Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DIGITAL (TKF 2413)

PED 06
DAC & ADC

Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015

Disusun Oleh :
DITA ANGGRAINI ( 13/348512/TK/40949 )

Asisten Praktikum :
JOHANDI PATRIA ( 11/314344/TK/38063 )

PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
A. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Tabel Hasil Pengamatan dan Pembahasan DAC

INPUT OUTPUT
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Tegangan pada display multitester (Vdc)
0 0 0 0 0 0 0 1 1,35
0 0 0 0 0 0 1 0 1,32
0 0 0 0 0 1 0 0 1,47
0 0 0 0 1 0 0 0 1,63
0 0 0 1 0 0 0 0 1,93
0 0 1 0 0 0 0 0 1,32
0 1 0 0 0 0 0 0 3,79
1 0 0 0 0 0 0 0 6,26
0 0 0 0 0 0 0 0 1,32
0 0 0 0 0 1 1 1 1,88
0 0 1 1 1 1 1 1 2,44
0 1 1 0 0 1 1 1 3,99
0 1 1 1 1 1 1 1 4,9
1 0 0 0 0 0 0 0 6,25
1 0 0 1 1 1 1 1 7,05
1 0 1 1 1 1 1 1 7,36
1 1 0 0 1 0 0 0 9,04
1 1 1 1 1 1 1 1 9,84

Praktikum PED 06 ini menggunkan IC DAC 0808, Op-Amp, resistor 4,7 k dan kapasitor 1
nF. Bertujuan mengubah 8 bit input digital ke dalam bentuk tegangan analog. Transistor BJT
berfungsi untuk memperbesar arus yang akan melewati motor DC. Terdapat saklar D0-D7
yang dapat di atur Low (0) atau High (1) serta potensiometer 100k agar tegangan pada
display multimeter 10 Volt. DAC terdiri dari rangkaian resistor dan penguat penjumlah
seperti gambar di bawah :
Op-Amp yang digunakan di atas adalah jenis Summing Amplifier dimana tegangan keluaran
yang dihasilkan adalah :

( )

bernilai 0 atau 1 yang melambankan Low Voltage atau High Voltage. Karena

terdapat 4 resistor maka ( ). telah diatur 10 Volt,

sehingga perhitungan manual untuk masing-masing sebagai berikut :

rf ri D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Vout
9000 1E-04 0 0 0 0 0 0 0 1 0,035206384
9000 1E-04 0 0 0 0 0 0 1 0 0,070412767
9000 1E-04 0 0 0 0 0 1 0 0 0,140825535
9000 1E-04 0 0 0 0 1 0 0 0 0,28165107
9000 1E-04 0 0 0 1 0 0 0 0 0,563302139
9000 1E-04 0 0 1 0 0 0 0 0 1,126604278
9000 1E-04 0 1 0 0 0 0 0 0 2,253208556
9000 1E-04 1 0 0 0 0 0 0 0 4,506417112
9000 1E-04 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9000 1E-04 0 0 0 0 0 1 1 1 0,246444686
9000 1E-04 0 0 1 1 1 1 1 1 2,218002172
9000 1E-04 0 1 1 0 0 1 1 1 3,62625752
9000 1E-04 0 1 1 1 1 1 1 1 4,471210729
9000 1E-04 1 0 0 0 0 0 0 0 4,506417112
9000 1E-04 1 0 0 1 1 1 1 1 5,597815007
9000 1E-04 1 0 1 1 1 1 1 1 6,724419285
9000 1E-04 1 1 0 0 1 0 0 0 7,041276738
9000 1E-04 1 1 1 1 1 1 1 1 8,977627841
Keterangan rumus :

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari D0 ke D7 tegangan yang dihasilkan semakin
besar. Secara logika seharusnya tegangan terkecil ada pada D0, akan tetapi D0 lebih tinggi
daripada D1. Hal ini secara teori tidak mungkin terjadi, akan tetapi dalam prakteknya,
berbagai error yang dapat disebabkan baik oleh human error atau kesalahan alat. Semakin ke
D7 dalam logika 1 maka tegangan yang dihasilkan akan semakin besar, sehingga D7 adalah
MSB ( Most Significant Bit ). Dimana MSB adalah bit yang paling berpengaruh dan memiliki
nilai yang paling besar. Letak dari MSB adalah bit yang paling kiri. Semakin kiri, maka
perpangkatan dari 2n semakin besar. Sedangkan LSB( Least Significant Bit ) adalah bit
dengan nilai yang paling kecil dan terletak paling kanan, karena nilainya adalah 20. Nah, pada
praktikum ini, mengapa terjadi hal yang aneh? Kenapa bit D0 malah lebih besar dari bit D1?
Bagimanapun juga, secara teori seharusnya D0 mengeluarkan tegangan yang paling kecil.
Kembali lagi ada kemungkinan-kemungkinan error pada praktek. Bisa jadi, pada saat
pengukuran tegangan output D0, masih ada noise yang tertinggal di multitester dari
pengukuran-pengukuran sebelumnya. Alhasil, data yang dihasilkan tidak akurat. Akan tetapi,
seharusnya LSB berada pada D0 atau bit yang paling kanan.

Jika kita bandingkan antara perhitungan dengan hasil pengukuran adalah sebagai berikut :

Nah jika kita perhatikan, terdapat perbedaan antara


hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Hal tersebut
dikarenakan mungkin karena sensitivitas alat yang
kurang dimana potensiometer yang digunakan jauh
melampaui besar yang dianjurkan dimodul. Pada
modul praktikum potensiometer yang digunakan
adalah 10 k, akan tetapi dikarenakan potensiometer
10 k tidak memberikan tegangan 10 Volt maka
potensiometer yang digunakan adalah 100 k. Selain
itu yang saya rasakan pada saat praktikum kemarin,
kelompok saya kurang hemat jumper sehingga
terdapat begitu banyak jumper dan rangkaian menjadi
begitu rumit. Hal itu menyulitkan dalam memeriksa
rangkaian apabila ada kemungkinan terjadi kesalahan.
Selain itu, jumper yang begitu rumit juga dapat menyebakan banyak tegangan yang hilang
selama mengalir dalam jumper yang terlalu panjang. Kemudian, mari kita amati bit terendah
yang dapat memutar motor DC.

- Bit terendah yang dapat memutar motor DC


INPUT OUTPUT
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Tegangan pada display multitester (Vdc)
0 0 0 0 0 0 0 0 1,33

Setelah melakukan percobaan, didapat motor DC tetap dapat berputar meskipun semua
switch D0-D7 dimatikan. Mengapa hal ini dapat terjadi? Mengapa 00000000 tetap memiliki
tegangan output? Saya sendiri masih belum terlalu paham terhadap materi ini, selain di kelas
DAC maupun ADC belum diajarkan, saya juga begitu awam dengan ilmu elektronika digital.
Ini adalah kali pertama daya mempelajari elektronika digital, dan begitu banyak hal yang
belum saya ketahui. Nah, dengan segala keterbatasan pengetahuan itu, saya mencoba
menebak. Mungkin meskipun switch D0-D7 dimatikan,pada prakteknya tetap ada tegangan
yang terbaca. Hal itu menunjukkan lagi-lagi adanya kesalahan entah pada rangkaian atau
pada alat ukur, atau menunjukkan adanya noise pada saat pengukuran. Pada saat itu
rangkaian begitu rumit, dengan begitu banyak jumper. Saya pribadi tidak cukup teliti untuk
merunut kesalahn-kesalahan rangkaian yang mungkin terjadi. Jika kita perhatikan beberapa
bagian dari tabel pengukuran sebelumnya :

INPUT OUTPUT
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Tegangan pada display multitester (Vdc)
0 0 0 0 0 0 0 1 1,35
0 0 0 0 0 0 1 0 1,32
0 0 0 0 0 0 0 0 1,32
Jika diperhatikan tidak ada perbedaan yang akurat antara 00000000, 00000001, 00000010
dalam keluaran tegangan. Itu artinya LSB sangat kecil, dan perubahan yang terjadi sangat
kecil pada bit-bit awal.

- Tabel Hasil Pengamatan dan Pembahasan ADC

ADC ( Analog to Digital Converter ) yang digunakan adalah tipe 0804. Selain ADC,
dibutuhkan pula potensiometer, resistor, dan LED. ADC berlawanan dalam prinsip kerja
dengan DAC. Jika DAC mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog, maka ADC dapat
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Dalam pengkondisian rangkaian,
potensiometer diputar sedemikian rupa hingga tegangan yang masuk ke Vreff adalah 2,5 V
( Vcc ). Vreff berada pada pin 9 pada gambar di bawah ini :
Kaki Vcc dihubungkan dengan tegangan +5 Vdc. Dan pin 1 dihubungkan dengan ground.

Data hasil percobaan Analog to Digital Converter dapat dilihat seperti di bawah ini:

INPUT OUTPUT
NO
Vin( volt ) D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 1 1 1 1 1 1
3 2 0 1 1 1 0 1 1 1
4 3 1 0 1 1 0 0 0 1
5 4 1 1 1 0 1 1 1 1
6 5 1 1 1 1 1 1 1 1
7 3,3 1 1 0 0 0 0 1 1
8 4,5 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1,5 0 1 0 1 1 0 0 1
10 1,7 0 1 1 0 0 1 1 1
Kita bisa lihat LSB yang ada , yaitu pada bit D0. Sebenarnya disini D0 memberikan hasil
keluaran tegangan yang paling kecil, dan D7 sebagai MSB memberikan hasil tegangan yang
paling besar. Angka 0 atau 1 yang ada pada D0-D7 di atas melambangkan berbagai
kombinasi biner untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan. D0 sebagai LSB akan
memberikan tegangan keluaran yang paling kecil, dan D7 sebagai MLB akan memberikan
peranan dalam tegangan keluaran dengan nilai paling besar.
- Beda resolusi 8 bit dan 16 bit

Resolusi adalah perubahan masukan terkecil yang menyebabkan berubahnya output ( Modul
PED06 ). Resolusi dapat pula diartikan sebagai jumlah bit biner dalam keluaran konversi
yang menyatakan banyaknya kemungkinan koder yang muncul (BIT), melalui persamaan :

( Maini, 2007 ). Dengan demikian resolusi 8 bit berarti baik dalam ADC maupun
DAC akan terdapat kemungkinan nilai biner yang muncul ( dari 0-255 ). Nilai
ADC yang dihasilkan tergantung dari tegangan masukan analog, tegangan referensi, dan
jumlah kemungkinan kode , dimana :

Pada resolusi 16 bit, maka akan ada kemungkinan nilai biner yang muncul (
dari 0-65.535 ). Pada berbagai perangkat, perangkat yang memiliki resolusi 16 bit akan
mampu membuka program-program dengan resolusi 8 bit. Akan tetapi tidak sebaliknya.
Perangkat dengan resolusi 8 bit akan bekerja dengan sangat berat bila dipaksa bekerja dengan
resolusi 16 bit.

- Berapa bit alat ADC yang kita perlukan agar dapat mengukur perubahan 0,05
volt ?

Dapat kita lihat data dari ADC dimana tegangan 1 Volt menghasilkan tegangan 00111111.
Jika kita hitung, bilangan biner tersebut bernilai

. Sehingga nilai untuk 1 bit adalah . Dari

sini kita lihat bahwa resolusi 8 bit tidak cukup untuk membaca perubahan 0,05 volt. Sehingga
kita membutuhkan resolusi 16 bit untuk dapat membaca perubahan yang lebih kecil.

B. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan beberapa poin di bawah ini :

1. DAC bekerja dengan mengubah sinyal-sinyal digital 0 atau 1 menjadi sinyal-sinyal


analog dan bekerja menggunakan prinsip op-amp.
2. ADC mengubah sinyal-sinyal analog menjadi digital.
3. LSB adalah bit yang paling tidak berperan dan terletak pada bit paling kanan,
sedangkan MSB adalah bit yang paling berperan dalam perubahan tegangan dan
terletak pada bit paling kiri.
4. Resolusi 8 bit dan 16 bit memiliki perbedaan sangat besar. Pada resolusi 8 bit, akan
ada 28 kemungkinan perubahan tegangan output, dan pada resolusi 16 bit, akan ada
216 kemungkinan perubahan tegangan.
5. Piranti dengan bit lebih besar dapat membuka program untuk bit lebih kecil, namun
tidak sebaliknya.
C. SARAN

Untuk praktikum selanjutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Jangan menggunakan terlalu banyak jumper dan buat rangkaian yang seefisien
mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

A.K. Maini, Digital Electronics Principles, Devices and Applications, John Wiley & Sons: Chicester,
2007, pp. 473 477.

Modul PED 6 Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai