Bedah Minor
Bedah Minor
Instrumen Standar
Alat-alat minimal yang harus disediakan adalah:
1. Gunting diseksi sebanyak 1 buah
2. Gunting diseksi metzenbaum sebanyak 1 buah
3. Gunting Aff Hecting sebanyak 1 buah Gunting Diseksi Mayo
4. Gunting kasa/linen sebanyak 1 buah
5. Klem/forceps mosquito sebanyak 3 buah
6. Klem/forceps pean lurus sebanyak 2 buah
7. Pinset anatomis sebanyak 1 buah
8. Pinset sirurgis sebanyak 1 buah
Gunting diseksi Metzenbaum
9. Needle holder (nald voeder) sebanyak 1 buah
10. Jarum jahit (nald heacting) sebanyak 1 buah jika tidak
menggunakan benang yang bersatu dengan jarumnya.
11. Bisturi (bistuori/mess/blade) dan pegangannya 1 buah
12. Klem koher sebanyak 1 buah
13. Kuret kecil sebanyak 1 buah
14. Alat lain sesuai teknik insisi/hemostasis sebanyak 1 buah Gunting aff hecting/Stitch scissors
15. Koorntang (korentang) dan wadahnya sebanyak 1 buah
16. Kom kecil sebanyak 2 buah (untuk tempat larutan antiseptik)
17. Tempat instrumen
18. Neerbeken/bengkok
19. Hak (retractor)
20. Ring forceps sebanyak 1 buah
21. Trokar sebanyak 1 set Gunting kassa/Bandage scissors
Klem arteri/mosquito/pean bengkok Mathieu needle holder
Neerbeken/bengkok
Macam-macam pisau
Scalpel handle
Senn retractor
Gillies retractor
Trokar
Pinset
Pinset sebaiknya dipegang tangan kiri. Prinsipnya seperti
Memegang pinset jika tidak digunakan
memegang sumpit, pinset dianggap sebagai perpanjangan jari
Pisau
telunjuk dan ibu jari.
Jenis pisau :
Selama melakukan pembedahan sebaiknya pinset tidak dilepas
Pisau yang gagang dan matanya disposable
dan kemudian diambil kembali tetapi biasakanlahmenyimpan
Pisau yang matanya disposable dengan gagang reusable
pinset di tangan kiri dengan menjepitnya dengan menggunakan
Pisau yang gagang dan matanya merupakan suatu
jari manis dan kelingking, sehingga ibu jari telunjuk dan jari
kesatuan dan reusable
tengah bebas bekerja (lihat gambar).
Skalpel
Memegang pinset untuk digunakan
Dipegang seperti memegang pisau dapur
Tekanan jari telunjuk merupakan penentu kedalaman insisi
Dua jari (telunjuk dan ibu jari) tangan lainnya dapat
dipakai untuk fiksasi kulit atau counter traction
Pisau lebih mengarah ke horizontal, karena bagian yang
menyayat adalah perut pisau.
Bistauri
Dipegang seperti memegang pena
Pisau mengarah ke vertikal karena yang menyayat adalah
ujung mata pisau
Kelingking tangan yang sama merupakan alat fiksasi Cara memegang pisau untuk insisi besar/panjang
Klem/Hemostat
Dikenal 2 macam yaitu:
Bergigi (Kocher)
Tidak bergigi (Pean)
Keduanya dapat berbentuk lurus atau bengkok.
Diajarkan cara membuka klem dengan tangan kanan dan
tangan kiri
Cara memasang pisau pada handlenya Membuka Klem
Apabila mempergunakan hemostat yang bengkok maka ujungnya
harus menuju ke permukaan
Kanan
Jari tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx
Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan
dari ibu jari dan jari tengah
Kiri
Jari tidak dimasukkan ke dalam lubang pegangan
Gunting
Memegang gunting jari juga tidak boleh masuk lebih dari satu
Jari telunjuk sebagai landasan
phalanx.
Needle Holder
Pada saat memotong benang dengan memakai gunting kasar,
Jarum tidak boleh dipegang dengan tangan. Benang tidak boleh
gunting harus dimiringkan sedemikian rupa sehingga dapat
dijepit dengan instrument, kecuali bagian ujung atau bagian yang
terlihat panjang benang sisa.
aka dibuang
Apabila menggunakan gunting yang bengkok, maka posisi harus
Jarum dipegang pada sepertiga pangkal, kurang lebih 1-2 mm
sedemikian rupa sehingga ujungnya harus tetap terlihat.
dari ujung needle holder.
Gerakan Gunting untuk Diseksi
Posisi needle holder :
PRONASI : pada waktu menusuk dan
mengambil jarum
MID POSITION : pada waktu pengambilan jarum
siap pakai
SUPINASI : tidak dianjurkan dipakai untuk
pengambilan jarum
Pronasi
Perhatikan Alur Mekanik Needle Holder, agar saat mengikat
benang tidak tersangkut
Mid posisi
Supinasi
Tombol kuning untuk memotong dan tombul biru, untuk koagulasi
Plester
Plester digunakan untuk fiksasi balutan.
Spuit
Kelengkapan Ruangan
Kelengkapan ruangan yang diperlukan untuk tindakan sirkumsisi
antara lain :
1. Tempat tidur atau bed yang cukup nyaman
2. Lampu penerangan yang cukup
Tempat sampah diletakkan di pinggir bawah meja operasi
Suture Material Benang diserap dalam waktu yang terbatas di dalam
tubuh. Lamanya berada didalam tubuh dapat disesuaikan
dengan organ yang dijahit dengan memilih jenis benang yang
Ditulis Oleh: kapten
sesuai. Sedapat mungkin benang jangan hancur dahulu
Suture materials adalah semua bahan yang dipakai untuk kuat. Sebagai contoh, fasia harus dijahit dengan benang yang
meligasi atau mengaproksimasi jaringan dan menahannya lama waktu penyerapannya, karena untuk penyembuhannya
sampai jaringan mengalami penyembuhan. fascia butuh waktu yang cukup lama (hingga beberapa bulan).
Sejak tahun 2000 SM, penggunaan benang dari bulu binatang Dengan alasan tertentu, kadang-kadang malah digunakan
telah dilakukan untuk menjahit luka. Seiring dengan benang tak diserap untuk menjahit fasia. Benang tak diserap
perkembangan zaman, bahan-bahan untuk penjahitan bedah akan berada seumur hidup. Benang-benang ini digunakan
berkembang dan bervariasi mulai dari sutra, linen, katun, tendon misalnya pada penyambungan pembuluh darah dengan dacron
ataupun usus hewan, bahkan kini pun telah digunakan bahan graft, dimana pembuluh darah yang merupakan organ hidup tak
dari benang logam tahan karat. akan pernah mengalami penyambungan dengan graft yang
merupakan benda mati. Disini jahitan dengan benang tak
Klasifikasi diserap berfungsi mempertahankan penyatuan tadi. Harus
Benang untuk penjahitan luka dapat dibagi atas beberapa diingat bahwa benang jahitan disini merupakan benda asing
kriteria , yaitu : yang sedikit banyak akan mengakibatkan terjadinya reaksi dari
jaringan tubuh. Karena itu, untuk tujuan meminimalkan reaksi ,
Penyerapan (absorbable or non-absorbable) digunakan bahan yang inert dan memberikan reaksi yang
Asal Bahan (nature or synthetic) minimal.
Asal Serat (monofilament or polyfilament) PlainCatgut maupun chromic dan kolagen merupakan contoh
Pelapisan (coated or uncoated) benang diserap, sedang polyamida (nylon) dan sutera (silk, zyde)
1. Penyerapan merupakan contoh benang tidak diserap.Keuntungan benang
tidak diserap adalah dapat memberikan permanent support tidak
akan pernah habis namun meninggalkan benda asing dalam yang sukar sembuh karena sulit dicapai makrofag. Sering terjadi
tubuh. pembentukan sinus atau luka yang sukar sembuh pada
penggunaan benang serat banyak. Bekas jahitan dengan benang
2. Asal Bahan ini lebih kasar dan nyata.
Benang-benang alami berasal dari bahan alam, contohnya
rambut, bulu binatang, katun, linen dan catgut. Benang-benang Benang serat banyak dapat dibagi dua, yaitu braided yang
ini telah digunakan sejak dahulu kala, mudah didapat dan relatif berupa benang anyaman seperti rambut dikepang (contohnya
murah harganya. polyester, polyglycolic acid, polyamide (polyfilament dan sutera),
dan twisted dimana jalinan benang terdiri dari serat-serat yang
Benang sintetis harganya lebih mahal, namun mempunyai dililit/dipilin (contohnya katun dan linen). Polyamide (nylon)
berbagai keunggulan dalam hal absorpsi yang terprediksi dan dapat dijumpai dalam 2 bentuk yaitu berserat tunggal dan
umumnya telah disesuaikan dengan organ yang akan dijahit. berserat banyak.
Contoh benang sintetis, polyglycolic acid, polypropylene,
polyamide, polyester, polyglactin, polydioxanone, polyglyconate, 4. Pelapisan
polynylidene, polybutylester dan stainless steel. Umumnya Pelapisan benang (coated) mempunyai berbagai tujuan, bisa
benang-benang ini dijual dalam kemasan dan bentuk sediaan untuk mendapatkan benang yang lebih kesat sehingga kekuatan
khusus. simpulnya lebih baik, untuk mengamankan jalinan benang
sehingga tampil lebih rapi dan kokoh, untuk menutup celah-celah
3. Serat Benang (pore) pada anyaman sehingga tidak terdapat tempat kuman
Benang serat tunggal umumnya lebih lentur namun kekuatan untuk bersarang, serta untuk meminimalisasi reaksi jaringan.
simpulnya (knotting security) biasanya lebih kecil, sehingga
simpul jahitan mudah terbuka. Keunggulannya adalah bekas Polyglycolic acid dan polydioxanone merupakan benang berserat
jahitannya (stitching mark) halus. Sedangkan benang serat banyak dan berlapis. Sutera diberi lapisan lilin agar benang lebih
banyak lebih baik kekuatan simpulnya, karena jalinan seratnya kaku dan lebih menggigit, serta untuk menutup celah-celah pada
membuat benang lebih kesat dan menggigit. Perlu diperhatikan benang.
bahwa celah-celah yang terdapat pada benang merupakan
tempat berkumpulnya nidus yang dapat menjadi fokal infeksi
Kriteria untuk penggunaan benang yang memenuhi syarat untuk
penjahitan bedah antara lain Absorba Natu Multifila Catgut-
ble ral mant plain
Memiliki kekuatan regangan (tensile strength) yang baik
sesuai dengan ukurannya.
Mudah digunakan dan memiliki tahanan yang rendah
Catgut-
ketika diaplikasikan dalam jaringan
chromic
Mempunyai keamanan simpul yang baik, bebang tidak
mudah longgar dan lepas.
Memiliki kemasan steril yang baik dan mudah dibuka
Monofila None
sehingga aman digunakan oleh personil bedah
ment
Reaksi minimal pada jaringan dan tidak cenderung
meningkatkan pertumbuhan bakteri
Cotton
Trimethyl Maxon
ene/ (D+G)
Glycolic
acid
Monofila Stainless
ment Steel
Poligleca Monocryl
prone
Synt Multifila Polyester Ethibond/Mer
hetic ment silene Polybute Novafil
Ti-cron/ ster
Dacron
Dyflex/Teflex/
Polyflex Polyethe Dyloc
r
Polyamid Surgilon
e (Nylon) Nurolon
idene didefinisikan sebagai beban yang diberikan per unit area dan
dinyatakan dalam psi atau kg/cm2 atau bisa juga didefinisikan
sebagai kekuatan yang dibutuhkan untuk memutuskan jahitan
yang dinyatakan dengan lb atau kg.
Makin kuat tensile strength suatu benang, makin besar pula Reaksi berupa penyerapan atau penyingkiran material
dayanya dalam merapatkan luka. Benang jenis ini terutama benang. Makin cepat penyerapan, makin besar reaksi seluler
dipakai untuk menahan luka didaerah yang bebannya tinggi, jaringannya.
misalnya abdomen dan ekstremitas. Umumnya tensile strength
paling baik pada benang stainless steel, sedang pada benang Bahan alami cenderung untuk merangsang reaksi lekosit
sintetis dan paling lemah pada benang alami. polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, sedangkan bahan sintetis
merangsang reaksi makrofag dan sel raksasa (giant cell).
Besarnya reaksi jaringan akan memperlambat penyembuhan
Lebih kuat Stainless steel luka. Demikian juga dengan hasil akhir penyembuhan luka
dipengaruhi oleh reaksi jaringan. Umumnya makin hebat reaksi
jaringan, tampilan akhir luka akan semakin kurang bagus.
Tensile strength Sedang Polyamide, polypropylene
Penyerapan (Absorbtion)
Ada 2 mekanisme penyerapan benang penjahit luka. Pertama,
Lebih lemah Alami (sutera, catgut)
penyerapan melalui mekanisme enzimatik, misalnya terjadi pada
catgut dan kolagen. Disini enzim proteolitik yang tersimpan
dalam lisosom PMN akan menghancurkan benang.
Reaksi jaringan (tissue reaction)
Kedua, adalah mekanisme hidrolisa yang berefek pada air yang
Reaksi jaringan terhadap benang penjahit luka mempunyai ciri-
terkandung dalam benang. Gangguan pada air dalam benang
ciri sebagai berikut :
akan menyebabkan benang lebih rapuh lalu hancur. Hidrolisa
akan meningkat dengan perubahan pH.
Mulai antara hari 1-3, karena benang merupakan benda
asing dalam tubuh.
Keamanan simpul (knotting security)
Reaksi yang terjadi tergantung dari bentuk fisik benang
Makin kasar serat suatu benang, makin tinggi pula koefisien
(monofilament, braided) atau dari struktur kimianya.
gesekannya (coefficient of friction). Dengan demikian, makin
tinggi pula keamanan simpulnya. Benang berserat banyak
umumnya mempunyai keamanan simpul yang lebih tinggi
daripada benang berserat tunggal. Pelapisan benang juga ikut barang
berperan, lilin yang dipakai melapisi sutera akan menyebabkan p (A) tahan simpul dalam
atau terhadap (knot jaringan
benang lebih kesat, sehingga simpulnya tak mudah longgar.
tidak regangan security) (tensile
Tetapi harap diingat, kelenturan (pliability) benang berserat (NA) (breaking strength in
banyak lebih kecil dari benang berserat tunggal, sehingga lebih strength) tissues)
susah dimanipulasi sewaktu penjahitan. Lagi pula pencabutan
benang dari luka lebih mudah bila benang berserat tunggal dan
licin. Harus diperhitungkan juga bahwa benang berserat banyak A Bervariasi jelek Hilang
setelah
akan meninggalkan bekas (stiching marks) yang lebih jelek dari
Plain catgut hari ke 3
benang berserat tunggal. Selain koefisien gesekan, jenis dan
jumlah ikatan simpul juga memegang peranan dalam
menentukan keamanan suatu simpul. Chromic A Baik sedang Hilang
Untuk kulit pada daerah yang ketegangannya tinggi (misalnya catgut setelah
daerah abdomen dan ekstremitas), digunakan benang dengan hari ke 10
keamanan simpul yang baik. Biasanya kepentingan estetis
menjadi nomor dua pada daerah ini.
Untuk mendapatkan keamanan simpul yang cukup, biasanya Collagen A Baik sedang Hilang
setelah
dilakukan manipulasi sesuai dengan jenis benang. Benang yang hari ke 10
licin sebaiknya disimpul lebih banyak daripada benang yang
kesat. Ini sesuai dengan hukum approximation, no
strangulation ( merapatkan, bukan menjerat) pada penjahitan Polyglycolic A Baik baik Tinggal
luka. acid 40% pd
DEXON IITM hari ke 14
Tabel Karakteristik benang penjahit luka
Krpala Subkutis 3/0 Plain catgut, Chromic stainless steel yang tahan korosif dan melekat pada ujung
cat gut, PGA benang melalui swage, yaitu lubang yang terdapat pada pangkal
Kulit 2/0 Nylon monofilament, needle, dimana benang dapat melekat di dalamnya. Needle
3/0 Silk harus cukup rigid sehingga memungkinkan untuk dapat
menembus jaringan tanpa menjadi bengkok, Diameter yang
cukup tanpa menyebabkan kerusakan jaringan sekitar, setipis
mungkin sehingga tidak meneyebabkan kebocoran. Ujung
Badan depan Subkutis 5/0 Plain catgut
needle harus tajam untuk dapat menembus jaringan dengan baik
Permukaan
Kulit 3/0 Nylon monofilament, dan ukuran yang cukup besar sehingga dapat membawa benang
cembung
4/0 silk tanpa ikut membawa jaringan sekitarnya. Needle juga harus
ekstremitas
mempunyai ketajaman tiga dimensi yang memungkinkan kita
dapat memegang dengan baik dengan menggunakan needle
holder tanpa menyebabkan kerusakan jaringan lain yang tidak
Badan Subkutis 4/0 Polyglycolic acid,
perlu.
belakang polydioxanone
Pemilihannya disesuaikan dengan jaringan dan regio
Permukaan
pembedahan. Kriteria umum yang harus dimiliki oleh jarum
cekung Nylon monofilament,
Kulit 3/0 bedah antara lain :
ekstremitas Silk
4/0
Mengandung bahan antikarat (stainless steel)
Kuat untuk menembus jaringan
Ramping hingga tidak menimbulkan trauma pada jaringan
Tajam
Stabil bila digunakan bersama instrumen (needle holder) itu sendiri. Needle Diameter adalah ketebalan needle pada setiap
bagian.
Anatomi Jarum Bedah (surgical needle)
Karakteristik Surgical Needle
Karakteristik yang paling penting dari surgical needle adalah :
B. JAHITAN
Jahitan telah dilakukan berabad-abad yang lalu, mulai dengan
menggunakan bulu binatang, serat tumbuhan sampai sintetik.
Tujuan penjahitan adalah
Menutup defek
Mendekatkan tepi luka yang mempunyai tegangan
Mendekatkan tepi kulit
Meminimalkan perdarahan dan infeksi
Teknik penjahitan tergantung kepada:
Tipe luka
Lokasi anatomi luka.
Ketebalan kulit
Derajat ketegangan
Hasil kosmetik yang diharapkan
Untuk mengoptimalkan hasil secara fungsi dan kosmetik, perlu
diperhatikan:
Meminimalkan dead space Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan
Mengembalikan kepada kontur anatomis bagian yang kemudian dipotong. Teknik ini memerlukan lebih banyak benang
dijahit karena setiap jahitan harus dibuat simpul dan dipotong. Relatif
Meminimalkan bekas jahitan dengan cara memilih benang lebih aman karena bila satu jahitan putus jahitan lainnya tidak
yang tepat dan tension yang minimal. terganggu. Baik digunakan untuk luka yang terinfeksi, karena
Menurut waktu penjahitannya, jahitan dibagi menjadi: mudah membuka jahitan jika ada satu tempat yang mengalami
Jahitan Primer infeksi sehingga tidak mengganggu jahitan lainnya.
Adalah jahitan yang dilakukan segera setalah luka terbentuk Interrupted suture bisa berbentuk jahitan simple, atau
Jahitan Sekunder subkutikuler, matras vertikal ataupun matras horizontal
Dilakukan setalah jahitan pertama (primer) terlepas atau longgar. Penjahitan dianjurkan dimulai di tengah dan dilanjutkan setiap
Atau dilakukan mengoreksi dead space. pertengahan dari insisi yang tersisa.
Tujuan jahitan sekunder adalah untuk: Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga
Memperkuat jahitan primer tegak lurus sayatan kulit
Menghilangkan dead space Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan
Mencegah akumulasi cairan pada luka abdominal selama dalamnya jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama
proses penyembuhan. dengan dua kali jarak tersebut (2)
Untuk penutupan luka sekunder karena kerusakan jahitan Keuntungan:
pada masa penyembuhan. Mudah
Umumnya digunakan benang tidak diserap. Kekuatan jahitan besar
Menurut kontinuitasnya, jahitan dibagi menjadi: Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga
Jahitan interrupted, yaitu jahitan satu tidak ada hubungan mengurangi edema
dengan jahitan yang lainnya,.Kedua adalah jahitan Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka
kontinyu/continous running suture, antara jahitan sebelum dan Kerugian:
sesudah, terdapat hubungan berupa benang yang tidak dipotong. Lama
Interrupted Suture Bekas jahitan lebih terlihat
Eversi (benar) Inversi (salah)
Perhatikan pola umum jahitan simple interrupted
Continuous Suture / Running Stitches
Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan
benang tanpa putus antara jahitan sebelum dan sesudahnya.
Untaian benang dapat diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini
dapat dilakukan dengan cepat, kekuatan tegangan seluruh
jahitan sepanjang luka hamper sama. Tarikan yang terlalu kuat
Terlalu longgar Terlalu kuat hingga kulit harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang akan
robek merusak semua jahitan. Biasanya digunakan diperitoneum atau
fascia dinding abdomen. Untuk luka infeksi tidak dianjurkan
menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika satu jahitan longgar
maka akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau
sesudahnya.
Syarat :
Terlalu dangkal, Terlalu dalam Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas &
memegang benang, BUKAN mengencangkan jahitan.
Selama penjahitan benang tidak boleh kendor.
Jarum diambil siap pakai (Midposisi)
Keuntungan
Cepat
Sedikit simpul
Kerugian
Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak
kuat
Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi
Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per
area(misalnya jika di area tertentu ada pus)
Teknik Jahitan
Jahitan continuous/continuous running suture Gambar Jahitan continuous interlocking/Running locked sutures
1. Interrupted Suture/simple interrupted suture
1. Jahitan pure-string
Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area
tertentu yang dikencangkan seperti tali celana. Contohnya
seperti pada apendektomi.
Extensor surface 14
hands
Lower extremity 14 to 28
Face 3 to 5
Neck 5 to 8
Scalp 7 to 9
Upper extremity 8 to 14
Simpul ditarik dengan pinset
Gunting benang yang menempel ke kulit di tepi jahitan
Fase pada normal acute wound healing pelepasan histamin. Dengan terjadinya vasodilatasi maka akan
Gambar diambil dari: Granick Surgical wound healing and terjadi ekstravasasi protein. Hal ini menyebabkan tekanan
aktivitas antimikroba yang relatif rendah terhadap bakteri Alkohol bekerja dengan cara denaturasi protein dan
Triklosan sebaiknya tidak digunakan sebagai larutan mandi 3. Keuntungan dan Kerugian
pada pasien luka bakar atau pasien dengan kelainan kulit Alkohol memiliki aktivitas germisidal secara in vitro
yang luas dan juga pasien dengan kulit yang sensitif karena terhadap bakteri vegetatif gram positif dan gram negatif
dapat menimbulkan efek neurotoksik. (termasuk diantaranya MRSA dan VRE), Mycobacterium
antimikrobial yang banyak digunakan pada detergen, aktivitas antimikroba yang sangat minimal terhadap spora
sabun, shampo , deodoran seta kosmetik dengan bakteri. Herpes simplex virus, HIV, influenza virus,
konsentrasi penggunaan di bawah 0,5%. respiratory syncytial virus dan vaccinia virus diketahui
4. Alkohol sangat peka terhadap alkohol. Jenis virus lain yang kurang
Alkohol yang paling sering digunakan antara lain ethanol alkohol 50-70%, seperti Hepatitis B virus, enterovirus,
(60-90%), 1-propanol (60-70%) dan 2-propanol/isopropanol rotavirus dan adenovirus. Ethanol memiliki aktivitas
(70-80%) atau campuran dari jenis-jenis alkohol ini. Zat ini antimikroba yang lebih baik dari pada propanol.
membunuh secara cepat dan aktif bakteri vegetatif seperti Alkohol bekerja sebagai germisidal dengan cepat ketika
Mikobakterium tuberkulosis serta beberapa jamur dan virus digunakan pada permukaan kulit, namun tidak berlangsung
lipofilik yang inaktif. lama. Dengan demikian akan terjadi pertumbuhan bakteri
kembali secara perlahan pada permukaan kulit. Hal ini
diduga karena beberapa bakteri pada kulit memiliki efek
sublethal terhadap alkohol.
Penggunaan larutan alkohol yang cukup sering dapat 3. Posisikan daerah operasi seergonomis mungkin
menyebabkan kulit menjadi kering. Namun kelainan dan sekspos mungkin sehinggga operator dan asisten
dermatitis kontak alergi atau urtikaria akibat kontak dengan leluasa dapat melakukan tindakan
terhadap alkohol sangat jarang ditemukan. Penggunaan 4. Fiksasi daerah operasi atau daerah lainnya
larutan alkohol pada lesi kulit dapat menimbulkan rasa sehingga daerah operasi tidak bergerak-gerak
nyeri yang hebat seketika. 5. Siapkan larutan antiseptic dalam kom steril
4. Cara Pemakaian 6. Siapkan seluruh intrumen operasi dalam meja yang
Alkohol bersifat mudah terbakar serta harus disimpan di mudah dijangkau
tempat yang dingin dan cukup ventilasi udaranya. Sebelum 7. Celupkan kassa steril yang dipegang oleh klem
kauterisasi, bedah elektrik serta bedah laser, alkohol harus Kelly atau ring klem.
ditunggu menguap terlebih dahulu. 8. Usapkan mulai dari arah tengah (jika bukan ulkus)
5. Teknik Tindakan Aseptik secara melingkar makin lama makin ketepi dengan tidak
Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengusapkan cairan mengusap daerah yang telah diusap sebelumnya.
antiseptik pada lapangan operasi dan sekitarnya. Untuk 9. Laklukan 2 3 kali.
memperluas permukaan steril maka dilakukan drepping, yaitu 10. Pola usapan (painting) dapat juga dari atas
pemakaian duk bolong steril. kebawah secara vertical mulai deri lapangan operasi paling
Prinsipnya adalah mengusap kulit dari mulai daerah yang tengah sampai ketepi dengan arah yang sama.
lebih bersih ke daerah yang paling kotor dengan tidak 11. Tutup permukaan tadi dengan duk bolong steril.
mengusap daerah yang telah diusap sebelumnya.
Teknik tindakan aseptik
1. Sebaiknya cuci daerah oparasi dengan air bersih
dan sabun, jika luka atau daerah operasi kotor.
2. Jika daerah operasi berulkus maka cuci dahulu
daerah sekitar ulkus (diluar ulkus) kemudian baru daerah
ulkusnya( daerah ulkus merupakan daerah terkotor
sehingga tindakan aseptic dilakukan paling akhir.
Klorheksidin dan kassa dalam kom steril, dipegang dengan Pola tindakan aseptic pada khitanan
tangan yang telah menggunakan sarung tangan steril
Jalannya saraf dari lateral dan medial tiap jari pinggir daerah yang diinfiltrasi dengan target operasi tidak
Perhatikan pola penyuntikan: melebihi 2 cm. Jika lebih maka kemungkinan masih ada impuls
saraf yang tidak terblok. Jika memang masa yang akan
operasi cukup besar, kemungkinan diperlukan infiltrasi
beberapa lingkaran, agar area yang diinfiltrasi menjadi luas.
Kedalaman infiltrasi tergantung dari jenis operasi. Jika masa
yang diambil cukup dalam, maka perlu juga dilakukan infiltrasi
lebih dalam, bahkan sampai otot atau periosteum.
2. Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi Terjadi karena pecahnya pembuluh darah ketika anestesi yang
tidak sampai lepas dari kulit) sambil obat dikeluarkan. kemudian darah berkumpul di submukosa sehingga
3. Jarum dibelokan ke arah kiri, aspirasi, jarum dicabut menimbulkan benjolan. Hematom ini dapat terus membesar
sambil obat dikeluarkan. atau berhenti tergantung dari besarnya pembuluh darah yang
terkena. Pada pembuluh darah kecil biasanya hematom tidak
membesar karena platelet plug sudah cukup untuk
menghentikan kebocoran tadi. Jika terjadi hematom, kita
evaluasi beberapa saat apakah hematom itu terus membesar
atau tetap. Jika terus membesar, kita harus berusaha mencari
pembuluh darah yang pecah dan mengikatnya kemudian
membuang bekuan darah yang terkumpul. Tetapi jika
hematom tidak membesar hanya diperlukan membuang
masa hematomnya saja.
4. Masukan jarum di sudut yang bersebrangan dengan sudut
tadi 2. Udem
3. Suntikan segera adrenalin 1:1000 sebanyak 0,3-0,4
Disebabkan terlalu banyaknya obat anestesi yang diberikan ml im , sebaiknyna otot deltoid, atausubcutan (sc)
sehingga obat tersebut berkumpul dalam jaringan ikat longgar dan segera dimasase, ulangi pemberian 0,3-0,4 ml
mukosa dan sub mukosa. Hal ini akan mempersulit ketika adrenalin tiap 5-10 menit sampai tekanan sistolik
melakukan penjahitan. Udem akibat anestesi ini diabsorpsi mencapai 90-100 mmHg dan denyut jantung/nadi
dalam 24 jam. tidak melebihi 120x/menit.
4. Suntikan:
3. Syok Anafilaktik Antihistamin difenhidramin 10-20 mg
Kortikosteroid-hidrokortison 100-250
Syok anafilaksis disebabkan oleh reaksi mg iv
hipersensitifitas type I. Terjadi vasodilatasi perifer Bila ada spasme bronchial, Aminofilin
sehingga terjadi pengumpulan darah di perifer. 200-500 mg i.v perlahan lahan.(1 ml mengandung
Akibatnya terjadi penurunan venous return sehingga 24 mg aminofilin)
cardiac output pun menurun. 5. Bila terjadi henti nafas, berikan nafas buatan, bila
disertai henti jantung lakukan pijatan (penekanan)
Tanda dan gejalanya terhadap jantung (pertengahan sternum)/ RJP.
Nadi cepat dan kecil 6. Bersamaan dengan pemberian adrenalin, lakukan
Penurunan tekanan darah pernafasan buatan dan kompresi jantung,
Keringat dingin pemasangan infus dengan kristalolid (NaCl, ringer
Lemas laktat) dengan tetesan secepat mungkin (diguyur)
Badan terasa melayang sampai nadi teraba.
Mual 7. Observasi dengan seksama sampai tanda-tanda vital
Penatalaksanaan: stabil.
1. Letakkan pasien dalam posisi trendelenburg.
2. Berikan oksigen lembab 3 - 5 l/menit.
Insisi Pastikan masa yang akan diambil tidak berhubungan dengan
kulit.
Ditulis Oleh: kapten
2. Insisi elips atau bulat
Insisi dilakukan sebagai akses awal menuju daerah tujuan
Digunakan sebagai akses jika target operasi masa yang akan
operasi. Insisi dilakukan setelah mengkaji kembali diagnosa dan
diambil berhubungan atau berada di kulit. Misalnya skin tag,
tujuan terapi bedah. Perencanaan insisi harus disertai dengan
granuloma, atau keloid. Dilakukan juga untuk massa dilokasi
perencanaan penutupan defek yang ditimbulkannya.
lebih dalam dari kulit tetapi berhubungan dengan kulit
Pengambilam masa di subkutis yang tidak membuang kulit
misalnya kista aterom, atau masa di subkutis lainnya yang
mungkin tidak akan menimbulkan masalah saat penutupan
terinfeksi sampai kulit sehingga kulit diatasnya harus dibuang.
defek, tetapi jika kulit ikut diambil maka ada kemungkinan timbul
Pada pembuatannya tentukan lebih dulu lebar dan incisi
masalah saat penutupan luka apalagi jika jariongsan kulit yang
sesuai dengan lesi, kemudian panjang insisi harus 3x lebar
diambil luas. Menurut bentuknya insisi dikelompokan menjadi
1. Insisi Linier
Insisi dalam satu lintasan atau garis lurus, atau melengkung.
Insisi ini digunakan jika daerah operasi atau masa yang
diambil tidak melekat/ berhubungan dengan kulit. Misalnya
mengambil masa lipoma yang letaknya di subkutis maka insisi
linier digunakan sebagai akses masuk dan diseksi sebagai
lanjutan untuk evakuasi masa.
Teknik Hemostasis
Penekanan/Depper
Sistem koagulasi yang terjadi dapat melalui jalur intrinsik Teknik ini digunakan untuk membantu sistem hemostatis dengan
ataupun ekstrinsik,tetapi pada akhirnya akan bergabung lewat melakukan penekanan pada daerah perdarahan beberapa saat.
jalur bersama. Berbagai faktor yang mempengaruhi pembekuan Dengan penekanan, diharapkan kapiler dapat tertutup dan
selanjutnya platelet plug yang terbentuk akan lebih mudah
menutup kapiler yang terpotong. Teknik ini hanya bisa dilakukan
pada perdarahan yang diakibatkan jejas pada pembuluh darah perdarahan, terutama perdarahan yang besar. Biasanya setelah
kecil seperti kapiler, sedangkan untuk pembuluh darah yang diklem hampir selalu diligasi. Caranya sama seperti cara dep dan
lebih besar digunakan penjepitan dengan klem atau bahkan klem. Namun, setelah diklem, dilakukan ligasi pada pembuluh
ligasi. darah yang terpotong, baru kemudian klem dibuka. Ligasi dapat
Segera setelah insisi selesai, lakukan penekanan/dep dengan dilakukan dengan menggunakan chromic cat gut atau plain cat
melingkarkan kasa ke sekeliling daerah insisi sambil ditekan, gut dengan ukuran 3.0.atau 4.0. Perlu diingat bahwa setiap ligasi
diputar dan dibiarkan beberapa saat, kemudian lepaskan dan dengan cat gut harus disimpulkan sekurang-kurangnya 3 kali
lihat sumber-sumber perdarahan. Setelah terlihat baru di klem. karena lama-kelamaan cat gut akan mengembang dan ikatan
Pengkleman menjadi longgar serta dapat lepas jika hanya satu atau dua kali
Dilakukan pada pembuluh darah yang agak besar. Sebelum menyimpulkan. Simpulkan secara reef knot. Untuk lebih jelas
dijepit dengan klem, harus dipastikan terlebih dahulu sumber perhatikan gambar berikut.
perdarahan atau pembuluh darah yang terpotong. Caranya
adalah dengan mendep daerah perdarahan tersebut dengan kasa
beberapa saat sampai diperkirakan darah di daerah sekitarnya
terserap oleh kasa, kemudian kasa diangkat secara tiba-tiba dan
sambil diperhatikan di daerah mana darah muncul. Setelah
ditemukan sumber perdarahan, jepit dengan klem , usahakan
posisi klem tegak lurus supaya bagian yang terjepit seminimal
mungkin. Hal ini berguna jika dilakukan ligasi maka ikatan tidak
menjadi longgar setelah klem dibuka. Setelah diklem, didep
kembali untuk melihat apakah masih terdapat perdarahan atau Teknik Ligasi
tidak. Jika perdarahan masih ada, perlu dipikirkan apakah Dep dengan kasa daerah yang diperkirakan sumber perdarahan.
pengkleman sudah tepat pada sumber perdarahan atau ada Jepit sumber perdarahan, yakinkan bahwa perdarahan berhenti.
sumber perdarahan lain.
Ligasi
Ligasi dilakukan jika penjepitan dengan klem masih terjadi
pada ujung klem yang menjepit pembuluh darah akan
mengakibatkan sel-sel akan mengalami combustio yang
bergabung menjadi struktur seperti hialin dan pembuluh
dalam masa kuagulasi. Arus keluar dihantarkan
melalui ground plate yang dipasang pada bagian lain tubuh
pasien. Agar arus keluar ini tidak mengakibatkan kerusakan
pada kulit, ground plate harus memiliki permukaan yang lebar.
Teknik
b. Probe bipolar
Jaringan yang dikoagulasi berada antara arus masuk dan
keluar dengan jarak hanya beberapa millimeter saja. Probe Electro Cauter dengan Probe Bipolar
aliran listrik masuk dan sisi lainnya untuk arus keluar. Berupa potong-potongan spons kecil seperti gabus, bersifat
Electrocauter ini dapat digunakan untuk koagulasi dan insisi. lembut, tidak toksis, tidak bersifat antigen, dan dapat diserap
11. Pasang ground plate menempelkan pada daerah perdarahan dan perdarahan mulai
berhenti beberapa saat. Di pasaran lebih dikenal dengan
nama spongostan.
Collastypt (surgycell)
Laser
Penggunaan laser bisa berbarengan dengan insisi. Seperti
hanya dengan menggunakan electrocauter monopolar,
penggunaan laser hampir sama. Dengan menembakan sinar
dari probe ke arah perdarahan (pengaturan jarak disesuaikan
Gambar 8.6 Spons Gelatin dengan daya) maka terjadi proses pembakarn. Sayangnya
penggunaaan laser CO2 tidaklah sepraktis electrocauter
Collastypt (surgycell) karena alur sinar yang dipancarkan dan harus dibelokkan
Suatu kolagen berupa lembaran-lembaran melalui cermin dan prisma untuk sampai ke ujung probe
putih. Collastypt yang bergabung dengan darah akan sehingga lebih rigid dibandingkan dengan penggunaan probe
membentuk masa gelatin yang dapat menghentikan pada electrocauter. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
perdarahan. Penggunaannya terutama pada perdarahan pengaturan daya agar jangan sampai menimbulkan daya
parenkim. Hemostatis akan segera tercapai setelah tembus yang terlalu besar yang akan mengakibatkan
pemakaian. Tidak ada efek samping maupun kontraindikasi efek combustio yang dalam.
dalam pemakaiannya dan dapat diserap dalam waktu sekitar Teknik
3 minggu. 17. Identifikasi sumber perdarahan dengan cara
mendep dengan kasa
18. Arahkan optik ke sumber perdarahan
19. Atur jarak optik ke sumber perdarahan
20. Tekan tombol sinar beberapa saat sampai jaringan sirkulasi ekstrakorporeal karena tidak memerlukan suatu
terkoagulasi sistem hemostatik yang efektif.
21. Perhatikan agar jaringan yang disinar dalamposisi Lem fibrin juga telah dievaluasi pada graft vaskular yang
kering. terbuat dari Dakron yang dianyam atau dirajut. Kelemahan
22. Evaluasi ulang sumber perdarahan yang utama dari penggunaannya adalah risiko penularan
23. Untuk di jam 6, angkat jaringan yang akan disinar penyakit serologis dari darah yang disatukan dan darah yang
dengan pinset menjauhi urethra baru disinar. berasal dari donor tunggal. Preparat yang paling aman adalah
24. Identifikasi lagi perdarahan di tempat lain menggunakan darah pasien sendiri untuk mempersiapkan lem
25. Dengan cara yang sama lakukan koagulasi sampai fibrin. Secara keseluruhan, lem fibrin merupakan suatu
semua sumber perdarahan terhenti. metode tambahan yang berguna untuk mengontrol
Fibrin Glue perdarahan pada pasien operasi.
Fibrin glue (lem fibrin) adalah campuran antara 2 zat yaitu Teknik
fibrinogen dan thrombin. Ketika kedua zat ini bercampur, 26. Masukan masing-masing vial dalam spuit double
agen ini mirip dengan tahap akhir dari urutan pembekuan barel
darah untuk membentuk suatu gumpalan fibrin. Fibrinogen 27. Pasang kedua spuit pada tempatnya
dapat diperoleh dari pengumpulan, donor tunggal, dan 28. Identifikasi sumber perdarahan
donor darah autolog dan biasanya diisolasi melalui proses 29. Letakan ujung spuit double barel pada sember
kriopresipitasi. Komponen thrombin biasanya diperoleh dari perdarahan (usahakan secepat mungkin agar masih kering
sapi komersil. Beberapa penyelidik telah menambahkan setelah di dep)
kalsium klorida dan/atau antifibrinolitik (yaitu asam 30. Tekan kedua ujung spuit sampai kedua isi spuit
aminokaproat, aprotinin) pada preparat mereka. Lem keluar bersamaan
fibrin dapat digunakan dengan memakai suatu double- 31. Lekatkan sedikit saja.
barrel syringe atau aplikasi semprot. Walaupun telah 32. Jika seluruh perdarahan teratasi maka kulit
digunakan untuk berbagai prosedur operasi, lem fibrin diaproksimasi dan di lem(menggantikan penjahitan.
terutama bermanfaat untuk pasien yang diheparinisasi yang 33. Biarkan beberapa detik sampai kering.
menjalani prosedur kardiovaskular yang membutuhkan Ligasi Hekting
Jika dilakukan hemostasis dengan ligasi hekting, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan jahitan matras atau figure of eigh
Pembalutan hidrogel
hidrokoloid
Ditulis Oleh: kapten
alginates
Dressing atau pembalutan luka paskaoperasi bertujuan untuk
Balutan luka sintetik
melindungi daerah operasi dari kotoran.
silicone meshes
Banyak macam dan jenis baluta, mulai yang paling konvensional
tissue adhesives
seperti kasa (gauze), sampai balutan yang menyerap eksudat
barrier films
seperti bahan dari rumput laut bahkan sampai bio ceramic.
Balutan mengandung perak atau kolagen
Komposisi balutanpun ditambah dengan berbagai macam zat
Balutan luka ideal
yang berfungsi mengoptimalkan suasana agar penyembuhan
TIdak ada balutan tunggal yang dapat dipergunakan untuk
luka dapat berlangsung tanpa komplikasi. Pemakaian antibiotik,
semua tipe luka. Seringkali, sejumlah tipe balutan yang berbeda
antiseptik, anti perdaraha sampai yang mengandung zat untuk
digunakan selama proses penyembuhan suatu luka. Balutan
peningkatan oksigen kedalam jaringan. Secara kosmetik juga
seharusnya memenuhi fungsi berikut :
berkembang balutan yang mengandung zat untuk meminimalkan Mempertahankan lingkungan yang lembab pada
skar post operasi.
permukaan luka/balutan
Balutan luka sintetik
Menyerap eksudat yang berlebihan tanpa adanya
Balutan luka sintetik semula terdiri dari 2 tipe; pembalutan gauze
kebocoran pada permukaan balutan
dan balutan pasta seperti balutan pasta zinc. Pada pertengahan
Terlindung dari termal dan mempertahankan secara
tahun 1980-an, pembalutan luka modern pertama diperkenalkan
mekanis
dimana diperkenalkan karakteristik terpenting dari pembalutan
Memberikan proteksi terhadap bakteri
luka yang ideal : mempertahankan kelembaban dan bersifat
Adanya pertukaran gas dan cairan
menyerap (seperti busa poliuretan, hidrokoloid) dan
Menyerap bau luka
mempertahankan kelembaban dan antibakteri (seperti gel yang
Tidak melekat pada luka dan mudah dibuka tanpa trauma
mengandung yodium).
Memberikan aksi debridement (mengangkat jaringan mati
Selama pertengahan tahun 1990-an, pembalutan luka sintetik
dan/atau partikel asing)
meluas menjadi beberapa kelompok produk berikut:
Non-toxic, non-allergenik dan non-sensitif (baik bagi
vapour-permeable adhesive films
pasien dan tenaga medis)
Steril balutan
Klasifikasi balutan luka
Balutan luka sintetik secara luas dikategorikan dalam tipe Gauze Balutan dapat
berikut: melekat
Luka nekrotik Moisture retention 3-4 hari ations paper tape support
kering misalnya hidrokoloid, setelah
alginat review
leave
Luka Hindari balutan 1-2 hari
dressing
terinfeksi semiterbuka.
on if
Pertimbangkan
healing
Tipe Cont Keuntung Kerugian Indikasi Kontrai
see balutan oh an ndikasi
Luka bakar Plastic Pemeriks Film OpSi Evaporasi Eksudat Luka Luka
poliuretan te, kelembaba tergenang, superfisial dengan
mayor atau wrap terutama untuk aan transparan Tega n, dapat Sebagai banyak
memerlukan pemeriksaan rawat semi- derm Menguran traumatik. balutan eksudat
permeabel gi nyeri. sekunder
rawat inap surgical, medicated inap tipis, Barrier
misalnya area tulle melekat, terhadap
kontamina
luka bakar si
kronis special eksternal.
Mudah
Luka kronis Hidrokoloid, alginat, 5 hari terlihat.
Secara umum, pemiliha balutan dapat dilihat pada table dibawah Film plastic Melo Perlekatan Tidak Luka Luka
berlubang lin, luka cocok pada dengan kering
ini
tipis kering, Melo ringan. luka eksudat (dapat Natural Kalt Membentu Memerluk Luka Luka
non lite, Dapat dengan moderat menyeb Kalsium ostat k gel pada an balutan eksudativa kering
adherent Trico mengabsor eksudat abkan Alginat luka dan sekunder. moderat atau
melekat se psi sedikit banyak. dehidras polisakarida melembab Tidak atau tinggi jaringan
pada pad eksudat Dapat i dari rumput kan. direkomen eksudat.Pe parut
absorben mongering jaringan laut Menguran dasikan rlu untuk keras
dan ) gi nyeri. pada hemostasis
menempel Dapat infeksi
pada luka. membung anaerob
Memerluk kus Gel dapat
an balutan ruang.Abs dikelirukan
sekunder. orbenpada dg slough
luka atau pus
Fixation Fixo Dapat Balutan Luka Luka eksudatif. dalam
SheetPorous mull, digunakan perlu dengan terinfeks Merangsan luka.
polyester Hyp secara dibasuh eksudat i alergi g
fabric afix, langsung sabun dan ringan, terhadap hemosasis
dengan Mefi di tempat water pat- tidak perlu plester Allergenik
adhesive x luka. dried 2 kali sering rendah.
backing Mengikuti sehari.Me control
kontur merlukan Foam Poly Lembab, Ukuran Luka Luka
tubuh, olesan DressingsPo Mem absorben busa dengan kering.L
menguran minyak lyurethane tinggi dan terbatas eksudat uka
gi nyeri sebelum foam protektif terhadap ringan yang
dan diangkat, dressing ukuran sampai perlu
mengontro idealnya dengan luka. moderat. control
l edema, direndam layer yang
Permeabel dalam incorporate sering.
hingga minyak d
eksudat dan
mudah dibungkus
keluar dan film
luka melekat
mongering semalaman
. Ganti .
balutan
setelah 5-7
hari.
Perawatan Luka Pengangkatan jahitan dilakukan jika benang yang digunakan
jenis non absorbable. Pengangkatan tergatung pada
Ditulis Oleh: kapten
1. Jenis operasi
Pengetahuan operator tentang komplikasi yang akan terjadi
2. Lokasi
akan membekali pasien/ orangtua/ wali dalam pemeliharaan dan
3. Jenis benang
pengawasan luka paska operasi. Seringkali operator lupa
Pada penjahitan di muka dengan menggunakan benang di atas 5-
menjelaskan berbagai hal yang harus atau tidak boleh dilakukan
0 umumnya dibuka hari ke 3 5.
setelah operasi
Seperti pada perawatan paskaoperatif lain, perawatan setelah Area Removal time (days)
bedah minor pun tidak berbeda. Yang membedakan adalah
Face 3 to 5
ukuran lukanya relatif kecil. Luka operasi sebaiknya tetap kering,
Neck 5 to 8
minimal selama tiga hari untuk menghindari kontaminasi kuman.
Penggantian Balutan Scalp 7 to 9
Pelepasan balutan ini dapat dilakukan pada hari ketiga karena Upper extremity 8 to 14
pada saat tersebut luka umumnya sudah kering. Jika terjadi Trunk 10 to 14
kesulitan melepaskan kasa, luka dapat dibasahi dahulu dengan
Extensor surface hands 14
iodin povidon 10% atau cairan steril lainnya beberapa saat
Lower extremity 14 to 28
sampai kasa basah dan mudah dilepas.
Setelah luka kering, tidak perlu lagi dibungkus dengan kasa, jika Teknik pengangkatan jahitan dapat dilihat di bab ikatan dan
masih sedikit basah bisa ditetesi iodin povidon 10% sampai luka jahitan
Jika luka produktif apakah mengeluarkan nanah atau seroma, Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan dan infeksi.
maka segera harus dievakuasi. Evakuasi bisa dilakukan dengan Komplikasi lainnya jarang ditemukan, kenali gejala dan
Selengkapnya dapat dilihat di komplikasi paska operasi Perhatikan jika ada perdarahan aktif. Lakukan dep dengan
Pengangkatan jahitan kasa dalam beberapa menit. Jika tidak dapat diatasi maka
lakukan eksplorasi dengan membuka jahitan di arah tempat takikardi
sumber perdarahan. nyeri
2. Hematom Jika dijumpai tanda-tanda tadi, maka cucilah luka sampai
Terdapat bekuan darah sebagai akibat terputusnya pembuluh bersih dengan NaCl 0,9 % Jaringan nekrotik dan eksudat harus
darah dan darah berkumpul di jaringan ikat longgar. Hematom dibersihkan sampai maksimal. Jika ada krusta maka harus
dapat aktif ataupun pasif. Aktif artinya hematom terus diangkat karena dibawahnya hampir dipastikan terjadi koloni
membesar karena bekuan yang terbentuk tidak mampu kuman.
menutup pembuluh darah yang pecah. Jika ini terjadi maka Berikanlah tambahan antibiotik dengan dosis yang sudah
harus dilakukan eksplorasi ulang dan dilakukan hemostasis. dihitung untuk 3 hari kedepan. Jika 3 hari tidak memberikan
Jika hematom tetap tidak membesar, maka kalau ukurannya respon maka lakukanlah tes kultur dan resistensi. Sambil
relatif kecil tidak masalah sepanjang tidak mengganggu menunggu hasil tes kultur dan resistensi, gantilah antibiotik
penjahitan atau kosmetik dengan golongan lain.
3. Seroma Perlu diperhatikan tanda dan gejala berbagai komplikasi yang
Cairan yang keluar dari luka atau bekas manipulasi tindakan mungkin terjadi. Uraian rinci dapat dibaca di bab berikutnya.
yang bersumber dari ekstravasasi pembuluh darah dan lymp. 5. Wound Dehiscence
Jika aktif maka salah satu jahitan dibuka untuk memberi Terbukanya luka operasi karena proses inflamasi dan atau
jalannya cairan keluar. Dapat juga menggunakan balutan yang infeksi yang mengganggu healing. Jika luka kotor, maka
bersifat absorben, misalnya yang mengandung agar-agar laut dilakukan perawatan luka terbuka dengan mencuci dengan
atau bio-ceramic. NaCl 0,9 % dan atau dengan larutan antiseptik. Setelah
4. Infeksi terbentuk granulasi atau luka bersih maka dilakukan
Terjadi mulai hari kedua dan sering muncul di hari ke 3. Tanda penjahitan kembali (secondary suture).
dan gejalanya:
edema
kemerahan
keluar eksudat yang bertambah banyak
demam
Kista Aterom
Ditulis Oleh: kapten
Definisi
Tumor jinak di kulit yang terbentuk sebagai akibat tersumbatnya
muara kelenjar sebasea.
Patofisiologi
Terbentuk akibat sumbatan pada muara kelenjar sebasea, oleh
karena itu ditemukan puncta berbentuk titik kehitaman sebagai
muara kelenjar di kulit yang tersumbat.
Perhatikan adanya puncta diatas masa
Sekret kelenjar sebacea yaitu sebum dan sel-sel mati tertimbun
Terapi
dan berkumpul dalam kantung kelenjar. Lama kelamaan
Terapi Antibiotik diberikan jika terdapat tanda adanya infeksi
membesar dan terlihat sebagai masa tumor yang berbetuk
yaitu kemerahan dan inflamasi, seringnya adalah infeksi
lonjong sampai bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, tidak
bakteri staphylococci.
terfiksir ke dasar, tetapi melekat pada dermis di atasnya. Isi kista
Eksisi menyertakan kulit dan puncta untuk mengangkat seluruh
adalah bubur eksudat berwarna putih abu-abu yang berbau
bagian kista hingga ke dindingnya secara utuh.
asam.
Bila terjadi infeksi sekunder dan terbentuk abses, dilakukan insisi,
Diagnosa
evakuasi dan drainase. Setelah tenang (3-6 bulan) dapat
Tampak bulat atau oval, superficial-subkutan, batas tegas,
dilakukan operasi definitif
ada puncta berupa titik kehitaman yang letaknya biasanya
Teknik operasi
dipermukaan kulit tepat ditengah masa. Batas tegas, konsistensi
1. Lakukan tindakan aseptik.
lunak sampai kenyal, umumnya tidak nyeri, Predileksi di bagian
2. Tutup dengan duk bolong
tubuh yang berambut (kepala, wajah, belakang telinga, leher,
3. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine
punggung, dan daerah genital).
2%
Epidemiologi
4. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips,
Sering terjadi pada usia 20 sampai 30 -an,
dengan panjang sejajar dengan garis Langers
predileksi pada pria dua kali lebih banyak dibanding pada wanita.
3. Masa dibelah dan dilihat isinya kemudian dikirim ke
patologi anatomi
1. Perdarahan dirawat
2. Jahit luka operasi lapis demi lapis. Lanjutkan diseksi ke segala arah dan mepet ke kapsul
Setelah kista terangkat , lakukan pencucian kemudian jahitan
subkutis dan kutis
Lipoma Tumor ini sering meluas ke dalam otot maka kurang
memberikan hasil yang baik dengan reseksi lokal Tumor ini
Ditulis Oleh: kapten
terdiri dari jaringan lemak yang immatur
Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah
kulit yang tumbuh lambat, berbentuk lobul masa lunak yang
3. Lipomatosis simetris ( Madelung)
dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa jaringan fibrosa.
Etiologi
Sering dijumpai pada daerah kepala, leher, bahu dan proximal
Penyebab lipoma belum diketahui dengan pasti, akan tetapi ada
extremitas atas. Pada anamnesa sering terdapat riwayat
kecenderungan lipoma dapat diturunkan. Beberapa jenis lipoma
mengkomsumsi alkohol atau penyakit diabetes mellitus
dapat terjadi akibat trauma tumpul. Orang yang gemuk tidak
meningkatkan kemungkinan terjadinya lipoma. 4. Familial lipomatosis multiple
Pada pemeriksaan secara mikroskopis akan ditemukan suatu
tumor yang berbentuk lobulus yang mengandung sel lemak yang Ditandai dengan beberapa benjolan kecil dengan batas tegas
normal. Pada pemeriksaan secara sitogenetik, lipoma sering dan "berkapsul" Biasanya terdapat pada daerah extremitas
sekali berhubungan dengan alterasi dari kromosom 12q, 6p, dan dan timbul setelah pubertas Pada anamnesa didapatkan
13q. riwayat penyakit yang sama pada keluarga
Jenis Lipoma
1. Lipoma soliter (paling sering) 5. Penyakit Dercum ( adiposis dolorosa)
Kebanyakan lipoma soliter adalah superfisial dan berukuran Lipoma yang menimbulkan rasa nyeri Biasanya dijumpai pada
kecil Lipoma soliter bisa tumbuh dengan kenaikan berat badan wanita postmenopausa yang obese ,alcoholism,
dan tidak menghilang apabila berat badan diturunkan ketidakstabilan emosi dan depresi berasosiasi dengan
penyakit ini
2. Diffuse Kongenital Lipoma
6. Angiolipoma
Angkat, dan identifikasi dasar masa, masa dapat diluksir keluar Jahit kutis setelah jahitan subkutis benar-benar rapat dan
kuat
sering pada wajah, scalp, leher dan tubuh. dermis. Analisis pola lemaknya memperlihatkan kesamaan
dengan epidermis. Kista epidermoid juga mengeluarkan
Penyebab sitokeratin 1 dan 10 dari lapisan suprabasiler epidermis. Inflamasi
diperantarai sebagian oleh material dari isi kista epidermoid.
, dan oklusi kelenjar eccrine dapat menjadi faktor tambahan ukuran bervariasi. Punctum sentral dapat terlihat sebagai titik
dalam perkembangan kista epidermoid palmoplantar. HPV juga kehitaman. Kista ini biasanya terletak di garis tengah dari badan.
Terapi
Definisi
Pertumbuhan kuku yang mengarah ke samping lateral atau
medial sehingga kuku tertanam di lipatan kuku atau nail
fold. Keadaan ini bisa mengakibatkan inflamasi bahkan infeksi
(paronikia).
Pada diabetisi dan orang dengan masalah vaskular perlu lebih Potongan melintang phalanx distal
karena hal ini dapat berkembang menjadi masalah kesehatan Pertumbuhan kuku yang menyamping sering disebabkan karena
yang serius seperti kehilangan anggota gerak. memotong kuku terlalu pendek atau memutari batas pinggir
Nama lain onychocryptosis, unguis incarnatus kuku. Atau karena mamakai sepatu yang terlalu ketat sehingga
Anatomi Kuku menekan kuku kebawah . Hal ini juga dapat terjadi setelah
adanya trauma seperti tertusuknya ibu jari kaki.
Apabila kondisi yang menyebabkan pertumbuhan abnormal ini
berlanjut, pertumbuhan jaringan secara berlebih di atas kuku
dapat mengarah kepada perubahan permanen pada jaringan
yang dapat menyebabkan infeksi, nyeri dan bengkak yang
semakin bertambah.
Penyebab yang lainnya antara lain :
Hereditas Beberapa orang secara genetik memiliki
predisposisi kuku yang memiliki lengkungan yang mengarah
Potongan memanjang
Klasifikasi
ke atas dengan distorsi pada salah satu atau kedua batas
Perkembangan kuku yang tumbuh menyamping dan masuk ke
kuku. dalam lipatan kuku terbagi menjadi 3 tahap :
Keadaan tulang yang patologis yang sudah ada
menyebabkan deformitas kuku 1. Eritema, oedem dan nyeri tekan local.
Obesitas menyebabkan alur kuku bertambah dalam 2. Pembentukan krusta dan purulensi di lipatan kulit
Trauma sebelumnya menyebabkan bentuk kuku yang dan nail plate junction .
tidak beraturan 3. Infeksi kronis dengan pembentukan jaringan granulasi di
Paronychia adalah infeksi pada kuku dan jaringan sekitarnya. Hal atas lempeng kuku.
ini secara umum adalah akibat dari kuku yang tumbuh Epidemiologi
menyamping melukai jaringan yang mengitarinya sehingga. Dari semua masalah kuku, penyakit ini merupakan yang paling
Keadaan ini menjadi tempat masuknya bakteri dan menimbulkan sering terjadi. Kuku ibu jari terkena lebih banyak dibandingkan
infeksi. Penyebab yang lebih jarang dapat berasal dari trauma kuku jari lainnya. Batas lateral ibu jari adalah yang paling sering
kuku seperti jatuhnya suatu benda di atas ibu jari yang biasa terkena.
disebut micro trauma. Dapat juga disebabkan oleh tekanan Di Inggris dilaporkan 10.000 kasus setiap tahunnya. Secara
berulang terhadap kuku seperti yang terjadi pada seorang yang umum, mortalitas tidak berhubungan dengan ingrown nails.
bermain sepak bola atau tenis, dimana ibu jari secara terus Morbiditas terutama merupakan akibat dari infeksi jaringan.
menerus terbentur ke ujung sepatu. Apabila dibiarkan, pembentukan abses (paronikia) dapat terjadi
atau penyebaran ke tulang/osteomielitis, infeksi sistemik, sepsis
atau amputasi.
Gejala Klinis
Anamnesa
Pasien datang untuk mengatasi ingrown nails karena
ketidaknyamanan, nyeri atau bengkak. Ingrown nails dapat
menyebabkan nyeri yang signifikan.
Perasaan tidak nyaman menjadi bertambah dengan penambahan
berat badan dan ambulasi.
Paronichia
Pemeriksaan fisik Insisi kuku sekitar 1/3 bagian lateral atau medial .
Pada pemeriksaan dapat ditemukan tanda-tanda berikut : Buang jaringan nekrotik
Oedema atau inflamasi pada jaringan yang mengelilingi Lakukan kuretase jaringan di sekitar eksisi
bantalan kuku. Cuci dengan NaCl 0.9 %, povidon iodine 10 %, dan H2O2
Hiperemis Penjahitan
Jaringan granulasi yang rapuh atau mengalami maserasi Teknik penjahitan
Eksudasi Prinsipnya adalah lipatan kuku (nail fold) harus ada dibawah
Hipertrofi epidermis yang mengelilingi kuku, sehingga tepi kuku yang di eksisi tidak lagi tertanam (tepi
Penatalaksanaan kuku diatas kulit)
Memilih peggunaan sepatu/alas kaki yang nyaman
dengan ujung yang lebar atau terbuka.
Memberikan arahan kepada pasien untuk selalu
memotong kuku secara lurus dan menghindari terpotongnya
margin lateral. Ujung tepi kuku harus melewati jaringan.
Tindakan bedah minor.
Teknik Operasi
Tindakan a dan antiseptik
Ikat bagian pangkal jari untuk membantu hemostasis
Perhatikan pola jahitan, tepi kulit akan barada dibawah kuku
Anestesi blok di bagian lateral dan medial phalank
Tekninya adalah:
(lidocain HCl 2 % tanpa adrenalin),
1. Tusukan jarum ke kuku
Anestesi infiltrasi di bawah kuku yang akan di incisi
2. Masuk lipatan kuku dari dalam keluar
sampai bawah nail root
3. Tusukan kembali ke nail fold agak keatas atau ke pinggir.
Uji anestesi yang telah dilakukan dengan menjepit dengan
4. Tusukan jarum mengarah ke kuku dari dalam luka
pinset.
5. Simpulkan.
Insisi bagian nail fold lateral berbetuk elips sampai
ke nail fold proksimal
Regional blok di sisi lateral dan medial jari. Kuku digunting dan dicabut. Bersihkan jaringan dengan
kuret
Tarik dan simpulkan hingga tepi kulit berada dibawak kuku. Jahit
lagi.
Ganglion containing mucoid flesh atas dasar ini, beberapa hipotesa pun
muncul diantaranya :
Ditulis Oleh: kapten
Synovial Herniation atau ruptur yang melewati lapisan tendon.
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
Yang terbaru, teori degenerasi mukoid yang dipublikasikan oleh
Ledderhose pada tahun 1893, yang paling banyak diterima.
Definisi
Dalam Green edisi terbaru Operative Hand Surgery teori ini
Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental
digantikan dengan teori yang berdasarkan mikro trauma dan
dengan dinding tipis yang berasal dari tonjolan selaput sarung
produksi asam hialuronik. Trauma atau iritasi jaringan lokal akan
tendon (tendon sheath). Pada banyak kasus, ganglion
menyebabkan produksi asam hialuronik pada permukaan
asimptomatik dan jarang menimbulkan gangguan fungsional.
synovial-capsular. Asam hialuronik menciptakan cekungan musin
Walaupun pada beberapa kasus, ganglion dapat mempengaruhi
kecil yang bergabung ke dalam kista subkutan. Kista yang
struktur di dekatnya seperti arteri, vena, tendon dan syaraf.
terbentuk mengandung cairan yang sama seperti cairan sendi.
Frekuensi timbulnya ganglion secara umum adalah 50-70 % dari
Kista ganglion bukan merupakan kantung sinovial (sendi) yang
semua soft-tissue tumors yang terdapat pada lengan dan tangan.
keluar dari kapsul sendi.
Prevalensinya pada wanita adalah 3 kali lebih sering. Paling
sering muncul pada pergelangan tangan (80%) dan sendi jari.
Biasanya muncul pada usia 20-60 tahun.
Etiologi
Etiologi dari ganglion tidak diketahui. Teori-teori menyebutkan
degenerasi mukoid dan trauma. Beberapa pasien (kurang dari 10
%) mengalami trauma minor ataupun mayor pada daerah yang
menjadi tempat ganglion timbul. Tidak diketahui faktor resiko
yang menyebabkannya. Dipercaya disebabkan oleh penggunaan
sendi secara berlebihan seperti atlet angkat berat, pramusaji,
Klinis
dan pemain musik (terutama pemain bass).
Ganglion adalah tumor yang terdapat berbatasan dengan sendi
Patofisiologi
dan tendon. Tempat paling sering dari ganglion adalah sisi
Hipocrates mendeskripsikan ganglion sebagai Knots of tissue
punggung dari pergelangan tangan dekat Scapholunate (SL)
joint (60-70%), Volar Wrist dekat sendiradioscaphoid atau
sendi pisotriquetral (18-20%), dan Volar Retinaculum (10-12%).
Kista mucoid terjadi di atas punggung jari pada level sendi DIP.
Sisi lainnya termasuk sendi carpometacarpal (CMC), tendon
ekstensor (sering diasosiasikan dengan first dorsal
compartment), carpal tunnel, dan Guyon kanal. Ganglion
mungkin muncul juga dari tulang; yang ini sering disebut kista
Lokasi-lokasi tersering timbulnya ganglion di tangan
ganglion intraosseous.
Ganglion biasanya simptomatik minimal. Bergantung dari lokasi
Pemeriksaan Penunjang
kista, gejala yang muncul bervariasi, seperti nyeri tumpul,
Untuk lesi pada pergelangan tangan, digunakan rontgen standar
perubahan ukuran, drainase spontan, disfungsi saraf sensoris.
posteroanterior (PA), lateral dan oblik.
MRI atau USG dapat digunakan ketika diagnosa masih belum
jelas.
1. Kista mukus dievaluasi dengan standar PA, lateral dan
radiograf oblik tegak pada jari-jari yang terkena.
2. Pada radiologi, ganglion interosseous mungkin di lokasi
sentral atau sisi tulang yang terkena. Radiologi juga dapat
menggambarkan ganglion juxtaosseous yang menembus
tulang. Lesinya adalah radiolusen dengan border sklerotik.
Perhatikan posisi anatomis ganglion Ganglion ini sering terjadi dekat permukaan sendi.
3. MRI digunakan untuk melihat ganglion yang tidak terlihat
dengan radiologi konvensional.
4. Axial, Coronal, atau Sagital CT-Scan digunakan untuk
melihat kista ganglion yang samara-samar.
5. Bone Scan dipakai untuk menentukan apakah suatu masa 3. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier, dengan
intraosseous merupakan metabolik aktif dan menyebabkan panjang sejajar dengan garis Langers
nyeri. 4. Insisi kulit sampai subkutis.
5. Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat
6. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa
dan sekelilingnya
7. Usahakan agar kista tidak pecah
8. Jika tiap bagian pinggir sudah dapat dibebaskan, klem
bagian dasar masa dengan dua buah klem sejajar
9. Potonglah antara 2 klem
Histologi 10. Jangan sampai tendon rusak
Cairan yang diambil dari kista ganglion terdiri dari mucin yang 11. Perdarahan dirawat
mengandung glucosamin, albumin, globulin, dan asam hialuronik. 12. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
Terapi 13. Masa dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi.
1. Konservatif
1. Splint Immobilization (ganglion pergelangan tangan)
2. NSAIDs
2. Operatif
1. Pengambilan massa dengan teknik operasi terbuka.
2. Reseksi arthroskopik
3. Mengeluarkan cairan ganglion dengan menggunakan Insisi S memanjang, dilanjutkan diseksi tumpul dengan klem
needle dan syringe (aspirasi).
Teknik operasi
1. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista)
dengan tindakan aseptik.
2. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine
2%
Diseksi tajam dengan gunting, hati-hati mengenai masa kista
Ikat bagian dasar dengan PGA, jahit subkutis. Tutup kutis dengan
nylon 4-0
Veruca Vulgaris Sinonim
Terapi
Klinis
Skin tags sering salah didiagnosis sebagai kutil (warts) karena
keduanya mempunyai warna yang sama dan terletak lebih tinggi
Setelah insisi selesai Setelah dilakukan jahitan
dari permukaan kulit
kulit
Skin tags disebabkan oleh friksi/gesekan dengan periode waktu
jahit subkutis dengan nilon 4-0 yang lama sedangkan kutil karena infeksi human papiloma virus
(HPV).
Oleh karena itu skin tags ditemukan pada area friksi, sedangkan
kutil ditemukan pada area yang sering terjadi kontak dengan
orang lain, sehingga virus dapat masuk melalui kulit tersebut.
Kutil sering ditemukan di jari-jari tangan,kaki, sekitar mulut dan
genital.Dengan memahami perbedaan antara skin tags dan kutil pencukuran atau kebiasaan rutin lainnya yang mengiritasi kulit.
kita dapat melakukan terapi yang benar. Terbentuknya skin tags berkolerasi dengan usia dan obesitas.
Faktor berikut mungkin berperan:
1. Kauterisasi
2. Cryosurgery (pembekuan)
3. Ligasi : menghentikan suplai darah
4. Eksisi
Teknik Operasi
Granuloma pyogenik
Teknik Operasi
1. Lakukan tindakan a dan antiseptic
2. Tutup daerah operasi dengan duk bolong Dreping dengan duk disposable Insisi
3. Tandai batas insisi
sepanjang tepi masa
Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena menunjukkan gejala-gejala pirai, kadang mendapatkan obat
persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat untuk menurunkan kadar asam uratnya.
tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal Indikasi Operatif
1. Mengganggu fungsi dan diperlukan evakuasi dengan
cepat
2. Kosmetik
Teknik Operasi
1. Lakukan tindakan aseptik.
2. Lakukan anestesi lokal dengan lidocaine 2%
3. Pegang ujung masa dengan pinset. Evakuasi dengan pinset
4. Lakukan insisi tepat diatas tofus
5. Evakuasi masa dengan pinset.
6. Cuci dengan NaCl 0.9 %
7. Jika luka kecil tidak perlu dijahit, cukup rapatkan dengan
plester steril.
8. Tutup dengan kasa
Cuci sampai bersih
4. Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital
dengan menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam
lain Debridement surgikal merupakan standar perawatan
untuk mengangkat jaringan nekrotik. Keuntungan
debridement surgikal adalah karena bersifat selektif; hanya
bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal dengan
cepat mengangkat jaringan mati dan dapat mengurangi
waktu. Debridement surgikal dapat dilakukan di tempat tidur
pasien atau di dalam ruang operasi setelah pemberian Indikasi
Luka dengan jaringan nekrotik yang luas
anestesi.
Jaringan terinfeksi.
Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih
pucat(tahap awal), bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), Keuntungan:
Cepat dan selektif
konsistensi lebih lunak dan jika di insisi tidak/sedikit
Efektif
mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai jaringan
tadi habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan Kerugian :
Nyeri
Mahal, terutama bila perlu dilakukan di kamar
operasi
Teknik Operasi
1. Tindakan a dan antiseptik
2. Anestesi infiltrasi sekitar luka
3. Luka dicuci sampai bersih
4. Identifikasi jaringan nekrotik dan struktur neuro vaskular.
5. Jepit jaringan nekrotik dengan pinset, gunting
6. Ulangi langkah 5 sampai semua/sebagian besar jaringan
terbuang. Sampai jaringan sehat terlihat (sudah ada
perdarahan normal)
7. Jika luka tertutup darah, cuci kembali dengan NaCl 0.9 %,
lalu kembali identifikasi jaringan nekrotik.
8. Selanjutnya tergantung tipe luka dapat dijahit primer atau
dilakukan perawatan luka terbuka atau tindakan definitif
lainnya.
Luka Gigitan tidak pada gambar dibawah ini:
II: Envenomasi Tanda luka gigitan, nyeri dikerjakanan dalam 1 jam pertama gigitan ular. Ular
moderate berat, ang marks; severe memasukkan venom ke dalam jaringan subkutan yang akan
pain; edema di sekitar 6 diabsorbsi oleh kapiler dan limfatik. Torniket dipasang longgar
12 inci dan eritema dalam hanya untuk menghambat aliran vena dan limfatik. Torniket
12 jam setelah gigitan, jangan dilepas selama 30 menit sampai pengisapan bisa ular
sistemik termasuk nausea, dilakukan dan pasien tidak dalam keadaan syok.
IV: Envenomasi Keterlibatan sistemik selalu 6. Pemberian serum anti bisa ular.
termasuk gagal ginjal, 8. Anti tetanus (penggunaan tetanus toksoid dan atau anti
Definisi
Tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan akses vena
dengan cara pembedahan yang dilakukan jika akses vena perifer
sulit karena kollaps pembuluh darah perifer (misalnya karena
syok, dehidrasi) atau karena thrombosis vena perifer setelah
penusukan berulang atau diperlukan akses yang lebih besar
daripada vena perifer Dikutip dari Moore Clinically Oriented Anatomy, 5th edition
Vena seksi juga dilakukan bila vena punksi sulit dilakukan 2006
misalnya pada orang gemuk, bayi, atau bila semua tempat telah 2. Tempat kedua adalah vena basilica, berlokasi 2.5 cm
habis terpakai vena punksi. lateral dari epicondylus medialis humeri atau 2-3 cm diatas
Kegunaan dan medial dari epicondylus lateralis di lipatan fleksi siku.
Sebagai akses intra vena, misalnya
1. Tranfusi
2. Infus
3. Nutrisi parenteral
4. Terapi parenteral
5. Diagnostik
Anatomis untuk vena seksi
1. Tempat utama untuk vena seksi perifer adalah vena
saphena magna di pergelangan kaki, yang berlokasi 2 cm di
depan dan diatas malleolus medialis.
3. Identifikasi lokasi vena saphen magna pada mata kaki.
Vena berlokasi pada titik 2cm anterior dan superior dari
malleolus medialis.
4. Lidocaine 1% diinfiltrasikan pada kulit pada area seluas 1
inchi sekitar vena yang diincar.
5. Incisi kulit transverse 1,5-2cm sampai subkutis.
6. Dilakukan diseksi tumpul dengan menggunakan klem
pean bengkok.
7. Identifikasi vena saphena magna
8. Vena dibebaskan dengan jaringan sekitarnya dengan klem
sampai sekitar 3 cm (vena telanjang).
9. Luksir vena dari dasarnya dengan klem, kembali bebaskan
Dikutip dari Moore Clinically Oriented Anatomy, 5th edition dasar sepanjang 3 cm.
2006 10. Masukan klem kebawah vena dan pasang benang silk 3-0
Alat-alat
Alat dan bahan yang perlu disediakan sama dengan tindakan di distal dan proksimal.
bedah minor lainnya, tambahannya adalah venocath (selang 11. Daerah vena yang distal diikat dengan silk 3-0, sisakan
kateter vena) atau abbocath (needle vein catheter) yang
benang sampai panjang.
ukurannya disesuaikan dengan ukuran vena.
12. Vena sedikit ditarik, lalu dibuat incisi pada aspek anterior
dengan bisturi no 11.
Teknik Operasi
13. Masukan venocath dengan bantuan pinset 3-5 cm.
14. Aspirasi dari ujung venocath untuk meyakinkan tidak ada
Jika menggunakan selang venocath
tahanan dan sekaligus menarik agar tidak ada udara dalam
1. Pasien dalam posisi terlentang, kalo anak2 harus
venocath.
dipegang
15. Masukan cairan infus melalui canul di ujung venocath.
2. A dan antiseptik
16. Jika lancar, ikatkan benang dibagian proksimal untuk Harap diperhatikan bahwa jika abbocath melekuk apalagi terlipat
memfiksasi venocath, hati-hati jangan terlalu kuat hingga maka lumennya akan menyempit bahkan tertutup. Hati-hati
lumen venocath tertutup. selama melakukan manuver-manuver agar abbocat tidak
17. Luka dijahit dengan silk 3-0. melekuk/bengkok.
18. Fiksasi venocath dengan plester dibeberapa tempat.
19. Tutup luka dengan hypafix atau dermafilm.
Jika menggunakan
Abbocath (needle venocath)
1. Setelah tindakan ke 11, angkat tepi insisi inferior dengan
pinset.
2. Tusukan abbocath ke kulit 0.5 1 cm inferior tepi insisi Cutis, subcutis dibuka, diseksi secara tumpul, vena diidentifikasi
(jangan sampai vena tertusuk) sampai ujungnya keluar dan
terlihat diatas vena.
3. Angkat benang bagian atas, identifikasi kembali vena dan
tusukan abbocath sampai masuk lumen.
4. Tarik ujung jarum agar tidak melukai dinding vena, sambil
venocath didorong.
5. Perhatikan aliran vena pada abbocath Kontrol proksimal dan distal dengan silk 2-0
6. Pasang selang infuse, yakinkan cairan dapat mengalir
dengan lancar.
7. Ikat benang di bag proksimal, hati-hati jangan terlalu
kencang agar lumen abbocath tidak tertutup.
8. Jahit luka insisi.
9. Fiksasi abbocat dengan jahitan ke kulit di ujung canulnya.
10. Balut luka dengan dermafilm atau kassa dan hypafix. Insersi vecocath setelah vena diinsisi, bag proksimal dan distal
diikat
Insersi Abbocath setelah menusuk kulit dahulu
Komplikasi
1. Tromboflebitis dapat mulai dalam 24 jam
2. Robekan syaraf dan atau arteri
3. Hematom
4. Selulitis
Pasca Bedah
1. Dilakukan desinfeksi kulit sekali lagi dengan teliti, bila
perlu diberi salep antibiotik pada luka insisi.
2. Difiksasi dengan bidai/spalk.
3. Dilakukan ganti verban setiap hari dengan tindakan
asepsis .
Kateterisasi Urethra Jenis Kateter Urethra
Kateter dapat dibedakan berdasarkan bentuk (Straight; lurus
Ditulis Oleh: kapten
tanpa ada cabang contoh Robinson kateter Nelaton kateter
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping
Definisi
contoh : Kateter Tiemann), ukuran, bahan(stainless, lateks/karet,
Suatu tindakan untuk mengalirkan urin melalui selang kateter
silicon), sifat pemakaian(self retaining kateter; dipakai menetap
yang dimasukkan melalui uretra.
misalnya Kateter Molecot dan Kateter Foleey) , jumlah
Indikasi
percabangan( 2 cabang, tiga cabang).
Diagnostik
Ukuran kateter menggunakan skala Cherieres (Franch) yang
1. Mengambil sample urin untuk kultur urin
besarnya 1 ch atau Fr = 0,33 mm atau 1 mm sama dengan 3 Fr.
2. Mengukur residu urin
Sebagai contoh, jika ukuran kateter 18 Fr berarti diameter luar
3. Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
dari kateter adalah 6mm.
4. Urodinamik
5. Monitor produksi urin (untuk menilai hidrasi, fungsi ginjal,
respon terapi, balance cairan dll).
6. Mengukur tekanan intra abdomen secara tidak langsung
(indirect)
Terapi
1. Semua penderita yang datang dengan keluhan berupa
tidak bisa kencing (retensi urine )
2. Diversi urine
Alat dan Bahan
3. Sebagai splin
Alat-alat yang dibutuhkan
4. Sebagai bagian dari persiapan pra operasi dan
1. Xilocain jelly
penatalaksanaan post operasi
2. Kasa steril
Kontra indikasi
3. Sarung tangan steril
Ruptur urethra, biasanya ditandai dengan adanya meatal
4. Larutan antiseptik
bleeding dan floating prostat pada pemeriksaan colok dubur.
5. Kateter sesuai ukuran
6. Urine bag
7. Spuit 10 ml
8. Aquabides untuk balon kateter
9. Duk bolong steril
10. Bengkok / nierbecken
11. Pinset anatomis steril
6. Masukan jelly xylocaine 2-4% dengan spuit 20cc ke MUE
12. Plester
Tehnik Operasi
1. Posisi pasien telentang
2. Operator sebelah kiri pasien
3. Desinfeksi lapangan tindakan dengan larutan antiseptik.
4. Pasang duk bolong
I II III
Derajat
Bula - + -
Eskar - - +
Nyeri +, + -
karena
ujung
saraf
tidak
Derajat Luka Bakar tergangg
Dikelompokan beradasarkan kedalaman kerusakan yang terjadi. u
Klasifikasi tradisional mengenal luka bakar derajat I, II, dan III,
sedangkan sekarang digolongkan menjadi
1. Superficial thickness (grd I)
1. Derajat II-III > 20% pada pasien berusia < 10
tahun atau diatas 50 thn.
2. Derajat II- III > 25 % pada kelompok usia selain
yang disebutkan pada butir pertama
3. Luka bakar pada muka, telinga tangan, kaki dan
perineum
4. Adanya cedera pada jalan napas tanpa
memperhitungkan luas luka bakar.
5. Luka bakar listrik tegangan tinggi
6. Disertai trauma lainnya
7. Pasien-pasien dengan resiko tinggi
Obat-obat anestesi lokal sehingga zat anestesi cepat diserap yang akan meninggikan
Obat-obatan anestesi lokal yang digunakan secara garis besar toksisitas dan memperpendek masa kerja obatnya (duration of
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu golongan aminoester dan amino action). Untuk memperpanjang kerja obat dan menurunkan
Indikasi jadwal waktu yang telah dibuat. Obat dapat diberikan bersamaan
setiap 8 jam selama 3 hari, kemudian pemberian dilanjutkan tiap menghindari penggunaan obat pada dosis tinggi. Faktor risiko : B
12 jam, umur hingga 1 tahun 125 mg, 1 5 tahun 250 mg, 5 10 (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat
tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis dewasa; selama 3 hari, menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus);
pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500 mg dikontraindikasikan terhadap pengobatan trichomoniasis pada
setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam. trimester pertama, kecuali jika pengobatan alternatif tidak
adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain,
gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan pada ibu
hamil lebih banyak daripada potensial risiko terhadap janinnya.
Terhadap Ibu Menyusui : Ditemukan dalam air susu, E.coli; pengobatan entritis yang disebabkan oleh Shigella flexneri
produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat atau Shigella sonnei.
dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu
ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates of concern) Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efikasi Dosis: dihitung berdasarkan perbandingan dasar obat, dengan
penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui dengan jelas, komposis sulfametoxazole 800 mg dan trimethoprim 160 mg.
kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir Anak >2 tahun , dengan panduan :
menunjukkan keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada Infeksi ringan berat:
bayi berumur 28 hingga 40 minggu, waktu paro eliminasi 10,9 oral; 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
22,5 jam. Infeksi serius:
Oral: 20mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Kotrimoksazol IV: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
Nama Dagang Kontraindikasi
Bactricid, Bactrim, Bactrizol, Cotrim, Cotrimol, Dumotrim, Hipersensitif pada obat golongan sulfa, trimethoprim atau
Erphatrim, Fsiprim, Ottoprim, Primadex, Primsulfon, Septrin, komponen lain dalam obat; profiria; anemia megaloblastik karena
Sulprim, Sultrimmix, Trimezol, Trimoxsul, Zoltrim, Zultrop, kekurangan asam folat; bayi dengan usia <2 bulan; adanya
Bactoprim Combi tanda kerusakan pada hepar pasien; gagal ginjal parah;
Indikasi kehamilan
Untuk pengobatan infeksi saluran urin yang disebabkan
E.coli, Klebsella dan Enterobacter sp, M.morganii, P.mirabilis dan
P.vulgaris; otitis media akut pada anak; eksaserbasi akut pada
Efek Samping
bronchitis kronis pasien dewasa yang disebabkan oleh bakteri
Reaksi efek samping yang paling banyak adalah gangguan
yang sensistif seperti H.influenzae,atau S.pneumoniae;
pencernaan (mual, muntah, anorexia), reaksi dermatologi (rash
pencegahan dan pengobatan Pneumocitis carinii pneumoniae
atau urticaria); efek samping yang jarang dan dapat hilang
(PCP); traveler diarrhea yang disebabkan oleh enterotoksigenik
dengan sendirinya terkait dengan penggunaan co-trimoxazole
meliputi : reaksi dermatologi gawat dan hepatotoxic. Endokrin atau 750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari. Bronkitis kronis (bakteri
dan metabolit : miperkalemia (pada penggunaan dosis besar), eksaserbasi akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 7 hari.
hipoglikemik. Gastrointestinal : Mual, muntah, anorexia, Pneumonia: Community acquired: 500 mg setiap 24 jam untuk
stomatitis, diare, pseudomembranous collitis, pankreatitis. 7-14 hari atau 750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari (efikasi obat
pada pemberian 5 hari untuk MDRSP tidak dapat dipastikan).
Infeksi kulit: infeksi tanpa komplikasi: 500 mg setiap 24 jam
untuk 7-10 hari. Dengan komplikasi: 750 mg setiap 24 jam
Levofloksasin
selama 7-14 hari.
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
Nama Dagang
Cravox, Difloxin, Inacid, Levocin, Levovid, Lexa, Mosardal, Nislev, Siprofloksasin
Nufalev, Prolecin, Prolevox, Volequin, Voxin, Cravat dll. Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
Indikasi Nama Dagang
Sistemik: Pengobatan infeksi ringan, sedang dan berat yang Baquinor, Bernoflox, Bidiprox, Bimaflox, Cetafloxo, Ciflos,
disebabkan oleh organisme yang sensitive, meliputi CAP Ciproxin, Ciproxin XR, Corcasin, Coroflox, Cylowam, Cyrox,
(community-acquired penumoniae), termasuk juga MDRSP Disfabac, Duflomex, Fimoflox, Floxid, Floxifar, Floxigra, Girabloc,
(multidrug resistant strains of S.pneumoniae); pneumoniae Gurolone dll.
nosokomial; bronchitis kronis; sinusitis bakteri akut; infeksi Indikasi
saluran urin dengan atau tanpa komplikasi, termasuk juga Untuk pengobatan infeksi yag disebabkan bakteri: infeksi saluran
pyelonepritis akut yang disebabkan oleh E.coli; prostatitis (cronic urin; cistitis akut tanpa komplikasi pada wanita;
bacterimia); infeksi kulit (dengan atau tanpa komplikasi); untuk
profilaksis serangan anthrak (setelah terpapar) prostatitis bakteri kronik; infeksi saluran nafas bawah (termasuk
eksaserbasi akut dan bronchitis kronik); sinusistis akut; infeksi
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian kulit; tulang dan persendian; infeksi intraabdominal komplek;
diare karena infeksi; demam tyfoid karena Salmonella typhi;
Oral, IV: dewasa pneumonia nosokomial, terapi empiris febrile neutrophenic
Sinusitis bakteri (akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 10-14 hari (kombinasi dengan piperacillin).
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Efek Samping
Saluran cerna : Diare (16%)
Infeksi 500-750 mg dua kali sehari 4-6 minggu, tergantung Abdominal pain, mual, dispepsia,
kegawatan dan kepekaan dari bakteri penginfeksinya.
perut kembung(flatulense),
Sefiksim Gagal ginjal akut, reaksi anafilaktik, angioderma, peningkatan
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi BUN, kandidiasis, peningkatan kreatinin, pusing, demam, sakit
Nama Dagang kepala, hepatitis, hiperbilirubinemia, erythema multiforme, facial
Cefspan, Ceptik, Comsporin, Fixacef, Fixep, Fixiphar, Lanfix, edema, demam, jaundice, leucopenia,pruritus, colitis
Maxpro, Sarcef, Simcef, Sofix, Spancef, Spaxim, Tocef, Cefixime pseudomembran, rash, seizure, menyerupai serum sickness,
OGB Dexa dll. sindrome Stevens-Johnson,trombositopenia,urtikaria, vaginitis,
muntah.
Indikasi
Pengobatan infeksi pada kulit, saluran urin, otitis media, infeksi
saluran nafas termasuk suspek dari S. pneumonia dan S.
Sefotaksim
Pyogenes, H. Influenza dan beberapa Enterobacteriaceae; tidak
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan ureter
Nama Dagang
Biocef, Cefor, Cefotaxim Hexpharm, Cefovell, Cefoxal, Clacef,
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Claforan, Clatax, Combicef, Efotax, Goforan, Kalfoxim, Lancef,
Oral :
Lapixime, Procefa, Rycef dll.
Anak 6 bulan : 8 mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam.
Anak> 50 kg atau > 12 tahun dan dewasa 400 mg/hari dibagi
Indikasi
setiap 12-24 jam;
Infeksi saluran napas, kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi,
Untuk infeksi S. Pyogenes : pengobatan selama 10 hari
saluran urin, ginekologi seperti, septisemiam dugaan meningitis,
aktif terhadap basil Gram negative (kecuali Pseudomonas), Gram
positif cocci (kecuali enterococcus). Aktif terhadap beberapa
penicillin yang resisten pneumococcus.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Ancefa, Bidicef, Biodroxil, Cefadroxil Hexpharm, Dexacef, Doxef,
Infant dan anak : Duricef, Erphadrox, Ethicef, Kelfex, Lapicef, Librocef, Longcef,
1-12 bulan : I.M., I.V. : <50 k : 50-180 mg/kg BB/hari dibagi Opicef, Osadrox, Pyricef, Qcef, Qidrox, Renasistin, Sedrofen,
dalam dosis setiap 4-6 jam. Tisacef, Widrox, Alxil dll.
Anak > 12 tahun dan dewasa :
Infeksi tanpa komplikasi : I.M., I.V. : 1g setiap 12 jam. Indikasi
Infeksi sedang-parah : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 8 jam. Pengobatan suspek infeksi bakteri, termasuk yang disebabkan
Preop : I.M., I.V. : 1 g , 30-90 menit sebelum pembedahan. oleh Group A beta-hemolitic Streptococcus. Profilaksis bakteri
endokarditis pada pasien yang alergi terhadap penisilin dan
Kontraindikasi pasien yang operasi dan tindakan pada gigi.
Hipersensitif terhadap sefotaksim, komponen lain dalam sediaan Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
dan sefalosporin lainnya. Oral :Anak : 30 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 dosis
maksimal 2g/hari.
Efek Samping Dewasa : 1-2 g/hari dibagi dalam 2 dosis.
Kulit : rash, pruritus Profilaksis endokarditis :
Saluran cerna : Saluran cerna : kolitis, diare, mual dan muntah Anak : 50 mg/kg BB 1 jam sebelum tindakan.
Lokal : sakit pada tempat suntikan Dewasa : 2 gram 1 jam sebelum tindakan
Anafilaksis dan aritmia (setelah pemberian injeksi I.V kateter Interval pada pasien gangguan ginjal
pusat), peningkatan BUN, kanidiasis,kreatinin meningkat, ClCr 10-25 mL/menit : diberikan setiap 24 jam.
eusinophilila, erythema multiforme, demam, sakit kepala, ClCr <10 mL/menit : diberikan setiap 36 jam.
interstitial nephritis, neutropenia, phlebitis, pseudomembranous
colitis, sindrom Stevens-Johnson, trombositopenia, transaminases Gentamisin
meningkat, toxic epidermal necrolysis, urtikaria, vaginitis. Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
Nama Dagang
Sefadroksil Diprogenta, Gentak, Gentamerc, Gentamisin, Gentana, Genoptik
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
Nama Dagang
Indikasi Efek Samping
Infeksi gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram - Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo,
positif (Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, ataxia)
infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, - Neuromuskuler dan skeletal : Gait instability
endokarditis dan septikemia , penggunaan topical, dan profilaksis - Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas
untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.
(vestibular)
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian - Ginjal : Nefrotoksik ( meningkatkan klirens
Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif kreatinin) 1% 10%
sempit
Dosis umum :
Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v.
Asam Mefenamat
atau i.m.
Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid
Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau
Nama Dagang
i.m.
Analspec, Mefinal, Asimat, Ponstan, Benostan, Cetalmic,
Anak dan dewasa : Intratekal : 4 8 mg/hari
Corstanal, Dolfenal, Dolodon, Dolos, Dystan, Fargetix, Gitaramin,
Topikal :
Lapistan, Licostan, Mectan, Mefast dll.
Salep : Salep dioleskan pada kulit yang sakit 3 4 kali sehari
Dewasa : Diberikan secara i. v. atau i. m.
Indikasi
Nyeri. Dismenore (gangguan nyeri saat haid). Anti-piretik
Kontraindikasi
(demam pada anak karena infeksi)
Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain
Kontraindikasi
Parasetamol
Hipersensitivitas
Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik
Efek Samping
Nama Dagang
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit,
Erphamol, Farmadol,Fasidol, Hufagesic, Mirasik, Nalgesik,
kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah
Nasamol, Novagesic, Omegrip, Ottopan, Pacetik, Panadol,
penggunaan jangka panjang
Paracetol, Paradyn, Procet, Progesic, Propyretic, Pyrexin, Pyrexin,
Peringatan
Pyridol, Samconal, Sanmol, Sumagesic, Tempra, Termagon,
Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati &
Tropigesic, Turpan, Uni Cetamol, Alphamol, Xepamol, Xepamol,
ginjal, dan ketergantungan pada alkohol. Toksisitas parasetamol
Zetamol dll
dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik,
dari penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan
obat yang kronis
Prednison Indikasi
Golongan/Kelas Terapi Hormon Penyakit Rheumatoid Sebagai terapi tambahan untuk
Nama Dagang penggunaan jangka pendek pada terapi penyakit-penyakit
Erlanison, Kokosone, Pehacort, Predsil, Sohoson, Trifacort, penyakit-penyakit kolagen. Pada keadaan penyakit makin
Dellacorta memburuk atau sebagai terapi perawatan pada kasus-
Indikasi kasustertentu.
Gangguan endokrin, penyakit Rheumatoid, sebagai terapi Mengendalikan kondisi alergi yang parah yang tidak memberikan
tambahan untuk penggunaan jangka pendek pada terapi hasil yang memadai pada terapi konvensional:
penyakit-penyakit, tenosynovitis nonspesifik akut, gouty arthritis Pemakaian intrasinovial atau pemakaian pada jaringan halus,
akut, osteoarthritis pasca-traumatik diindikasikan sebagai terapi tambahan pada penggunaan jangka
pendek (untuk membantu pasien melewati episode akut atau
episode dimana penyakit makin parah) dalam pengobatan:
Synogitis pada osteoarthritis, Rheumatoid arthritis, Bursitis akut
dan subakut, Gouty arthritis akut, Epicondylitis, tenosynovitis
Kontraindikasi
nonspesifik akut, Osteoarthritis pasca trauma
Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
atau komponen-komponen obat lainnya.
Oral: 2-40 mg/hari. Injeksi im, iv lambat, infus iv: 10-100 mg/hari
Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan
Muskuloskeletal, gangguan pencernaan.
Deksametason
Metil Prednisolon Golongan/Kelas Terapi Antialergi
Golongan/Kelas Terapi Hormon, obat Endokrin Lain dan Indikasi
Kontraseptik Nama Dagang Antialergi dan obat untuk anafilaksis
Depo Medrol, Intidrol, Lameson, Lexcomet, Medixon, Medrol
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk pengobatan alergi :
Pemberian oral :Dewasa : Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam berisiko osteoporosis. Hati-hati pada pasien dengan gangguan
2-4 dosis. Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pencernaan (divertikulitis, ulkus peptik, kolitis ulseratif) karena
pasien. potensial terjadi perforasi. Hati-hati digunakan pada infark
Anak-anak : 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan ruptur miokard).
PO, terbagi dalam 2-4 dosis. Gunakan hati-hati pada penurunan fungsi ginjal dan hati. Karena
Pemberian parenteral : risiko efek samping pada usila, gunakan kortikosteroid dengan
Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis. dosis sekecil mungkin dan periode sesingkat mungkin.
Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien.
Anak-anak : 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV
dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam.
Betametason
Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis :
Golongan/Kelas Terapi Obat Topikal untuk Kulit
Dosis oral dan IM :
Nama Dagang
Dewasa : 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama.
Benczema, Betnovate, Betodermin, Betopic, Celestoderm V,
Kemudian diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke
Cleniderm, Corsaderm, Diproson OV, Mesonta, Metonate,
2 dan ke 3; kemudian 0,75 mg PO 2X sehari pada hari ke 4;
Molason, Orsaderm, Oviskin, Skizon, Vason, Alphacort
kemudian 0,75 mg PO sekali sehari pada hari ke 5 dan 6,
kemudian hentikan.
Indikasi
Untuk pengobatan syok anafilaksis : IV.
Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan
Dewasa : dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6
dengan dermatosis, dan sebagian lesi psoriasis.
jam. Alternatif lain, 20 mg IV dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg
dalam waktu 24 jam.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Pemberian Topikal :
Peringatan
Anak - anak :< 12 tahun : penggunaannya tidak
Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi,
direkomendasikan.
gagal jantung atau gangguan tromboemboli, pasien diabetes,
> 13 tahun : gunakan seminimal mungkin untuk periode yang
glaukoma, katarak, TBC atau pasien
singkat untuk menghindari supresi aksis HPA.
Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan Compraz, Lansoprazole Hexpharm, Lapraz, Laproton, Lasgan,
melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu. Laz, Loprezol, Nufaprazol,Prazotec, Prolanz, Prosogan FD, Protica,
Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan Pysolan, Solans, Sopralan, Ulceran, Betalans
melebihi 50 mL/minggu.
Dewasa : Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian Indikasi
jangan melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu.Lotion : gunakan Benign gastric ulcer, tukak duodenal, tukak lambung akibat
sekali atau dua NSAID, Zollinger-Ellison Syndrome, refluks gastroesofageal,
dispepsia.
Efek Samping
Indikasi:Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa 1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya
dapat segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang
2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan 1. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium
berupa demam, gatal-gatal, eksantema, sesak napas dan gejala permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular
alergi lainnya yang belum terabsorpsi.
3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah 2. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila
pemberian serum secara intravena gigitan ular baru terjadi beberapa menit sebelumnya. Insisi luka
4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul yang dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa atau dilakukan oleh
pada penyuntikan serum dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya orang yang tidak berpengalaman justru seing merusak jaringan
terjadi dalam 24 jam. dibawah kulit dan akan meninggalkan luka parut yang cukup
besar.
Bentuk Sediaan 3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk
Vial 5 ml, Tiap ml Sediaan Dapat Menetralisasi : menghambat penyebaran racun.
10-15 LD50 Bisa Ular Tanah (Ankystrodon Rhodostoma) 4. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit
25-50 LD50 Bisa Ular Belang (Bungarus Fasciatus) dengan cara memasang bidai karena gerakan otot dapat
25-50 LD50 Bisa ular kobra (Naja Sputatrix), dan mengandung mempercepat penyebaran racun.
fenol 0.25% v/v 5. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan
dengan es batu.
Peringatan
6. Penderita dilarang untuk bergerak dan apabila perlu dapat
Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum
diberikan analgetika atau sedativa.
antibisa ular ini tidak berkhasiat terhadap gigitan ular yang
7. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah
terdapat di Indonesia bagian Timur (misalnya jenis-jenis
sakit yang terdekat untuk menerima perawatan selanjutnya.
Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis
papuanus dll) dan terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cysta).
Efek Samping
Mekanisme Aksi