Standar Kompetensi Analis Kesehatan
Standar Kompetensi Analis Kesehatan
Secara umum, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan
(skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja
(job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
Yang dimaksud dengan kompetensi adalah : seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi profesional didapatkan
melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan dalam periode yang lama dan cukup sulit,
pembelajarannya dirancang cermat dan dilaksanakan secara ketat, dan diakhiri dengan ujian
sertifikasi (Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi).
StandarKompetensi
Standar Kompetensi adalah pernyataan yang menguraikan keterampilan dan pengetahuan yang
harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
tempat kerja (industri).
Dimensi Kompetensi
1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan
pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.
2. Mampu mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam melaksanakan pekerjaan (task
management skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan
biakan secara aseptik.
5. Mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda /situasi
yang baru/ tempat kerja yang baru (transfer skills/adaptation skills). Contoh :
Memindahkan biakan bakteri dalam safety cabinet.
5. Sebagai salah satu alat untuk skrining tenaga kesehatan asing yang akan beri pelayanan
kesehatan
o Membuat SOP, Manual Mutu, indikator kinerja dan proses analisis yang akan
digunakan.
o Dapat memahami cara kerja dan menggunakan peralatan dalam proses teknis
operasional
o Mampu menilai layak dan tidak hasil pemeriksaan, pemantapan mutu yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan proses selanjutnya
5. Kemampuan komunikasi dengan pelanggan atau pemakai jasa, seperti pasien, klinisi,
mitra kerja, dll.
o mampu menilai validitas (kesahihan) suatu hasil pemeriksaan atau rangkaian hasil
pemeriksaan
9. Kemampuan administrasi
Memiliki organisasi profesi, kode etik, standar pelayanan, standar praktek, standar
pendidikan.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari
yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk
memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam
menginterpretasi hasil uji.
4. Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
6. Keterampilan dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.
7. Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium.
9. Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu
spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.