 bulan dan 5 tahun dan tidak terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.
Klasifikasi kejang demam:
1. Kejang demam sederhana (simpleks) harus memenuhi kriteria sebagai kejang
umum, kurang dari 15 menit dan terjadi 1 kali dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan
a) Kejang lama > 15 menit. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih
dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam dan
diantara bangkitan kejang anak tidak sadar.
b) Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial.
c) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan
bahwa pada keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan
demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih
cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia.
Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu, sehingga Na intrasel dan K
ekstrasel meningkat yang akan menyebabkan potensial membran cendrung turun
atau kepekaan sel saraf meningkat.
Demam dapat menimbulkan kejang melalui mekanisme sebagai berikut:
Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum matang/immature.
Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan elektrolit yang menyebabkan gangguan
permeabilitas membrane sel.
Metabolisme basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam laktat dan CO 2 yang akan
merusak neuron.
Demam meningkatkan Cerebral Blood Flow (CBF) serta meningkatkan kebutuhan oksigen
dan glukosa, sehingga menyebabkan gangguan pengaliran ion-ion keluar masuk sel.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak akan
meninggalkan gejala sisa. Pada kejang yang lama (lebih dari 15 menit) biasanya
diikuti dengan apneu, hipoksemia, (disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet), asidosis laktat (disebabkan oleh
metabolism anaerobic), hiperkapnea, hipoksia arterial dan selanjutnya menyebabkan
metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian di atas menyebabkan gangguan
peredaran darah di otak, sehingga terjadi hipoksemia dan edema otak, pada akhirnya
terjadi kerusakan sel neuron.
Pada pasien ini, kejang yang terjadi berlangsung singkat 5 menit, pada suhu
38,5 C, ini merupakan kejang pertama kali dan kejang bersifat umum yang
mengarahkan diagnosis kepada kejang demam simpleks.
Dari hasil laboratorium didapatkan leukosit 15.000, ini menunjukkan adanya
infeksi yang kemungkinan mencetuskan demam.
D. Plan
1) Pengobatan
Tujuan dari pengobatan adalah untuk menurunkan demam, mencari
penyebabnya dan memberikan penatalaksanaan antikonvulsi sesegera mungkin
bilamana pasien kejang kembali.
a) Infus asering 16 tpm i.v.
b) Paracetamol sup. 125 mg 1 x 1 (extra) p.r.
c) Maintenance: Paracetamol syr. 3 x cth 1 p.o.
d) Diazepam sup. 1x1 (diberikan hanya bila pasien kejang kembali)
e) Cefixime inj. 2 x 200 mg iv
2) Edukasi
Keluarga dijelaskan mengenai kondisi yang dialami pasien. Bila pasien
mulai mengalami demam di masa yang akan datang, sebisa mungkin keluarga
harus menurunkan demam sesegera mungkin agar pasien tidak mengalami
kejang kembali.
3) Konsultasi

Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan bagian anak


untuk penanganan utama dan pencegahan komplikasinya.

Lampiran : Follow up
17 Januari 2016
A. Subyektif
Keluhan : kejang (-), demam (-), batuk (-)
KU : CM, baik
T : 36,7 oC
Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tumpani, batas hepar dan lien kesan tidak melebar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
A. Obs. kejang demam simpleks
P. Tx
a) Infus asering 16 tpm i.v.
b) Paracetamol syr. 3 x cth 1 p.o.
c) Cefixime inj. 2 x 200 mg iv
Dx2
a) Lab. darah rutin
18 Januari 2016
A. Subyektif
Keluhan : kejang (-), demam (-), batuk (-)
KU : CM, baik
T : 36,5 oC
Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tumpani, batas hepar dan lien kesan tidak melebar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
A. Obs. kejang demam simpleks
P. Tx
a) Infus asering 16 tpm i.v.
b) Paracetamol syr. 3 x cth I p.o.
c) Cefixime inj. 2 x 200 mg iv
Dx2
- Lab. darah rutin
19 Januari 2016
A. Subyektif
Keluhan : tidak ada keluhan
KU : CM, baik
T : 36,5 oC
Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tumpani, batas hepar dan lien kesan tidak melebar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Laboratorium darah rutin :
Hb = 11,2 gr%
Leukosit = 10.000 /mm3
Eritrosit = 3,400 x106 /mm3
Trombosit = 258.000 /mm3
A. Obs. kejang demam simpleks
P. Tx
a) Pasien diperbolehkan pulang
LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM SIMPLEKS

Disusun Oleh :
dr. Ricky Trinugroho Yuliantoro

Pembimbing :
dr. Priyanto
dr. Dharma Budi P., Sp.A
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SOEPRAPTO CEPU
BLORA
2016
Berita Acara Presentasi Kasus Medik

Pada hari ini presentasi kasus medik oleh:


Nama : dr. Ricky Trinugroho Yuliantoro
Topik : Kejang Demam Simpleks
No. ID dan Nama Pendamping : dr. Priyanto
No. ID dan Nama Wahana : RSUD dr. Soeprapto Cepu

Nama Peserta Presentasi No. ID Peserta Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Priyanto
NIP : 19781208 200604 1 009

Anda mungkin juga menyukai