RINGKASAN
Untuk melayani lalu lintas kendaraan, maka permukaan tanah dasar jalan
perlu diberi perkerasan, sehingga beban yang diterima bisa didistribusikan hingga
besaran yang mampu dipikul oleh tanah dasar tersebut. Dari segi effisiensi,
perkerasan yang dibuat di atas tanah dasar biasanya dari bawah ke atas disebut
lapis pondasi bawah (sub-base), lapis pondasi (base), dan lapis permukaan
(surfacing), dengan kekuatan yang makin ke atas makin besar. Ada kalanya, sesuai
perhitungan perencanaan, di bawah lapis permukaan hanya ada lapis pondasi
atau lapis pondasi bawah (lantai kerja) saja, kemudian langsung tanah dasar.
Bahan untuk perkerasan jalan juga bermacam-macam, umumnya mulai dari
agregat, bahan beraspal, atau beton semen. Makalah ini meninjau kelebihan serta
kekurangan lapis permukaan jalan yang terbuat dari aspal dan beton, dengan
perhatian utama pada faktor biaya, waktu, keawetan dan kekuatan, kenyamanan
dan keselamatan, aspek konstruksi dan peralatan, serta dampak lingkungan.
Selanjutnya makalah ini menguraikan sintesis dan inovasi yang tersedia untuk
mengurangi kelemahan dari masing-masing jenis perkerasan tersebut.
SUMMARY
For servicing the passage of vehicles, on the top of sub-grade are consist
of pavement, so that the receiving load can be distributed to the value that can be
borne of that sub-grade. From efficiency point of view, pavement which are build
on the top of subgrade, usually from the bottom to up are namely sub-base, base,
and surfacing, with strength are higher to the top. Sometimes, according to design
calculation, below the surfacing, there is only base or sub-base (plat form) only,
then direct to sub-grade. Material for road pavement also varied, commonly from
aggregate, bituminous, or cement concrete. This paper review the advantages and
disadvantages the surfacing made from bituminous and concrete, with particular
attention to cost, time, durability and strength, comfort and safety, construction
and equipment aspects, and environment impact. Then, the paper describes
sinthesis and innovative which are available to reduce the disadvantages of each
type of pavement.
Keywords: bituminous pavement, concrete pavement, synthesis and innovative
Faktor Waktu
PERKERASAN BETON
Karena kekuatan beton
selesai dicor masih rendah, maka
Faktor Biaya
perlu menunggu waktu lama (~28
Biaya awal konstruksi hari) untuk bisa dilewati lalu lintas.
perkerasan beton walau masih di Karena itu untuk peningkatan
atas perkerasan beraspal, namun jalan lama, harus disediakan jalan
sementara, atau menutup sebagian
karena pemeliharaannya sedikit
lebar jalan bagi lalu lintas.
dan umur rencananya lebih
Memang ada additive untuk
panjang, maka biaya totalnya (life mempercepat kekuatan beton
cycle cost) akan lebih rendah dari sampai umur ~14 hari, namun ini
perkerasan beraspal. Untuk tentu menambah biaya, dan
kondisi tanah dasar dan umur perawatannya juga harus lebih
rencana yang sama dengan ketat. Karena konstruksi beton itu
perkerasan beraspal, keperluan kemudian cukup keras, maka bila
dibongkar atau direcycling
agregatnya lebih rendah (sangat
dibutuhkan waktu yang lama,
cocok untuk daerah dengan serta alat yang kuat (powerful).
ketersedian agregat terbatas).
Walaupun demikian bila terjadi Keawetan dan Kekuatan
kerusakan pada pelat/slab beton
Umumnya perkerasan
perlu perbaikan pada satu atau beton bila pada awal pengecoran
dua segmen dengan biaya dirawat dengan baik, umur
pembongkaran dan perbaikan pelayanannya bisa mencapai lebih
yang cukup tinggi, sehingga akan dari 20 tahun. Karena kekuatannya
menambah biaya total. Biaya yang cukup tinggi, perkerasan
beton ini cocok untuk segala jenis lintas dan tumpahan oli, namun
pembebanan lalu lintas yang berat sering secara estetika tidak
atau statis sekalipun. Syarat kedua seragam dan cenderung masih
untuk mencapai umur rencana tetap putih atau abu-abu pada
yang panjang, adalah pondasinya bagian di luar jejak roda. Karena
yang mantap (tidak turun, apalagi konstruksi beton umumnya tidak
secara parsial). Syarat ketiga porous, maka pada waktu hujan,
adalah perhatian dan pemeliharaan air yang tergenang bisa
sambungan antar segmen (joint menimbulkan slip (hydroplanning),
sealent) terhadap masuknya air terlebih untuk perkerasan beton
hujan. Berbeda dengan perkerasan yang sudah licin. Jarak pengereman
beraspal, maka perkerasan beton untuk konstruksi yang baru sangat
ini kurang sesuai untuk konstruksi baik (walaupun menimbulkan
jalan/bahu yang masih sering keausan pada ban kendaraan),
terjadi bongkar pasang jaringan namun mulai paruh umur rencana,
utilitas. kekesatan bisa menurun cepat
(polishing lebih dominan dari
Kenyamanan dan Keselamatan ageing), sehingga perlu regroving
Perkerasan beton memang bila kekesatan lebih rendah dari
tidak senyaman aspal (nilai persyaratan.
kekasaran rata-rata di atas
4m/km), terutama pada kecepatan Aspek Konstruksi dan Peralatan
tinggi, di mana selain kekasaran,
Perkerasan beton mulai
pengaruh sambungan juga terasa,
dikenal luas di Indonesia sejak
dan ini meningkatkan kebisingan.
pertengahan tahun 1980-an, di
Menambah panjang segmen
mana saat itu pabrik-pabrik semen
memang salah satu solusi, namun
masih memiliki kapasitas produksi
konstruksi sambungan membutuhkan
berlebih untuk kebutuhan domestik
desain yang lebih seksama, karena
dan ekspor. Walaupun demikian di
nilai muai dan susutnya tentu akan
awal perkembangannya tidaklah
lebih besar. Warna beton yang
terlalu intensif, mengingat belum
cenderung putih, kurang kontras
banyaknya jalur lintas kendaraan
dengan marka jalan yang juga
berat (peti kemas), harga
putih atau kuning, serta bisa
perkerasan beton yang tinggi,
melelahkan pandangan mata.
masih rendahnya jam terbang
Memang seiring perjalanan waktu,
kontraktor, dan investasi peralatan
warna beton itu akan menjadi
yang cukup besar di tengah
agak gelap karena lintasan lalu
permintaan pasar yang belum Cement Treated Asphalt
jelas. Mixing (CTAM)
Konstruksi ini terbuat dari
Dampak Lingkungan perkerasan berapal yang sangat
Dari segi bahan baku, porous, kemudian disirami dengan
energi yang dibutuhkan untuk pasta (mortar) semen. Keunggulannya
memproduksi semen atau aspal adalah kekuatannya yang jauh di
per satuan volume mungkin tidak atas perkerasan beraspal,
jauh berbeda. Namun karena mendekati kekuatan perkerasan
kebutuhan aspal dalam campuran beton. Konstruksi ini tentu saja
hanya sekitar 5-6%, sedangkan cocok untuk menahan beban yang
semen bisa lima kali lipatnya, lebih berat dari perkerasan
maka energi yang dibutuhkan beraspal, atau lokasi dengan
untuk menghasilkan bahan baku kecepatan rendah atau statis
semen akan lebih besar dari aspal (perempatan jalan, pemberhentian
untuk volume perkerasan jalan bus). Tentu saja dibutuhkan
yang sama. Walaupun demikian, peralatan penyemprot cairan
secara total karena pencampuran semen sehingga bisa masuk
semen, air, dan agregat
sampai lapis terbawah dari CTAM
merupakan proses kimia, tanpa
ini. Bila diinginkan penetrasi pasta
memerlukan pemanasan, maka
semen berlangsung normal
energi yang dibutuhkan untuk
membentuk perkerasan beton (gravitasi) tanpa tekanan, maka
jauh lebih rendah dari perkerasan campuran pasta semen harus
beraspal. didesain memiliki viskositas rendah
menyerupai air, dengan atau
SINTESIS DAN INOVASI tanpa bantuan additive, serta
dengan gradasi yang tepat
Menilik kelebihan dari
[Yamin, 2004]. Perkerasan CTAM
masing-masing jenis perkerasan
ini sudah mulai bisa digunakan
tersebut di atas, secara teoritis
untuk lalu lintas hanya beberapa
tentu bisa dibuat perkerasan baru
yang bisa meminimalisir kekurangan- jam setelah selesai dibangun.
kekurangan yang ada. Beberapa di
antaranya masih dalam taraf Beton elastis
penelitian dan pengembangan, Perkerasan ini ditujukan
dan sebagian lagi sebenarnya untuk memperbaiki sifat beton
sudah bisa diaplikasikan. sehingga bisa lebih adaptif
terhadap badan jalan yang belum ketat dan seragam, tanpa
stabil. Modifikasi yang dilakukan gangguan lalu lintas. Diperlukan
adalah dengan menambahkan truk kontainer dan crane untuk
karet atau fiber ke dalam angkutan dan operasi/pemasangan
campuran beton. Perkerasan beton precast ini. Selain itu, perlu
beton elastis ini memiliki kekuatan perhatian terhadap hubungan
yang lebih rendah dari beton antar segmen, yang biasanya tidak
biasa. Dengan kelenturan tersebut sebaik beton yang dicor setempat.
diharapkan perkerasan ini tidak
mudah patah atau retak. Overlay tipis aspal, dan jenis
Penelitian awal dengan beton semen perkerasan beton
karet [Roestaman dan Siegfried, Tujuan utama melakukan
2007], menunjukkan bahwa overlay non-struktural ini adalah
diperlukan penurunan faktor air untuk memperbaiki kenyamanan
semen menjadi sekitar 0,3 - 0,4 (warna, kekasaran, kebisingan) dan
serta bahan tambah jenis keamanan (kekesatan) perkerasan
plasticizer, untuk bisa mencapai beton. Bagian krusial dari
hasil yang optimal. pelapisan tipis ini adalah tack
coating yang bisa mempengaruhi
Beton precast ketahanan terhadap pengelupasan.
Alternatif lain untuk menambah
Dari namanya sudah bisa
kenyamanan dari segi warna
diduga bahwa tujuannya untuk
perkerasan beton, adalah
mengurangi waktu tunggu bagi
penggunaan jenis semen dengan
lalu lintas, dari 28 hari menjadi
warna yang lebih gelap.
secara drastis hanya beberapa
jam. Konstruksi ini sudah pernah
Aspal Buton (Asbuton)
dicoba di beberapa tempat, seperti
perbaikan lajur busway Jakarta, Bila pada aspal minyak
yang dilaksanakan pada malam biasa titik lembeknya 49oC, maka
hari, dan esok paginya sudah bisa pada aspal alam ini bisa mencapai
dilewati kendaraan. Pembuatan 55oC, sehingga sangat sesuai
beton precast tidak harus untuk iklim tropis seperti
dilakukan di pabrik yang jauh dari Indonesia. Dengan penetrasi aspal
lokasi proyek, tapi bisa di tempat yang rendah, maka perkerasan
sehingga mengurangi biaya Asbuton ini lebih tahan terhadap
angkut. Kelebihan lainnya adalah alur. Pada kondisi aslinya Asbuton
mutu beton yang bisa dijaga lebih ini mengandung mineral bervariasi
dari 50% hingga 90%, sehingga Gambar 1. Selain penggunaan
penggunaannya pada campuran aspal emulsi, ada juga teknologi
panas agak terbatas (dari sisi pengkabutan aspal yang disebut
perbandingan jumlah filler foamed bitumen. Riset di luar
terhadap aspal), yaitu guna negeri sudah berhasil menemukan
menghindari kerusakan crack. aspal yang hanya membutuhkan
Penggunaan Asbuton bisa dicapai temperatur sekitar 110-130oC
lebih banyak bila aspalnya untuk bisa menyelimuti agregat
diekstraksi dari mineral (baik dengan baik, serta masih mudah
secara penuh maupun sebagian). dalam pelaksanaan [Nynas, 2007].
Asbuton yang diekstraksi penuh Teknologinya berupa penambahan
(full extraction) akan bersaing sejenis bahan lilin atau plastik ke
"apple to apple" dengan aspal dalam aspal. Semuanya ini tentu
minyak. Problem utama saat ini bisa menghemat energi. Di
untuk Asbuton ekstraksi penuh Puslitbang Jalan dan Jembatan
adalah persyaratan LOH (loss on (Departemen PU), riset berupa
heating) yang sulit tercapai. penambahan bahan plastik ke
Tantangan di laboratorium adalah dalam aspal memang telah lama
mencari senyawa yang bisa dilakukan, namun fokusnya lebih
memenuhi syarat LOH tersebut. kearah perbaikan sifat kinerja
Secara teoritis senyawa ini mirip deformasi (rutting performance)
dengan minyak ringan yang campuran beraspal.
menguap dalam proses
pembuatan aspal minyak
(blowing).