Anda di halaman 1dari 11

TUGAS GAYA BERAT DAN MAGNETIK

Hubungan Antara Anomali Magnetik Dengan Inklinasi, Deklinasi, Arah


Medan Magnet Bumi Dan Metode Gravitasi

Disusun oleh:

Handayani Hadiyat 12314004


Nimas Nurul Hamidah 12314012
Nuresi Rantri DWN 12314060

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
Hubungan Metode Magnetik dengan Metode Gaya Berat

Hubungan yang menunjukkan keterkaitan antara potensial gravitasi dan potensial


magnetik adalah hubungan Poisson (William Lowrie, 2007). Potensial skalar magnetik
suatu elemen material magnetik dan gaya gravitasi suatu elemen massa mempunyai
kesamaan, keduanya mempunyai besar yang berbanding terbalik dengan jarak sumbernya.
Hal ini bisa digunakan untuk menurunkan hubungan antara medan gravitasi dan magnetik.
Misal terdapat tubuh dengan magnetisasi uniform M dan densitas S seperti pada Gambar

Gambar 1 Hubungan Poisson untuk tubuh dengan magnetisasi dan densitas uniform.
Potensial magnetik pada titik manapun proporsional dengan komponen gravitasi yang
searah dengan magnetisasi (Blakely,1995).
Potensial skalar magnetik diberikan oleh persamaan:

....(1)
dan potensial gravitasi ditulis:

Maka
..... (2)

Jika persamaan (1) di substitusi ke dalam persamaan (2)


diperoleh

Dimana gm merupakan komponen gravitasi yang searah dengan magnetisasi.


Persamaan diatas disebut Persamaan Poissons, yang menunjukkan bahwa jika (a) batas
sumber dari gravitasi dan magnetik adalah sama dan (b) yaitu magnetisasi dan densitas
juga sama, maka potensial magnetic sesuai dengan komponen daya tarik gravitasi yang
searah dengan magnetisasi seperti pada Gambar 1. Apabila diasumsikan bahwa M dan
konstan, namun kita dapat mempertimbangkan distribusi variabel dari magnetisasi atau
densitas persamaan (3) dapat digunakan untuk masing- masing bagian kecil ini dan
dengan bantuan prinsip superposisi, sangat cocok untuk distribusi variabel dari
densitas dan magnetisasi.
Baranov dalam Blakely (1995) menjelaskan aplikasi hubungan Poissons dimana
anomali medan magnet total diubah menjadi anomali gravitasi yang akan diamati jika
distribusi magnetisasi diganti dengan distribusi densitas (bernilai konstan disepanjang
sumber). Dia menyebut hasil kuantitas tersebut sebagai anomali pseudogravitasi dan
transformasi itu sendiri umumnya disebut trasformasi pseudogravitasi seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 anomali magnetik dan transformasi pseudogravitasi (Blakely,1995).

Transformasi pseudogravitasi memiliki beberapa aplikasi penting. Beberapa unit


geologis dapat bersifat sangat magnetik dan memiliki anomali densitas. Pluton mafik yang
dikelilingi oleh batuan sedimen, dapat menghasilkan anomali magnetik dan gravitasi.
Anomali pseudogravitasi, yang dihitung dari medan magnet terukur dapat dibandingkan
secara langsung dengan perhitungan medan gravitasi. Perbandingan seperti itu, dapat
membantu interpretasi bentuk dan ukuran sumber atau paling tidak dapat digunakan untuk
investigasi perbandingan dan bagaimana variasinya di dalam sumber (Agarwal, Bott dan
Ingles, Cordell dan Taylor, Chandler dan Malek dalam Blakely, 1995).
Transformasi pseudogravitasi bisa menjadi strategi yang berguna dalam
menginterpretasi anomali magnetik, bukan karena distribusi massa berhubungan
dengan distribusi magnetik, namun karena anomali-anomali gravitasi pada tubuh berbentuk
tabular memiliki gradien horisontal yang paling curam pada ujung-ujungnya, dan sifat ini
dapat dimanfaatkan pada interpretasi magnetik dengan merubah anomali magnetik
menjadi anomali pseudogravitasi dan mencari anomali pseudogravitasi untuk gradien
horisontal maksimum
Gradien horisontal tercuram dari anomali gravitasi gz (x,y) atau anomali
pseudogravitasi yang disebabkan oleh benda batangan cenderung ada pada tepi benda.
Tentu saja gradien tercuram akan terlokalisasi secara langsung di atas tepi benda tersebut.
Besarnya gradien horisontal anomali gravitasi atau anomali pseudogravitasi dinyatakan
sebagai berikut:

dengan:
(x,y) = harga gradien horisontal pada (x,y)
gz(x,y) = harga anomali pseudogravitasi pada (x,y)

Medan Magnet Bumi

Bumi merupakan sebuah benda magnet raksasa, letak kutub utara dan selatan
magnet bumi tidak berimpit dengan kutub geografis. Pengaruh kutub utara dan selatan
magnet bumi dipisahkan oleh khatulistiwa magnet. Intensitas magnet akan bernilai
maksimum di kutub dan minimum di khatulistiwa. Karena letaknya yang berbeda terdapat
perbedaan antara arah utara magnet dan geografi yang disebut sebagai deklinasi.

Gambar 1. Bumi sebagai batang magnet raksasa dengan garis-garis gayanya.

Sifat kemagnetan bumi ditimbulkan karena adanya arus listrik di lapisan inti luar
Bumi yang tersusun dari besi dan nikel cair. Hal ini dapat diibaratkan Bumi sebagai dinamo
raksasa dimana terdapat perputaran cairan di inti-luar bumi yang diakibatkan adanya
perbedaan suhu atau disebut geodinamo.

Berdasarkan penelitian Gauss dapat disimpulkan bahwa :


1. Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam Bumi
2. Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik
potensial dwikutub di pusat Bumi.
3. Dwi kutub Gauss ini mempunyai kemiringan 11.5o terhadap sumbu geografi.

Gambar 2 Lapisan medan magnet Bumi (Sabuk Van Allen)

Elemen medan magnet bumi yaitu: deklinasi, Inklinasi, intensitas horisontal, medan
magnetik total.
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal (utara
geografis) yang dihitung dari utara menuju timur .
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
Medan magnetik total (B), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian, yaitu medan magnet utama, medan magnet
luar, dan medan magnet anomali.
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2 .
Medan magnet luar (external field) , Pengaruh medan magnet luar berasal dari
pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh
sinar ultraviolet dari matahari.
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan
magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti
magnetite (Fe7S8 ), titanomagnetite (Fe2TiO4 ) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Sifat Anomali Magnetik
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis
besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan
magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap
magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan
peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang
diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila
arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya
bertambah besar ( positif). Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan
remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet
utama bumi (Telford, 1976), sehingga dalam pengukuran medan magnet yang
berlaku adalah medan magnet total bumi, medan magnet utama bumi, medan magnet luar,
dan medan magnet anomali.

Gambar 3. Kutub magnetic bumi berdasar inklinasi dipole . Dari Me-Elhinny (1973) dan
Skematik arus induksi magnetic bumi yang disebabkan medan magnetic utama. Sharma
(1986)
Medan magnetic bumi
dideskripsikan dalam arah
deklinasi D, inklinasi I, dan total
gaya vector F. Pada inklinasi 900,
yakni pada kutub selatan
magnetic, kita akan mendapatkan
suatu titik dimana memiliki
respon anomaly magnetic
mendekati grafik parabola dengan
punvak minimum. Sementara
pada daerah equator magnetic,
grafik anomaly ditunjukkan
dengan bentuk horizontal karena
inklinasi bernilai 00 ( ditunjukkan
pada gambar 5).

Gambar 4. Elemen medan


magnet; inklinasi I,Deklinasi D,
dan total gaya magnetik F.

Gambar 5. Variasi Inklinasi dengan lintang


Gambar 6. Total anomaly medan magnet dihasilkan dari body local magnet,(A) Famb
memiliki harga ribuan nT, (B) Sebuah body memiliki induksi magnet (Find) dengan harga
ratusan nT sehingga total medan magnet adalah jumlah (Find) dan (Famb), (C) Profil
anomaly total (F) dari pengurangan medan magnet total (F) oleh medan magnet kerak
(Famb) (Butleer, 1992)

Pengaruh Inklinasi dan Deklinasi pada Anomali Magnetik

Gambar 7. Variasi respon anomali magnetik untuk monopole dan dipole terhadap inklinasi
Berdasarkan prinsip yang telah dipaparkan sebelumnya terkait sifat anomaly
magnetik, bisa disimpulkan bahwa hasil pengukuran kuat medan magnet di permukaan bumi
sangat dipengaruhi oleh posisi pengukuran khususnya yang berkaitan dengan posisi sudut
inklinasi dan deklinasi yang menjadi penentu arah medan magnetic bumi sebagai factor
magnetic utama. Bentuk anomali medan magnet dipengaruhi oleh inklinasi,deklinasi dan arah
medan magnet bumi. Tampak anomali pada daerah equator akan berbeda dengan anomali
yang ada pada daerah kutub. Hal itu disebabkan oleh perbedaan inklinasi dan deklinasi kedua
daerah tersebut. Inklinasi dan deklinasi menentukan arah medan magnet induksi dari bumi.
Intensitas magnet akan bernilai maksimum di kutub dan minimum di khatulistiwa. Intensitas
magnetic bumi pada komponen vertical dari medan magnet bumi bervariasi terhadap nilai
lintang, nilai minimum sekitar 30 000 nT pada equator magnetic dan 60 000 nT pada kutub
magnetic.

Gambar 8. Anomali positif terjadi ketika arah medan magnet bumi (induksi) searah
dengan medan magnet benda penyebab anomali (medan magnetik remanen) dan begitupun
sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Geldart, L.P., R.E.Sheriff, W.M. Telford. 2004. Applied Geophysics. New York : Cambridge
University Press
Reynolds, John M., 1997. An Introduction to Applied Geophysics andEnvirontmental
Geophysics. New York : John Wiley & Sons Ltd.

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40039-1110100022-Paper.pdf

Anda mungkin juga menyukai