Anda di halaman 1dari 17

PRE POST CONFERENCE DAN RONDE

DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Hana Muzdalifah ( P.1337420614014 )

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2017
Pembahasan Pre dan Post Conference

1. Definisi Pre dan Post Conference


Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.

2. Jenis Conference
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
a. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada
tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara


2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing masing
perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
b. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.


2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan
klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

3. Tujuan Pre dan Post Conference


Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi
masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan
kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang
efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga
membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga
tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi
asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
a. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
b. Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
4. Syarat Pre dan Post Conference
a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
5. Pedoman pelaksanaan conference
a. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang
berbeda
f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
g. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
6. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
(Ratna Sitorus, 2006).
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing
masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Keluhan utama klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis.
d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet
tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran
dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
6) Ketepatan dokumentasi.
e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing masing perawatan asosiet.
g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.

Pembahasan Ronde Keperawatan

A. Pengertian Ronde Keperawatan

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan., ronde


keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf
yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah
dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam
kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem
untuk menangani masalah medis. Chambliss (1996).

Ronde Keperawatan,Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara


perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien. Kozier et al. (2004)

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).

Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien


yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas &
melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau
konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota
tim.

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang


memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

B. Karakteristik Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:

1. Klien dilibatkan secara langsung

2. Klien merupakan fokus kegiatan

3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,


perawat

6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C. Tujuan Ronde Keperawatan

Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi
perawat dan tujuan bagi pasien.

Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010) adalah:
1) Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien

2) Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan

3) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format


studi kasus

4) Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan


penilaian keterampilan klinis

5) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta

6) Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan


kebanggaan dalam profesi keperawatan

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Hal ini
dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan ronde keperawatan
bagi pasien, yaitu:

1) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
hari

2) Untuk mengamati pekerjaan staf

3) Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan


kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.

4) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya

5) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien

6) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien

7) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan


kepada pasien

8) Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus


decubitus, foot drop, dsb
9) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik

10) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

D. Manfaat Ronde Keperawatan

Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat,


diantaranya:

a) Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan


pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan
adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan.

selain itu menurut Wolak et al. (2008) dengan adanya ronede keperawatan akan
menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan
pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini
dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya
keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat
untuk tumbuh dan berkembang secara profisonal.

b) Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan


yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011)
melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi
oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Hal ini juga ditegaskan oleh Oconnor (2006) pasien sebagai alat untuk
menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.

c) Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan


mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan
yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa
perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara
nyata dilapangan (Clement, 2011).
d) Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan
perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak
mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde
keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu
mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).

e) Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian


Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima
kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009)
dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada
pasien yang dirawat.

E. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan

Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.


Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde
yaitu matrons rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan
teaching nurse.

a. Matron nurse menurutClose dan Castledine (2005) seorang


perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi
pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini
adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan,
dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.

b. Nurse management rounds menurutClose dan Castledine (2005)


ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana
pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk
melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan
pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak
terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.
c. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde
disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di
rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi
semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan
dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.

d. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan


antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat,
dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa
dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan
pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

e. Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round,


physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing
rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan
perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan
oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds
adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam
tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta
fisioterapi, dsb.

F. Tahapan Ronde Keperawatan

Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :

1) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),


orientation (orientasi).

2) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),


observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).

3) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),


reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

2. Pelaksanaan

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala


ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.

d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.

3. Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.

4. Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.

1) Struktur

a. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).

b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde


keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2) Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran


yang telah ditentukan.

3) Hasil

a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.

b. Masalah klien dapat teratasi.

c. Perawat dapat :

Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.

Meningkatkan kemampuan validitas data klien.

Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang


berorientasi pada masalah klien.

Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan


keperawatan.

Meningkatkan kemampuan justifikasi.

Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

G. Hal Yang Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan

Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan


persiapan sebagai berikut:
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka).

b. Menentukan tim ronde keperawatan.

c. Mencari sumber atau literatur.

d. Membuat proposal.

e. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.

f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang


mendukung ?; Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa
hambatan yang ditemukan selama perawatan?

H. Komponen Terlibat Dalam Ronde Keperawatan

Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat
primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya.

a) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

2. Menjelaskan masalah keperawata utama.

3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan


dilakukan.

4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

b) Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor

Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)


Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

1. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien

2. Menjelaskan masalah keperawatan utama

3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan


dilakukan

4. Menjelaskan tindakan selanjtunya

5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan


diambil

Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

1. Memberikan justifikasi

2. Memberikan reinforcement

3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi


keperawatan serta tindakan yang rasional

4. Mengarahkan dan koreksi

5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah


dipelajari

Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Kriteria Pasien

Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan

Pasien dengan kasus baru atau langka.


DAFTAR PUSTAKA

Kinchay, A. (2012, September).www.scribd.com. Retrieved Oktober 17, 2013,


from http://www.scribd.com/doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN

Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

RatnaSitorus, 2005, Model PraktekKeperawatanProfesional di RumahSakit.


Jakarta:EGC

Sitorus R. &Yulia. 2005. Modelpraktekkeperawatanprofesional di


RumahSakitPanduanImplementasi. Jakarta: EGC

Zainuddin Saleh, 2012 pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja


perawat pelaksana di ruang rawat inap rsud rsud abdul wahab sjahranie
samarinda

http://obral-askep.blogspot.com/2009/04/pre-dan-post-conference.html

http://iwansaing.wordpress.com/2010/11/01/pre-dan-post-conference-dalam-
manajemen-keperawatan/

http://www.scribd.com/doc/82437322/Definisi-Pre-Dan-Post-Conference

Anda mungkin juga menyukai