Pasien secara khas akan ditemukan dengan batuk persisten atau rekuren dan
produksi sputung yang purulen. Hemoptisis terjadi pada 50 hingga 70 persen kasus
dan dapat disebabkan oleh perdarahan mukosa jalan napas yang rapuh serta
mengalami inflamasi. Yang lebih signifikan lagi, perdarahan yang masif sekalipun
acapkali terjadi akibat perdarahan arteri bronkialis yang mengalami hipertrofi.
Komplikasi nonpulmoner lainnya dari bronkiektasis kini sudah jarang terlihat dan hal
ini tertama terjadi karena pengendalian infeksi bakteri yang lebih baik dengan
antibiotik di dalam jalan napas yang menderita bronkiektasis. Sebagai contoh,
abses serebri diperkirakan terjadi akibat septikemia dan amiloidosis dapat
disebabkan oleh inflamasi serta infeksi yang kronik.