Anda di halaman 1dari 5

Tamponade Jantung

Tamponade jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat penumpukan cairan berlebihan di
rongga perikard yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel disertai gangguan
hemodinamik.

Etiologi

Etiologinya bermacam-macam yang paling banyak maligna, perikarditis, uremia dan trauma
Tamponade jantung bisa disebabkan karena neoplasma, perikarditis, uremia dan perdarahan ke
dalam ruang pericardial akibat trauma, operasi, atau infeksi.
Penyebab tersering adalah neoplasma, idiopatik dan uremia. Perdarahan intraperikard juga dapat
terjadi akibat katerisasi jantung intervensi koroner, pemasangan pacu jantung, tuberculosis, dan
penggunaan antikoagulan.

Manifestasi klinis
Gejala yang muncul bergantung kecepatan akumulasi cairan perikardium. Bila terjadi secara
lambat dapat memberi kesempatan mekanisme kompensasi seperti takikardi, peningkatan
resistensi vascular perifer dan peningkatan volume intravaskular. Bila cepat, maka dalam
beberapa menit bisa fatal. Tamponade jantung akut biasanya disertai gejala peningkatan tekanan
vena jugularis, pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik
<100mmHg, dan bunyi jantung yang melemah. Sedangkan pada yang kronis ditemukan
peningkatan tekanan vena jugularis, takikardi, dan pulsus paradoksus. Keluhan dan gejala yang
mungkin ada yaitu adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada atau yang diperkirakan
menembus jantung, gelisah, pucat, keringat dingin, peninggian vena jugularis, pekak jantung
melebar, suara jantung redup dan pulsus paradoksus. Trias classic beck berupa distensis vena
leher, bunyi jantung melemah dan hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade.
Gambaran klinis tamponade jantung meliputi takikardia, hipotensi, suara jantung yang redup
atau pelan, dan distensi vena leher (yang menunjukkan peningkatan tekanan vena jugularis).
Palsus paroduksus merupakan gambaran lain yang menandai perubahan yang tidak terduga
tekanan vena. Penurunan tekanan sistolik yang semakin mencolok akan terjadi pada saat
inspirasi. Suara jantung akan terdengar redup karena adanya cairan yang membungkus jantung
sehingga menurunkan hantaran tonus jantung. Tanda dan gejala yang muncul dapat berupa
takipnea, tanda kusmaul (peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan),
Becks triad, distensi vena jugularis dari elevasi tekanan vena, pulsus paradoksus : sistolik
menurun saat inspirasi 10 mm Hg atau lebih), tekanan nadi terbatas, takikardi, kulit dingin, kulit
lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis, dan penurunan tingkat kesadaran.

Patofisiologi
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium menyebabkan hambatan serius aliran
darah ke jantung (gangguan diastolik ventrikel). Penyebab tersering adalah neoplasma, dan
uremi. Neoplasma menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel secara abnorma pada otot jantung.
Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak terkontrol, yang menyebabakan pembentukan massa
(tumor). Hal ini yang dapat mengakibatnya ruang pada kantong jantung (perikardium) terdesak
sehingga terjadi pergesekan antara kantong jantung (perikardium) dengan lapisan paling luar
jantung (epikardium). Pergesekan ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada
perikarditis sehingga terjadi penumpukan cairan pada pericardium yang dapat menyebakan
tamponade jantung. Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung. Dimana orang yang
mengalami uremia, di dalam darahnya terdapat toksik metabolik yang dapat menyebabkan
inflamasi (dalam hal ini inflamasi terjadi pada perikardium). Selain itu , tamponade jantung juga
dapat disebabkan akibat trauma tumpul/ tembus. Jika trauma ini mengenai ruang perikardium
akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak terkumpul di ruang perikardium. Hal ini
mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi cairan tersebut.

Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Doppler.
Analisis Doppler terhadap tanda morfologi jantung dapat membantu dalam menegakkan
keakuratan diagnosa klinis dan mendukung pemeriksaan laboratorium dari pola hemodinamik
pada tamponade.

Selain itu pemeriksaan diagnostik lainnya dapat berupa :


Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang
pada setiap gelombang berikutnya
Echocardiografi adanya efusi pleura.

Hasil pemeriksaan Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan :


- Kolaps diastole pada atrium kanan
- Kolaps diastole pada ventrikel kanan
- Kolaps pada atrium kiri
- Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan terjadi penurunan
pemasukan dari aliran katup mitral > 15 %
- Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan pemasukan dari
ventrikel kiri
- Penurunan pemasukan dari katup mitral
- Pseudohipertropi dari ventrikel kiri

Karakteristik tamponade jantung pada pemeriksaan EKG :


Amplitudo rendah pada semua sadapan (terjadi karena cairan akan meredam curah listrik
jantung).
Fenomena elektrikal alternans (aksis listrik jantung berubah-ubah pada setiap denyutan).
Tampak di EKG perubahan amplitudo tiap kompleks QRS, terjadi karena jantung berotasi secara
bebas dalam kantung perikard yang berisi cairan.

Penatalaksanaan

ada keadaan ini dapat dilakukan perikardiosintesis. Sebuah jarum berongga ukuran 16 sepanjang
6 inci ditusukkan di bawah prosesus xifoideus dan diarahkan ke apeks jantung. Jarum tersebut
kemudian dihubungkan dengan alat EKG 12 sadapan melalui klem aligator untuk membantu
menentukan apakah jarumnya mengenai jantung. Defleksi yang tajam akan terlihat pada pola
EKG. Perikardiosintesis dapat disertai dengan denyut jantung false-positive yang signifikan
karena klinisi bisa saja mengaspirasi darah yang berasal dari ventrikel kanan sendiri. Petunjuk
yang akan mengarahkan pengambilan keputusan adalah bahwa darah yang bersal dari kantong
perikardium biasanya tidak akan membeku. Yang paling baik, perikardiosistesis adalah prosedur
yang bersifat sementara untuk memperbaiki fungsi jantung sambil menunggu pembedahan. Di
beberapa rumah sakit, lubang atau jendela pada selaput perikardium dibuat secara darurat di
UGD oleh dokter bedah atau dokter spesialis kardiotoraks.
Penatalaksanaan pra rumah sakit bagi temponade cardio pada tingkat EMP-A memerlukan
transportasi cepat ke rumah sakit. Ini merupakan satu dari beberapa kedaruratan yang harus
ditransport dengan sirine dan lampu merah. Perhatian ketat harus dicurahkan untuk menghindari
pemberian cairan berlebihan ke pasien. Sering sukar membedakan antara temponade pericardium
dan tension pneumotoraks tanpa bantuan radiograph. EMT harus cermat mengamati penderita
dan mengingatkan dokter di rumah sakit terhadap kemungkinan tamponade pericardium. Pada
tingkat paramedic EMT, setelah diagnositik dan konsultasi ke dokter rumah sakit, tamponade
pericardium dapat diaspirasi. Aspirasi dapat dilakukan dengan menggunakan jarum interkardiak
untuk suntikan ephineprin, dengan hanya menarik penuh semprit yang kosong. Pendekatannya
dari subxifoid, menuju scapula kiri tepat seperti suntikan intrakardia. Perbedaannya dalam
memasukkan jarum selanjutnya. Pemasukan jarum harus dihentika tepat setelah memasuki
kantong pericardium, sebelum masuk ke ventrikel (lihat gambar). Identifikasi lokasi ujung jarum
dengan tepat dapat dibantu dengan menempatkan sadapan V elektrograf ke batang baja. Jarum
ini dengan klem alligator. Sewaktu jarum dimasukkan, segera dapat diketahui arus luka
sewaktu ujung jarum menyentuh miokardium. Dengan menarik mundur sedikit ke kantong
pericardium, EMT kemudian dapat mengaspirasi darah tanpa mencederai myocardium. 150
sampai 250 ml darah di kantong pericardium sudah cukup untuk menimbulkan tamponade berat.
Pengambilan beberapa milliliter bisa mengurangi tekanan yang memungkinkan peningkatan
curah jantung pasien, peningkatan tekanan darah distal dan penurunan tekanan di sisi kanannya.
Prasat ini (mengeluarkan 50-75 ml darah) merupakan tindakan yang menyelamatkan nyawa pada
tamponade berat. Harus diingat bahwa terapi ini bukan definitif melaikan hanya suatu tindakan
sementara sampai penderita bisa dibawa ke kamar operasi, tempat dapat dilakukan
perikardiotomi formal sebelum penatalaksanaan difinitive masalah jantung dengan anastesi lokal.
Perlukaan pada pembuluh darah jantung dan struktur vaskuler intertoraks ditangani dalam masa
pra rumah sakit seperti syok hemoragik lainnya dengan pakaian anti syok dan infus IV.
Pemberian oksigen sesuai indikasi juga diperlukan untuk pasien tamponade, agar mencegah
terjadinya hipoksia jaringan akibat oksigen yang tidak adekuat karena penurunan curah jantung.

Anda mungkin juga menyukai