0
GURU
MATA PELAJARAN I P S
Pendidikan Karakter
Terintegrasi dalam
Pembelajaran IPS
di Sekolah Menengah
Pertama
2010
IPS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
1
A. Latar Belakang
1) Tujuan
2) Input
3) Aktivitas
4) Pengaturan (Setting)
5) Peran guru
6) Peran peserta didik
2. Pelaksanaan pembelajaran
INTERVENSI
Contextual Teaching and Learning
Inti:
Eksplorasi
Pendahul Elaborasi Penutu
uan Konfirmasi p
H AB I T U AS I
Diagram 1.1: Penanaman Karakter melalui Pelaksanaan
Pembelajaran
Ada banyak nilai (80 butir) yang dapat dikembangkan pada peserta
didik. Menanamkan semua butir nilai tersebut merupakan tugas yang
9
sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih nilai-nilai tertentu sebagai
nilai utama yang penanamannya diprioritaskan. Untuk tingkat SMP,
nilai-nilai utama tersebut disarikan dari butir-butir SKL, yaitu:
1. Kereligiusan
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2. Kejujuran
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
3. Kecerdasan
Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara
cermat, tepat, dan cepat.
4. Ketangguhan
Sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak pernah putus asa
ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan tersebut
dalam mencapai tujuan.
5. Kedemokratisan
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
6. Kepedulian
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan
memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan
tatanan) di sekitar dirinya.
7. Kemandirian
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
15. Kedisiplinan
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
17. Keingintahuan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
19. Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi
milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri
sendiri serta orang lain.
22. Kesantunan
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa
maupun tata perilakunya ke semua orang.
23. Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
1. Konstruktivisme (Constructivism)
2. Bertanya (Questioning)
3. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri adalah proses pembelajaran yang diawali dengan
pengamatan dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus
menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis,
membuat pengamatan, dan menyusun teori serta konsep yang
berdasar pada data dan pengetahuan.
Langkah-langkah kegiatan inkuiri:
a) merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
b) Mengamati atau melakukan observasi
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
laporan, bagan, tabel, dan karya lain
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru, atau yang lain
Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat
mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis,
logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat
orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab.
5. Pemodelan (Modeling)
6. Refleksi (Reflection)
17
Tabel 2.1 Nilai Karakter Pokok dan Indikatornya pada Mata Pelajaran IPS
No
Nilai Karakter Utama Indikator
Tabel 2.2 Nilai Karakter Utama dan Indikatornya Pada Mata pelajaran IPS
b. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan di dalam BSE pada
umumnya ialah observasi, diskusi, tanya-jawab, pelatihan,
demonstrasi, dan pemodelan. Metode pembelajaran itu
pada umumnya diulang-ulang penggunaannya pada setiap
unit pelajaran, dari unit pelajaran pertama sampai dengan
unit pelajaran terakhir. Dengan menggunakan metode itu,
peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan refleksi.
Metode yang digunakan dalam BSE seperti dikemukakan di
atas sebenarnya sudah cukup bervariasi dan dapat
mengakomodasi tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Kelemahannya, penggunaan masing-masing metode itu
kadang tidak disertai penjelasan mengenai teknik
pelaksanaannya, tidak dilengkapi dengan instrumen atau
alat yang digunakan, dan penjelasan mengenai wujud dan
indikator capaian targetnya. Di dalam beberapa buku,
kadang instruksi yang diberikan kepada peserta didik
kurang jelas dan atau kurang lengkap prosedur dan kinerja
operasionalnya. Ada beberapa buku yang di dalamnya
disediakan instrumen bagi peserta didik dalam melakukan
kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan refleksi yang
diinginkan, tetapi beberapa buku yang lain tidak demikian.
Penulis buku cenderung menganggap peserta didik sudah
dapat melakukan kegiatan apa pun yang dimintanya,
sehingga tidak melengkapi permintaannya dengan rambu-
rambu atau panduan kegiatan. Penulis menganggap peserta
didik sudah mengetahui prosedur dan kinerja operasional
kegiatan pengamatan, diskusi, tanya-jawab, demonstrasi,
pelatihan, dan kompetisi. Dengan demikian, penjelasan
yang dikemukakan cenderung ala kadarnya.
Lebih lanjut, di dalam BSE peran guru dalam kegiatan
belajar tidak dinyatakan secara eksplisit. Demikian pula
peran peserta didik. Patut diduga, tidak setiap guru memiliki
buku petunjuk penggunaannya. Jika demikian, guru perlu
26
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam BSE pada umumnya sudah
sesuai dengan usia dan perkembangan kemampuan
kebahasaan peserta didik. Diduga, BSE memiliki
keterbacaan yang cukup tinggi. Untuk usia anak pada awal
memasuki sekolah menengah pertama, bahasa yang
digunakan dalam BSE cukup sederhana dan mudah
dipahami. Baik pilihan kata, struktur kalimat, ejaan, tanda
baca, maupun gaya bahasa yang digunakan dalam BSE
sesuai dan efektif bagi usia dan perkembangan kemampuan
peserta didik.
d. Grafika
Sebagian besar BSE disusun dengan memperhatikan dan
memenuhi prinsip-prinsip kegrafikaan. Materi ditulis
dengan huruf Tahoma, Book Antiqua, atau Time New Roman
dengan font 11 atau 12. Dengan demikian, semua materi
dapat dibaca dengan jelas. Tata letak atau layout digarap
dengan memperhatikan aspek keruangan, kemenarikan,
dan keindahan. Ilustrasi, tanda dan gambar pada umumnya
fullcolor dan disajikan dengan ukuran yang proporsional
serta relevan dengan materi pembelajaran yang
didukungnya. Jadi, secara keseluruhan, kegrafikaan dalam
BSE memenuhi syarat dan menarik.
27
BAB IV
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
DAN EKONOMI YANG BERMORAL
Topik Pembelajaran:
A. Manusia sebagai makhluk social.
B. Manusia sebagai makhluk ekonomi.
C. Manusia sebagai makhluk bermoral.
Catatan: Pembelajaran IPS di atas diambil sepenuhnya dari BSE IPS Bab IV
untuk Semester VII. Tulisan yang berwarna merah sebenarnya
adalah pendidikan karakter yang tertuang secara implisit. Untuk
terjadi internalisasi dan pembiasaan atau pembudayaaan, perlu
penambahan dan penegasan dari Guru, yang diintegrasikan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi atau latihan-latihan.
yang diatur oleh suatu cara berpikir dan cara bertindak yang
disebut ekonomis.
Catatan: Pembelajaran IPS di atas diambil sepenuhnya dari BSE IPS Bab IV
untuk Semester VII. Tulisan yang berwarna merah sebenarnya
adalah pendidikan karakter yang tertuang secara implisit. Untuk
terjadi internalisasi dan pembiasaan atau pembudayaaan, perlu
penambahan dan penegasan dari Guru, yang diintegrasikan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi atau latihan/tugas.
Jumla
No 1 2 3 4 5
h Skor
1
2
3
4
5
dst
Jumla
No 1 2 3 4 5
h Skor
1
2
3
4
5
dst
RUBRIK PENILAIAN
MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL PETA
Aspek yang dinilai
Kartografi Pewarrnaa Jumlah skor
No Nama Siswa s
Bentuk
n
Kerapian
RUBRIK PENILAIAN
KETERAMPILAN MENGGUNAKAN ATLAS
1
2
3
4
5
dst
Nilai = Skor x 5
BAB VII
SKETSA DAN PETA WILAYAH
Topik Pembelajaran:
A. Peta Mental.
B. Sketsa.
C. Peta Wilayah (tidak dibahas)
Pendahuluan
Untuk ad. 2 (tugas), perlu pengembangan lebih lanjut. Misalnya: hasil diskusi
dipresen- tasikan pada diskusi kelas, dan kelompok lain diberi
kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi serta memberikan
penilaian.
B. SKETSA
U Pasar Minggu
Jl. Pahlawan
Gedung Pertemuan
Balai Kota
Jl. Gajah
Jl. Merdeka
Jl. Matahari
kebun binatang
Simpang Lima
Jl.
Kelinci
GambarJl.2.7
Cederawasih
Sketsa gedung pertemuan
perkawinan.
TUGAS 7.2
Catatan :
1. Isi/Materi pembelajaran tidak menunjukkan kandungan nilai karakter
baik secara implicit maupun eksplisit. Guru perlu memasukkan nilai
karakter dalam materi tersebut. Caranya memasukkan nilai karakter
pada bagian tertentu yang memungkinkan, seperti pada kegiatan
pembelajaran (ntervensi 1 dan intervensi 2). dimasukkan
dalamkegiatan pembelajaran dan penilaian atau tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa.
2. Tugas 1 dan 2 sudah mengandung nilai karakter: keberagaman,
nasionalis, percaya diri, cinta ilmu, kecerdasan, kerjasama, kejujuran,
dan lain-lain. Guru boleh menambah atau mencukupkannya.
BAB III
INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI
Topik Pembelajaran:
A. Interaksi Sosial
B. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
C. Sosialisasi (tidak dibahas)
D. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian (tidak dibahas)
1. Interaksi Sosial.
a. Kerjasama
b. Akomodasi
c. Akulturasi
DAFTAR BACAAN
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Lampiran iii
A. Latar Belakang ..
1
B. Pengertian Pendidikan Karakter Terintegrasi di dalam Pembelajaran
2
C. Strategi Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
. 3
1. Perencanaan integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
.. 3
2. Pelaksanaan pembelajaran
7
DAFTAR BACAAN .
46
50