Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Survei Karyawan Pada PT. Axa Financial Indonesia Sales Office Malang)

Rangga Mahardhika
Djamhur Hamid
Ika Ruhana
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang

Abstrak
Motivasi intrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. AXA
Financial Indonesia, ditunjukkan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000 lebih kecil dari
= 0,05 (0,000 < 0,05) dengan koefisien regresi sebesar 0,514. Motivasi ekstrinsik
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. AXA Financial Indonesia,
ditunjukkan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,05 (0,000 < 0,05)
dengan koefisien regresi sebesar 0,475. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. AXA Financial
Indonesia, ditunjukkan dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,05
(0,000 < 0,05) dan mampu memberikan kontribusi terhadap variabel kinerja karyawan
sebesar 64,3%.

Kata kunci: motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, kinerja karyawan

1. PENDAHULUAN karyawan berhasil membawa kemajuan


Dunia bisnis menunjukkan bagi perusahaan, keuntungan yang
kemampuan yang sangat pesat, diikuti diperoleh akan dipetik oleh kedua belah
dengan munculnya berbagai perusahaan- pihak. Bagi karyawan keberhasilan
perusahaan baru yang bergerak pada merupakan aktualisasi potensi diri
berbagai bidang. Perusahan-perusahaan sekaligus peluang untuk memenuhi
yang ada tersebut selalu berusaha untuk kebutuhan hidupnya. Sedangkan bagi
mendapatkan posisi maupun kondisi yang perusahaan, keberhasilan merupakan
menguntungkan. Kondisi seperti ini akan sarana menuju pertumbuhan dan
menimbulkan suatu persaingan yang perkembangan perusahaan.
sangat ketat antar perusahaan yang ada. Sumber daya manusia merupakan
Persaingan juga semakin ketat dengan satu-satunya yang memiliki akal perasaan,
adanya perkembangan informasi serta keinginan, pengetahuan, dorongan, daya
semakin meningkatnya teknologi sehingga dan karya seorang karyawan merupakan
mengakibatkan adanya persaingan secara investasi paling berharga didalam
global dan menyeluruh. organisasi yang menjadi aset utama yang
Keberadaan sumber daya manusia di bernilai dan harus diakui akan
dalam suatu perusahaan memegang keberadaannya sebagai kunci utama
peranan yang sangat penting. Tenaga kerja bahkan menjadi faktor penentu atas
memiliki potensi yang besar untuk keberhasilan suatu organisasi dalam
menjalakan aktivitas perusahaan. Potensi menjalankan visi, misi dan tujuan
setiap sumber daya manusia yang ada oraganisasi. Itulah sebabnya mengapa
dalam perusahaan harus dapat peran manusia sangat besar pengaruhnya
dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga sebagai motor penggerak (driving force)
mampu memberikan hasil yang maksimal. dan sebagai agen perubahan (Agen Of
Perusahaan dan karyawan merupakan dua Change).
hal yang saling membutuhkan. Jika

1
Pengembangan sumber daya manusia cenderung berperilaku positif,
manusia yang ada dalam lingkup maka perlu adanya motivasi terhadap
organisasi merupakan suatu proses karyawannya. Dari pendapat tersebut dapat
peningkatan kualitas atau kemampuan disimpulkan bahwa manajer harus dapat
manusia dalam rangka mencapai tujuan memahami karakteristik karyawannya
perusahaan tersebut. Tujuan organisasi sebelum memberikan motivasi kepada
dapat diraih semaksimal mungkin apabila para karyawannya. Dengan demikian
didukung dengan kinerja yang baik dari manajer dapat memotivasi karyawannya
para karyawan. Untuk mendapatkan dengan melihat karakteristik karyawannya
kinerja yang baik dari karyawan maka yang satu dengan yang lain berbeda cara
harus diupayakan pengarahan yang memotivasinya.
terstruktur dan efektif. Perusahaan dalam Oleh karena, itu untuk mencapai
upaya menggerakan para karyawannya kinerja yang diharapkan perusahaan
agar mau bekerja lebih produktif lagi dibutuhkan motivasi pada karyawan.
sesuai dengan tujuan perusahaan yang Dengan adanya motivasi dan penilaian
telah ditetapkan. kinerja, tujuan organisasi dapat tercapai
Motivasi dapat dipandang sebagai serta tercapai pula tujuan pribadi.
perubahan energi dalam diri seseorang Pemberian motivasi kepada seseorang
yang ditandai dengan munculnya feeling, merupakan suatu mata rantai yang dimulai
dan didahului dengan tanggapan terhadap dari kebutuhan,menimbulkan keinginan,
adanya tujuan. Motivasi adalah dorongan menimbulkan tindakan, dan menghasilkan
dasar yang menggerakkan seseorang atau keputusan. Dari berbagai tahapan
keinginan untuk mencurahkan segala pemberian motivasi, faktor utama yaitu
tenaga karena adanya suatu tujuan. Seperti kebutuhan dan pengarahan perilaku.
yang dikemukakan oleh Mangkunegara Pemberian motivasi haruslah diarahkan
(2009:61) motivasi merupakan kondisi untuk pencapaian tujuan organaisasi.
atau energi yang menggerakkan diri Hanya dengan kejelasan tujuan maka
karyawan yang terarah atau tertuju untuk semua personal yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi perusahaan. organisasi dapat dengan mudah memahami
Sikap mental karyawan yang positif dan melaksanakannya.
terhadap situasi kerja itulah yang Berdasarkan uraian tersebut di atas
memperkuat motivasi kerjanya untuk peneliti memfokuskan penelitian pada
mencapai kinerja yang maksismal. Tiga karyawan kantor PT. AXA Financial
unsur yang merupakan kunci dari Indonesia yang beralamat di Jl. Panglima
motivasi, yaitu upaya, tujuan organisasi, Sudirman kav: 24 Cabang Malang. Tempat
dan kebutuhan. Jadi motivasi dalam hal ini dimana penelitian ini dilaksanakan yang
sebenarnya merupakan respons dari suatu merupakan sebuah grup asuransi terbesar
aksi. Motivasi muncul dari dalam diri di dunia dengan mengusung tema Noble
manusia karena dorongan oleh adanya Purpose, Passion for Excellence.Pada
unsur suatu tujuan. Tujuan ini menyangkut 2012, AXA berkomitmen untuk
soal kebutuhan dapat dikatakan bahwa memberikan solusi perlindungan terbaik
tidak akan ada suatu motivasi apabila tidak tiap tahap kehidupan nasabahnya. PT
dirasakan adanya suatu kebutuhan. AXA Financial Indonesia (AXA
Dalam hal ini manusia mempunyai Financial) merupakan bagian dari AXA
kecenderungan seperti yang diungkapkan Group, salah satu perusahaan asuransi dan
oleh Mc. Gregor dalam Gomes (2003:192) manajemen asset terbesar di dunia yang
bahwa manusia seperti teori X dan teori Y. didukung oleh 163.000 karyawan dan
Teori X yang pada dasarnya menyatakan melayani 101 juta nasabah di 57 negara.
bahwa manusia cenderung berperilaku AXA Financial adalah perusahaan asuransi
negatif, sedangkan teori Y pada dasarnya jiwa dengan jalur distribusi ke agen yang

2
senantiasa memperluas jaringan di sering kali diartikan pula sebagai faktor
Indonesia.Alasan saya memilih perusahaan pendorong perilaku seseorang.
ini, karena dari 163.000 karyawan yang Menurut Robbins (2008:222)
tersebar di 57 negara harus bisa melayani motivasi sebagai proses yang menjelaskan
semaksimal mungkin pada nasabah.Maka intensitas, arah dan ketekunan seseorang
karyawan juga harus termotivasi supaya individu untuk mencapai tujuan.
kinerjanya lebih baik lagi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
Penelitian ini bertujuan disimpulkan bahwa; (1) Motivasi kerja
untukmenjelaskan pengaruh motivasi merupakan bagian yang urgen dalam suatu
intrinsik terhadap kinerja karyawan pada organisasi yang berfungsi sebagai alat
PT. AXA Financial Indonesia Cabang untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang
Malang, menjelaskan pengaruh motivasi ingin dicapai, (2) Motivasi kerja
ekstrinsik terhadap kinerja karyawan pada mengandung dua tujuan utama dalam diri
PT. AXA Financial Indonesia Cabang individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan
Malang dan menjelaskan pengaruh secara atau keinginan pribadi dan tujuan
simultan antara motivasi intrinsik dan organisasi, dan (3) Motivasi kerja yang
motivasi ekstrinsik terhadap kinerja diberikan kepada seseorang hanya efektif
karyawan pada PT. AXA Financial manakala di dalam diri seseorang itu
Indonesia Cabang Malang. memiliki kepercayaan atau keyakinan
untuk maju dan berhasil dalam organisasi.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Motivasi Kerja 2.2. Motivasi Intrinsik
Motivasi adalah serangkaian sikap Motivasi intrinsik adalah motivasi
dan nilai-nilai yang mempengaruhi yang berasal dari perasaan puas dalam
individu untuk mencapai hal yang spesifik melaksanakan pekerjaan itu sendiri. Ia
sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan merupakan bagian langsung dari
nilai tersebut merupakan suatu kekuatan kandungan kerja. Oleh sebab itu, menurut
untuk mendorong individu bertingkah laku Siagian (2004:139) motivasi intrinsik
dalam mencapai tujuan. Dorongan tersebut bersumber dari dalam individu. Motivasi
terdiri dari dua komponen, yaitu: arah intrinsik jika dihubungkan dengan hirarki
perilaku kerja (kerja untuk mencapai kebutuhan manusia, maka menyangkut
tujuan), dan kekuatan perilaku (sebagai kebutuhan tingkat lebih tinggi (higher
kuat usaha individu dalam bekerja). level needs) yaitu esteem needs dan self
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran actualization needs. Nilai kerja intrinsik
dan pengalaman masa lalu yang adalah nilai kerja yang berhubungan
merupakan bagian dari hubungan internal dengan pekerjaan itu sendiri. Nilai kerja
dan eksternal perusahaan. intrinsik meliputi ketertarikan terhadap
Winardi (2002:1) mengemukakan pekerjaan, tertantang pada pekerjaan,
bahwa istilah motivasi (motivation) belajar hal baru, membuat kontribusi
berasal dari perkataan latin yakni movere penting, memanfaatkan potensi kerja
yang berarti menggerakkan (to move) . sepenuhnya, tanggung jawab, otonomi dan
Motivasi adalah pemberian daya kreatif. Motivasi intrinsik ada untuk posisi
penggerak yang menciptakan kegairahan ketertarikan dan ketertantangan dalam
kerja seseorang agar mereka mau bekerja pekerjaan.
dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan, Hasibuan (2007: 95). 2.3. Motivasi Ekstrinsik
Ishak dan Hendri (2003:12) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi
mengemukakan bahwa motivasi sebagai yang ada kaitannya dengan imbalan yang
suatu hal pokok yang menjadi dorongan diterima seseorang sesudah melakukan
setiap motif untuk bekerja. Motivasi pekerjaan. Imbalan ini dapat berupa

3
promosi, hubungan pribadi, gaji, upah, yang dimiliki seseorang. Sedangkan
serta tunjangan, sehingga motivasi kinerja karyawan adalah hasil akhir kerja
ekstinsik ini berasal dari luar pribadi atau karyawan yang maksimal untuk mencapai
individu. Manullang (2001: 119) sasaran dan tujuan perusahaan demi
menyatakan bahwa jika perusahaan kemajuan dan mencapai cita-cita
menyediakan kondisi-kondisi kerja, upah, perusahaan tersebut.
tunjangan, atau keselamatan kerja yang
tidak mencukupi, maka ia akan mendapat 2.5. Pengukuran Kinerja
kesulitan dalam menarik karyawan- Dharma (2003:355)
karyawan yang baik, dan perputaran, mengemukakan bahwa hampir seluruh
kemangkiran serta keluhan-keluhan akan cara pengukuran kinerja
meningkat. mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
2.4. Kinerja Karyawan a. Kuantitas yaitu jumlah yang
Kinerja merupakan suatu fungsi dari diselesaikan atau dicapai.
motivasi dan kemampuan. Untuk b. Kualitas yaitu mutu yang harus
menyelesaikan tugas dan pekerjaan diselesaikan atau dicapai.
seorang sepatutnya memiliki derajat c. Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya
kesediaan dan tingkat kemampuan dengan waktu yang direncanakan.
tertentu. Kesediaan dan ketrampilan Dari pendapat di atas dapat
seseorang tidaklah cukup efektif untuk disimpulkan untuk mengetahui kinerja
mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman karyawan agar dapat di ukur ada tiga yaitu:
yang jelas tentang apa yang akan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.
dikerjakan dan bagaimana Selain hal itu juga diperlukan kemampuan
mengerjakannya. Kinerja karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
merupakan suatu hal yang sangat penting petunjuk yang diberikan dan harus sesuai
dalam upaya perusahaan untuk mencapai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
tujuannya. oleh perusahaan karyawan tersebut.
Menurut Mangkunegara (2009:67)
Kinerja SDM merupakan istilah yang 2.6. Hubungan Motivasi Dengan
berasal dari kata Job Performance atau Kinerja
Actual Performance (prestasi kerja atau Dua hal yang berkaitan dengan
prestasi sesungguhnya yang dicapai kinerja/performance adalah kesediaan atau
seseorang). Harsuko (2011:50) motivasi dari pegawai untuk bekerja, yang
mendefinisikan kinerja adalah unsur menimbulkan usaha karyawan dan
pencatatan hasil kerja SDM dari waktu kemampuan karyawan untuk
kewaktu sehingga diketahui sejauh mana melaksanakannya. Menurut Gomez
hasil kerja SDM dan perbaikan apa yang (2003:177) bahwa kinerja/performance
harus di lakukan agar di masa mendatang adalah fungsi dari motivasi dan
lebih baik. Untuk mencapai sasaran dan kemampuan atau dapat ditulis dengan
tujuan perusahaan, organisasi disusun rumus P= f (M x A) dimana P=
dalam unit-unit kerja yang lebih kecil, performance/kinerja, m =
dengan pembagian kerja, sistem kerja dan motivation/motivasi, a =
mekanisme kerja yang jelas. ability/kemampuan. Kemampuan melekat
Berdasarkan pendapat di atas dapat dalam diri seseorang dan merupakan
disimpulkan bahwa: kinerja adalah suatu bawaan sejak lahir serta diwujudkan dalam
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk tindakannya dalam bekerja, sedangkan
menyelesaikan tugas yang telah diberikan motivasi adalah aspek yang sangat penting
dari atasan supaya diselesaikan dengan untuk menggerakkan kreativitas dan
kemampuan, kesediaan, dan ketrampilan kemampuan seseorang dalam melakukan

4
suatu pekerjaan, serta selalu bersemangat Teknik analisis data yang digunakan
dalam menjalankan pekerjaan tersebut. adalah :
Dari sebagian uraian yang telah a. Analisis deskriptif
dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa Analisis ini dipergunakan untuk
para karyawan mampu melakukan mendeskripsikan karakteristik
pekerjaan dan ingin mencapai hasil penelitian dengan menggambarkan
maksimal dalam pekerjaannya. obyek yang terdiri dari lokasi atau
Perwujudan kinerja yang maksimal, daerah penelitian, keadaan responden
dibutuhkan suatu dorongan untuk yang diteliti, serta item-item yang
memunculkan kemauan dan semangat didistribusikan dari masing-masing
kerja, yaitu dengan motivasi. Motivasi variabel. Setelah seluruh data
berfungsi untuk merangsang kemampuan terkumpul selanjutnya mengolah data
karyawan maka akan tercipta hasil kinerja dan mentabulasikan ke dalam tabel,
maksimal. kemudian membahas data yang telah
diolah tersebut secara deskriptif.
2.7. Hipotesis Ukuran deskriptifnya adalah dengan
a. Hipotesis 1 : motivasi intrinsik memberikan angka, baik dalam jumlah
(X1) berpengaruh terhadap kinerja responden maupun dalam angka
karyawan (Y) persentase.
b. Hipotesis 2 : motivasi ekstrinsik b. Analisis Regresi LinierBerganda
(X2) berpengaruh terhadap kinerja Analisis ini digunakan untuk
karyawan (Y) mengetahui pengaruh dua atau lebih
c. Hipotesis 3 : motivasi intrinsik variabel bebas secara bersama-sama
(X1) dan motivasi ekstrinsik (X2) terhadap variabel terikat yang
berpengaruh secara simultan terhadap ditunjukan oleh regresi.
kinerja karyawan (Y) Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
3. METODE PENELITIAN Y = Kinerja Karyawan
X1 = Variabel Motivasi Intrinsik
Jenis penelitian yang digunakan
X2 = Variabel Motivasi Ekstrinsik
adalah jenis penelitian penjelasan
a = Konstanta
(explanatory research). Menurut kamus
b = Koefisien regresi
Websters New International, penelitian
e = Nilai residu
adalah penyelidikan yang hati-hati dan
kritis dalam mencari fakta dan prinsip-
prinsip.Populasi dalam penelitian ini 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 128 karyawan PT. AXA 4.1. Analisis Regresi Berganda
Financial Indonesia sales office cabang Analisis koefisien regresi pada
Malang.Berdasarkan rumus Slovin jumlah dasarnya merupakan pengujian terhadap
sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 derajat signifikansi hubungan dan
karyawan.Teknik pengambilan sampel besarnya pengaruh dari variabel bebas
yang digunakan adalah Accidental (independen) terhadap variabel terikat
Sampling.Menurut Sugiyono (2010:85) (dependen). Pengujian ini dapat dilakukan
Accidental Sampling adalah teknik dengan dua cara, pertama dengan uji F
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yang digunakan untuk mengetahui
yaitu siapa saja yang secara besarnya koefisien regresi atau menguji
kebetulan/accidental bertemu dengan tingkat signifikansi keempat variabel
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bebas terhadap variabel terikat, sedangkan
bila dipandang orang yang kebetulan cara yang kedua adalah dengan melihat
ditemui itu cocok sebagai sumber data, koefisien regresi parsial yang dapat
dengan alasan lebih efektif. digunakan untuk mengetahui tingkat

5
pengaruh masing-masing variabel bebas regresi bertanda positif menunjukkan
terhadap variabel terikat. Dari hasil motivasi ekstrinsik berpengaruh searah
perhitungan dengan menggunakan bantuan terhadap kinerja karyawan, yang
program komputer SPSS 15.0for windows berarti setiap peningkatan motivasi
maka dapat diperoleh persamaan regresi ekstrinsik akan menyebabkan
sebagai berikut: peningkatan kinerja karyawan.
Koefisien korelasi (R) sebesar 0,810;
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Standardized yang kuat antara motivasi intrinsik dan
t
Variabel Coefficients Sig. Ket.
(Beta)
hitung motivasi ekstrinsikdengan kinerja
Constant 0,518 karyawan sebesar 81%.Hubungan ini dapat
Motivasi dikategorikan kuat, sebagaimana diketahui
0,514 5,990 0,000 Sig.
intrinsik bahwa suatu hubungan dikatakan
Motivasi sempurna jika koefisien korelasinya
0,475 5,535 0,000 Sig.
ekstrinsik
R = 0,810 mencapai angka 100% atau 1 (baik dengan
RSquare = 0,656 angka positif atau negatif).
AdjustedRSquare = 0,643 Hasil analisis regresi linier berganda
F hitung = 50,552
F tabel = 3,15 di atas, dapat diketahui nilai koefisien
Sig. F = 0,000 determinasi (adjusted Rsquare) sebesar
= 0,05 0,643. Angka ini menunjukkan bahwa
Keterangan: - jumlah data : 56 variabel motivasi intrinsik dan motivasi
- Nilai t tabel : 2,000
- Dependen variabel : Kinerja
ekstrinsik dapat menjelaskan variasi atau
karyawan mampu memberikan kontribusi terhadap
Sumber : Data diolah variabel kinerja karyawan sebesar 64,3%,
sedangkan sisanya sebesar 35,7%
Dari tabel 1 diperoleh persamaan regresi disebabkan oleh variabel lain yang tidak
yaitu: dimasukkan dalam penelitian.
Y = 0,518 + 0,514 X1 + 0,475 X2
Berdasarkan hasil persamaan tersebut, 4.2. Pengujian Hipotesis
maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 4.2.1. Uji Hipotesis 1
a. Konstanta (a) = 0,518, menunjukkan Untuk menguji hipotesis 1 yang
besarnya kinerja karyawan, menyatakan bahwa motivasi intrinsik (X1)
jikamotivasi intrinsik dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan
ekstrinsik sebesar nol, maka besarnya (Y) menggunakan uji t. Hasil analisis uji t
kinerja karyawan sebesar 0,518. diperoleh nilai signifikansi t motivasi
b. Koefisien regresi motivasi intrinsik
intrinsik sebesar 0,000 lebih kecil dari =
(b1) sebesar 0,514, menunjukkan
0,5 (0,000 < 0,05), sehingga terbukti
besarnya pengaruh motivasi
variabel motivasi intrinsik (X1)
intrinsikterhadap kinerja karyawan,
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
koefisien regresi bertanda positif
karyawan (Y). Dengan demikian hipotesis
menunjukkan motivasi intrinsik
pertama secara statistik diterima.
berpengaruh searah terhadap kinerja
karyawan, yang berarti setiap 4.2.2. Uji Hipotesis 2
peningkatan motivasi intrinsik akan Untuk menguji hipotesis 2 yang
menyebabkan peningkatan kinerja menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik
karyawan. (X2) berpengaruh terhadap kinerja
c. Koefisien regresi motivasi ekstrinsik karyawan (Y) menggunakan uji t. Hasil
(b2) sebesar 0,475, menunjukkan analisis uji t diperoleh nilai signifikansi t
besarnya pengaruh motivasi ekstrinsik motivasi ekstrinsik sebesar 0,000 lebih
terhadap kinerja karyawan, koefisien kecil dari = 0,5 (0,000 < 0,05), sehingga

6
terbukti variabel motivasi ekstrinsik (X2) pekerjaan yang bersifat baru,
berpengaruh signifikan terhadap kinerja menggunakan potensi dan kemampuan
karyawan (Y). Dengan demikian hipotesis yang dimiliki, tidak pernah menghindar
kedua secara statistik diterima. dari perusahaan, mengembangkan
kreatifitas dalam bekerja, dan memberikan
4.2.3. Uji Hipotesis 3
masukan penting. Pandangan ini sejalan
Untuk menguji hipotesis 3 yang
dengan pendapat Siagian (2004:139) yang
menyatakan bahwa motivasi intrinsik (X1)
menyatakan bahwa motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik (X2) berpengaruh
bersumber dari dalam individu. Motivasi
secara simultan terhadap kinerja karyawan
intrinsik jika dihubungkan dengan hirarki
(Y) menggunakan uji F. Hasil uji F
kebutuhan manusia, maka menyangkut
diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000
kebutuhan tingkat lebih tinggi (higher
lebih kecil dari = 0,05 (0,000 < 0,05),
level needs) yaitu esteem needs dan self
jadi motivasi intrinsik dan motivasi
actualization needs. Hal ini menunjukkan
ekstrinsik secara simultan berpengaruh
bahwa karyawan yang mempunyai
signifikan terhadap kinerja karyawan,
motivasi berarti karyawan telah
sehingga hipotesis ketiga secara statistik
mempunyai kekuatan untuk memperoleh
diterima.
kesuksesan dalam kehidupan. Motivasi
seorang karyawan dalam bekerja juga
4.3. Pembahasan
dapat diindikasikan dari partisipasinya
4.3.1. Pengaruh Motivasi Intrinsik dalam mengambil keputusan. Partisipasi
secara Parsial Terhadap Kinerja yang nyata dapat dilihat dari masukan-
Karyawan masukan yang karyawan berikan pada
Motivasi intrinsik berpengaruh pimpinan perusahaan. Partisipasi juga
signifikan terhadap kinerja karyawan dan dapat dilihat dari kemauan karyawan untuk
merupakan variabel yang dominan belajar dengan cara berkonsultasi dengan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, pimpinannya. Semakin tinggi tingkat
ditunjukkan dengan nilai signifikansi t partisipasi seorang karyawan semakin
lebih kecil dari = 0,5 (0,000 < 0,05) dan positif pula motivasinya dalam bekerja.
memiliki nilai koefisien regresi sebesar Kebanggaan seorang karyawan pada
0,514 lebih besar dibandingkan motivasi pekerjaannya menjadi motivasi positif
ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan tersendiri baginya. Kebanggaan dalam
motif-motif yang menjadi aktif atau bekerja dapat diwujudkan dengan
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari memberikan tantangan dan penghargaan
luar, karena dalam diri setiap individu terhadap hasil kerja. Tantangan kerja
sudah ada dorongan untuk melakukan merupakan bagian dari eksistensi atau
sesuatu. Dengan demikian tidak ada beban keberadaannya jika ada tantangan dalam
karyawan tersebut untuk bersikap yang pekerjaannya karena menyangkut
tidak wajar atau tidak sebenarnya. kepercayaan. Pada dasarnya pemberian
Karyawan dapat sepenuhnya melakukan tantangan bagi seorang karyawan adalah
apa yang ingin karyawan lakukan tanpa pemberian kepercayaan itu sendiri
adanya batasan pencitraan dirinya sehingga ia akan merasa dihargai
dihadapan lingkungan yang baru. keberadaannya, namun harus diiringi
Karyawan tersebut akan merasa nyaman, dengan penghargaan yang sesuai apabila
bahkan di dalam lingkungan yang baru. karyawan mencapai keberhasilan.
Hasil penelitian ini didukung dari sebagian Satu hal yang paling mendasar
jawaban responden menyatakan setuju dalam mengindikasikan motivasi positif
pada item senang melakukan pekerjaan, adalah pemberian imbalan berupa uang.
tertantang pada pekerjaan apabila semakin Bagaimanapun pengkondisian suasana
tinggi tingkat kesulitannya, mengerjakan kerja sebaik mungkin, namun faktor

7
pendapatan memegang peranan paling 4.3.3. Pengaruh Motivasi Instrinsik dan
mendasar. Uang menyangkut kebutuhan Motivasi Ekstrinsik secara
mendasar setiap orang. Dalam teori Simultan Terhadap Kinerja
Maslow kebutuhan dasar seseorang adalah Karyawan
kebutuhan fisiologis. Terpenuhinya Berdasarkan hasil analisis
kebutuhan fisiologis sangat dipengaruhi menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh
oleh tingkat pendapatannya. Hasil singifikan terhadap kinerja karyawan.
penelitian ini konsisten dengan penelitian Motivasi merupakan variabel penting,
Agustin (2012), Bestari (2011) dan dimana motivasi perlu mendapat perhatian
Marcahyono (2012) yang menyatakan yang besar pula bagi organisasi dalam
bahwa motivasi berpengaruh sifnifikan peningkatan kinerja karyawannya.
terhadap kinerja karyawan. Motivasi merupakan hasrat di dalam
seseorang yang menyebabkan orang
4.3.2. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik
tersebut melakukan tindakan.
Secara Parsial Terhadap Kinerja
Seseorang sering melakukan tindakan
Karyawan
untuk suatu hal mencapai tujuan.
Motivasi ekstrinsik berpengaruh
Motivasi mempersoalkan bagaimana
signifikan terhadap kinerja karyawan,
caranya mendorong gairah kerja
ditunjukkan dengan nilai signifikansi t
bawahan, agar mereka mau bekerja
lebih kecil dari = 0,5 (0,000 < 0,05).
keras dengan memberikan semua
Motivasi pada dasarnya dapat mendorong
kemampuan dan ketrampilannya untuk
karyawan untuk berbuat semaksimal
mewujudkan tujuan perusahaan.
mungkin dalam melaksanakan tugasnya
Motivasi seorang berawal dari
karena meyakini bahwa dengan
kebutuhan, keinginan dan dorongan
keberhasilan organisasi mencapai tujuan
untuk bertindak demi tercapainya
dan berbagai sasarannya, kepentingan-
kebutuhan atau tujuan. Hal ini
kepentingan pribadi pada anggota
menandakan seberapa kuat dorongan,
organisasi tersebut akan terpelihara.
usaha, intensitas, dan kesediaannya
Hasil penelitian ini mendukung
untuk berkorban demi tercapainya
pendapat Sedarmayanti (2007:233) yang
tujuan. Dalam hal ini semakin kuat
menyatakan bahwa motivasi merupakan
dorongan atau motivasi dan semangat
kesediaan mengeluarkan tingkat upah
akan semakin tinggi kinerjanya.
tinggi ke arah tujuan organisasi yang
Mangkunegara (2005:67) menyatakan
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
faktor yang mempengaruhi kinerja
untuk memenuhi kebutuhan individual.
adalah faktor kemampuan dan faktor
Unsur upaya merupakan ukuran intensitas.
motivasi. Sementara Mathis (2007:84)
Bila seseorang termotivasi, ia akan
menyatakan kinerja yang dicari
mencoba kuat. Tujuan organisasi adalah
oleh perusahaan dari seseorang
upaya yang seharusnya. Kebutuhan
tergantung dari kemampuan, motivasi,
sesuatu keadaan internal yang
dan dukungan individu yang
menyebabkan hasil tertentu tampak
diterima. Menurut Munandar (2001:58)
menarik. Motivasi merupakan timbulnya
ada hubungan positif antara motivasi
perilaku yang mengarah pada tujuan
dan kinerja dengan pencapaian prestasi,
tertentu dengan penuh komitmen sampai
artinya karyawan yang mempunyai
tercapainya tujuan yang dimaksudkan.
motivasi prestasi yang tinggi cenderung
Hasil penelitian ini konsisten dengan
mempunyai kinerja tinggi, sebaliknya
penelitian Agustin (2012), Bestari (2011)
mereka yang mempunyai kinerja rendah
dan Marcahyono (2012) yang menyatakan
dimungkinkan karena motivasinya rendah.
bahwa motivasi berpengaruh sifnifikan
Hasil penelitian ini konsisten dengan
terhadap kinerja karyawan.
penelitian Agustin (2012), Bestari (2011)

8
dan Marcahyono (2012) yang menyatakan cukup besar terhadap kinerja karyawan.
bahwa motivasi berpengaruh sifnifikan Hal ini dapat dilihat dari besarnya adjusted
terhadap kinerja karyawan. R square yaitu 64,3% yang berarti masih
terdapat variabel-variabel di luar motivasi
5. KESIMPULAN DAN SARAN intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Oleh
karena itu, peneliti menyarankan peneliti
5.1. Kesimpulan
lain untuk mengadakan penelitian lanjutan
Motivasi intrinsik berpengaruh
dengan obyek yang sama tetapi dengan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
menggunakan variabel lain seperti
PT. AXA Financial Indonesia, ditunjukkan
kemampuan dan faktor individu.
dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000
Disarankan kepada para pembaca
lebih kecil dari = 0,05 (0,000 < 0,05)
yang kebetulan berminat meneliti kasus
dengan koefisien regresi sebesar 0,514.
serupa, sebaiknya mengembangkan
Motivasi ekstrinsik berpengaruh
permasalahan dan mengembangkan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
variabel dengan disertai dukungan
PT. AXA Financial Indonesia, ditunjukkan
indikator-indikator yang lebih baik dan
dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000
handal. Dengan demikian hasil yang
lebih kecil dari = 0,05 (0,000 < 0,05) diharapkan dapat mengungkap lebih
dengan koefisien regresi sebesar 0,475.
banyak permasalahan dan memberikan
Motivasi intrinsik dan motivasi temuan-temuan penelitian yang lebih
ekstrinsik secara simultan berpengaruh berarti dan bermanfaat bagi banyak pihak.
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
PT. AXA Financial Indonesia, ditunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000
lebih kecil dari = 0,05 (0,000 < 0,05) Agustin, Fidya, W; 2012.Pengaruh
dan mampu memberikan kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi
terhadap variabel kinerja karyawan sebesar Kerja pada PT. Hero Sakti Motor
64,3%. Gemilang Malang Jawa Timur.
Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi
5.2. Saran Universitas Brawijaya
Sebaiknya PT. AXA Financial Bestari, Muhammad, P; 2011.Pengaruh
Indonesia tetap mempertahankan dan Motivasi dan Disiplin Kerja
meningkatkan motivasi kerja yang sudah Terhadap Prestasi Kerja pada PT.
baik agar kinerja karyawan dapat Indosat, Tbk Cabang Malang.
meningkat. Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi
Agar pekerjaan yang dikerjakan oleh Bisnis Universitas Brawijaya
karyawan menghasilkan kinerja yang Malang
optimal, maka pekerjaan tersebut harus Dharma. Agus; 2003, Manajemen
memberikan kepuasan batin bagi para Supervisi cetakan lima. Jakarta: PT.
pekerja atau memotivasi karyawan secara Raja Grafindo Persada
intrinsik.Dan motivasi intrinsik ini mesti Gomes.Faustino.C; 2003.Manajemen
didesain dalam suatu lingkungan kerja Sumber Daya Manusia. Edisi kedua,
sebagai program budaya Yogyakarta: Andi Offset
perusahaan.Meskipun karyawan tetap Hasibuan.Malayu.SP; 2007.Organisasi
membutuhkan motivasi eksternal seperti dan Motivasia Jakarta: Bumi Aksara
gaji untuk memenuhi pemuasan Ishak dan Hendri Tanjung;
kebutuhannya. 2003.Manajemen Motivasi. Jakarta.
Temuan penelitian ini menunjukkan PT. Grasindo
bahwa motivasi intrinsik dan motivasi Mangkunegara.Anwar.Prabu; 2009
ekstrinsik mempunyai kontribusi yang Manajemen Sumber Daya Manusia.

9
Perusahaan Bandung: Remaja
Rosdakarya
Manullang.M; 2001.Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Offset
Marcahyono. 2012. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Internaldan Motivasi
KerjaTerhadap Kinerja Karyawan
Menggunakan Path Analysis (Studi
Kasus Pada PT. PG. Rajawali 1 Unit
PG. Krebet Baru Bululawang
Malang). Tesis.Universitas
Brawijaya Malang.
Mathis, R.L. Jacson. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Robbins. Stephen. P; 2008.Perilaku
Organisasi. PT. Indeks Kelompok
Gramedia
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri
Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama
Siagian, Sondang. P; 2004.Metode
Penelitian Administrasi. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono; 2010.MetodePenelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta
Winardi.P. 2002; Motivasi dan
Pemotivasian dalam Manajemen.
Cetakan kedua Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai