ASKEP Napza
ASKEP Napza
disebabkan oleh penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang
mempengaruhi tingkah laku, memori alam perasaan, proses pikir anak dan remaja
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu pola penggunaan yang bersifat patologis,
yang menyebabkan remaja mengalami sakit yang cukup berat dan berbagai macam
suatu kondisi cukup berat ditandai dengan adanya ketergantungn fisik yaitu toleransi
Rentang respon ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai dengan yang
memiliki pengalaman yang baru, atau sering dikatakan taraf coba- coba.
ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang
Penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara
Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
putus zat. Yang dimaksud sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana
orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti
1. Faktor biologis
c. Penyakit kronis
2. Faktor psikologis
ekonomi.
c. Disfungsi keluarga
yang menyimpang
b. Norma kebudayaan
C. Stressor presipitasi
Seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan tertekan, dan ketertekanan
itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam penyalahgunaan /
1. Keluarga yang tidak utuh : orang tua meninggal, orang tua cerai, dll
E. Tingkah laku
e. Kurang perhatian
h. Dalam keadaan yang over dosis, kesadaran menurun, koma dan dapat
menimbulkan kematian.
c. Ephoria ringan
a. Sikap bermusuhan
e. Agresi
a. Terkantuk-kantuk
b. Bicara cadel
a. Hiperaktif
c. Iritabilitas
f. Sangat tegang
g. Gelisah, insomnia
c. Halusinasi, ilusi
f. Kewaspadaan meningkat
g. Depersonalisasi
F. Mekanisme koping
jawab
G. Data khusus
2. Sering menggunakan
10. tingkat harga diri klien, persepsi klien terhadap zat adiktif
Intoksikasi (CP)
HDR
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ancaman kehidupan
a. Gangguan keseimbangan cairan: mual, muntah berhubungan dengan
pemutusan zat opioda
b. Resiko terhadap amuk berhubungan dengan intoksikasi sedatif
hipnotik
c. Resiko cidera diri berhubungan dengan intoksikasi aklkohol, sedatif,
hipnotik
d. Panik berhubungan dengan putus zat alkohol
3. Intoksikasi
a. Cemas berhubungan dengan intoksikasi ganja
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan intoksikasi
sedatif hipnotik, alcohol, opioda
4. Withdrawl
a. Perubahan proses piker: waham berhubungan dengan putus zat
alcohol, sedatif, hipnotik
b. Nyeri berhubungan dengan putus zat opioda, MDMA: extasy
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
putus zat opioda
5. Pasca detoksikasi
a. Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak
penggunaan zat adiktif
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.
c. Resiko melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan
tehadap zat adiktif
4. Kondisi detoksikasi
a. Melatih konsentrasi: mengadakan kelompok diskusi pagi
b. Memberikan konselin untuk merubah moral dan spiritual klien
selama ini yang menyimpang, ditujukan agar klien menjadi
manusia yang bertanggung jawab, sehat mental, rasa bersyukur,
dan optimis
c. Mempersiapkan klien untuk kembali ke masyarakat, dengan
bekerja sama dengan pekerja social, psikolog.
Daftar pustaka:
1. Cokingting, P.S., Darst,E, dan Dancy, B, 1992, Mental Health and
Psichiatric Nursing, Philadelpia, J.B.,Lippincott Company, Chapter 8
2. Shults. Y.M. 1968,Manual of Psichiatric Nursing Care Plans, Boston,
Little.Brown and Company, Chapter 20,21,22.
3. Stuart, G.W.,dan Sundeen, S.J., 1991, Pocket Guide to Psichyatric
Nursing, (2nd,ed), St. Louis Mosby Year Book, Chapter 17.
4. Stuart, Gail W.,1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih bahasa Yani,
Achir, Edisi 3, Jakarta, EGC
5. Hawari, Dadang.,2003, Penyelahgunaan dan ketergantungan
NAZA,FKUI, Jakarta, gaya baru