Anda di halaman 1dari 11

SENIN, 31 OKTOBER 2016

MAKALAH PRESENTASI KASUS KEDUA


BIDANG KERUMAHSAKITAN

JUMAT, 4 NOVEMBER 2016

Oleh
Kelompok:4

Dian Fatmawati (O 121 16 006)


Priskha Florancia Pirade (O 121 16 014)
Andi Moh Iekram (O 121 16 008)
Hasim Djamil (O 121 16 010)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016
SENIN, 31 OKTOBER 2016

KASUS HERNIA ABDOMINALIS

1. Signalement
Nama : Chiko
Jenis Hewan/ Spesies : Anjing
Ras/Breed : Cihuahua
Warna Bulu dan Kulit : Cokelat
Jenis Kelamin : Betina
Umur : 10 Tahun
Berat Badan : 5 kg
Tanda Khusus :-
2. Anamnesis
Pasien ( anjing) 3 minggu lalu berkelahi dengan anjing besar dan tergigit pada bagian
abdominalis. Akibat kejadian itu muncul benjolan di daerah sekitar dan pasien ini
mengalami muntah-muntah, 2 hari tidak buang air besar.
3. Temuan klinis/hasil pemeriksaan klinis
- Daerah abdomen mangalami pembengkakan akibat peritonitis.
- Terdapat penonjolan di daerah sekitar abdominalis yang konsistensinya padat-lunak.
4. Bantuan pemeriksaan laboratorium/penunjang diagnosis nekropsi pada daerah yang
mengalami benjolan.
5. Diagnosis
Hernia Abdominalis
6. Defferential diagnosis
Tumor
7. Penanganan selama di KHP FK Unhas.
Hewan mati -> nekropsi (untuk memastikan penyebab kematian)

Hewan hidup -> dilakukan incisi pada benjolan kemudian kapsul (peritonium) dibuka
kemudian cincin hernia dinsisi kemudian menarik organ (usus) keluar untuk melihat sejauh mana
nekrosis yang terjadi. Setelah memastikan lokasi nekrosis kemudian bagian usus yang masih
normal diligasi dan dilakukan enterektomi pada bagian usus yang mengalami nekrosis. Setelah
itu, usus dijahit kembali dengan metode end to end dengan metode kemudian di reposisi ke
SENIN, 31 OKTOBER 2016

posisi semula. Kemudian cincin hernia yang mengalami nekrosis dibuang. Setelah itu cincin
hernia dan bagian cincin yg diperbesar dijahit kembali dengan metode lambert. Kemudian kulit
dijahit dengan metode simple interupted.

Gambar 1. Chiko Gambar 2. Incisi benjolan/ massa

Gambar 3. Proses incisi lapisan kulit Gambar 4. Incisi kapsula hernia


SENIN, 31 OKTOBER 2016

Gambar 5. Lapisan kapsula hernia Gambar 6. Organ (usus) yang mengalami hernia

Gambar 7. Organ (usus) yang mengalami Gambar 8. Cincin hernia


nekrosis

TINJAUAN PUSTAKA
SENIN, 31 OKTOBER 2016

Hernia merupakan penonjolan keluar dari suatu organ atau bagiannya melewati suatu cincin yang
masih di dalam rongga anatomis tubuh. Hernia biasanya terjadi penonjolan keluar dari isi
abdomen melewati lubang pada dinding abdomen, diafragma, atau perineum. Adanya cincin atau
dinding yang terbuka merupakan faktor utama terjadinya hernia. Bagian anatomis terjadinya
hernia biasanya digunakan untuk klasifikasi hernia (Read dan Bellenger, 2003).
Hernia dapat diklasifikasikan menjadi hernia dapatan maupun kongenital. Hernia dapatan dapat
disebabkan oleh salah satunya adalah trauma bedah atau terbukanya luka sayatan bedah (Read
dan Bellenger, 2003).

Terapi yang dapat dilakukan untuk menangani kasus ini adalah tindakan pembedahan abdomen
ventral medianus untuk mengeksplorasi cincin hernia (Fossum, 2007). Keberhasilan dari
tindakan bedah ini tergantung dari tingkat keparahannya.

Pembagian Hernia
Secara klinis hernia dibagi menjadi: a) hernia reponabilis yaitu dapat dimasukkan tanpa operasi,
b) hernia irreponabilis yaitu hernia tidak dapat kembali tanpa harus dioperasi (strangulasi), dan c)
hernia ingkarserata adalah hernia irreponabilis disertai gejala illeus, akibat mengalami
perlengketan. Berdasarkan dapat tidaknya hernia terlihat dari luar, maka hernia dapat dibagi
menjadi hernia internal dan hernia eksternal (Tjahjadi, 2009). Ketika penonjolan dapat didorong
masuk kembali ke abdomen, hernia dikatakan redusibel. Ketika tidak dapat, hernia dikatakan
ingkarserata. Hernia ingkarserata menjadi strangulasi jika suplai darah ke jaringan kurang
(Eldredge, 2008).

Tipe hernia paling umum adalah hernia umbilical. Hernia tersebut terjadi ketika pusar perut anak
anjing tidak tertutup dengan baik setelah lahir. Lubang yang biasanya sedikit kecil dan muncul
sebagai kantung ditengah perut, ditutupi oleh kulit. Hernia umbilikus tidak darurat dan dapat
diperbaiki ketika hewan steril. Perbaikan hernia umbilikus melalui pengambilan beberapa
jahitan pada dinding abdominal dan kulit. Insisi steril biasanya dapat diperluas sampai kedalam
dan kemudian penutup hernia umbilikus (Mitchell, 2004).
Tipe lain, disebut dengan hernia inguinal, muncul sebuah kantung pada regio paha. Lemak
abdominal atau organ dapat didorong keluar dari lubang ini pada dinding abdominal. Hernia
SENIN, 31 OKTOBER 2016

inguinal dapat karena gangguan congenital atau terjadi sebagai hasil dari trauma fisik. Hernia
inguinal biasanya tidak berbahaya, tapi karena dapat meluas, harus segera ditangani (Mitchell,
2004).
Dua hernia lain yang biasanya ditemukan di anjing adalah hernia diafragmatika dan hernia
pericardial-diafragmatika. Tipe hernia ini terjadi pada rongga dada dan didiagnosa dengan sinar
X. Hernia diafragmatika sering karena trauma. Hernia perikardial-diafragmatika merupakan
gangguan congenital (Mitchell, 2004).

Hernia abdominal biasanya terjadi sekunder sampai trauma, seperti kecelakaan atau luka gigitan;
biarpun, adakalanya terjadi sebagai lesi congenital. Hernia abdominal cranial congenital (dengan
kata lain cranial sampai umbilicus) telah dilaporkan berhubungan dengan peritoneoperikardial
hernia diafragmatika pada anjing dan anjing. Hernia abdominal adalah hernia semu karena tidak
mengisi kantung hernia. Ketika dihubungkan dengan trauma benda tumpul, hernia tersebut
muncul sebagai hasil dari rupture dinding dari dalam disebabkan oleh peningkatan pada tekanan
intraabdominal saat otot abdominal berkontraksi. Kebanyakan area umum untuk hernia
abdominal traumatika adalah region prepubis dan flank. Hernia ligamentum pubis kranial sering
dihubungkan dengan fraktur pubis. Hernia parakostal dapat bermigrasi dari isi abdominal
sepanjang dinding thoraks. Pada kasus yang jarang isi abdominal masuk ke dada karena
kecacatan otot interkostal (Fossum, 2007).

Beberapa anak anjing terlahir dengan hernia, yang dimana lubang pada otot yang harusnya
secara normal padat. Gangguan ini biasanya tidak serius dan dapat dikembalikan dengan
prosedur operasi sederhana (Mitchell, 2004).

Kebanyakan hernia abdominal dapat dikembalikan dengan menjahit tepi otot atau dengan
menangani gangguan tepi dinding abdominal sampai pubis, tulang rusuk, atau batas fasia.
Lubang buatan harus digunakan untuk mengembalikan kecacatan pada kasus yang jarang.
Beberapa hernia (misalnya strangulasi intestinal, obstruksi urinary, dan trauma organ konkuren)
memerlukan pembedahan. Bagaimanapun, luas devitalisasi otot mungkin pada awalnya tidak
jelas; pada pasien bedah stabil perbaikan mungkin ditunda sampai cedera otot dapat secara
akurat dipastikan. Komplikasi utama yang paling banyak adalah hernia rekuren dan luka infeksi.
SENIN, 31 OKTOBER 2016

Hernia abdominal sekunder sampai luka gigitan biasanya terkontaminasi; luka infeksi dan
dehisen dari kulit atau perbaikan hernia umum dilakukan. Lubang harus ditempatkan pada hernia
tersebut, dan luka harus didrainase. Pengobatan luka infeksi termasuk kultur, drainase, antibiotic,
dan/atau dibilas. Eksplorasi abdomen harus dilakukan pada herniorafi sampai diagnose konkuren
luka organ abdominal (misalnya avulse mesenterika, perforasi gastric atau intestinal, herniasi
diafragmatika, dan rupture blader) (Fossum, 2007)

Patogenesis
Proses kejadian hernia terjadi ketika otot-otot pembatas dari rongga abdomen mengalami
kelemahan atau berlubang. Maka jika terjadi tekanan, organ-organ rongga abdomen dapat
melewati celah-celah otot yang lemah atau berlubang tersebut, sehingga organ visceral berada
pada posisi yang abnormal. Hal ini sama ketika kewan mengalami kecelakaan maka otot
diafragma dapat pecah, sehingga jika organ visceral mendapat tekanan dapat masuk ke rongga
thoraks (Aiello, 1998).

Gejala klinis
Gejala-gejala yang berhubungan dengan hernia, awalnya mungkin berhubungan dengan
ketidakmampuan makanan untuk melewati bagian usus yang mengerut. Gelombang kontraksi
yang disebut gerak peristaltik mendorong isi sepanjang usus. Ketika suatu halangan yang
dihadapi, seperti yang dijelaskan, arah gelombang peristaltik untuk memindahkan makanan
berbalik arah melalui seluruh saluran pencernaan. Hal ini menghasilkan makanan dan air yang di
muntahkan. Hewan biasanya menolak untuk makan. Mereka masih mau minum air karena cairan
mungkin bisa melewati bagian terbatas dari usus atau diserap sebelum titik itu. Gejala-klinis
tersebut berhubungan dengan hernia inguinalis dan perineal. Sedangkan pada hernia
diafragmatika gejala yang menciri adalah anjing enggan untuk berbaring dan nafasnya terengah-
engah dan menjadi sangat gelisah kalau kaki belakang mereka ditinggikan. Dan pada hernia
abdominalis tidak ada gejala yang serius, hanya ada tonjolan pada daerah pusar (Foster, 2010).

Diagnosa :
SENIN, 31 OKTOBER 2016

Diagnosis melalui radiologi, studi kontras sering dibutuhkan untuk konfirmasi. Fluoroskopi atau
endoskopi berguna dalam diagnosis hiatus hernia. Koreksi dari hernia tersebut yang terbaik
adalah dilakukan melalui operasi. Dalam kasus hernia hiatus, terapi medis, termasuk penggunaan
preparat antasid sistemik dan modifikasi diet, mungkin kontrol tanda-tanda jika ringan. Selain itu
dapat dilakukan dengan pemeriksaan palpasi, auskultasi dan perkusi, serta gejala klinis dan
riwayat kasus dari anjing sendiri. Anamnese, gejala klinis, pemeriksaan fisik termasuk palpasi
perektal merupakan cara menentukan diagnosa hernia perineal, Radiografi dan ultrasound dapat
meneguhkan diagnosa hernia perineal lebih akurat lagi (Aiello, 1998).

Penanganan :

Penanganan pada kasus hernia ini dapat dilakukan dengan tindakan operatif dan non operatif.
Tindakan operatif dengan mengembalikan isi hernia ke tempat yang benar dan menutup cincin
hernia. Pada hernia yang bersifat herediter, umur hewan masih di bawah 6 bulan, bisa diupayakan
dengan menekan benjolan hernia dan dalam perkembangan umur diharapkan cincin hernia akan
menutup. Hewan yang menderita hernia herediter harus disterilkan.

Pencegahan :

Sebagai catatan, hernia abdominalis pada anak anjing adalah genetik atau bawaancacat di lebih
dari 90% kasus. Gangguan ini ditularkan dari generasi ke generasi. Sangat, sangat jarang mereka
disebabkan oleh trauma atau tekanan yang berlebihan. Hewan yang memiliki hernia atau pernah
bedah perbaikan hernia tidak boleh digunakan untuk bibit. Selain itu, breeder yang menghasilkan
anak anjing dengan kondisi ini tidak boleh dibesarkan lagi (Foster, 2010).
SENIN, 31 OKTOBER 2016

PEMBAHASAN

Hernia abdominalis adalah hernia yang paling umum dan terjadi pada garis tengah perut di
pusar. Hernia pusat tidak menimbulkan masalah kesehatan yang nyata karena jaringan lemak
biasanya hanya item yang menonjol ke pembukaan.

Pada kasus chiko penanganan yang dilakukan adalah nekropsi dikarenakan pasien telah mati
sebelum dilakukan tindakan. Adapun tindakan medis yang dilakukan pada kasus hernia
abdominalis adalah tindakan bedah. Tindakan ini diambil karena jaringan usus mengalami
nekrosis dan cincin hernia adesif. Adapun langkah-langkah penanganannya sebagai berikut

1. Lapisan kulit pada bagian yang menonjol disayat menggunakan scalpel. Sayatan bersifat
lurus dan langsung (tidak terputus) sepanjang benjolan.
2. Lapisan subkutis dipreparir kemudian dijepit menggunakan tang arteri bersama kulit.
Penjepitan dilakukan pada masing-masing ujung sayatan.

3. Kapsul hernia dibuka sehingga usus kelihatan.

4. Lubang dilebarkan menggunakan gunting tumpul-tumpul.

5. Cincin hernia diinsisi untuk diperlebar. Lalu organ (usus) ditarik keluar untuk melihat
sejauh mana neksrosis yang terjadi.

6. Kemudian dilakukan enteroktomi pada bagian nekrosa.

7. kemudian organ-organ yang keluar dari cincin tersebut dimasukkan kembali dan rongga
abdomen diberi antibiotik penicillin.

8. Peritoneum dan omentum dijahit menggunakan jarum bundar, cat gut chromic 3/0 dengan
jahitan sederhana.

9. Ujung-ujung otot abdominal dijahit menggunakan jarum bundar, cat gut chromic 3/0
dengan jahitan sederhana.

10. Kulit dan subkutis dijahit menggunakan jarum segitiga, benang silk 3/0 dengan jahitan
sederhana.
SENIN, 31 OKTOBER 2016

11. Bekas jahitan diolesi dengan iodine.

12. Kemudian bekas jahitan tersebut ditutup dengan kain kassa dan perban.

Pengguaan fluid therapy kurang lebih selama 3 hari pasca operasi dan pemberian pakan lunak
setelahnya. Dibutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 minggu untuk masa penyembuhan. Sampai
tidak dirasakan rasa nyeri pada bagian yang diberikan perlakuan.

KESIMPULAN

Hernia abdominalis adalah hernia yang paling umum dan terjadi pada garis tengah perut di pusar.
Hernia pusar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang nyata karena jaringan lemak biasanya
hanya item yang menonjol ke pembukaan. Untuk kasus hernia umbikalis terapi yang dilakukan
adalah tindakan bedah (enterektomi) yakni dengan memotong usus yang mengalami nekrosis.
Penggunaan premedikasi dan anestesi yaitu castran 2 ml dan ketamine 1,6-2 ml sebelum
dilakukan tindakan pembedahan. Penggunaan NaCl untuk fluid therapy.
SENIN, 31 OKTOBER 2016

DAFTAR PUSTAKA

Aiello, s. 1998. The merck veterinary manual. Merck and co. Usa.

Foster. 2010. Inguinal, Umbilical and Diaphragmatic Hernias in


Dogs.http://www.peteducation.com/article.cfm?c=2+2090&aid=442. Diakses 2 November
2016.

Mitchell E. W. 2004. Guide to A Healthy Cat. Wiley Publishing, Inc., Hoboken, New Jersey.

Fossum, Theresa Welch. 2007. Small Animal Surgery. Mosby, Inc: St. Louis, Missouri.

Read, R.A and Christopher RB. 2003. Hernias. In: Slatter D (ed) Textbook of Small Animal
Surgery, 3rd ed, pp 446-454.

Anda mungkin juga menyukai