Disusun oleh:
Renanthera Arsia Sukma F 21040115120018
Septya Unzillarachma 21040115120026
Devi Rahma Jayanti 21040115120066
Evira Yubelta 21040115130120
Ilmu perencanaan wilayah dan kota sangat erat kaitannya dengan sarana dan prasarana
yang ada di perkotaan. Salah satu sarana dan prasarana yang penting dalam perencanaan kota
adalah transportasi. Seiring dengan pertumbuhan kota maka akan menimbulkan berbagai
permasalahan, salah satunya adalah kemacetan. Untuk mengatasi permasalah kemacetan,
diperlukan kebijakan mengenai angkutan umum yang baik untuk mengatasinya sebagai contoh,
Kota Jakarta yang mempunyai moda angkutan umum busway, perlu mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi penilaian kualitaas mutu pelayanan busway kepada para
penumpangnya. Hal ini penting untuk dapat meningkatkan pelayanan busway kedepannya.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap presepsi penumpang akan
mutu pelayanan busway maka dilakukan analisis faktor.
Analisis faktor adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang
mampu menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai indikator independen yang
diobservasi. Analisis faktor merupakan salah satu prosedur reduksi data serta salah satu alat
untuk menguji alat ukur dalam metode statistic multivariate (Dillon and Goldstein, 1984), ada
tiga fungsi utama analisis faktor, yaitu :
1. Mereduksi banyaknya variabel penelitian dengan tetap mempertahankan sebanyak
mungkin informasi data awal. Banyaknya variabel awal dapat dikurangi menjadi
beberapa variabel yang jumlahnya sedikit dengan tetap mempertahankan sebagian besar
variasi data.
2. Mencari perbedaan kualitatif dan kuantitatif dalam data, dalam situasi dimana terdapat
jumlah data yang sangat besar.
3. Data digunakan pula untuk menguji hipotesis tentang perbedaan kualitatif dan
kuantitatif dalam data penelitian.
Analisis faktor memiliki beberapa kelebihan yaitu, dapat mengungkapkan karakteristik
dominan yang dimiliki unit data operasi, menganalisis sejumlah variabel awal penelitian dan
menganalisis korelasi antar variabel awal tersebut. Dapat menggabungkan atau mengagresikan
sejumlah variabel awal yang diteliti sejumlah variabel laten yang lebih sedikit. Sedangkan
kegunaan analisis faktor dalam Perencanaan Wilayah dan Kota yaitu; dalam pemetaan dan
pengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik faktor tertentu, dan juga sebagai
pemeriksaan validitas dan reabilitas instrument-instrumen penelitian (hasil survey dan lain
sebagainya) terkait dalam bidang perencanaan. Mempermudah interpretasi dari hasil-hasil
analisis karena data yang ada dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil,
sehingga didapatkan informasi yang realistis, berguna dan mudah untuk diolah lebih lanjut.
II. Tujuan
1. Mengetahui cara kerja dalam analisis faktor dalam menganalisis suatu masalah.
2. Mengetahui dalam menganalisis faktor-faktor tingkat pelayanan moda transportasi
Ibukota Jakarta.
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pelayanan moda
transportasi Ibukota Jakarta.
III. Data
A. Data Teknis dan Operasional
Penelitian ini memfokuskan analisisnya pada bus way Koridor I Blok M Kota berikut
adalah spesifikasi koridor, armada bus, kinerja pelayanan, dan operasionalnya :
1. Spesifikasi koridor
a. Panjang rute : 12,9 km
b. Jumlah halte : 20 halte
c. Jarak rata rata halte : 650 m
d. Transfer koridor (sementara sampai dengan pengoperasian Harmoni Central Bus
Way (HCB) :
Koridor I (Blok M Kota) menuju Koridor 2 (Pulo Gadung Harmoni) dan
sebaliknya di halte Monas
Koridor I (Blok M Kota) menuju Koridor 3 (Kalideres Harmoni) dan
sebaliknya di halte Sawah Besar
2. Spesifikasi armada bus
a. Banyaknya armada : 91 armada
b. Kapasitas penumpang : 85 penumpang ( 30 tempat duduk, 55 berdiri)
3. Spesifikasi pelayanan operasional
a. Headway
Jam sibuk : 2 menit
Jam biasa : 3 menit
Jam pelayanan : 05:00 22:00
Pengaturan interval keberangkatan :
Hari
Hari Kerja (Senin-Jumat)
Sabtu/Minggu/Libur
Periode Waktu
Deti Jumlah Deti Jumlah
Menit Menit
k Bus k Bus
05:00-06:00 4.5 270 20 5.6 337. 16
5
06.00-07:00 2.3 135 40 4.5 270 20
07:00-08:00 1.3 77.1 70 3.0 180 30
08:00-09:00 1.3 77.1 70 3.0 180 30
09:00-10:00 2.0 120 45 1.8 108 50
10:00-11:00 2.0 120 45 1.8 108 50
11:00-12:00 1.6 98.2 55 1.8 108 50
12:00-13:00 1.6 98.2 55 1.8 108 50
13:00-14:00 1.6 98.2 55 1.8 108 50
14:00-15:00 1.6 98.2 55 1.8 108 50
15:00-16:00 1.6 98.2 55 1.8 108 50
16:00-17:00 1.2 72 75 1.8 108 50
17:00-18:00 1.2 72 75 1.8 108 50
18:00-19:00 1.5 90 60 2.0 120 45
19:00-20:00 1.8 108 50 2.3 135 40
20:00-21:00 3.0 180 30 3.0 180 30
21:00-22:00 4.5 170 20 4.5 270 20
Sumber : BP. Trans Jakarta 2004
Tabel 5. Tabel Responden Menurut Akses Kendaraan yang Digunakan untuk Menuju Bus Way
Tabel 6. Tabel Responden Menurut Alternatif Kendaraan yang dipergunakan Selain Bus Way
Kondisi perparkiran saat ini di lapangan adalah bahwa area parkir untuk kendaraan roda
dua dan roda empat pada dua halte yaitu halte asal Blok M dan halte tujuan kota masih
menjadi kendala dan permasalahan yang serius. Ini disebabkan karena kedua lokasi tersebut
tidak mempersiapkan area parkir untuk khusus pengguna bus way Trans Jakarta dan tidak
ada penambahan area parkir yang baru. Pada saat ini lokasi parkir yang digunakan masih
menggunakan fasilitas area parkir milik instansi atau kantor kantor disekitar lokasi dua
halte tersebut serta menggunakan bahu dan sebagian badan jalan di area yang berdekatan
dengan dua halte tersebut. Berikut ini adalah hasil observasi lapangan area parkir yang
sudah tersedia didua lokasi halte tersebut yang dikelola sendiri oleh masing masing pihak
instansi atau kantor tersebut.
1. Lokasi Halte Asal (Blok M)
a. Aldiron Pasar Jaya Blok M
b. Golden Trully Plasa
c. Blok M Mall
d. STBA Pertiwi
e. Pasar Raya Mall
2. Lokasi Halte Tujuan (Kota)
a. Stasiun Kereta Api Kota
b. Taman Stasiun Kota
c. Kantor Asuransi Jasindo
d. Kantor Pajak Penjaringan
e. Kantor BNI 46, BI, Bank Mandiri, Bank Buana, Bank DKI
f. SLTPN 22 Jakarta dan SD 06 Pinangsia
C. Proses Data
1. Memasukkan data kedalam SPSS. Sebelumnya mengatur variabel view yaitu mengisi
Name, Type, Width, Decimal, Label, Values, Missing, Columns, Align, Measure.
2. Melakukanan analysis faktor dengan cara analysis > Dimenssion Reduction >
Factor > sehingga muncul tabel dialog.
3. Kemudian untuk analysis selanjutnya dengan memasukan semua variabel pada kolom
Variabels > descriptives > ceklist pada kolom statistics > ceklist pada semua tools
pada kolom Correlation Matrix kecuali Inverse dan Reproduced.
4. Melanjutkan proses analisis yaitu dengan tools Exraction > Method (Principal
Components) > Analyze (Correlation Matrix) > Display (ceklist all) > Extract
(Based on Elgenvalue) > Continue.
5. Melanjutkan analisis dengan tools Rotation > kemudian muncul tabel dialog >
pada Method pilih None (varimax) > Display (ceklist all) > continue.
6. Melanjutkan analisis dengan tools Options > Missing Values (Exclude cases
listwise) > Coefficient by size (ceklist all) > continue.
7. Setelas semua terisi dengan pilihan yang diharuskan, kemudian pilih tools Ok.
c. Proses Faktoring
Pada tabel Component Matrix adalah tabel yang menjelaskan dan membantu untuk
mengelompokkan faktor baru yang terbentuk. Pada analisis faktor digunakan empat faktor
yaitu Kendaraan selainnya, Pendapatan, Menuju Halte, dan Keperluan perjalanan. Keempat
faktor yang ada memiliki nilai component lebih dari 0,5 sehingga tidak diperlukan rotai
ulang. Berdasarkan hasil dari analisis dengan SPSS ini ketahui nilai Component 1 yang
paling dominan adalah pada faktor kendaraan selainnya dengan nilai korelasi 0,781.
Setelah diketahui faktor paling dominan dan juga terbentuk satu faktor dengan tiga
subfaktor lainnya. Maka semua faktor menjadi satu faktor baru yang perlu diberi nama yang
melingkupi subfktor tersebut. Maka faktor baru yang berisi pendapatan, keperluan
perjalanan, kendaraan selain dan menuju halte menjadi Efektifitas Bus Way.
e. Dua dimensi
V. Kesimpulan
Pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan analisis faktor adalah untuk
mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pelayanan moda
transportasi Ibukota Jakarta. Dari analisis yang sudah dilakukan dapat disimpulkan faktor
yang paling dominanadalah faktor kendaraan lainnya. Selain faktor yang paling dominan,
terbentuk juga satu faktor baru dengan tiga subfaktor lainnya. Faktor baru tersebut terbentuk
dari faktor pendapatan, keperluan perjalanan, kendaraan lain, dan menuju halte. Faktor baru
tersebut kemudian dinamakan efektifitas busway.
Daftar Pustaka
Wardhana, A., Kartawinata, B, R., Syahputra. (2015). Metode Riset Bisnis. Bandung: PT. Karya
Manunggal Lithomas