Anda di halaman 1dari 12

127.

Skabies

Definisi : penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei,
yang termasuk dalam kelas Arachnida. Penyakit Skabies sering sering disebut
sebagai kutu badan.
Etiologi : parasite Sarcoptes scabiei
Gejala Klinis :
a. Gatal di malam hari hingga mengganggu tidur
b. Riwayat keluarga di rumah yang juga terdiagnosis scabiei
c. Riwayat tinggal dalam asrama/pesantren/tempat tinggal massal/mengelompok
d. Tempat predileksinya ialah disela-sela jari, siku, selangkangan, rambut kemaluan
dan lipatan paha
e. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus/berkelok rata-rata panjang 1 cm, dan
pada ujung terowongan ditemukan papul/vesikel
f. Ditemukan tungau
g. Daerah yang terinfeksi berwarna merah, iritasi serta muncul gelembung berair
pada kulit

Pengobatan :
a. Shower dengan air yang telah dilarutkan bubuk DDT (Dichloro Diphenyl
Trichloroetan).
b. Olesi dengan salep yang mempunyai daya miticid baik pada bagian kulit yang
terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10 jam.
c. Mandi dengan sabun sulfur/belerang karena kandungan pada sulfur bersifat
antiseptic dan antiparasit, tetapi pemakaian sabun sulfur tidak boleh berlebihan
karena membuat kulit menjadi kering.
d. Pengobatan scabies harus dilakukan secara serentak pada daerah yang terserang
scabies agar tidak tertular kembali penyakit scabies.

128. Reaksi Gigitan Serangga

Definisi : reaksi yang ditimbulkan pada


Etiologi :
Gejala Klinis :
Pengobatan :
129. Dermatitis Kontak Iritan

Definisi : reaksi peradangan pada jaringan kulit non-imunologis (tanpa sensitisasi),


lebih sering dihubungkan dengan pekerjaan.
Etiologi :
a. detergen
b. bahan kimia
c. minyak pelumas
d. serbuk kayu, dsb.
Gejala Klinis :
a. Untuk gejala akut, kulit terasa pedih, panas dan terbakar.
b. Efloresensi bisa berupa eritema, edema, bulla, dan nekrosis, biasanya berbatas
tegas.
c. Untuk gejala kronisnya berupa kulit kering, eritema, skuama, penebalan kulit
(hyperkeratosis) dan likenifikasi difus serta fisura.
Pengobatan :
a. Hindari kontak terhadap zat iritan,
b. Kortikosteroid untuk lesi akut dengan dosis 30 mg/hari
c. Lesi basah bisa diatasi dengan kompres NaCl
d. Bila lesi kering dapat diberikan kortikosteroid topical.

130. Dermatitis Atopik

Definisi : reaksi peradangan pada kulit yang kronis dan residif, biasanya terjadi
selama masa bayi dan anak.
Etiologi : sering dihubungkan dengan peningkatan kadar IgE dan riwayat atopi,
cenderung diwariskan.
Gejala Klinis :
a. Kulit kering
b. Gatal yang dapat hilang timbul (dapat pula sepanjang hari, umumnya lebih gatal
di malam hari), efloresensi yang berupa papul, eritema, likenifikasi, erosi, ekskoriasi,
eksudasi dan krusta
c. Untuk tempat predileksi, pada infantile (2 bulan-2 tahun) ialah pada dahi dan pipi.
Pada anak (2 tahun-10 tahun) ialah pada lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan
fleksor, kelopak mata, leher, jarang di wajah
d. Pada remaja dan dewasa ialah di lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi dan
sekitar mata.
Pengobatan :

131. Dermatitis Numularis


Definisi : reaksi peradangan pada kulit dengan lesi berbentuk mata uang (koin)
atau agak lonjong, batas tegas, dengan papulovesikel, mudah pecah serta basah.
Etiologi :
- infeksi Stafilokokus dan mikrokokus
- dermatitis kontak
- trauma fisik dan kimiawi
- kulit yang cenderung kering.
Gejala Klinis :
- gatal hebat.
- lesi akut berbentuk vesikel/papulovesikel kemudian berkonfluens sehingga
membentuk seperti koin, eritema dan edema, yang berbatas tegas.
- Vesikel yang pecah membentuk eksudat.
- Lesi kronis berbentuk likenifikasi dan skuama. Jumlah lesi soliter hingga multiple,
ukuran variatif dan dapat tersebar.
- Predileksi ialah di tungkai bawah, badan, lengan dan punggung
Pengobatan :
- hindari faktor pencetus
- emolien untuk kulit kering
- kompres PK (Permanganas Kalium) 1 : 10.000 untuk lesi basah
- antibiotik sistemik bila terdapat infeksi sekunder
- pengobatan topical menggunakan ter
- glukokortikoid/takrolimus
- antihistamin.

132. Napkin Ekzema


Definisi : sering disebut sebagai diaper rash yaitu peradangan kulit di daerah
genito-krural sesuai tempat kontaknya dengan popok.
Etiologi :
a. kontak dengan popok
b. Popok jarang diganti
c. Kulit bayi kering sebelum dipasang popok.
d. Riwayat atopi/alergi pada keluarga.
Gejala Klinis :
a. Pada daerah lesi, terdapat macula eritematosa berbatas tegas (bentuk mengikuti
bentuk popok yang berkontak)
b. Papul, vesikel, erosi, ekskoriasi, kalau sudah parah bisa terjadi infiltrate dan
ulkus.
c. Plak eritematosa yang basah, kadang pustule, lesi satelit (bila terinfeksi jamur).
Pengobatan :
a. Ganti popok bayi lebih sering
b. Bila ringan : beri krim/salep bersifat protejtif seperti Zink Oxide/Pantenol dipakai
2x sehari selama 1 minggu atau Kortikosteroid potensi lemah (salep Hidrokortison 1-
2.5%) dipakai 2x sehari selama 3-7 hari
c. Bila terinfeksi Kandida : berikan antifungal Nistatin sistemik 1x sehari selama 1
minggu atau derivate Azole topical dikombinasikan dengan Zink Oxide diberikan 2x
sehari selama 1 minggu.

133. Dermatitis Seboroik


Definisi : peradangan pada kulit yang didasari faktor konstitusi dan memiliki
predileksi di daerah seboroik. Penyakit ini sering dihubungkan dengan peningkatan
produksi sebum.
Etiologi : Peningkatan produksi sebum
Gejala Klinis :
a. eritema dan skuama berminyak, agak kekuningan, berbatas difus.
b. bentuk ringan : skuama halus-kasar, bercak eritema di kepala, sering pula
disebut pitiriasis sika (ketombe dan dandruf).
c. pitiriasis steatoides : bentuk skuama berminyak
d. rambut mudah rontok
e. bentuk berat : bercak berskuama, berminyak, , eksudasi, krusta tebal
f. sangat berat : krusta kotor menutupi seluruh kepala, bau tak sedap. Pada bayi
disebut cradle cap
g. daerah predileksi lain : supra-orbita, liang telinga luar, lipatan nasolabial, sternal,
areola mamae, lipatan bawah mamae
h. eritroderma
Pengobatan :
a. Hindari obat pemicu seperti metildopa, cimetidine, neuroleptik
b. Hindari stress
c. Untuk bayi :
- pelepasan skuama dan krusta : asam salisilat 3-5% dalam oleum olivarum
- krim/lotio hidrokortison 1%
- sampo antijamur (imidazole)
- bila lesi kering, berikan krim kortikosteroid potensi rendah/sedang 1-2 kali sehari
setelah mandi.
d. Dewasa :
- sampo Selenium Sulfida 1-2,5%
- Imidazol/zink piriton
- Pelepasa skuama dengan krim asam salisilat/kortikosteroid digunakan pada malam
hari.

134. Pitiriasis Rosea


Definisi : erupsi kulit akut yang dapat sembuh sendiri , dimulai dengan lesi inisial
(mother patch) eritema berskuama halus, diikuti munculnya lesi-lesi kecil
generalisata di badan, lengan dan tungkai atas. Lesi biasanya tersusun sesuai
lipatan kulit.
Etiologi : Penyebab masih belum jelas, diduga disebabkan oleh virus.
Gejala Klinis :
a. gatal ringan
b. herald patch (lesi pertama di badan, oval, soliter, diameter sekitar 3 cm disertai
eritema dengan skuama halus di tepi)
c. lesi berikutnya muncul dalam 4-10 hari yaitu timbul sejajar kosta (seperti pohon
cemara terbalik)
Pengobatan :
a. Pengobatan simtomatis dengan antihistamin
b. topical : bedak asam salisilat dengan mentol 0.5%-1%.

135. Acne Vulgaris Ringan


Definisi : peradangan menahun pada folikel pilosebasea yang sering terjadi pada
masa remaja.
Etiologi :
a. perubahan pola keratinisasi folikel pilosebasea dari longgar menjadi padat
b. peningkatan produksi sebum
c. peningkatan jumlah bakteri (Propionibacterium acnes)
d. peningkatan hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin dan ACTH
yang berpengaruh pada aktivitas kelenjar sebasea
e. stress psikis, makanan, usia remaja, cuaca, ras serta herediter.
Gejala Klinis :
a. ditemukan efloresensi kulit pada wajah, bahu, dada bagian atas dan punggung
bagian atas, leher, lengan atas serta glutea
b. Efloresensi bersifat polimorfik mulai dari komedo, papul dan pustule yang tidak
meradang, hingga nodus dan kista yang meradang
Pengobatan :
a. Untuk lesi komedonal dapat diberi retinoid topical (krim tretinoin 0.025%-0.1%)
b. Untuk lesi popular dan pustular diberikan antimikroba topical (klindamisin gel
1.2%).

136. Hidraadenitis supuratif


Definisi : penyakit kulit jangka panjang yang menyebabkan timbulnya benjolan di
bawah kulit dekat kelenjar keringat (terutama di ketiak dan bokong).
Etiologi :
a. Genetik
b. Wanita
c. Faktor usia (menyerang usia remaja dan usia 20 tahunan)
d. Obesitas atau perokok
e. Hirsutisme
Gejala Klinis :
a. Benjolan yang terasa nyeri yang bisa bertahan hingga beberapa hari atau
beberapa bulan
b. Benjolan yang muncul bisa lebih dari satu dan bisa meninggalkan bekas jika
terletak di lapisan kulit yang dalam.
c. Tidak hanya benjolan yang muncul, bisa juga komedo yang berkumpul dan
membentuk pola berpasangan.
d. Benjolan/komedo bisa muncul/kambuh sewaktu-waktu apabila telah hilang.
e. Jika benjolan sudah parah, akan membentuk abses dan jika abses pecah bisa
meninggalkan bekas.
Pengobatan :
a. Lotion dan sabun antibakteri Clorhexidine 4%
b. Antibiotik (Tetrasiklin)
c. Retinoid
d. NSAID atau injeksi steroid
e. Bedah (untuk insisi dan drainase pus).

137. Dermatitis Perioral


Definisi : kelainan kulit berupa inflamasi pada perempuan muda dan anak-anak
dengan kriteria papula kecil, vesikel dan pustule pada daerah periorificial, terutama
daerah sekitar mulut.
Etiologi : alergi terhadap kandungan pasta gigi (fluoride)
Gejala Klinis :
a. Gambaran lesi berupa papula eritematosa/kekuningan/kecoklatan, vesikel dan
pustule
b. Lesi biasanya simetris tapi dapat juga unilateral dan muncul di perioral, perinasal
dan atau wilayah periokular
c. Terdapat juga gambaran lesi yang eritema dan berskuama
d. Lesi terasa seperti terbakar atau gatal

Pengobatan :
a. Antibiotik sistemik seperti Tetrasiklin (250-500 mg per oral per hari), Doksisiklin
(50-100 mg per oral per hari), Minosiklin (50-100 mg per oral per hari), Eritromisin
(400 mg per oral per hari).
b. Antibiotik Topikal (Metronidazol, Eritromisin, Sulfur, Asam azelik).

138. Miliaria
Definisi : ruam kecil-kecil kemerahan yang menonjol, terasa gatal dan bisa jadi
perih.
Etiologi : kulit lembab (selalu berkeringat) dan suhu panas.
Gejala Klinis :
a. Miliaria Kristalina : gejala yang muncul berupa vesikel yang mudah pecah, kondisi
ini lebih banyak terjadi pada bayi dibandingkan orang dewasa. Miliaria jenis ini tidak
gatal dan tidak sakit.
b. Miliaria Rubra : muncul di lapisan kulit yang lebih dalam dan biasanya terjadi
pada wilayah dengan suhu yang panas/lembab. Gejala berupa sensasi gatal dan
menyengat serta timbul bintil kemerahan. Keringat juga akan berkurang pada
bagian yang terpengaruh. Kulit mengalami inflamasi dan terasa perih akibat dari
keringat yang tidak bisa keluar dari permukaan kulit.
c. Miliaria Pustulosa : adalah perkembangan dari Miliaria Rubra yang mana bintil
mengalami inflamasi dan berisi nanah.
d. Miliaria Profunda : jenis miliaria yang paling jarang terjadi dan berdampak pada
lapisan dermis. Miliaria jenis ini bersifat kronis dan sering kambuh. Kondisi ini lebih
cenderung terjadi pada orang dewasa yang dalam kondisi berkeringat berlebih.
Tanda yang muncul ialah bintil kemerahan yang berukuran lebih besar dan lebih
keras.
e. Jika ruam semakin parah/bertahan cukup lama, bisa timbul tanda-tanda infeksi
seperti demam, menggigil, sakit yang bertambah, keluarnya nanah dari benjolan
ruam serta pembengkakan kelenjar getah bening axilla dan inguinal.
Pengobatan :
a. Pada dasarnya Miliaria bersifat self-limited disease.
b. Pengobatan topical : lotion yang mengandung Borat/Mentol, Anhidrat lanolin,
antibiotic dan kortikosteroid
c. Kompres dingin
d. Sering mandi dengan sabun
e. Retinoid oral, vitamin A dan vitamin C.
139. Urtikaria Akut
Definisi :
Etiologi :
Gejala Klinis :
Pengobatan :

140. A. Eksantematous Drug Eruption


Definisi : kelainan pada kulit berupa erupsi makulopapuler/morbiliformis yang
dapat diinduksi oleh obat.
Etiologi :
a. Obat-obatan seperti Penicillin serta antibiotic yang berkaitan, Karbamazepin,
Alopurinol, Goldsalts (10-20%)
b. Obat-obatan seperti Sulfonamid, NSAID, derivate Hidantoin, Isoniazid,
Kloramfenikol, Eritromisin, Streptomisin

Gejala Klinis :
a. Gatal ringan hingga berat yang disertai kemerahan dan bintil pada kulit
b. Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan
c. Keluhan penyerta berupa demam ringan
d. Lesi kulit berupa eritema dengan papula kecil yang dijumai hampir seluruh badan
dengan ukuran beberapa mm hingga 1 cm, kemudian lesi akan berkonfluens
membentuk macula besar, polisiklik/eritema, eritroderma dan bisa eritema
multiforme
e. Lesi yang timbul pertama kali cenderung di daerah pangkal paha, ketiak lalu
menyebar ke seluruh badan dan simetris
f. Lesi yang menyembuh berwarna kecoklatan
g. Pada anak-anak, lesi terbatas pada wajah dan ekstremitas.

Pengobatan :
a. Antihistamin sedative seperti Difenhidramin dan Hidroksizine
b. Gluikokortikoid topical poten (tidak boleh digunakan pada wajah dan daerah
lipatan)
c. Kortikosteroid sistemik yaitu Prednison 1-1.5 mg/kgBB/hari
140. B. Fixed Drug Eruption
Definisi : kelainan pada kulit yang timbul akibat dari pemakaian obat.
Etiologi : obat-obatan seperti antibiotic, analgesic, barbiturate, penolphtalein,
salisilat, pil kontrasepsi, kina.

Gejala Klinis :
a. Lesi pada kulit dapat timbul dalam waktu 30 menit-8 jam setelah ingesti obat oral
b. Lesi macula oval/bulat, berwarna kemerahan/keunguan, berbatas tegas, seiring
waktu lesi bisa menjadi bulla, mengalami deskuamasi/ menjadi krusta.
c. Ukuran lesi bervariasi, mulai dari lentikuler hingga plakat.
d. Lesi awal biasanya soliter, tapi jika pasien meminum obat yang sama maka lesi
akan timbul kembali disertai lesi yang baru dan timbul di tempat pertama lesi
terkena.
e. Predileksi ialah di bibir, badan, punggung, ekstremitas dan genital (paling sering
di bibir dan genital).
f. Lesi terasa seperti terbakar dan gatal.
Pengobatan :
a. Topikal : Kompres terbuka dengan larutan NaCl 0.9% yang dilakukan 2-3x sehari.
Lesi kering dapat diberi krim Hidrokortison 1% atau 2.5%.
b. Sistemik : Antihistamin Clorfeniramin Maleat (CTM) 1x10 mg perhari yang
diminum malam hari.

141. Vulnus Laseratum


Definisi : terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal, luka robek akibat kekerasan hebat
sehingga memutuskan jaringan.
Etiologi :
a. Trauma mekanis (tergores, terpotong, terjepit)
b. Trauma elektrik (listrik dan petir)
c. Trauma termis
d. Trauma kimia (zat korosif dan iritatif)
Gejala Klinis :
a. Luka tidak teratur
b. Jaringan rusak/robek
c. Adanya pembengkakan
d. Tampak memar/lecet di setiap luka
e. Akar rambut tampak hancur/tercabut bila kekerasannya di daerah rambut.
Pengobatan :
a. Pembedahan/penjahitan bagian kulit yang mengalami robekan
b. Imunisasi tetanus
c. Immobilisasi bagian yang robek
d. Terapi antibiotik

142. A. Luka Bakar Derajat 1


Definisi :
Etiologi :
Gejala Klinis :
Pengobatan :

142. B. Luka Bakar Derajat 2


Definisi :
Etiologi :
Gejala Klinis :
Pengobatan :

143. Kekerasan Tumpul


Definisi :
Etiologi :
Gejala Klinis :
Pengobatan :

144. Kekerasan Tajam


Definisi :
Etiologi :
Gejala Klinis :
Pengobatan :

Anda mungkin juga menyukai