Konsep Keluarga-1
Konsep Keluarga-1
PEMBAHASAN
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan
biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian
pasien/klien.
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
a) Pola komunikasi
b) Pengambilan keputusan
d) Kebudayaan
e) Gaya hidup
Tujuan umum :
Tujuan Khusus :
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
A. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak dan nenek.
B. Logans (1979)
C. Gillis (1983)
D. Duvall (1986)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
F. Johnsons (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus,
yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
4. mempunyai tujuan;
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem.
Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau
semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga
saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan
bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi
oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya
sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi
masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi
keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat
biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral
pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai
anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri
dan anak (kandung atau angkat).
2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan.
5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal
dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan
aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
bertanggung jawab membesarkan anak.
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu
dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan
keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut
disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah
dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada
tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn
antar anggota dan dengan masyarakat.
1. Fungsi afektif
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan
harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat
meniru perilaku yang positif tersebut
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
a. Mengenal masalah
B. Struktur peran
C. Struktur kekuatan
D. Nilai-nilai keluarga
3. Berpikiran positif
Karakteristik pengirim:
Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
3. Melakukan validasi
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.
Struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.
2. Referent power
3. Reword Power
Pendapat ahli
4. Coercive power
5. Informational power
6. Affectif power
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
1. Pendidik
3. Pelaksana
4. Pengawas kesehatan
5. Konsultan
6. Kolaburasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
8. Penemu kasus
Defenisi
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suam
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
Peranan Keluarga
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
2. Fungsi Psikologis :
3. Fungsi sosialisasi :
4. Fungsi ekonomi :
5. Fungsi pendidikan :
Dinamika Keluarga
Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah perkembangan
sikap sosialnya.1 Konsep perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak
dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat
berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial. Interaksi adalah komunikasi
dengan manusia lain, suatu hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yang
mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat
seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati,
rasa setia kawan dan sebagainya
Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama
kehidupannya terjadi dalam keluarga. Orangtua, khususnya ibu mempunyai
peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak, walaupun kualitas
kodrati dan kemauan anak akan ikut menentukan proses perkembangannya.
Sedang kepribadian orangtua sangat besar pengaruhnya pada pembentukan
pribadi anak.3
Sampai saat ini, keluarga masih tetap menerapkan bagian terpenting dari
jaringan sosial anak sekaligus sebagai lingkungan pertama anak selama tahun-
tahun formatif awal untuk memperoleh pengalaman sosial dini, yang berperan
penting dalam menentukan hubungan sosial di masa depan dan juga perilakunya
terhadap orang lain.
Konsep Keluarga
Akibat struktur dan peran yang dipunyai oleh para anggotanya sangat bervariasi
dari suatu masyarakat ke masyarakat lain, sehingga istilah keluarga tidak mudah
didefinisikan. Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang
yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum)
yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan (1977) dalam Sitorus
(1988) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang
didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan
kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua anak) sekaligus.5 Namun
secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan
sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama
dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu
mereka
Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas
ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Hal ini sejalan dengan
pemahaman keluarga di negara barat, keluarga mengacu pada sekelompok
individu yang berhubungan darah dan adopsi yang diturunkan dari nenek
moyang yang sama.
Selanjutnya, perlu diingat, keluarga merupakan suatu sistem yang terdiri atas
elemen-elemen yang saling terkait antara satu dengan lainnya dan memiliki
hubungan yang kuat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan satu fungsi tertentu
bukan yang bersifat alami saja melainkan juga adanya berbagai faktor atau
kekuatan yang ada di sekitar keluarga, seperti nilai-nilai, norma dan tingkah laku
serta faktor-faktor lain yang ada di masyarakat. Sehingga di sini keluarga dapat
dilihat juga sebagai subsistem dalam masyarakat (unit terkecil dalam
masyarakat) yang saling berinteraksi dengan subsistem lainnya yang ada dalam
masyarakat, seperti sistem agama, ekonomi, politik dan pendidikan; untuk
mempertahankan fungsinya dalam memelihara keseimbangan sosial dalam
masyarakat
1) Status sosial, dimana dalam keluarga nuklir distrukturkan oleh tiga struktur
utama, yaitu bapak/suami, ibu/istri dan anak-anak. Sehingga keberadaan status
sosial menjadi penting karena dapat memberikan identitas kepada individu serta
memberikan rasa memiliki, karena ia merupakan bagian dari sistem tersebut,
3) Norma sosial, yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang
menggambarkan sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosial.
Fungsi Keluarga
1) Fungsi Keagamaan
Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan
agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya
bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan
anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta
hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama
bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Cinta menjadi
pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana.
4) Fungsi Melindungi
Fungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada
setiap anggota keluarga.
5) Fungsi Reproduksi
Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar
bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan
datang.
7) Fungsi Ekonomi
Istilah sosialisasi sebagai suatu konsep telah banyak didefinisikan oleh para ahli.
Broom (1981) dalam Rohidi (1984) mengungkapkan pemikiran sosialisasi dari
dua titik pandang yaitu masyarakat dan individual.12 Sosialisasi menurut sudut
pandang masyarakat adalah proses penyelarasan individu-individu baru anggota
masyarakat ke dalam pandangan hidup yang terorganisasi dan mengajarkan
mereka tradisi-tradisi budaya masyarakatnya. Dengan kata lain sosialisasi adalah
tindakan mengubah kondisi manusia dari human-animal menjadi human-being
untuk menjadi mahluk sosial dan anggota masyarakat sesuai dengan
kebudayaannya. Sedang arti individual, sosialisasi merupakan suatu proses
mengembangkan diri. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang
memperoleh identitas, mengembangkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi. Artinya
sosialisasi diperlukan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran diri. Bagi
individu sosialisasi memiliki fungsi sebagai pengalihan sosial dan penciptaan
kepribadian.
Proses Sosialisasi
Proses sosialisai yang dilakukan individu dilakukan melalui tiga cara (Soerjono,
1982):13
1) Pelaziman (Conditioning)
2) Imitasi/identifikasi (imitation/identification)
Suatu proses belajar dengan melihat suatu model atau tokoh yang dapat
diidolakan secara sadar.
Suatu cara bagaimana individu menguasai dan menyadari hal-hal yang bermakna
bagi dirinya tanpa suatu paksaan atau ancaman dari luar.
http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html
Konsep
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G
Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang
tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya
masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan
keluarga non tradisional.
a) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan
paman.
c) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal
dalam satu rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan
anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah lanjut usia.
a) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup
dalam satu rumah.
b) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama
dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.
1. C. Struktur keluarga
4) Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.
1. D. Peran keluarga
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
1. E. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
2) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
6) Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran agama.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin
dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh,
yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan
pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.
1) Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang
menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai
tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama,
menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
2) Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab,
adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan
dan menjadi orang tua.
3) Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama
yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan
kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota
keluarga yang lain.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13
tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas
untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah,
memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun
sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan
fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam
bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
8) Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari
salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak
dengan anak, cucu dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice . (4 Ed.).
Norwalk CT : Alpleton & Lange.
http://raflessbencoolen.blogspot.com/2011/03/08/keperawatan-keluarga.html .
diperoleh pada tanggal 16 Februari 2013 pukul 19.00 WIB.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN SEJAHTERA
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak
hanya cukup dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan,
dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana
ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas
akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam keluarga
sejumlah kecil.
b. Tempat tinggal
2. Faktor ekstern
Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
C. TAHAPAN-TAHAPAN KESEJAHTERAAN
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya ( basic need)
secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan,
kesehatan dan KB.
Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam
sehari.
Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran
kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara minimal
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan
akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada
keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan
sosial psikologi belum terpenuhi yaitu:
Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah
Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin.
Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai
kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah
dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk
menabung dan memperoleh informasi.
Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (a
s/d n telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:
Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan
materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan
telah terpenuhi (a s/d u) telah terpenuhi) namun kepedulian belum yaitu:
Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial/masyarakat dalam bentuk material.
1. Pemberi informasi
Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu,
khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Penyuluh
3. Pendidik
4. Motivator
9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang
akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut di
atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung situasi
dan kondisi yang dihadapi.
a. Faktor Keluarga :
Adat istiadat
Ekonomi
Dan lain-lain.
b. Faktor Perawat
Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat
yang berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang,
kepercayaan diri yang kurang.
Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering
diabaikan oleh masyaakat
Dan lain-lain.
2. Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras
untuk menambah ilmu pengetahuan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tahap prasejahtera
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://tripunk.blogdetik.com/?p=103
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G
Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang
tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya
masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan
keluarga non tradisional.
a) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan
paman.
c) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal
dalam satu rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan
anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah lanjut usia.
a) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup
dalam satu rumah.
b) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama
dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.
1. C. Struktur keluarga
1) Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka,
melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki
kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim
pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas,
dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi
sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan
dengan baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan
dapat memvalidasi pesan yang diterima.
4) Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.
1. D. Peran keluarga
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
1. E. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
6) Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran agama.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin
dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh,
yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan
pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.
1) Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang
menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai
tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama,
menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
2) Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab,
adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan
dan menjadi orang tua.
3) Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama
yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan
kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota
keluarga yang lain.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13
tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas
untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah,
memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun
sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan
fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam
bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
8) Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari
salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak
dengan anak, cucu dan masyarakat.