Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut Jantung

Daphnia sp.
--------------------------------------------------------------------------
Pelaksanaan : 14 November 2016
Dosen : TIM

Kelompok : 3

Galih Nur Pratomo (14030204010)


Siti Yuktika (14030204032)
Reni Sulistiani (14030204043)
Noviah Rosa Firdaus (14030204044)
PendidikanBiologiUnggulan 2014

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2016
I. Judul : Pengaruh Suhu Terhadap Denyut Jantung Daphnia sp.
II. Tujuan :
a. Mengetahui cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp.
b. Mengidentifikasi frekuensi denyut jantung dan pengaruh suhu terhadap denyut
jantung Daphnia sp.
III. Dasar Teori
A. Daphnia sp.
Daphnia adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar, sering
juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak yang unik dari
organisme ini di dalam air. Ada terdapat banyak spesis (kurang lebih 400 spesies) dari
Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua spesis yang ada, Daphnia dan
Moina yang paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan.
Terdapat berbagai macam ukuran untuk Daphniidae, tergantung pada spesisnya.
Moina yang baru menetas mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari Artemia yang
baru menetas; dan dua kali lebih besar dari ukuran rata-rata rotifer dewasa. Daphnia
yang baru menetas berukuran dua kali lebih besar dari Moina.
Biasanya Daphnia berukuran 0,1 3 mm. Daphnia bisa ditemukan dalam
kultur kutu air, yang merupakan salah satu penyusun zooplankton, hidup di air tawar,
misalnya di danau . Daphnia mempunyai suatu badan yang terdiri dari kepala dan
belalai. Antena pada Daphnia adalah alat penggerak utama. Pada waktu tertentu
Daphnia akan berganti bulu dan mengganti kulit eksternalnya (Pangkey, 2009).

B. Jantung Daphnia sp.


Jantung Daphnia berupa kantung berbentuk pelana terletak di dalam thorax
sebelah dorsal. Jantung terikat pada dinding sinus pericardii dengan perantara
sejumlah logamenta. Sistem vaskuler dari Daphnia ialah terbuka, jantung memompa
darah ke seluruh bagian tubuh dan menghisapnya kembali melalui lubang-lubang
yang dilengkapi valva. Tiga pasang lubang yang dilengkapi dengan valva disebut
ostia, memungkinkan darah masuk kembali dari sinus melingkarnya. Daphnia juga
memiliki lima pasang kaki yang menyerupai lembaran daun. Gerakan kaki
menyebabkan timbulnya aliran air yang membawa partikel-partikel makanan dan
oksigen. Jantungnya terdapat pada sisi dorsal, denyut jantung cepat dan memiliki
sepasang ovaria di kanan-kiri, saluran pencernaan di thorax. Kava dapat
mempengaruhi denyut jantung Daphnia. Jantung Daphnia muncul secara dramatis
hanya dalam kava kelompok (Darmawan, 2014).
Denyut jantung Daphnia pada keadaan normal sebanyak 120 denyut per
menit. Pada kondisi tertentu kecepatan rata-rata denyut jantung Daphnia ini dapat
berubah-ubah disebabkan oleh beberapa faktor misalnya denyut jantung lebih cepat
pada waktu sore hari, pada saat densitas populasi rendah, pada saat betina mengerami
telur. Waktu temperatur turun, maka laju metabolisme turun dan menyebabkan
turunnya kecepatan pengambilan oksigen. Pada lingkungan dengan suhu tinggi akan
meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan
berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia (Darmawan, 2014).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Denyut Jantung


Daphnia sp.
Denyut jantung Daphnia sp. akan semakin cepat ketika suhu semakin tinggi
dan akan semakin lambat ketika suhu semakin rendah. Penambahan zat kimia
(alkohol) akan mengakibatkan denyut jantung Daphnia sp. Menurut Pangkey (2009)
beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan denyut jantung Daphnia sp. adalah:
a. Aktivitas
Dalam keadaan tenang dan tidak banyak bergerak akan mempengaruhi denyut
jantung pada Daphnia sp. yaitu menjadi semakin lambat.
b. Ukuran dan umur
Daphnia sp. yang memiliki ukuran tubuh lebih besar cenderung mempunyai
denyut jantung yang lebih lambat.
c. Cahaya
Pada keadaan gelap denyut jantung Daphnia sp. akan mengalami penurunan
sedangkan pada daerah yang cukup cahaya denyut jantung Daphnia sp. akan
mengalami peningkatan.
d. Temperatur
Denyut jantung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila suhu meningkat.
e. Obat-obat (senyawa kimia)
Zat kimia akan menyebabkan aktivitas denyut jantung Daphnia sp. menjadi
tinggi atau meningkat.
D. Pengaturan Suhu Tubuh Daphnia sp.
Daphnia sp. merupakan hewan poikiloterm yang hidupnya bergantung pada
keseimbangan suhu tubuhnya dengan kondisi air di sekelilingnya. Kenaikan suhu
tubuh akan mempengaruhi laju metabolisme dan meningkatkan laju respirasi,
sebaliknya penurunan suhu tubuh dapat juga menurunkan laju respirasi. Hewan
poikiloterm yang hidup di akuatik salah satunya adalah Daphnia sp yang merupakan
hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga sangat mudah
untuk diamati dan digunakan sebagai hewan uji hayati. Hewan ini merupakan sejenis
zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam atau danau. Daphnia sp.
merupakan hewan poikiloterm atau ektoterm, maka pada suhu yang semakin
meningkat, Daphnia sp. juga akan melakukan adaptasi morfologis yang serupa
dengan hewan ektoterm pada umumnya yaitu dengan mempertinggi konduktan dan
mempercepat aliran darah agar panas mudah terlepas dari tubuh, karena afinitas
hemoglobin dalam mengikat oksigen turun (Mokoginta, 2003).
Menurut Yulianti (1985), Daphnia sp. dapat tumbuh dan berkembang biak
pada suhu 24 28 0C dan di luar kisaran tersebut Daphnia sp. akan cenderung pada
kondisi dorman. Dalam budidaya secara massal, Daphnia sp. akan tumbuh secara
optimal pada suhu 25 0C. Khan dan Khan dalam Darmawan (2014), juga menjelaskan
bahwa ketika suhu dinaikkan hingga 6 0C, Daphnia sp. menjadi lebih aktif, terjadi
peningkatan detak jantung dan pernapasan, serta penyesuaian diri dengan ukuran dan
massa yang lebih kecil.
IV. Bahan dan Alat
4.1 Bahan
a. Kultur Daphnia sp.
b. Es batu
c. Air hangat
4.2 Alat
a. Mikroskop
b. Gelas objek
c. Gelas piala
d. Gelas arloji
e. Pipet tetes
f. Termometer
g. Statif
h. Klem

V. Cara Kerja
1. Menyiapkan kultur Daphnia pada suhu awal [10C, 15C, 20C, dan 25C ].
2. Meletakkan Daphnia pada gelas arloji yang berada pada suhu yang telah ditentukan
(diletakkan di atas es batu atau air dengan suhu yang dikehendaki).
3. Dengan pipet, memindahkan secara hati-hati seekor Daphnia pada gelas obyek yang
cekung (kemudian tutup dengan kaca penutup) atau gelas arloji lain sambil dilihat di
bawah mikroskop. Daphnia bisa juga diletakkan di atas gelas obyek datar. Berhati
jangan sampai air pada media Daphnia mengenai lensa mikroskop
4. Menambahkanlah air secukupnya agar tidak kekeringan. Jangan menambahkan air
terlalu banyak, karena Daphnia akan mudah bergerak dan sulit diatur posisinya.
Mengatur letak Daphnia dengan posisi tubuh miring hingga jantungnya tampak jelas
dan mudah diikuti denyutnya. Apabila menggunakan gelas arloji atau gelas obyek
datar tidak perlu ditutup dengan kaca penutup.
5. Setelah tampak denyutan jantungnya menghitung jumlah denyut setiap 15 detik
[dengan menggunakan jarum penunjuk detik pada arloji].
6. Membuat tiga kali pengukuran dan hasilnya dirata-rata. Pada setiap kali pengukuran
suhu harus tetap pada suhu yang dikehendaki. Jika perlu setiap selesai satu kali
pengukuran Daphnia dikembalikan pada air dengan suhu yang telah ditentukan,
karena lampu mikroskop dapat dengan cepat menaikkan suhu obyek pada meja obyek.
7. Selanjutnya Daphnia dipindahkan ke tempat baru [10C lebih tinggi daripada suhu
awal].
8. Mengukur denyut jantung Daphnia pada suhu yang baru. Pengukuran dilakukan
seperti cara/ langkah pada urutan ke 4.

VI. Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil
Tabel Pengaruh Suhu Terhadap Denyut Jantung Daphnia Sp.
Suhu Suhu akhir Denyut
Denyut jantung Q
awal (oC) (oC) jantung

43 49 1,14

10 C 47 20 C 51 1,09

42 50 1,19

Rata-rata 44 Rata-rata 50 1,14

43 54 1,25
15 C 50 25 C 54 1,08
41 50 1,22

Rata-rata 44,7 Rata-rata 52,7 1,18


53 57 1,08
20 C 52 30 C 60 1,15
51 56 1,10
Rata-rata 52 Rata-rata 57,7 1,11
53 67 1,76
25 C 51 35 C 62 1,70
54 65 1,68

Rata-rata 52,7 Rata-rata 65 1,71

6.2 Pembahasan
Daphnia merupakan hewan poikiloterm dapat juga disebut ektoterm karena
suhu tubuhnya ditentukan dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan eksternal yaitu
jika suhu lingkungan berubah maka suhu tubuh pada Daphnia juga berubah
seiring dengn suhu lingkungan, hal ini dipergunakan Daphnia untuk
menyesuaikan diri agar metabolism dalam tubuh tetep berjalan dan dapat
bertahan hidup. Hewan ini dapat memperoleh panas dari lingkungan. Daphnia
mempunyai jantung dibagian anterodorsal dengan struktur globular kecil yang
kecepatan denyut jantungnya dipengaruhi oleh suhu. Menurut Waterman (1960)
mengemukakan bahwa hewan kecil memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih
cepat dari pada hewan dewasa, baik itu pada suhu atau temperatur panas, sedang,
dingin, maupun alkoholik. Hal ini disebabkan adanya kecepatan metabolik yang
dimiliki hewan kecil tersebut. Menurut Pennak (1853) mekanisme kerja jantung
Daphnia sp. berbanding langsung dengan kebutuhan oksigen per unit berat
badannya pada hewan-hewan dewasa. Daphnia sp. sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan pada suhu 220 3100C dan pH 6,5 7,4 yang mana
organisme ini perkembangan larva menjadi dewasa dalam waktu empat hari
(Djarijah, 1995).
Dilihat dari struktur dapnia memiliki ukuran tubuh yang amat kecil
sehingga, pada Daphnia memiliki luas permukaan yang luas sehingga dalam
pelepasan panas dia lebih tidak efisien, sedang pada dasarnya denyut jantung juga
dipengaruhi oleh suhu dan suhu dapat diserap dan dilepas oleh tubuh, maka jika
terjadi perubahan suhu pada lingkungan mengakibatkan dapnia beradaptasi yang
membuat aktivitas denyut jantung semakin cepat apabila suhu semakin meningkat
metabolisme dalam tubuh akan terpicu dikarenakan pula oleh kerja enzim dalam
metabolisme.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa cara menentukan
atau mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia spadalah dengan mengambil
kultur dengan pipet, kemudian secara hati-hati dipindahkan pada gelas objek
yang cekung atau gelas arloji sambil dilihat di bawah mikroskop. Sebaiknya
jumlah airnya dikontrol agar tidak kekeringan, dan jangan sampai terlalu banyak,
karena akan mudah bergerak dan sulit diatur posisinya. Daphniasp diletakkan
pada posisi tubuh miring hingga jantungnya tampak jelas dan mudah dihitung
denyutnya. Cara menghitungnya yaitu dengan menghitung nilai koefisien
aktivitas (Q) yang dapat diperoleh dengan rumus:

Q = rata-rata denyut jantung pada suhu akhir

Rata-rata denyut jantung pada suhu awal

Perubahan suhu tubuh berpengaruh terhadap energi kinetik yang dimiliki


oleh setiap molekul zat sehingga peningkatan suhu tubuh akan memberi peluang
yang lebih besar pada berbagai partikel zat untuk saling bertumbukan. Hal ini
mendorong terjadinya beberapa reaksi penting dan mungkin meningkatkan
kecepatannya. Jadi, peningkatan suhu tubuh hewan dapat meningkatkan laju
reaksi dalam sel.
Dari analisis data juga dapat diketahui bahwa makin tinggi suhu, maka
makin naik aktivitas denyut jantung pada Daphnia. Sehingga meningkatnya
denyut jantung pada Daphnia seiring dengan meningkatnya suhu, dimana suhu
yang semakin tinggi akan mengakibatkan molekul-molekul semakin tinggi energi
kinetiknya karena energi kinetik semakin besar dan kemungkinan terjadi
tumbukan antara molekul yang satu dengan yang lain semakin besar. Hal ini
berakibat pada proses meningkatnya frekuensi denyut jantung. Selain itu
kenaikan suhu juga berpengaruh pada metabolisme Daphniasp. Yakni semakin
tinggi suhu maka metabolisme akan seakin meningkat, sehinggadapat
meningkatkan detak jantung, ha ini terjadi pada batas tertentu saja. Ini terkait
dengan enzim yan merupakan pengatur metabolisme dalam tubuh, yang
mempunyai suhu optimum dalam kerjanya. Apabila suhu lingkungan atau suhu
tubuh meningkat drastis, maka enzim-enzim yang bekerja mengalami
denaturalisasi sehingga tidak dapat mengerjakan fungsinya. Peningkatan
metabolisme tersebut berpengaruh pada proses fisiologis Daphnia berupa
peningkatan frekuensi denyut jantung. Hal ini terbukti pada hasil percobaan yaitu
pada suhu awal 10oC rata-rata denyut jantung adalah 44 kali dimana dilakukan 3
kali pengukuran. Pada percobaan berikutnya yaitu suhu 15oC, 20oC, dan 25oC
yang dilakukan 3 kali pengukuran juga terjadi kenaikan suhu dengan rata-rata
denyut jantung masing-masing suhu sebagai berikut 44,7 kali, 52 kali dan 52,7
kali.
Sehubungan bahwa Daphnia merupakan hewan poikiloterm atau/
ektoterm, maka pada suhu yang semakin meningkat, dapnia juga akan melakukan
adaptasi morfologis yang serupa dengan hewan ektoterm pada umumnya yaitu
dengan mempertinggi konduktan dan mempercepat aliran darah agar panas
mudah terlepas dari tubuh, karena afinitas hemoglobin dalam mengikat oksigen
turun. Mekanisme adaptasi fisiologi ini juga mempengaruhipeningkatan frekuensi
denyut jantung pada Daphnia.
Pada kondisi tubuh diatas normal pada Daphnia yakni brupa suhu
lingkungan yang dilakukan secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kejutan atau
shock yang mengakibatkan kenaikan aktivitas fisiologis Daphnia menjadi dua
kali lebih aktif dari pada suhu awal, sehingga terlihat bahwa seiring dengan
meningkatnya suhu denyut jantung pada Daphnia sp juga meningkat.
Diskusi :
a. Buatlah grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah denyut per menit dengan
berbagai suhu awal yang telah ditentukan!
b. Berdasarkan grafik tersebut, bagaimana pengaruh suhu terhadap denyut jantung
Daphnia sp.?
c. Hitunglah Q10 pada setiap suhu yang telah anda lakukan!
Jawab:
a. Grafik pengaruh suhu terhadap jumlah denyut per 15 detik Daphnia sp. berdasarkan
hasil percobaan

b. Pengaruh suhu terhadap denyut jantung Daphnia adalah ketika Daphnia ditempatkan
pada suhu yang lebih tinggi, jumlah denyut jantungnya semakin banyak setiap
menitnya. Jadi, makin tinggi suhu maka makin tinggi kecepatan denyut jantung
Daphnia.

c. Q10 = A (T0 + 10o)oC


A (T0)oC
Q10 = 44 (20)oC = 1,14
50 (10)oC
Q10= 44,7 (25)oC = 1,18
52,7 (15)oC
Q10= 52 (30)oC = 1,11
57,7 (20)oC
Q10= 52,7 (35)oC = 1,71
65 (25)oC
VII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Denyut jantung Daphnia sp. diukur setiap 15 detik di bawah mikroskop dengan
tiga kali pengulangan.
2. Suhu lingkungan mempengaruhi frekuensi denyut jantung Daphnia sp. yakni
semakin meningkat suhu maka semakin meningkat pula frekuensi denyut jantung
Daphnia sp. sampai pada titik tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Jadmiko. 2014. Pertumbuhan Populasi Daphnia Sp. Pada Media Budidaya
Dengan Penambahan Air Buangan Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus
Burchell, 1822). Berita Biologi 13(1). Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi.
Mokoginta, Ing. 2003. Budidaya Pakan Alami Air Tawar, Modul: Budidaya Daphnia.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan-Dikdasmen Depdiknas.
Pengky, Henneke.2009.Daphnia dan Penggunaannya.Jurnal Perikanan dan Kelautan.
Volume 5. Halaman 33-36.

Yulianti P. 1985. Daphnia sp. sebagai Makanan Benih Ikan Mas. Balai Pengembangan
Perikanan Darat Direktorat Jenderal Perikanan, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai